Surat Pembaca

Menuliskan Produk dengan Legal, Tetapi Dianggap Ilegal oleh Tokopedia yang Menyebabkan Terkena Poin Penalti

Dear Media Konsumen,

Pagi ini saya cukup dikagetkan dengan performa toko saya di Tokopedia yang menurun. Setelah kami dalami, ternyata saya terkena 2 penalti untuk dugaan pelanggaran merek. Ternyata saya terkena itu sudah dari tanggal 11 Maret 2022. Nah tentu saja pagi ini 23 Maret 2022, saya protes kepada Tokopedia.

Saya protes:

  1. Saya menuliskan atribut merek yang legal, tapi dianggap ilegal (kemasan mainan mobil-mobilan telah mencantumkan izin dari sponsor yang bekerja sama)
  2. Produk sudah dihapus, tetapi masih dikenakan poin penalti.
  3. Ada toko lain yang masih mencantumkan atribut merek tersebut tetapi masih aman. Saya malah disuruh repot oleh Tokopedia dengan membuat laporan adanya dugaan pelanggaran merek. Padahal menurut saya, dia tidak melanggar karena izin sponsor tersebut sudah ada pada kemasan mainan tersebut. Bagi saya tidak ada gunanya melaporkan seller lainnya.

Tolong dikaji kembali aturan Tokopedia terhadap dugaan pelanggaran merek, jangan hanya bekerja sesuai laporan. Bagi kami penjual yang sudah berhati-hati terhadap legalitas, sebaiknya dikonfirmasi terlebih dahulu, apakah benar kami ini melakukan pelanggaran hak cipta. Kami ini hanya bersifat distribusi, yang aspek legalitas sudah beres di tingkat produsen ataupun importir.

Apabila kami sudah dijatuhi hukuman penghapusan produk yang dijual, hendaknya tidak lagi dikenakan poin penalti. Ini double hukuman yang jenis pelanggarannya masih diperdebatkan.

Sungguh merepotkan kami harus membuat email meyakinkan pelapor dan pelapor nanti membuat email klarifikasi ke Tokopedia, prosesnya panjang dan melelahkan. Hendaknya Tokopedia bagian legalitas sudah mempunyai pakem-pakem yang smart lah. Jadinya tidak hanya berdasarkan laporan. Padahal yang kami jual masuk kategori mainan, tetapi penjual misalnya perusahaan olinya protes, kan ini sesuatu hal yang gak pas ya. Tolonglah pembuat aturan ini dapat dikaji lagi.

Firman
Tangerang Selatan, Banten


Update (25 Maret 2022): Terkait surat pembaca di atas, penulis memberikan apresiasi atas penyelesaian masalah oleh pihak Tokopedia sebagai berikut:

 

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan

Belum Ada Tanggapan Atas Surat Pembaca Ini

Surat pembaca ini belum mendapatkan tanggapan dari pelaku usaha terkait. Jika Anda adalah pihak yang terkait dengan pertanyaan/permohonan/keluhan di atas, silakan berikan tanggapan resmi melalui tautan di bawah ini:

Komentar

  • Ford ya yang dimasalahin ? Itu yang lapor siapa ? Dpt emailkan dari tokped siapa yang lapor ? Soalnya ada perusahaan yang kerjanya cuma bikin klaim² copyright, dengan tujuan agar dapat "uang damai" dari yang diklaim. Sebenarnya tidak melanggar hakcipta, tapi kalau perusahaan itu yang melapor silahkan sangga/banding ke Tokped. Google nama perusahaan tersebut dan screenshoot reviewnya, soalnya banyak korban seluruh dunia kena gituan. Ini sepertinya memanfaatkan IPO GoTo jadi bnyk yang klaim gitu. Barusan teman saya jual Vanish juga kena gitu, yang klaim pelanggaran merk berkantor di London. Sekarang udah normal ,sanggahannya diterima.
    Tapi kalau yang klaim pelanggaran merk emailnya pribadi, ya itu berarti saingan Anda.

    • Yang dipermasalahkan Borja nya kak. Untuk mengurus itu saya diharuskan kirim Email ke perusahaan convey srl. Rada males kak, jadi repot. Harapannya ya tokopedia punya problem solve lah, yang bukan masalah idealnya ya tidak menjadi masalah.

      • IC ,ini ada yang kena strike dari convey jualan ikea bed d Tokopedia. Dari reddit ya jadi wajib pakai VPN kalau mau buka.
        https://www.reddit.com/r/indonesia/comments/a7uy7e/tokopedia_just_delisted_a_product_im_selling_at/

        Kayaknya mereka legit, memang dibayar pemilik brand untuk hunting barang² yang dicurigai palsu di semua ecommerce.
        Semoga yang bisa dilakukan Tokopedia menghapus pengurangan poinnya ya, Anda kan juga cuma pengecer. Masalah paten ya importir yang urusin.

