Surat Pembaca

Kejanggalan Sistem Tagihan Telepon Rumah IndiHome

Kepada Yth. PT Telkom

Pihak keluarga saya adalah pelanggan PT.Telkom Indonesia dengan nomor langganan 0271721272 atas nama Bpk. Syamsuddin (ayah saya, sekarang beliau sudah meninggal). Layanan yang keluarga saya gunakan adalah telepon rumah saja dan sudah berlangganan sejak tahun 2001 atau sekitar 20 tahun lalu.

Biaya abonemen bulanan yang keluarga saya keluarkan biasanya hanya Rp35.000-40.000 saja, karena memang telepon rumah itu hanya digunakan untuk menerima panggilan masuk saja dari pihak kolega kami. Jadi hampir tidak pernah digunakan untuk panggilan keluar.

Kasus ini dimulai dari tagihan telepon rumah yang melonjak di bulan Juli 2021 (penggunaan Juni 2021) sebesar Rp545.616. Pada tanggal 14 juli pihak keluarga saya menelepon 147 untuk mengetahui sebab tagihan telepon kami melonjak. Pihak 147 mengatakan bahwa tagihan melonjak karena adanya panggilan keluar yang dilakukan nomor telepon rumah keluarga saya ke beberapa nomor ponsel pada tanggal 28, 29 dan 30 Juni.

Padahal jelas-jelas seperti yang saya sampaikan di atas, bahwa nomor telepon rumah pihak keluarga saya hanya digunakan untuk menerima panggilan masuk saja dan posisinya rumah itu hanya dihuni oleh pihak keluarga saya yaitu ibu saya (pemilik nomor telepon rumah) dan saat tanggal yang dituduhkan itu, beliau sedang WFH, jadi posisinya tepat di samping telepon rumah.

Akhirnya pihak keluarga saya meminta pihak 147 untuk mengirimkan data panggilan keluar bulan Juli 2021 (penggunaan Juni 2021 kemarin) untuk mengecek nomor ponsel yang dihubungi oleh pihak telepon rumah keluarga saya. Setelah dikirim datanya, kemudian pihak keluarga saya melakukan laporan ke Plasa Telkom Solo dan pihak Plasa Telkom mengatakan akan menghubungi nomor ponsel-ponsel tersebut guna mengkonfirmasi apakah benar nomor telepon rumah pihak keluarga saya menghubungi pihak dia atau tidak.

Akan tetapi karena pihak keluarga saya tidak kunjung mendapat konfirmasi, akhirnya saya hubungi dua nomor ponsel tersebut secara pribadi berulang-ulang, baik melalui panggilan telepon ataupun chat WA. Akhirnya nomor ponsel tersebut mau menjawab dan mengatakan tidak pernah dihubungi nomor telepon rumah pihak keluarga saya, karena memang posisinya pemilik nomor ponsel itupun berada di luar kota, yaitu wilayah Kalimantan dan Jakarta. Padahal pihak keluarga saya tidak pernah ada kerabat ataupun kenalan yang tinggal di sana (bukti lampiranya bisa dilihat di bawah).

Bukti chat dengan nomor ponsel yang dituduhkan dihubungi oleh pihak keluarga saya

Kemudian karena takut nomor telepon rumah pihak keluarga saya digunakan untuk perbuatan yang tidak baik dan mengatasnamakan keluarga saya, maka secepatnya pihak keluarga saya melakukan pemutusan layanan telepon rumah.

Namun karena waktu itu kasus covid sedang tinggi, pihak keluarga saya terlebih menelpon 147 dulu terkait masalah pemutusan layanan yang akan kami lakukan ke Plasa Telkom Solo, sembari menanyakan perkembangan laporan pihak keluarga kami terkait tagihan melonjak. Berulang kali pihak keluarga saya membuat laporan dari segala platform yang dimiliki IndiHome, tapi tidak mendapat jawaban yang jelas. Akhirnya pihak keluarga saya pada tanggal 22 Juli 2021 telepon lagi ke 147 dan salah satu agen menginformasikan kalau laporan pemutusan layanan sudah diproses oleh Plasa Telkom Solo dan saat menanyakan berapa biayanya, agen tersebut mengatakan tidak membayar sepeser pun.

Akhirnya pada tanggal 26 Juli 2021 pihak keluarga saya datang ke Plasa Telkom Solo dengan membawa syarat-syarat berhenti berlangganan dan bukti-bukti yang keluarga saya miliki terkait kasus ini. Namun saat datang ke Plasa, informasinya lain pihak keluarga saya diminta melunasi tagihan terlebih dahulu sebagai syarat pemutusan layanan.

Tentu pihak keluarga saya tidak mau, karena terhitung ketidakberesan penggunaan layanan di akhir Juni 2021 yaitu dari tanggal 28, 29 dan 30 dalam kurun waktu 3 hari saja menghasilkan tagihan telepon yang cukup fantastis Rp545.616. Yang lebih pihak keluarga saya khawatirkan kalau membayar layanan ini, bagaimana dengan tagihan penggunaan bulan Julinya ( yang akan muncul di bulan Agustus ini, yang baru bisa diketahui sekitar tanggal 4 kemarin)?

Setelah panjang lebar pihak keluarga saya berdiskusi dengan pihak Plasa Telkom dan pihak keluarga saya menuntut pertanggungjawaban penyampaian informasi yang dilakukan oleh 147 (karena setiap panggilan yang dilakukan 147 ada enkripsi data rekamannya), maka pihak Plasa meminta waktu untuk mendiskusikan dulu dengan unit-unit terkait dan dibuatkan surat kronologi kejadian. Setelah itu saya pulang.

