Surat Pembaca

Akulaku Tidak Merespon, DC Mengancam Akan Meneror Semua Kontak

Halo, selamat siang kepada pihak Akulaku. Ini merupakan surat terbuka saya yang kedua. Sebelumnya saya sudah membuat surat ke Akulaku melalui Media Konsumen, tentang perilaku DC yang kurang sopan menurut saya dan kemudian Akulaku merespon saya setelah beberapa lama.

Pihak Akulaku menginfokan bahwa perilaku DC dari Akulaku itu baik dan sudah mengkonfirmasi lewat email. Mereka mengirimkan ke email saya, chat yang baik-baik saja. Lalu saya membalas pesan tersebut dan mengirimkan bukti yang ada. Namun sampai sekarang tidak ada balasan lagi.

Tidak lama kemudian, pihak DC Akulaku meneror saya kembali dan bilang mau telepon orang tua saya dan semua kontak saya. Mereka juga akan telepon kantor saya agar dipinjamkan dana untuk melunasi tagihan.

Bulan kemarin sudah saya bayar Rp1 juta untuk mencicil. Kalau ada uang pun saya selalu cicil.

Saya siap dengan resiko di-blacklist dan ditagih ke rumah. CS pun sudah menyetujui, tapi tidak lama DC meneror lagi. Kek gitu gimana?

Safira Ardi Sukma
Jakarta Selatan

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan

Tanggapan Atas Surat Pembaca Ini

Tanggapan Akulaku atas Surat Pembaca Ibu Safira Ardi Sukma

Kepada Yth Redaksi Mediakonsumen.com di Tempat Dengan hormat, Terkait dengan surat pembaca konsumen dari Ibu Safira Ardi Sukma pada tanggal...
Baca Selengkapnya

Komentar

  • Ini KTA Asetku apa akucicil? Klo dia mau akses kontak laporin ojk aja, krn hrsnya pinjol legal tdk blh ada akses ke kontak aplg sebar data

      • Semua aplikasi PinjoL, dan semua Penerbit Kartu Kredit. Pasti bisa akses Kontak. Bahkan alamatmu yang di desa bisa ketemu.

  • Supaya tidak diteror DC, segera bereskan utang ke rentenir akulaku itu, biar tenang dan bebas dari Pinjol akulaku. Percuma dikomplain tentang perilaku DC, semua DC, baik rentenir legal maupun yang ilegal, gak jauh beda, paling beda tipis!

    Soal perilaku DC yang meneror, mengancam, dsb, itu hal biasa. Jika DC harus sembah sujud dulu dalam menagih, mungkin nggak ada nasabah yang mau bayar. Terkadang, bukan hanya DC yang berperilaku kasar, yang berutang juga kadang gak kalah sadisnya, lebih kasar dari DC. Beberapa kasus di masyakarat, justru yang berutang lebih kejam dari pemberi utang, malah sampai dihabisi pemberi utang.

    Gak perlu terlalu sensi kepada DC yang berperilaku mengancam, mereka cuma mengejar target, uang kembali komisi ditangan. Membuat surat berseri di MK pun gak lepas dari jeratan Pinjol, karena Pinjol membuat siapapun yang berhubungan dengan mereka sebagai sapi perah.

    Tenang saja, kalau belum mampu bayar gak usah dibayar, resikonya memang utang akan makin bertambah tiap detik dan berpotensi masuk SLIK OJK.

  • Pembelajaran buat kedepan, kalo ga urgent ga usah pinjam duit, buat apa coba? beli iphone?

    • Kalo hutang duit pasti udah lupa dipakai untuk apa duit itu.

      Itulah alasan kenapa hutang seperti ini sangat berat untuk membayar.

      Seandainya nasabah masih ingat, dipakai untuk apa uang yang kemarin, lebih lebih jika uang itu dipakai untuk sesuatu yang sangat bermanfaat, tentunya nasabah akan sangat semangat untuk membayar.

      Segala sesuatu kalo tidak disemangati tidak akan jalan.

  • Maaf kak belanja apa kok sampai nekat berhutang?? Kebutuhan pentingkah? Atau sekedar beli barang ga penting krn hanya memuasakan keinginan saja?

    • Untuk di ketahui,

      Penyebab orang nekat berhutang, bukan karena Kebutuhan penting, atau sekedar beli barang gak penting atau hanya memuaskan keinginan saja. Bukan itu.