        • Betul kak, saya hanya pengecer biasa. Tokopedia hendaknya tidak bisa serta merta melakukan hal itu, apalagi sampai menjatuhkan poin penalti kepada pedagang recehan. Di setiap Kemasan mainan pun sudah mencantumkan copyright atau under license atau trademarksnya. Masak iya sih hanya berdasarkan hanya Laporan seperti itu, kemudian membutakan diri terhadap kebenaran yang sebenarnya. Dan saya juga melanggar apa, memalsukan juga tidak, masak ya dikenakan poin penalti segala.

        • @Smin Lisianto
          Sama persis yg dialami oleh saya juga pas 3th yl. Ini nih biangkeroknya si convey tukang provokator.
          Ok sy buka2an deh. Dulu saya jual produk legit microsoft untuk corporate mulai dr SQL server sd Azure. Udah jual banyak, eh sama Tokped dihapus tanpa mereka menganalisa terlebih dahulu.
          Saya tanya sama prinsipal microsoft langsung di JKT. Mereka gak tau menahu dan bingung knp si convey ini ikut campur? Kalau ada perwakilannya brand di suatu negara maka perwakilannya yg turun tangan.
          Saya penasaran langsung labrak via email ke si convey itu knp ngurusin microsoft yg sdh ada perwakilannya dan apa hak mereka menghapus via tokopedia?
          Mereka jawab intinya mereka ga tau menahu! .. lhaaaa piye???
          Nah saya banding lagi ke tokped minta screenshot nya si convey ini isinya apa? Dan ini pun pihak microsoft jkt tanya juga untuk evaluasi.
          Tim tokped gak ngasih. Ya gondok juga sih, pengecut tingkat dewa si tokpednya.
          Intinya kalau menghapus konten harus disertai dengan bukti, bukan asal nyomot S&Kyg bikin seller bengong dan bingung.

          • Ini masalah relatif baru ya disini, patent and trademark troll. Kalau diluar sana udah dari dulu itu.. Pemahaman ecommerce sini juga pasti kurang, ini setau saya ya kalau tidak ada entitas didunia ini yang cross border. Tiap negara beda hukum dan aturannya, tidak bisa perusahaan di negara A menuntut di perusahaan/perorangan di negara B. Harus sesama negara kalau mau menuntut, tidak ada hukum yang cross border ( kecuali EU )
            Yang bisa dilakukan ya ngotot, minta ke tim Tokopedia untuk tunjukkan undang² mana yang memperbolehkan perusahaan asing menuntut di sini. Harus diwakilkan oleh perusahaan lokal ! Saya yakin juga CS nya ga bakal tahu apa itu patent troll ?
            Tapi teman saya minta tolong ya saya arahkan seperti itu, dia juga screenshot review google perusahaan itu. Bnyk yg review jelek dari seluruh dunia.

        • Alamat GOTO bakal jeblok nih waktu IPO kalau begini terus.

          Itu Convey kurang kerjaan banget nyerangin pengecer, kalau memang dianggap melanggar ya dari sisi importirnya dong yg diserang. Apa kalau lawan importir ga kuat dana kali?

  • Pengalaman yang sama yang saya alami baru baru ini, produk yg sudah terjual banyak dan mendapat rating bagus, dihapus dengan alasan pelanggaran hak cipta. Padahal banyak yang jual produk tersebut dari harga paling hancur sampai paling mahal. Untuk menyanggah hal tsb, disuruh mengirim email langsung ke pihak yg melaporkan. Tapi saya pikir untuk apa buang" waktu untuk hal yang sudah pasti tidak akan membuahkan hasil. Yg jual produk serupa aja ribuan tapi dibiarkan. Dan saya juga gak mau buang" waktu melaporkan toko" yang juga menjual produk serupa, mengganggu rejeki orang itu gak baik.

    • Betul kak saya setuju juga dengan langkah kakak. Tapi yang bikin saya gemes sama tokopedia, ini pakai menghukum dengan poin penalti segala, hiks.

    • @Tjhai
      Saya sih menaruh curiga bberapa seller yg memang tidak mereka hapus itu ada kedekatan dengan pergawai tokped. Atau yg punya bintangnya banyak
      Ada indikasi dapat "jatah preman"

  • Itulah kelemahan Tokopedia, seenaknya sendiri memutuskan tanpa dasar yg benar ,tanpa konfirmasi,dengan alasan melanggar tapi ga bisa nunjukan dalil logis.

  • Saya kena penalti 5 poin dg dalih menjual barang ilegal (susu skygoat cokelat 200gr). Ilegalnya dr mana? Knp pedagang lain yg menjual produk serupa masih aman ?
    Apkh maksudnya ilegal itu dagangan sy hasil nyolong?
    Sdh komplain keberatan tp sampai skrg sepi2 sj tanggapannya