Pada tanggal 30 Juli 2021 pihak Plasa Telkom akhirnya menghubungi pihak keluarga saya lagi dan akhirnya menyanggupi memutus layanan telepon. Hal ini sudah terealisasi per tanggal 2 Agustus 2021, saya cek melalui email customercare@telkom.co.id, layanan sudah benar-benar tercabut by sistem dan di tanggal 16 Agustus 2021 kemarin pihak keluarga saya saat datang ke Plasa sudah mendapatkan surat berhenti berlangganan dan bukti penyerahan ONT ke Plasa Telkom.

Bukti Pengembalian ONT Ke Plasa Telkom Solo

Akan tetapi, tagihan tidak dapat dihapuskan. Padahal seperti yang saya sampaikan bahwa 147 sebelumnya sudah menginformasikan bahwa pemutusan layanan pihak keluarga saya tidak harus membayar sepeser pun. Total tagihannya pun berubah menjadi Rp872.707 (tagihan gabungan bulan Juli + Agustus).

Pihak keluarga saya juga bukan mau meminta-minta digratiskan, tetapi sebagai pelanggan yang kooperatif selama 20 tahun berlangganan sejak 2001, pihak keluarga saya meminta untuk diluruskan biaya pemakaian teleponnya yaitu sebesar 35-40 ribu rupiah per bulannya. Karena memang telepon rumah ini hanya dikhususkan untuk menerima panggilan masuk saja. Saya hitung-hitung dan disesuaikan dengan kontrak berlangganan, biaya yang harus dikeluarkan untuk pemutusan layanan ini adalah sebesar Rp150.500, yang saya bulatkan saja menjadi angka Rp200.000,00.

Pihak keluarga saya hanya mau membayar sebesar itu saja sesuai kapasitas penggunaan pihak keluarga kami, bahkan itu juga sudah dilebihkan. Ternyata kasus ini tidak hanya menimpa keluarga saya, tetapi di waktu yang bersamaan juga menimpa pelanggan lain yaitu Bapak Samuel Senoaji yang terlebih dahulu menuliskan masalahnya di surat pembaca Media Konsumen.

Saya hanya ingin menyampaikan kepada pihak manajemen pusat PT.Telkom, jika mereka membaca surat ini. Yang ingin saya sampaikan adalah, perusahaan ini termasuk sektor BUMN yang sahamnya sebagian besar dipegang oleh pemerintah, seharusnya berani mempertanggungjawabkan setiap informasi yang diberikan ke pelanggan.

Bukan hanya berbelit-belit saja dalam menyelesaikan setiap kasus bahkan informasi yang mereka berikan kepada pelanggan, tidak sinkron antara platform satu dan lainnya. Pada akhirnya pun tetap tidak berani bertanggung jawab dan ujung-ujungnya tetap meminta pelanggan membayar tagihan yang tidak mereka gunakan serta mengabaikan bukti-bukti yang ada.

Kasus ini pun juga dalam tahap pelaporan ke Ombudsman RI, karena pihak Plasa Telkom Solo kemarin menyampaikan hanya bisa membantu sampai di sini.

Terima kasih.

Achmad Nizar
Surakarta, Jawa Tengah

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan

Tanggapan Atas Surat Pembaca Ini

Tanggapan PT. Telkom atas Surat Bapak Achmad Nizar

Sebelumnya kami ucapkan terimakasih kepada mediakonsumen.com yang telah berkenan menayangkan surat dari Bapak Achmad Nizar berjudul “Kejanggalan Sistem Tagihan Telepon...
Baca Selengkapnya

Komentar

  • kalau saya baca, yang d maksud CS di 147, pemutusan memang tidak diminta biaya sepeser pun dan itu benar, pemutusan nya kan memang tidak diminta biaya,

    namun karena anda masih memiliki tagihan maka diminta lunasi terlebih dahulu sebagai syarat melakukan penutupan. bukan mbela telkom atau apa sih, tapi logikanya ya gitu, itu 2 biaya yang berbeda, kalau tagihan orang yang normal pun kalau belum dibayar jg diminta lunasi dulu

    tapi memang aneh untuk data panggilan nya, banyak pelanggan yang mengalami seperti kejadian anda, apakah di bulan agustus terjadi kejadian yang sama juga? kalau dilihat tagihan bulan agustus juga melebihi yang biasa anda bayar di 35-40rb
    repot apabila semua data panggilan kan memang by system, bukan orang yang data in satu-satu, jadi mereka merasa pasti benar, namun yang perlu diingat sistem tidak ada yang sempurna

