Teror Home Credit

Kepada Home Credit Indonesia,

Saya Aria Bisri. Sejak 3 – 4 bulan yang lalu, Home Credit terus menerus menelepon nomor hp ibu saya, terkait hutang adiknya a.n. Budi Rah***. Ibu saya sudah tua, emosinya tidak stabil, sehingga kami sekeluarga merasa benar-benar terganggu dengan telepon itu. Kami juga merasa telepon ini dapat mengganggu kesehatan fisik maupun mentalnya. Bayangkan satu hari bisa telepon sebanyak 26 kali dengan nomor yang selalu berganti.

Kami sudah lama tidak bertemu dengan bapak Budi, dan tidak memiliki nomor bapak Budi yang aktif. Sehingga kami tidak dapat menyampaikan pesan dari Home Credit. Hal ini sudah saya/ibu saya katakan berkali-kali setiap kali Home Credit telepon.

Namun tanggapannya hanya “akan kami buat laporannya”, tanpa ada perubahan, terus menelepon dan menelepon lagi. Saya coba sampaikan keberatan saya melalui akun twitter, tapi admin yang menjawab hanya menyarankan untuk mengadu via email.

Saya pun mengirim email pada Home Credit. Setelah mengemail kedua kali untuk menanyakan tanggapannya, Home Credit hanya bilang tidak dapat mengahpus nomor ibu saya dari daftar referensi sebelum bapak Budi mengganti nomor referensi. Padahal sudah berkali-kali kami bilang kami tidak dapat kontak dengan bapak Budi.

Di website resmi Home Credit terdapat logo OJK, yang kami kira di bawah pengawasan OJK. Namun apakah prosedur seperti:

  1. Mencantumkan nomor referensi tanpa konfirmasi kepada yang bersangkutan terlebih dahulu;
  2. Menelepon secara terus menerus dengan nomor yang berganti-ganti;

adalah sudah sesuai dengan peraturan? Menurut saya ini sangat rentan disalahgunakan. Seperti, dari mana kami tahu bahwa yang menghubungi kami adalah pihak Home Credit, jika nomor yang digunakan untuk telepon bukanlah nomor resmi office dan selalu berganti? Lalu, bagaimana jika seorang pelanggan Home Credit asal saja mencantumkan nomor referensi, padahal tidak ada kaitan sama sekali atau tidak bersedia menjadi pihak yang terus-terusan dimintai pertanggungjawaban atas hal yang dilakukan orang lain?

Hal semacam ini sudah sering terjadi. Saya lihat di twitter home credit banyak sekali orang yang mengeluh seperti ini. Namun hanya ditanggapi dengan “Mohon maaf atas ketidaknyamanannya”, tanpa ada tindak lanjut. Begitu juga di Media Konsumen ini saya lihat banyak juga yang mengeluhkan hal yang sama dengan saya.

Dengan sangat, saya mohon kepada Home Credit untuk berhenti menelepon ibu saya, karena menurut saya ini sudah termasuk tindakan teror. Kepada pihak terkait seperti OJK, mohon Home Credit ini dibina dan ditertibkan!!

Aria Bisri
Bandung, Jawa Barat

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Tanggapan Home Credit atas Surat Bapak Aria Bisri

Yth. Redaksi Surat Pembaca MediaKonsumen.com, Sehubungan dengan keluhan dari Bapak Aria Bisri di MediaKonsumen.com pada 6 November 2021 di kolom...
Baca Selengkapnya

28 komentar untuk “Teror Home Credit

  • 6 November 2021 - (12:59 WIB)
    Permalink

    Ganti aja setingan hp nya, call setting, block number, block unknown number. Cuma bisa terima telpon dari nomor yg ada di daftar kontak

    14
      • 6 November 2021 - (14:30 WIB)
        Permalink

        Blokir saja nomor nomor si penelpon dr home Credit, saya juga pernah kaya gitu, lalu sy blokirin no telp nya.

      • 6 November 2021 - (15:05 WIB)
        Permalink

        Betul itu Pak. Skema penagihan hutangnya jadi semacam terror, bukan hanya bagi nomor telepon yang dijadikan referensi tapi bagi nomor random yang tersimpan di kontak debitur. Memang mengesalkan.