      Apa penyebab orang MinjoL..?

      Semua orang sudah sering mendengar bahwa Kejahatan terjadi karena adanya Kesempatan.

      Mengutip sedikit dari itu.

      ——-MinjoL terjadi karena adanya Kemudahan———

      Ya...Kemudahan....

      Biang kerok dari Kemudahan ini adalah E-KTP
      Dengan E-KTP, seseorang dapat dengan mudahnya mengajukan bla bla bla bla (gak perlu dijelasin lah ya)

      Gue baru membuat E-KTP di tahun 2018 saat mau PEMILU.

      Gue memanfaatkan moment itu karena sebelumnya merasa E-KTP belum berguna, KTP lama (belum elektronik) masih dapat dipakai. Sering mendengar informasi bahwa, membuat E-KTP jika ingin cepat harus membayar. Benci banget bayar bayar kayak gitu.

      Gue memanfaatkan moment itu disaat Pejabat Pejabat di Indonesia butuh suara, butuh suara dari orang orang yang sudah ber E-KTP. Mau gak mau program E-KTP di percepat.

      Ribuan bahkan mungkin jutaan masyarakat diundang, di tengah lapang didirikan tenda tenda, antri dari pagi, Alhamdulillah tidak sampai waktu ashar, E-KTP langsung jadi dan bisa dibawa pulang. Tanpa ada bayar membayar.

      Membuat E-KTP harus menunjukkan KK dan KTP Lama. Di tengah situasi itu, gue sempat menyaksikan banyak orang yang hanya membawa selembar kertas yang katanya pengganti E-KTP, yang selembar kertas itu harus di perpanjang setiap 3 bulan sekali. Kertasnya sampai lusuh terlipat lipat bahkan ada yang sobek sedikit.

      Dikatakan bahwa dulunya mereka adalah orang yang kehabisan jatah Blanko. Mau tak mau mereka memakai selembar kertas itu.

      Gue dalam hati terperangah, sebegitu antusiasnya orang, menganggap diri wajib memiliki E-KTP. Kalo belum ada blanko seharusnya pakai saja KTP yang lama, toh KTP lama (yang belum E-KTP) kan ada.

      Sepulang kerumah, gue masih terbayang hal itu dan mencari tahu. Browsing sama browsing sini.

      Ternyata eh ternyata. Untuk mengajukan Hutang, wajib memiliki E-KTP. Sedangkan KTP (bukan elektronik) yang selama ini gue pegang walaupun sudah berlaku seumur hidup, tidak bisa untuk mengajukan Hutang. Dan hanya bisa untuk keperluan selain itu saja (Gue bolak balik naik pesawat masih bisa pakai KTP lama).

      Jadi.... Apa paradigma yang terlihat dari kejadian itu. E-KTP adalah biang Kerok.
      E-KTP sebagai modal Hutang. Pengganti Dengkul.

      Itulah penyebab orang nekat Berhutang.

      Ya karena Kemudahan....

  • Trus Siapa yang bertanggung jawab akan semua kegaduhan dari “Manfaat” E-KTP itu.?

    Penguasa yang hanya mengutus OJK. Yang sampai sekarang gak jelas banget apa hebatnya OJK.

    Program Restrukturisasi yang gak jelas. Sasaran dan Mutunya seperti apa.

    Para penguasa tidak mungkin merasakan PinjoL. Lalu siapa yang tahu Ramuan untuk menghadapi PinjoL.?

    Ya akhirnya muncul Media Konsumen sebagai wadah bagi kalian korban PinjoL. Jika tidak ada Media yang seperti ini. Entah kegaduhan seperti apa yang akan ada.

  • Ketika minjam uang pinjol begitu bersemangat, ketika dapat notif uang udah cair, buru-buru ke ATM tarik dana. Giliran jatuh tempo dan gak bisa bayar, dan DC telepon tiap detik, mulai deh stress dan ngeluh di MK.

    Jika tenor Pinjol cuma 7 hari, uang Pinjol hanya manis dirasa dalam 4-5 hari saja, pada hari ke 6 DC udah nagih dan mulai ngancam, hari ke 7 DC udah neror dan tebar ancaman ke semua kontak.

    Utang ke rentenir Pinjol merusak ketenangan hidup, ibarat masuk ke sarang biaya, begitu udah masuk sulit untuk keluar. Buaya tidak pernah membiarkan mangsanya kabur.