    biasanya kalo sudah masuk surat pembaca diselesaikan kok, ditunggu aja

    • Itu udah salah bangeeet penyampaian 147...
      Mana adee ditanya berapa biayanya dijawab gk mbayar sepeserpun...
      Ane nih dah berkali-kali ngurus pemutusan layanan indihome, mulai dari rumah lama terus rumah bekasi ampe rumah alm.kakak ane emang ribet bangeettt tuh prosedurnya...
      Pernah ane nelpon 147 ampe mulut berbusa-busa terus kemudian hari ane telpon lagi jawabanya malah katanya permintaan cabut belum ade catetanya...
      Lah kemarin ane nelpon itu telponan ghoib sama siape bisa-bisanya gk ada catetanya emang suka mencla-mencle tuh keterangan indihome...
      Lagian ane scroll ke bawah tuh pelanggan awalnya malah gk tanya-tanya soal cabut layanan tapi dia mau tanya biaya tambahan 212 rebu yg di infoinkan plasa itu bwt apa karena kan pelanggan kan posisinya dari luar kota mau ngurus telepon rmh milik alm.bapaknya yg dirumah itu cuma dihuni sama ibunya aje yg masih dinas...
      Karena wa plasa terakhir bisa dihub jam 12 makanya dy telpon 147 bwt mastiin lagi sebelum ke plasa lagi bwt ke sekian kalinya...
      Tapi malah si cc nya gk jawab pertanyaanya dan malah nginfoin kalau proses cabut layanan udah diproses plasa setempat, ditanya biayanya berape malah dijawab gk membayar sepeserpun...
      Begitu pelanggan sampe plasa malah proses cabut layananya belum diproses, itukan namanya sama aja mberi informasi palsu ke pelanggan yg udah jauh-jauh dateng ke plasa malah di php...
      Untungnya tuh pihak indihome karena kesalahan ini ane baca mau tanggung jawab mutus layanan pelanggan, tapi tetep aja menurut ane dy ngk tanggung jawab sepenuhnya karena tetap membebankan pelanggan mbayar biaya layanan yg ngk digunain...
      Sama aja bohong dong kalo gitu, ujung-ujungnya solusinya cuma mbayaaaaarrrr yg ditekankan...
      Nie kasus malah diwaktu yg hampir bersamaan juga ane baca dibawah nimpa pelanggan lain juga, malah tambah gk masuk akal pelangganya layanan 2p ( internet + tv ) malah ditagihkan telepon rumah...
      Tuh pelanggan-pelangganya masih sopaaannn bangeeetttt pada aluuuss-aluuusss mau ngurus sini sana ampe botak kepale ibaratnya...
      Kalau ane nie waktu dipermaikan gitu, udah bodo amat ane gk gubris...
      Dulu aja waktu ane tanya pemutusan layanan, katanya akan dihub oleh tim 147 terus 1 kali ngk diangkat proses cabut ngak bisa dilanjutkan...
      Terus ane tanya kapan dihub bilangnya ngak tau pastinya kapan tapi diusahakan secepatnya..
      Mereka kira ane harus mbawa tuh hp kemana-mana 24 jam, melek 24 jam nungguin telponya yg gk pasti kapan itu...
      Massa 1x aja gk diangkat, proses cabutnya gk bisa dilanjutkan padahal di telpon ane udah nginformasiin nomer ktp, kk dll...
      Tapi banyaknya laporan pelanggan yg dipersulut cabut kayak ane nie terus pada laporan ke ombudsman waktu itu ane baca berita telkom udah diajak diskusi sama pihak ombudsman dan berjanji bakal nyederhanain proses cabutnya plus memperbaiki layanannya...
      Tapi nyatanya ya gini-gini aje dari waktu itu.

  • Iya saudara ivan, seperti yang saya sampaikan diatas ke 147 kalau saya juga berkali-kali menghubungi 147 dan plasa telkom solo. Saat H-1 sebelum datang ke plasa telkom solo , saya menanyakan lewat 147 apakah laporan pemberhentian layanan telepon saya sudah diproses ? agent menjawab sudah diproses oleh plasa setempat kemudian saya tanya lagi berapa biaya yg harus saya bayar karena sebelumnya saya hub plasa ada tambahan sebesar 212.000 padahal saya lihat disistem tidak ada tercantum tambahan biaya. Agentnya malah menjawab tidak membayar biaya sepeserpun ( pemutusan layanan di indihome itu harus lunas tagihan berjalan ) karena kesalahan informasi inilah pihak indihome akhirnya memutus layanan tanpa lunas tagihan bulan berjalan tapi tetap tagihan dibebankan di akhir

      • Keterangan tepatnya harus bayar kapan ya tidak disebutkan, tetapi namanya tagihan ya tentu harus dibayar secepatnya. Kalau masalah denda itu saat laporan saya masih berjalan di tanggal 21 juli itu sudah ada dendanya dari tagihan Rp.545.616 berubah menjadi 570.420 kemudian di tanggal 1 agustus berubah menjadi 595.221 kemudian total tagihanya menjadi Rp. 872.702 ( harusnya tagihan berhenti di angka ini karena sudah tercabut by sistem ditanggal 2 agustus).
        Denda yg PT.Telkom kenakan pun itu tidak susai dengan kontak berlangganan yg ditanda tangani alm.ayah saya 20 tahun yg lalu. SPV nya bilang itu disistem dendanya mengacu sistem yg baru tapi pihak spv plasa mengatakan kalau masalah denda itu nanti bisa dihapus dan disesuaikan. Coba saja pihak keluarga saya waktu datang kesana tidak membawa kontrak berlangganan 20 tahun yg lalu yg masih pihak keluarga kami simpan rapi karena setiap perjanjian apapun kebiasaan keluarga kami simpan walaupun umurnya sudah puluhan tahun dan pasti nanti pihak PT.Telkom bilang kalau dendanya ketentuanya begitu by sistem. Namanya perjanjian kontrak bisa berlaku itu kalo disetujui & ditanda tangani ke 2 belah pihak ( harusnya juga PT.Telkom sebagai PT yg besar mengetahui hal itu). Bayangkan saja jika kontrak berlanggananya hilang karena memang sudah lama sekali, berarti PT.Telkom bisa membuat aturan denda sesukanya tanpa persetujuan pelanggan. Dan bukti panggilan ke 147 itu juga merupakan bukti yg sangat kuat karena panggilan kesana itu ter enkripsi dan bisa dijadikan bukti yang kuat itu saja pihak keluarga saya menyuruh pihak plasa telkom solo yg mendengarkan langsung & datanya diminta langsung pada qco 147 karena saya tidak mau kalau pihak saya yg menyerahkan langsung tetapi biar pihak mereka yg memberikan rekaman dan mereka sendirilah yg mendengarkan.
        Atas dasar bukti-bukti inilah, pihak keluarga kami diminta untuk pulang dulu dan akan dikabari oleh pihak plasa dan tepatnya pada tanggal 2 agustus layanan pihak keluarga saya betul-betul sudah terputus by sistem ( walaupun ketentuan normalnya PT.Telkom tidak akan memutus layanan pelanggan kalau belum lunas tagihan berjalan). Yg saya inginkan dalam kasus saya itu, saya ingin membayar tagihan sesuai yg pihak saya ajukan agar pihak keluarga saya lega karena kalau seperti ini masih ada tinggal tagihan walaupun layanan sudah terputus tapi masih mengganjal dihati.

