Surat Pembaca

Penagihan Debt Collector Bank Mega kepada Pihak yang Bukan Nasabah

Dear Media Konsumen,

Surat ini saya tujukan kepada Pimpinan Pusat Bank Mega Tbk Medan atau Jakarta, perihal keluhan dan keberatan saya atas penagihan telepon oleh pihak debt collector Bank Mega.

Seminggu ini saya sudah diteror oleh bagian penagihan Bank Mega a.n. Marta/Maria. Tepatnya sejak tanggal 30 Agustus 2021, dengan cara menelepon ke nomor HP saya, menelepon ke kantor cabang tempat saya bekerja dan bahkan menelepon ke Call Center kantor pusat saya bekerja

Saya bukan nasabah Bank Mega dan saya tidak memiliki hutang di Bank Mega. Yang memiliki hutang adalah mertua saya, tapi saya yang dikejar oleh debt collector. Bahkan pihak Bank Mega setiap hari menelepon ke kantor cabang saya dan HP saya .

Yang memiliki hutang adalah mertua saya. Saya tidak tahu perihal hutang mertua saya, bagaimana bisa pihak debt collector Bank Menghubungi kantor saya? Ini sangat tidak beretika, karena sudah mengganggu pekerjaan bahkan kehidupan pribadi saya.

Karena itu, saya mohon Bank Mega untuk menindaklanjuti pihak debt collector agar menghubungi Ibu saya selaku pihak yang memiliki hutang. Bukan meneror ke saya selaku menantunya.

Sekian surat pembaca ini, saya mohon klarifikasinya dari pihak Bank Mega.

Hormat saya,

Nirwana
Medan, Sumatera Utara

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan

Tanggapan Atas Surat Pembaca Ini

Tanggapan Bank Mega atas Surat Bapak Nirwana

Kepada Yth. Redaksi mediakonsumen.com Sehubungan dengan surat Bapak Nirwana di mediakonsumen.com (3/9), “Penagihan Debt Collector Bank Mega kepada Pihak yang...
Baca Selengkapnya

Komentar

  • Huufttt bank satu itu mmg luar biasa dc nya....sapa pin dihub,trus lebih banyak mulut kotornya...
    Yg begitu merusak nama besar yg dipunya...

    • Itulah Bank Mega dengan segala teror dan intimidasinya.
      Alhamdulillah saya sudah lunas.
      Bank Mega itu sadis kalo nagih bahkan foto orang yg kita sayang di gunakan untuk alat pengancaman dan intimidasi
      Meski baru terlambat 2 bulan saja penagihannya sudah menteror dan rasis serta bawa bawa agama dll. Jangan hanya karna bank Mega punya orang terkaya di indonesia bukan berarti melakukan pembiaran dan pembenaran terhadap cara penagihan. Kejadian ini bukan hanya sekali tapi berkali kali dan tidak ada pembelajaran buat mereka malah semakin menjadi jadi.
      Percuma ada OJK dan bank Indonesia ataupun LPKI. Gak guna dan gak berfungsi sebagai pengawasan tidak ada titik jera oleh mereka oknum oknum di bank mega

    • Bener mba enak aja main tagih tunggakan cc mega ke yg bukan yg nasabahnya, kyaknya sy ini suami yg tunggak dan saya sama skali ga tau menau soal tunggakan nya itu dan pembuatan cc nya Dr awal malah saya yg di dtgin DC 2x ke rumah ibu sy, DC by phone nya jg main ngata2in saya jg ikutan pake, boro2 yg pegang aja suami jujur jg ga dia, sy udh blg ke suami tp cuek dan kluarganya jg masa bodo, suami sy jg mah hidup ga da hak nya kan pihak bank mega menuntut sy yg bayar. Jd ga enak sy sm tetangga gara2 DC lapngan dtg ke sini.