        Mau tidak mau, solusi terbaik saat ini menurut saya, nomor pribadi/jualan Ibunya di alihkan ke nomor baru saja Pak. Memang akan ribet karena nomornya digunakan untuk banyak hal. Tapi daripada kena terror, saya lebih pilih cara ini. Semoga keadaan semakin baik nggih :’)

        • 7 November 2021 - (19:04 WIB)
          Permalink

          Lah sya juga sama ini home credit neror mulu pusing sya, tenor lunas masih di uber dendan cicilan, kya jaman lagi kebanyakan uang aja, kondisi paska pandemi keuangan lagi ambyar..

    • 6 November 2021 - (22:06 WIB)
      Permalink

      Merujuk pada Surat Edaran Bank Indonesia No. 14/17/DASP tahun 2012 di sana dijelaskan mengenai etika penagihan utang oleh debt collector yaitu :

      Debt collector harus memakai kartu identitas resmi yang diberikan oleh perusahaan pinjol di mana tercetak foto diri bersangkutan.

      Dilarang melakukan penagihan dengan memberikan ancaman, melakukan tindakan anarkis, maupun perbuatan yang dapat mempermalukan nasabah.

      Dilarang melakukan tekanan fisik maupun perkataan saat melakukan penagihan.
      Dilarang menagih kepada orang lain yang bukan nasabah.

      Dilarang melakukan aktifitas penagihan terus-menerus dengan menelepon bahkan hingga tengah malam. Aturannya adalah dari jam 8 pagi – 8 malam.

      Debt collector cuma diijinkan menagih di alamat peminjam. Penagihan selain di alamat dan waktu yang ditetapkan dibolehkan bila mendapat persetujuan dari peminjam.

      • 7 November 2021 - (15:24 WIB)
        Permalink

        beberapa kali penelepon meminta ibu saya untuk membayar sejumlah uang, namun ibu saya tidak mau, lalu dia menawarkan keringanan untuk membayar sejumlah uang yang lebih sedikit dari jumlah yang diminta di awal, lalu penelepon bertanya alasan nya (kan nyebelin, udah bilang gk mau, emang harus ada alesan??). Kalo kasus gini berarti udah masuk kategori menagih kepada pihak yang bukan nasabah kan ya?
        OJK mana OJK?? halo OJK??

        • 7 November 2021 - (19:09 WIB)
          Permalink

          Ojk gak ada kekuatan pak,, lah sya sja di teror terus hci buat bayar bunga cicilan padal udah lunas tenor 15x

    • 7 November 2021 - (15:51 WIB)
      Permalink

      Ya Saya pakai itu, mau blok telpon masuk saja atau dengan smsnya.
      Ponsel sekarang sdh canggih ????
      Ikuti kecerdasan hpnya..
      ??

    • 20 November 2022 - (18:58 WIB)
      Permalink

      Hahaha jangankan minjam,saya ga pernah minjem aja di tlp terus tiap hari kaya pacaran padahal ga ada tunggakan, baru nulis surat di media konsumen

  • 6 November 2021 - (16:46 WIB)
    Permalink

    Sering sy membaca keluhan seperti ini,dan sepertinya pihak ojk /AFPI nggak bisa berbuat banyak,jd apakah fungsi OJK…??.bukankah ojk sendiri membuat aturan bagi perusahaan pembiayaan seperti pinjol sdh sering terjadi pengaduan sprti ini,tetap tidak ada perubahan,harusnya langsung di kenakan sangsi..dan juga harus di awasi juga perusahaan perusahaan pembiayaan saat menerima pendaftaran pengguna aplikasi,seperti menghubungi kontak darurat yg di berikan oleh pemohon..seperti halnya aplikasi ” Mau Cash”..yg menghubungi kontak darurat terlebuh dahulu sebelum menyetujui..catatan buat OJK dan AFPI..PASANG KUPING DAN BUKA MATA LEBAR LEBAR…AWASI TERUS PERUSAHAAN PERUSAHAAN FINTEK BAIK LEGAL MAUPUN ILEGAL..KARNA MASIH BANYAK YG NGGAK JAUH BEDA…DALAM HAL BUNGA,TENOR,DAN PENAGIHAN…TRIMA KASIH.