        • sering gitu emg. kalo ada port yg masih aktif di pake telfon. di kiranya yg punya nomer ga bayar apa. org telkom setempat pasti tau itu siapa yg pake nomer anda untuk telfon.

          • Iya pak,saat mau membayar tagihan di tagihan tangihan di bulan juli tanggal 10 an pihak keuarga saya kaget dibebani tagihan yg besar padahal biasnya cuma 35 rb-40 rb an. Ternyata saat pengaduan ke Telkom katanya telepon rumah ada catatan panggilan keluar ke nomor ponsel ditanggal 28, 29 dan 30 juni padahal posisnya saat itu telepon rumah saya ada didalam rumah dan saat kejadian ibu saya sedang wfh dirumah bahkan disamping telepon rumah itu. Kan tidak masuk akal sekali, dan saya mencoba menghubungi pihak pemilik ponsel pun mereka posisinya jauh sekali yaitu di kalimantan & jkt. Bahkan mereka bilang tidak pernah menerima panggilan dari nomor telepon rumah pihak keluarfa saya.
            Ternyata kasus inipun tidak hanya menimpa keluarga saya , tetapi pada waktu yg bersamaan di bulan juni juga menimpa bpk samuel yg terlebih dahulu menuliskan permasalahanya di surat pembaca media konsumen ini di tanggal 10 agustus kemarin ( malah langganan yg dipakai bapak samuel ini hanya tv+internet) tapi ditagihkan tagihan telepon rumah sampai jutaan kan tidak masuk akal.
            Berarti bisa diambil kesimpulan kalau memang sistem telepon rumah ditelkom sudah bermasalah dari juni kemarin.

      • Cuekin aja pak, emang suka gt telkom. Dturutin jg percuma. Ngikutin sistem pun anda akan ttp dpalak kok. Saya 3x putus indihome+ tlp bermasalah trs. Bahkan uda dputus aja masi dtagih bayar 2 bln sampe 1jt an. Uda dbilang putus dan uda diurus. Ttp aja akan wa sambil bawa2 lawyer sgala. Harus dbentak dl br diem. Yg terakhir deposit ga dbalikin jg. Alasan nya masi ada tagihan 41rb krn sm mereka br dputus setelah 14 hr saya ke plaza telkom. Lah kan pas d plaza ud ttd pernyataan lunas dll.

        Jadi saran saya diemin aja ga usa dbayar. Kalo ngurus pemutusan mereka ga mau ya diemin aja. Selanjutnya potong kabel skalian. Biar ga makin aneh2 mereka. Ngapain bayar yg bukan pemakaian, giliran deposit jg ga mw balikin.

        • Iya bu , sebelumnya saya sampaikan terima kasih banyak atas empati & saranya pada pihak keluarga saya.
          Tetapi saya cuma kasihan dengan ibu saya karena posisinya beliau sudah sepuh dan tinggal sendirian di rumah itu ( beliau pensiun masih kurang setengah tahun lagi, baru mungkin bisa ikut anak-anaknya tinggal di luar kota).
          Takutnya kalau permasalahan ini tidak dibereskan sampai tuntas nanti ada tagihan-tagihan yg datang kerumah apalagi cuma tinggal sendirian. Akhirnya akan membuat ibu saya kepikiran apalagi ibu saya ada sakit vertigo berat.
          Saya juga heran bagaimana perusaan sekelas BUMN seperti Telkom Indihome , bisa pelayananya seperti ini.

    • Kalau sudah berkali-kali bermaksud baik mengurusnya tapi Telkom malah terkesan bermain-main saja, berputar-putar tapi ujungnya tetap menyuruh melunasi tagihan, maka dengan data yang bapak miliki laporkan saja PT. Telekomunikasi ke polisi. Sekali-sekali memang perusahaan yang sewenang-wenang dan menganggap enteng pengaduan konsumen perlu juga dituntut secara hukum.

