Surat Pembaca

Penawaran Sekaligus Penolakan Top Up KTA Bank DBS Indonesia

Kepada Yth. Bank DBS Indonesia,

Saya Robin Setiawan. Saya memiliki KTA di DBS dengan nomor KTA 7801503421. Pada bulan Juni 2021 saya menerima telepon dari sales marketing Bank DBS, melalui nomor telepon dengan angka depan 311, antara 021-31113791 atau 021-311234428.

Telepon tsb memberi tahu bahwa saya mendapatkan undangan untuk melakukan top up KTA, dikarenakan riwayat pembayaran pinjaman yang selalu lancar dan tidak pernah terlambat. Dana yang ditawarkan kurang lebih sebesar 40 juta rupiah dan mengurangi pinjaman yang sudah berjalan. Sehingga dana yang akan diterima oleh saya nantinya, kurang lebih berkisar 20-25 juta rupiah.

Saya pun tertarik dengan penawaran tersebut, sehingga proses dijalankan sesuai prosedur melalui verifikasi data identitas dan pembicaraan tersebut yang direkam.

Namun beberapa hari setelah verifikasi tersebut, saya menerima telepon kembali dari Bank DBS bahwa saya akan dihampiri oleh kurir dari Bank DBS untuk mengisi formulir dan menyiapkan materai 10 ribu rupiah dan fotokopi kartu kredit dari bank lain, yang nantinya akan diarsir oleh kurir tersebut di dalam lembar form yang dibawa oleh kurir. Saya menyerahkan Kartu Bank HSBC untuk diarsir bagian depan dan setelah beres lalu kemudian dokumen diserahkan.

Beberapa hari kemudian saya menerima telepon kembali dari Bank DBS dengan menggunakan nomor yang disebutkan di atas, dan meminta menyerahkan billing statement kartu bank HSBC yang saya serahkan untuk diarsir beberapa waktu lalu, dengan alasan arsiran tidak jelas. Saya sempat protes, saya mengatakan bahwa arsiran bukan saya yang lakukan melainkan kurir.

Kemudian saya serahkan billing statement HSBC saya bulan sebelumnya dengan ditutup bagian alamat nomor kartu kredit dan transaksi. Namun sales marketing kemudian berkata bahwa saya harus menyerahkan scan tampilan full tanpa ditutupi bagian identitas dan daftar transaksi untuk dikirimkan melalui email di alamat email : datateledbs2@dbs.com.

Setelah selesai dikirimkan, beberapa hari kemudian, nomor aplikasi 2021175173517 diinformasikan ditolak melalui SMS. Beberapa waktu kemudian, saya kembali mendapatkan tawaran melalui telepon dari Bank DBS mengenai top up KTA dengan orang (sales marketing) yang berbeda dan saya kembali mengajukan permohonan tanpa melalui dokumen apapun dengan nomor aplikasi 2021188140026. Namun kemudian ditolak kembali.

Saya merasa seperti orang yang dikerjai oleh Bank DBS. Ditambah lagi saya sudah mengeluarkan biaya untuk materai dan membuang waktu untuk melayani kurir. Yang terpenting adalah data billing statement kartu kredit berujung penolakan. Saya heran dengan Bank DBS, yang awalnya menawarkan dan meminta dokumen sampai ke hal-hal privacy dengan keyakinan pasti disetujui, tapi berujung pada penolakan.

Mohon klarifikasi dari Bank DBS, apakah seperti ini caranya memperlakukan nasabah, walaupun saya hanya nasabah KTA ?

Robin Setiawan
Jakarta Utara

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan

Tanggapan Atas Surat Pembaca Ini

Tanggapan Bank DBS Indonesia atas Surat Sdr. Robin Setiawan

Yth., Redaksi Surat Pembaca Mediakonsumen.com Pertama-tama, kami ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Mediakonsumen.com. Melalui surat ini, kami...
Baca Selengkapnya

Komentar

  • ati2 bro, e-statement dan cc itu privasi loh. saya pernah punya kta permata dan sudah lunas tahun kmarin, dulu sempet ditawarin topup tanpa syarat apapun karena data sudah di mereka tp saya tolak, karena emang sudah g butuh.
    ini anda diminta cc dan e-statement full.?

  • Penawaran produk bank melalui marketing dengan media telepon atau media lainnya hanya screening awal oleh pihak marketing sendiri. Selebihnya keputusan approval hanya melalui analis. Jika diperhatikan dari email korporat yang tertera di atas datateledbs2@dbs.com, bisa disimpulkan bahwa telemarketing dari bank DBS-lah yang menghubungi anda.
    Tidak hanya produk KTA, pengajuan kartu kredit pun (terutama bank-bank brand luar negeri) juga membutuhkan kurir datang menjemput dokumen, arsir kartu kredit referensi, foto selfie dan mungkin jika diperlukan akan diminta lampiran billing statement kartu kredit.

    Tapi, apakah dengan proses yang "ribet" ini menjamin KTA/kartu kredit disetujui? Tidak juga. Karena proses persetujuan kembali lagi kepada analis.
    Sangat wajar nasabah mengeluhkan proses seperti ini apalagi sudah mengeluarkan uang, tapi mohon agar maklum karena tawaran-tawaran untuk top up KTA, dan produk bank lainnya hanya bersifat pengajuan. Hasilnya, bisa disetujui dan bisa ditolak.