Tanggapan Akulaku terhadap Surat Saudara/i Laily Ramadhini
Kepada Yth Redaksi Mediakonsumen.com di Tempat Dengan hormat, Terkait dengan surat pembaca konsumen dari Saudara/i Laily Ramadhini pada tanggal...
Baca Selengkapnya
Sudah hampir satu bulan ini saya terus diteror pihak yang mengatasnamakan dari Akulaku dan Lazada. Saya merasa TIDAK PERNAH meminjam melalui aplikasi Akulaku, dan bahkan transaksi terakhir di e-commerce LAZADA pun sudah sangat lama sekali.
Debt collector tersebut menagih tagihan yang bahkan bukan atas nama saya. Awalnya saya hanya melakukan blokir nomor saja. Namun sepertinya hal ini tidak bisa hanya dengan blokir nomor, karena mereka menggunakan nomor-nomor yang baru dan ini SANGAT MENGGANGGU.
Saya mempertanyakan kenapa data pelanggan Akulaku dan Lazada sampai bisa jatuh ke tangan pihak tersebut yang notabene pihak luar?? Saya harap dari pihak Akulaku dan Lazada untuk dapat menyelesaikan dan menertibkan terkait ini. Terima kasih.
Laily Ramadhini
Denpasar, Bali
Update (13 Oktober 2022): Surat pembaca di atas kembali mendapat tanggapan dari pihak Akulaku sebagai berikut:
Kepada Yth Redaksi Mediakonsumen.com di Tempat Dengan hormat, Terkait dengan surat pembaca konsumen dari Saudara/i Laily Ramadhini pada tanggal...
Baca Selengkapnya
Komentar
Lazada paylater yang fasilitasi Akulaku. Dan kalau nagih semua nomer kontak dihubungi. Jadi nomer mbak ada di kontak yang punya utang di Lazada paylater.
Tanya no rek yg ditrfs dr aku laku n lazada no rek brp.klo ga sams abaikan ..anda ke ktr polisi aja klo dia sdh teror itu sudah kena pidana
@LazadaIDCare Hi ALovers, Mohon maaf perihal kendala yang dialami yah. Jika kamu memiiki kendala m… https://t.co/CuFfQDgl0K
Blokir saja nomor tersebut biar nggak terganggu lagi.
Bisa jadi modus penipuan juga.
Jika TS ditagih padahal tidak merasa punya kaitan dengan rentenir tersebut, ada 2 kemungkinan yaitu:
1) TS masuk dalam kontak darurat si pengutang (yaitu sdri. Aini Marita). Tapi berhubung TS tidak merasa kenal dengan si pengutang, maka;
2) Si pengutang ini menggunakan data pribadi TS untuk berhutang. Masalah si pengutang bisa dapat data orang lain dari mana, itu soal lain. Kini mudah sekali mengumpulkan data orang, apalagi yang ceroboh dan cuek. Bikin KTP duplikat buat foto itu mudah. Cuma modal FC KTP, printer warna, dan sedikit skill edit foto.
Dari SS yang terlampir, seharusnya sekarang TS sudah disambangi DC, kan? Jika belum, abaikan saja chatnya dan tidak perlu ditanggapi.
Jika ada pertemuan, jelaskan TS tidak kenal dan/atau ada sangkut paut dengan si pengutang Aini Marita. Minta mereka tunjukkan bukti jika TS punya kaitan dengan si pengutang. Jangan temui mereka sendirian di tempat sepi. Jika ditemui di rumah, minta orang lain (orang tua, suami, pacar, pak RT, atau siapa lah) untuk mendampingi.
Ngapain DC kerumah TS??? Lha wong bukan dia yg ngutang!!!
Makin canggih aja model pemalsuan & penipuan tapi wajah & sidik jari tidak bisa di palsukan ketika di minta verifikasi
Klo sampe datang k rumah menagih yg bukan hutang saudara, panggil saja org sekampung biar d kasih pelajaran moral dan etika. Injek leher nya. Bakar kendaraan na klo itu kolektor pake kekerasan. Jgn takut ama pihak ketiga.
Nahhh itu baru setujuuu
Hati hati modus penipuan baru
Di tempat kerjaku udah ada yang kena
Neror sampai ke kantor Wak tu di minta surat tugas di Belit Belit dan bawa temen kekar ujung ujungnya minta uang jalan 300rb biar di kantor gak di bikin ribut
@Aluna
Dikasih gak yg 300rb?
Penipu itu mah ,abaikan
Gak usah takut klo tidak pinjam dan kenal dgn si pengutang, DC itu jg tidak tahu dgn anda, cm useng2 berhadiah. PENIPU itu, tip..klo DC kerumah anda marah2, tutup pintu jgn boleh keluar, beresin aja.
Yg slide kedua foto profilnya itu dipake sama dengan puluhan no telp lainnya , begitulah kerja desk collection mereka hanya nelp dan nagih berdasarkan data yg mereka pegang aja ,jadi abaikan aja ga usah risau , klo mau selesein masalah ini bukan ke mereka tp langsung ke aplikasinya dan ke ojk
Lapor ke Polda Metro Jaya, ada nomor sms/wa khusus pengaduan korban pinjol.
Aplikasinya laporin ke satgas waspada investasi ojk dan aduan konten kominfo aja