      • Sudah saya laporkan ke Ombudsman secara online & melalui email pak, karena kasus covid sedang tinggi seperti ini kan kantornya tidak menerima pengaduan langsung
        Pihak keluarga saya berharapnya @ombudsman jateng bisa menenggahi kasus ini dan memberikan saran mediasi yg bisa memecahkan persoalan kasus ini secepatnya (tetapi ya tidak tau, bisa memberikan tanggapanya kapan karena kan secara online juga harus antri dengan pihak lainnya yg juga bermasalah. Bahkan mungkin tanggapanya bisa bulan depan ntah kapan)
        Sebagai pelanggan pihak keluarga saya merasa dipermainkan awalnya datang ke plasa telkom tanggal 19 katanya csnya akan menghubungi nomor ponsel yg dituduhkan dihubungi oleh pihak keluarga kami untuk mengkonfirmasi apakah betul nomor telepon keluarga saya menghubungi nomor ponsel itu atau tidak.
        Setelah itu saya tanyakan lagi pada pihak telkom sudah ada jawabanya apa belum, bilangnya belum & nomor ponsel itu susah dihubungi tidak diangkat.
        Akhirnya saya berinisiatif membantu menghubungi nomor ponsel itu siang & malam saya tunggu online bahkan berkali-kali saya telpon tidak diangkat, berminggu -minggu saya chat tidak diabalas. Tetapi, setelah saya berusaha terus menerus menghubungi akhirnya nomor itu mau mengkonfirmasi juga kalau tidak pernah dihubungi oleh pihak kami ( konfirmasinya bisa dilihat di chat diatas) awalnya saya menelpon tapi suaranya tidak jelas karena mungkin posisinya jauh sampai luar kota & pemilik nomor ponsel itupun kelihatan sedikit binggung sekali waktu saya hubungi karena memang tidak saling mengenal sama sekali dengan pihak keluarga saya. Setelah saya jelaskan saya hanya mau mengkonfirmasi saja, akhirnya pemilik nomor ponsel itu bersedia menjawab chat saya & mengatakan tidak pernah dihub oleh nomor telepon keluarga saya.
        Setelah mendapatkan bukti itu, saya bawa ke plasa lagi tetapi jawabanya malah tetap tidak bisa membantu meluruskan tagihan. Lah terus kalo bukti yg sudah pihak keluarga saya dapatkan susah payah tersebut diabaikan, lalu kenapa dulu pake acara bilang-bilang mau mengkonfirmasi nomor ponsel itu dulu bahkan bukti pihak telkom menghubungi nomor ponsel itu tidak diangkat juga saya punya karena waktu laporan ke plasa dibuatkan surat kronologi kejadian... Lah terus setelah mendapatkan buktinya tidak ditindak lanjuti, ngapain kemarin susah-susah meminta keterangan pemilik nomor ponsel itu. Heran sekali saya, sudah buang-buang energi & pikiran berbulan-bulan malah ujung-ujungnya tetap sama saja.

  • Haduh gk tau kenapa dengan telkom akhir-akhir, saudara saya juga waktu itu ada penambahan layanan tiba-tiba tagihanya melonjak padahal gk minta ditambahin layanan... Koq bisa ya sistem telkom nambah-nambahin layanan padahal pelanggan tidak minta sama sekali. Karena ngak ada bukti kalau saudara yg meminta ditambahkan layanan ya akhirnya pihak mereka minta minta maaf & dikasih diskon abonemen.. Sistem telkom , oh sitem telkom..

    • Iya saya juga binggung dengan sistem telkom yang sekarang, saat saya menelpon 147 tanggal 22 juli juga tidak ada menanyakan proses cabut. Karena proses cabut itu malah saya tekankan saat wa plasa telkom solo. Yg saya tanyakan malah ke agent itu saat telepon dia angkat itu lagsung sy tanyakan adalah informasi tambahan biaya 212 rb dari plasa itu biaya apa lagi ( karena layanan wa plasa kan ditutup jam 12) padahal sy akan kunjungan ke plasa esoknya habis perjalanan dinas di luar kota. Tapi malah si agent menjawab kalau proses pencabutan layanan saya sudah diproses oleh plasa dan saat saya tanyakan biaya yg harus saya bayar malah agentya menjawab tidak membayar sepeserpun dan malah inti pertanyaan saya dana tambahan 212 rb untuk apa malah dy tidak jawab sama sekali & malah menginformasikan mengenal cabut layaban saya seperti informasi saya sebutkan diatas.
      Tapi setelah saya datang ke plasa malah informasinya beda bahkan cabut layanan belum diproses sama sekali, bagaimana saya sebagai pelanggan tidak merasa sangat kecewa berarti itu sama saja memberikan informasi palsu kepada pelanggan bahkan pihak keluarga saya jauh-jauh datang mengurus kejadian ini tapi merasa dipermainkan.
      Sebagai bentuk tanggung jawab PT.Telkom atas kejadian ini makanya layanan keluarga saya diputus per tanggal 2 agustus kemarin ( walaupun syarat cabut layanan normal itu harus lunas tagihan berjalan) tapi tanggung jawab mereka hanya bisa sampai disitu masalah pelurusan tagihan tidak bisa membantu lebih lanjut Makanya pihak keluarga saya menyampaikan aspirasi saya di surat pembaca ini, dengan harapan jika pihak manajemen pusat PT.Telkom membaca agar berknenan memperbaiki layananya. Karena suatu instansi tidak boleh sembarangan menyampaikan informasi dan harus berdasarkan sistem yang jelas malah dulu awal-awal laporan by chat wa dengan pihak plasa ada kata-kata wa plasa yg menyakiti hati pihak keluarga kami kalau kemungkinan layanan digunakan oleh pihak keluarga kami. Apakah suatu instansi boleh menggunakan kata mungkin-mungkin seperti itu.. Mungkin itu kan sifatnya subyektif bukan objektif padahal masalah ini kasusnya jelas-jelas bersifat objektif jadi tidak bisa digunakan kata mungkin-mungkin begitu saja tanpa ada buktinya karena jelas-jelas pihak keluarga saya yg tinggal di rumah itu adalah hanya ibu saya karena anak-anaknya sudah menikah & tinggal di luar kota saat itupun posisi ibu saya sedang wfh tepat disamping telepon rumah. Bahkan pihak keluarga saya sampai harus menghubungi nomor ponsel yg dituduhkan dihubungi oleh pihak keluarga kami & mereka menyatakan tidak kenal bahkan tidak pernah dihubungi oleh nomor telepon rumah kami.
      Bahkan ternyata di waktu yg bersamaan , dibulan juli saya baca di media konsumen ini ada pelanggan dengan kasus yg hampir sama persis dengan keluarga saya kalo dituduhkan menggunakan layanan telepon rumah sampai 900 rb an padahal jelas-jelas pelanggan tersebut hanya 2p ( telepon +internet)
      Tetapi dengan banyaknya kasus seperti itu PT.Telkom hanya solusinya menyuruh pelanggan membayar biaya tagihan yg tidak mereka gunakan. Bukanya mencari tau penyebab kejanggalan siatem mereka yg dimulai di akhir bulan juni itu sampe pelanggan yg sudah bertahun-tahun berbondong-bondong cabut layanan karena masalah ini. Malah sibuk menyuruh pelanggan melunasi tagihan, mana ada pelanggan yg mau melunasi tagihan yg tidak mereka gunakan. Ada-ada saja kan solusinya.
      Ditawari penyelsainayan dengan proses baik-baik, pihak keluarga saya mau membayar tapi tolong disesuikan malah tidak mau. Padahal bukti-buktinya sudah jelas & nomor ponsel yg dituduhkan dihub oleh pihak keluarga saya pun ada buktinya sudah menyatakan tidak pernah dihub oleh pihak keluarga saya dan itupun buktinya sudah saya tunjukan juga waktu kunjungan ke plasa lagi tanggal 16 agustus karena sebelumnya pihak plasa bilang berkali-kali menghubungi nomor ponsel itu untuk konfirmasi katanya tidak diangkat.
      Pihak keluarga saya selama berbulan bulan ini hanya tidur 2 sampe 3 jam karena harus menghubungi nomor ponsel-ponsel dari luar kota yg sama sekali tidak pihak keluarga kami kenal karena nomor ponsel itu juga susah sekali dihub.
      Sudah merugikan pelanggan sampai sejauh inipun dari segi moril ( karena keluarga saya takut saja nomor telepon keluarga saya digunakan untuk perbuatan yg tidak baik) padahal keluarga saya itu sangat berhati-hati sekali dalam hal apapun , bolak balik laporan berpuluh puluh kali juga dan juga pihak keluarga saya tentu mengalami kerugian secara materiil juga. Tetapi pihak manajemen pusat PT.Telkom tidak mengindahkan etikad bail dari pihak keluarga kami hanya menekankan saja kepada bawahanya untuk memyampaikan kepada pelanggan bahwa tagihan sudah tercatat by sistem untuk dibayar.