  • Iya benar,saya juga mengalami hal serupa ditelp setiap hari dari awal sampai akhir bulan agustus 2021,bahkan hari minggupun tidak dilewatkan, 1 hari bisa telp sampai 8 kali, padahal saya bukan nasabah apalagi pemegang kartu kredit bank mega,hal ini sudah saya laporkan ke cs kartu kredit bank mega namun tidak difollow up, saya sangat terganggu dengan ulah dc bank mega ini.

    • Bank Mega lagi. Sejak pengalaman bertahun2 lalu ikut diteror masalah tunggakan cc kakak saya jadi paling anti sama semua yg berhubungan sama pengusaha itu. Dari Tr*nsmart sampai tr*nstv dan 7. Dih amit amit.

  • untuk urusan gini biarpun kamu ga utang tetap diperlakukan orang utang.
    percuma aja kamu komplain
    rekam aja semua percakapannya , minta juga bantuan dari teman" untuk merekam , kalo buktinya sudah cukup ajak ketemuan disuatu tempat yg sudah ditungguin polisi.
    tinggal ditangkap tuh orangnya.

    saya juga pihak ketiga entah dari bank apa (memang saya remehkan saja dan ga saya cari tahu) mengalami nasib serupa karena saudara saya berhutang.
    ini cara yg saya lakukan,
    1. sejak awal sebelum ada tagihan atau pemberian kredit, bank ga pernah menggubris keberadaan saya sbg pihak ketiga walaupun saya saudaranya , begitu giliran ada hutang, saya pakai cara sama seperti bank waktu diawal, yaitu TIDAK SAYA GUBRIS JUGA.

    2 sewaktu nagih walaupun tau saya ga hutang tapi saya tetap diperlakukan layaknya orang utang, saya balas pakai cara sama, saya perlakukan balik dia sebagai Penjahat yg Malak / Modus.

    Justru penggunaan kata “Kamu Keluarganya” tidak membuat posisi saya merasa lemah. Kalimat sakti itu justru memperkuat posisi saya dengan MINDSET “Loe siapa ? / Loe ga ada urusan bisnis sama Gue / Itu bukan urusan Gue”
    Sama sekali saya ga ada kepikiran buat bayarin utang orang(saudara) / jadi BUDAK buat urusin kerjaan nagih loe.

    terkadang saya juga jawab ” Saya bayarin pakai daun / rumput” , ini mengingat nagih pakai nota orang lain bisa (walaupun keluarganya) , yah (pihak ketiga/saudara) Bayar pakai daun juga boleh dong.

    Tapi cara saya ini ga semua orang bisa pakai
    Ingat MINDSET nya ===
    sejak awal sebelum pemberian kredit, RULE dari bank adalah pihak ketiga (Keluarga/saudara/teman/Bos/karyawan/kantor) tidak ada urusannya sama sekali bahkan tidak digubris , Sewaktu giliran nagih JANGAN MAU MINDSET ini DICUCI OTAK bahwa pihak ketiga harus ikut. Tetap berpeganglah pada RULE AWAL JANGAN MAU DIRUBAH.
    (Sekarang ini posisi kamu menjadi Bank nya sedangkan bank berubah posisi menjadi keluarga nasabah yg cuma pihak ketiga yg ga ada pentingnya...Otomatis kamulah yg memegang RULE)

    Urusan utang yah utang , kerjalah sendiri , tagih lah sendiri. bukan urusan gue.
    Urusan Penjahat yah penjahat, saya juga nagih ke Loe.
    Penjahat bukan untuk dikomplain tapi di TINDAK TEGAS.

    Ini sharing dari saya buat semua pihak ketiga maupun yg berhutang.

  • Halah, dc ga ada akhlak gitu ngapain ditakutin, kalau di kata katain pake kata kata yang kotor atau kasar, tinggal bales aja kata katain balik, gausah takut, situ bukan yang ngutang kok. Kalau masih aja ngancam ancam balik aja, jangan takut ama dc biadab gitu, bantai aja