    • 6 November 2021 - (20:00 WIB)
      Permalink

      OJK selama ini hanya seperti tembok. Mengeluarkan aturan sebanyak-banyaknya bisa. Tapi penerapan dan pengawasannya nol.
      Kalau AFPI kemungkinan ada conflict of interest, karena tidak sedikit anggota mereka yg terlibat pada pinjol ilegal di balik layar.

    • 6 November 2021 - (22:01 WIB)
      Permalink

      Ngirim laporan ke ojk agak ribet gk bisa lewat socmed atau email aja ya? tapi kalo tetep gk ada perubahan akan saya tempuh

    • 7 November 2021 - (19:12 WIB)
      Permalink

      Sya setuju ini pak, hal yg saya rasakan sama seperti rangkuman di atas, sya di desak di teror di intimidasi hci, padahal tenor lunas 15x dan itu pun sya berhutang lagi, lah masih ada denda nya, seharusnya bisa di bantu lah malah kaga ada yg bantu..

  • 6 November 2021 - (17:24 WIB)
    Permalink

    Yang punya hutang please sdh nasib dikejar dan ditagih terus. Kasihan mereka mau bantu org buat kasih pinjaman lagi. Ayolah semangat cari uang buat bayar. Komplen kaya gini hanya malu saja. Semoga cepat bayar.

    30
    • 6 November 2021 - (18:40 WIB)
      Permalink

      Gak nyambung ini orang. Itu dia bukan yg ngutang. Budayakan membaca biar gak jongkok IQnya. Debt colector nih pasti di otaknya duit doang gak ada yg lain makanya gak mikir wkwk

      10
      • 6 November 2021 - (18:55 WIB)
        Permalink

        pusing dy nagih gak dapet dapet.
        makanya setiap ada orang komplain ke suatu perusahaan pembiayaan dianggap penghutang ?
        di pressure terus tuh dr atasan nya.Sampe berhalusinasi gitu akibat target.

        “bayar,bayar,bayar, itu yg ada dalam memori alam bawah sadar nya”

        • 6 November 2021 - (21:59 WIB)
          Permalink

          iya sih orang yg nelepon emang cuma kerja dan mungkin juga digllir terus. Yang dikeselin yaitu perusahaan dan para pengawas perusahaan model gini. udah banyak yang komplen kok gak ada perubahan. semoga surat ini jadi salah satu kerikil yang bikin pihak berwenang noleh atas keluhan2 serupa

    • 7 November 2021 - (07:35 WIB)
      Permalink

      @riah Ayo semangat lagi belajar biar bisa baca yang bener liat secara detail isi berita nya apa jangan asal komen

  • 7 November 2021 - (08:22 WIB)
    Permalink

    Harusnya pihak HCI konfirm ke no kontak yg dicantumkan peminjam… Jgn asal di Terima. Kl udah macet bayar no kontak yg ga tau apa2 dikejar2…. Sy juga mengalaminya.

  • 10 November 2021 - (10:54 WIB)
    Permalink

    Akhirnyaa… terimakasih mendiakonsumen, homecredit indonesia, dan netizen yang meramaikan psotingan saya ini.

    Untuk teman – teman yang mengalami hal serupa, berikut jalan yang saya tempuh:
    minta tolong untuk tidak dihubungi lagi saat diteleon (“baik akan kami buat laporannya” tapi gak ngaruh) -> ngeluh di twitter (suruh DM) -> DM di twitter (suruh email) -> email (bilang gak bisa, malah minta kita hubungin konsumen yang bersangkutan)-> posting di media kosumen -> DM lagi di twitter (ngeyel)-> lapor ombudsman->lapor OJK -> akhrinya di email homoe credit bilang kalo nomor sudah dihapus dari data pelanggan -> akhrinya gak ditelepon lagi.

    haruskah seberbelit belit itu?

    Dengan banyaknya keluhan serupa saya harap home credit indonesia bisa berubah dan melakukan perbaikan

  • 20 November 2021 - (10:18 WIB)
    Permalink

    home credit nih busuk bgt, temen gw yg pernah kerja dsitu difitnah ama si yudif surya head sales analyticsnya home credit, internalnya busuk bgt dah, ampe ngarang cerita gitu si yudif surya, trus skrg lagi sibuk palying victim dia, company paling ccd ini sih

 Apa Komentar Anda mengenai Home Credit Indonesia?

Ada 28 komentar sampai saat ini..

Teror Home Credit

oleh aria dibaca dalam: 2 menit
28