      • Hi Pak, iya saya yang mengalami hal serupa, pada surat yang bapak mention juga hanya berlangganan 2P internet dan TV tetapi tiba2 ada tagihan telepon, dan itu masih berlanjut 2 bulan berikutnya (Juli 21 dan Agustus 21) walaupun kabel indihome sudah dilepas.
        Setelah surat media konsumen dimuat, pihak telkom beberapa kali menghubungi, tetapi sy masih menerima tagihan melalui WA dan SMS.
        Tidak bisa berhenti karena belum melunasi tagihan, tetapi tagihan untuk layanan yang tidak pernah dipakai pelanggan, ini seperti penipuan.

        • Iya, pak bulan juli kemarin saat mengurus kasus ini saya binggung sekali. Karena selama 20 tahun pihak keluarga saya berlangganan telepon rumah ( sejak Alm.ayah saya masih hidup) baru kali ini mendapatkan kasus yg tidak masuk akal seperti ini.
          Ternyata saya lihat di surat pembaca media konsumen kasus kita hampir sama bahkan juga terjadai di waktu yang sama.
          Saat kunjunggan ke plasa telkom solo yg terakhir kemarin tanggal 16 agustus, saya juga menyampaikan kasus bapak samuel dan saya juga bilang ke spv nya kalo kasus ini jelas-jelas pelanggan layananya hanya 2p tapi kenapa ditagihkan layanan telepon rumah serta tanggapan dari plasa telkom rawamangun pun terkesan aneh jelas-jelas pelanggan tidak menggunakan tapi solusinya kenapa disuruh membayar tagihan bahkan mengirim teknisi segala. Apanya coba yg perlu dicek di rumah pelanggan, jelas-jelas di sistem kan layananya 2p ( internet + tv)
          Tetapi pihak spv dan staf telkom solopun juga tidak bisa memberikan jawaban yg jelas terkait kejanggalan sistem tagiahan telepon dibulan juni itu, saya heranya dengan pihak manajemen PT.Telkom itu bukanya mendengarkan keluhan pelanggan yang jelas-jelas di sistemnya itu tidak beres di bulan juni bukannya dilakukan audit internal perbaikan sistem. Malahan memberikan solusi yg tidak masuk akal, pelanggan disuruh membayar tagihan yang tidak mereka gunakan.
          Kita sebagai pelanggan sudah beretikad baik, laporan sana-sini berulang kali bahkan meluangkan waktu, tenaga dan uang untuk ke plasa telkom (apalagi sy posisinya diluar kota) yg tinggal di rumah itu hanya ibu saya tapi malah yg kita dapat jawabanya tetap ujung-ujungnya disuruh membayar tagihan padahal kan ada buktinya jelas kalau pelanggan tidak menggunakan.
          Semoga saja, kasus ini bisa cepat selesai & kita sebagai pelanggan tidak dirugikan berkelanjutan karena pasti kita merasa terganggu juga dengan kasus ini.

  • Keterangan tepatnya harus bayar kapan ya tidak disebutkan, tetapi namanya tagihan ya tentu harus dibayar secepatnya. Kalau masalah denda itu saat laporan saya masih berjalan di tanggal 21 juli itu sudah ada dendanya dari tagihan Rp.545.616 berubah menjadi 570.420 kemudian di tanggal 1 agustus berubah menjadi 595.221 kemudian total tagihanya menjadi Rp. 872.702 ( harusnya tagihan berhenti di angka ini karena sudah tercabut by sistem ditanggal 2 agustus).
    Denda yg PT.Telkom kenakan pun itu tidak susai dengan kontak berlangganan yg ditanda tangani alm.ayah saya 20 tahun yg lalu. SPV nya bilang itu disistem dendanya mengacu sistem yg baru tapi pihak spv plasa mengatakan kalau masalah denda itu nanti bisa dihapus dan disesuaikan. Coba saja pihak keluarga saya waktu datang kesana tidak membawa kontrak berlangganan 20 tahun yg lalu yg masih pihak keluarga kami simpan rapi karena setiap perjanjian apapun kebiasaan keluarga kami simpan walaupun umurnya sudah puluhan tahun dan pasti nanti pihak PT.Telkom bilang kalau dendanya ketentuanya begitu by sistem. Namanya perjanjian kontrak bisa berlaku itu kalo disetujui & ditanda tangani ke 2 belah pihak ( harusnya juga PT.Telkom sebagai PT yg besar mengetahui hal itu). Bayangkan saja jika kontrak berlanggananya hilang karena memang sudah lama sekali, berarti PT.Telkom bisa membuat aturan denda sesukanya tanpa persetujuan pelanggan. Dan bukti panggilan ke 147 itu juga merupakan bukti yg sangat kuat karena panggilan kesana itu ter enkripsi dan bisa dijadikan bukti yang kuat itu saja pihak keluarga saya menyuruh pihak plasa telkom solo yg mendengarkan langsung & datanya diminta langsung pada qco 147 karena saya tidak mau kalau pihak saya yg menyerahkan langsung tetapi biar pihak mereka yg memberikan rekaman dan mereka sendirilah yg mendengarkan.
    Atas dasar bukti-bukti inilah, pihak keluarga kami diminta untuk pulang dulu dan akan dikabari oleh pihak plasa dan tepatnya pada tanggal 2 agustus layanan pihak keluarga saya betul-betul sudah terputus by sistem ( walaupun ketentuan normalnya PT.Telkom tidak akan memutus layanan pelanggan kalau belum lunas tagihan berjalan). Yg saya inginkan dalam kasus saya itu, saya ingin membayar tagihan sesuai yg pihak saya ajukan agar pihak keluarga saya lega karena kalau seperti ini masih ada tinggal tagihan walaupun layanan sudah terputus tapi masih mengganjal dihati.

  • Ga usah dibayar kalau benar2 tidak menggunakan. Biarin aja..Paling diblokir aja kalau mau pasang lagi, sedangkan nomer atas almarhum ayah. Ya sudah..

    • Iya pak , sebelumnya saya sampaikan terima kasih atas sarannya.
      Tetapi saya cuma kasihan dengan ibu saya karena posisinya beliau sudah sepuh dan tinggal sendirian di rumah itu ( beliau pensiun masih kurang setengah tahun lagi, baru mungkin bisa ikut anak-anaknya tinggal di luar kota).
      Takutnya kalau permasalahan ini tidak dibereskan sampai tuntas nanti ada tagihan-tagihan yg datang kerumah seperti kasus pelanggan lain yg berkomentar diatas tadi. Akhirnya akan membuat ibu saya kepikiran apalagi ibu saya ada sakit vertigo berat.

      • Ga ditagih ke rumah kalau telkom setau saya. Saya pernah mengalaminya , alamat sama tapi yang bermasalah atas nama ( alm) kakak saya. Tidak saya byr, saya daftar lagi aman. Dan tidak ada penagihan lngsung, hny melalui sms dan email. Beberapa bulan kemudian udah tenang.

    • Iya semoga saja kasus ini hanya menimpa pihak keluarga saya dan bapak samuel yg secara bersamaan juga terjadi kasus yg hampir sama. Setelah bertahun-tahun berlanggananpun juga akhirnya harus berhenti berlangganan karena kasus seperti ini. Beliaupun juga telah menuliskan permasalahanya di surat pembaca media konsumen ini (https://mediakonsumen.com/2021/08/10/surat-pembaca/ditagih-pemakaian-telepon-indihome-padahal-hanya-berlangganan-layanan-internet-dan-tv-2p).
      Jujur mengurus kasus seperti ini sangat melelahkan pikiran dan berbulan-bulan pun juga belum selesai.

      • Hi Pak Stevano, di kasus saya pun tagihan telepon masih datang di bulan juli dan agustus dengan nominal berbeda2 padahal sambungan sudah putus sama sekali sejak 20 juni.
        Sampai saat ini masih menunggu penyelesaian juga.
        Memang berurusan dengan telkom indihome bonus cape hati, pikiran, tenaga, waktu dan uang, apalagi yang bapak rasakan mengurus rumah orang tua dari luar kota.
        Selama kita benar dan sudah punya bukti tidak perlu terlalu dipikirkan pak apalagi untuk orang tuanya yang sudah berumur, surat ini juga bukti kalau kita sudah lelah komplain seharusnya pihak telkom lah yang bertanggung jawab atas kesalahannya.
        Tetap semangatt....
        Saya jadi rajin mengingatkan kenalan untuk menjadikan telkom indihome pilihan terakhir, hanya bila provider internet lain tidak tersedia, karena buruknya kualitas dan pelayanannya.

        • Iya pak samuel, benar sekali apa yang anda katakan. Tetap semangat juga untuk bapak, terima kasih banyak juga saya ucapkan atas sarannya untuk saya & keluarga.

        • Belum diselsaikan juga pak masalah saya, iya memang begitu tagihan akan bertambah plus dendanya sampe 3 bulan kedepan ( dendanya N bulan 5%, N+1= 10%, N+3 =15%). Habis 3 bulan itu itu otomatis tercabut by sisitem, jadi angka tagihanya yg dibebankan nanti jumlahnya tetap yaitu tagihan seperti yang saya sampaikan di atas N, N+1, N+2. Biarkan saja pak, yang penting kita ada bukti tidak menggunakan layanan telepon rumahnya. Apalagi kalau kasus bapak jelas-jelas layananya per desember tahun lalu itu sudah turun 3p ke 2p ( internet + tv ) dan ada buktinya. Massa bulan juni ini bapak ditagihkan tagihan telepon rumah kan tidak masuk akal. Urusan dengan indihome kita baca-baca kasus lain memang membingungkan pak. Tidak usah dipikir pak nanti malah kita yang tress sendiri.

          • Sama berarti pak belum selesai juga. di tagihan sy malah tidak tertulis denda, tetapi tetap percakapan lokal, percakapan ponsel, dan jasnita. aneh.
            Setuju pak, saya bikin surat pembaca lebih untuk perhatian telkom dan sebagai bukti juga bila ke depannya ada argumen lain dari telkom.
            Permasalahan telkom dari kita lelah sampai sudah cuek sekarang yah pak :)
            Thanks sharingnya anyway.

    • Tidak usah dibayar pak, kerabat saya ada yang bayar lunaspun sudah dapat kwitansi. Eh, setelah setengah tahun tiba-tiba dapat tagihan masih dapat tagihan. Untung bukti lunasnya masih disimpan. Memang sistem Indihome wajib dipertanyakan. Ngawur pelanggan lunas dikirim-kirim tagihan, tidak ada catetannya apa mereka.

      • Iyap pak, semoga saja sistemnya ada perbaikan agar tidak merugikan pelanggan.
        Untung saja masih disimpan kerabat bapak ya.

        • Selama langganan telepon pernah ada kendala apa aja pak sebelum kejadian ini ?
          Di rumah saudara saya yg sudah berumur masih banyak yg menggunakan telepon rumahnya

          • Tahun lalu ada penambahan layanan internet zone padahal pihak keluarga saya tidak minta.
            Waktu itu saya langsung laporan ke plasa , karena memang tidak ada bukti pihak keluarga saya yg meminta ditambahkan layanan itu dan jelas-jelas saya juga hanya menggunakannya layanan telepon rumah.
            Maka masalahnya sudah diselsaikan dengan pemberian diskon abonemen bulan selanjutnya.
            Setelah kena masalah itu, semuanya baik-baik saja layanan kembali normal setelah diselsaikan
            Baru ada masalah lagi ya juni kemarin itu, masalahnya seperti yg sudah saya jabarkan di surat pemabaca ini.

        • Kasus saya telkom belum bisa menyelsaikan pak, saya juga tidak tahu kenapa bisa ada kasus model begini. Kalau dipikir tidak masuk akal, massa nomor telepon kita bisa-bisanya dituduhkan digunakan menghubungi nomor ponsel dan kita yang tidak menggunakan massa disuruh bayar. Saya langganan telepon berpuluh-puluh tahun layanan telepon baru ada hal semacam ini.
          Saya sedang mengadukan masalah ini ke ombudsman juga tetapi kasusnya masih berjalan belum ada keputusan.
          Harus ekstra sabar pak kalau berurusan sama indihome, solusinya selalu pelanggan disuruh bayar
          Lah kalau kita tidak menggunakan layananya, massa disuruh bayar tambah tidak masuk akal saja
          Perusahaan sebesar telkom indihome harusnya bisa menyelsaikan masalah pelanggan bukan hanya menuntut haknya terus, tapi kewajibanya dikesampingkan

  • Waduh, kalau pernah tidak beres gitu. Emang udah betul dicabut pak, nanti kalau diteruskan juga tetap akan bermasalah kedepannya

    • Iya pak, tau akan jadi seperti ini ya sudah saya putus dari tahun kemarin pas awal kena masalah. Katanya akan ditingkatkan lagi layananya. Tetapi malah juni kemarin kena kasus begini. Pihak keluarga saya ya percaya-percaya saja karena sudah 20 tahun berlangganan telepon rumah dari sejak almarhum ayah saya. Tetapi masalah kali ini sudah keterlalau sekali & tidak masuk akal. Bahkan pihak keluarga saya sudah jungkir balik membantu pihak plasa menghubungi nomor ponsel yg dituduhkan dihubungi oleh pihak keluarga kamipun setelah mendapatkan buktinya tetap saja ujung-ujungnya tetap tagihan yg tidak pihak keluarga saya gunakan tidak bisa dihapus & disesuaikan.
      Lah terus tau begitu ngapain dulu pihak Plasa pake mau mengkonfirmasi nomor itu segala kalau akhirnya cuma jadi pajangan saja setelah buktinnya didapatkan.
      Namanya kan sama saja mempermaikan pelanggan sampe berdarah-darah ibaratnya.

  • Indihome lagi..Indihome lagi
    Apa setiap pelanggan pake harus nada tinggi dulu baru bertindak, kalau mengeluh datang laporan baik-baik ke 147 maupun plasa tidak segera ditindak