Surat Pembaca

Kecewa Dikenakan Biaya Penitipan BPKB, Tanpa Pemberitahuan atau Perjanjian Tertulis

Saya nasabah PT Bussan Auto Finance (BAF), dengan nomor kontrak: 824180002132. Awal ceritanya, saya menggadaikan BPKB Motor di BAF Syariah cabang Bandengan, Jakarta Barat. Saat terakhir pembayaran angsuran terakhir antara bulan Juni atau Juli 2021, tercatat ada denda yang harus dibayarkan ketika akan mengambil BPKB.

Saat itu kondisi ekonomi saya sedang tidak baik-baik saja, bahkan saya kehilangan pekerjaan. Sehingga tidak terlintas pikiran untuk mengambil BPKB motor saya tersebut, yang dikenakan denda. Ditambah lagi, infonya cabang tersebut tutup dan diarahkan untuk pengambilan ke BAF Mampang. Makin tidak ada kepastian untuk saya datang jauh-jauh ke Mampang, dengan situasi dan kondisi saat itu.

Kebetulan saya baru aktif kembali bekerja sejak Oktober 2022 dan mendapatkan sedikit penghasilan untuk bisa menebus BPKB motor saya yang tertahan di BAF. Tepatnya pada tanggal 1 Januari 2023, saya mendatangi BAF Mampang untuk mengambil BPKB motor saya tersebut. Namun saya harus membayar denda, dengan total Rp2.100.200 dan rincian denda saat angsuran berjalan sebesar Rp602.700 dan biaya penitipan sebesar Rp1.497.500.

Saya meminta keringanan, karena saya keberatan dikenakan biaya penitipan, yang diinfokan oleh staf BAF bahwa biaya penitipan tersebut dihitung dengan per harinya sebesar Rp2.500. Saya secara pribadi tidak mendapatkan info tersebut dari awal perjanjian kredit, ditambah lagi saat itu kondisi ekonomi sedang tidak baik-baik saja akibat pandemi yang melanda negeri ini.

Walau saya kecewa dan merasa dirugikan, saya tetap berniat membayar dengan kesanggupan saya senilai Rp1.000.000. Namun hal tersebut ditolak, karena menurut staf itu sudah aturan dari perusahaan dan staf tersebut mengatakan hanya bisa diberikan keringanan dengan potongan senilai 30% dari total tunggakan tersebut.

Mendengar kalau itu sudah menjadi aturan perusahaan, saya jadi berontak, karena itu bentuk yang sangat egois! Mengingat kronologi masalah ini bukan murni kesalahan atau kelalaian saya sebagai nasabah, karena tidak ada perjanjian/pemberitahuan baik tertulis ataupun lisan, perihal biaya penitipan ini. Padahal teknologi sudah canggih, bisa saja pemberitahuan melalui SMS, WhatsApp, email, tapi itu tidak dilakukan, sehingga nasabah yang tidak tahu akan aturan tersebut tentunya sangat dirugikan.

Saya berharap PT Bussan Auto Finance bisa menanggapi masalah ini dengan bijak. Demikian diberitahukan. Terima kasih.

Stepen Yandri
Jakarta Barat

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan

Belum Ada Tanggapan Atas Surat Pembaca Ini

Surat pembaca ini belum mendapatkan tanggapan dari pelaku usaha terkait. Jika Anda adalah pihak yang terkait dengan pertanyaan/permohonan/keluhan di atas, silakan berikan tanggapan resmi melalui tautan di bawah ini:

Komentar

  • lagian 2500 1 hari darimana angka nya, menyimpan 1 buku bpkb. iya sih suka2 yang jualan, tapi angka juga yang logis lah.

    • yg dia bahas knp gak ada hitam diatas putih sebelumya soal biaya penitipan bpkb atau setidaknya pemberitahuan setelah semua angsuran lunas dan hanya menyisakan denda

    • Itu mah namanya merampok,sdh byr bunga ,kl tdk ada dalam perjanjian bs d pidanakan tuh perusahaan krn melakukan hal tsb,laporin sj ke polisi bw bukti ttg tdk ada biaya penitipan tsb,br viralkan,selesai deh tuh perusahaan

      • Wkwkwk makanya jangan malas baca perjanjian kontrak,padahal disana ada jelas banget mulai tahun 2019 bahwa diadakan biaya penitipan bpkb yg dikenakan kepada konsumen kredit.

  • cari² cara buat mendapatkan profit tambahan dari konsumen. pokoknya diperas habis sampai tetes terakhir.

  • Bawa ke polisi atau klo ada temen pengacara bisa bikin keder. Perusahaan bisa seenaknya dgn term & condition, ini mlah gk ada perjanjian tertulis.

    • Wkwkwk diperjanjian kreditur ada bos biaya penitipan bpkb,jelas dan tegas serta ditandatangani smaa kreditur,yg jdi masalah itu,kreditur malas untuk baca perjanjian.
      Sudah jelas ditandatangani,trus di buat lagi link perjnjian kreditur sama pihak leasing.gak percaya dowload link yg diberikan leasingnya dsna jelas semua perjanjian.
      Lapor polisi?
      Bunuh diri

      • Respon Yanng sopan jangan mengarahkan konsumen buat laporan ke polisi atau bunuh diri kata kata ini bisa di panjang kan loh km sebagai leader atau desk coll kok kata katanya seperti ini . hedeh tidak profesional saya menyayangkan saja sayang saya bukan bagian dari manajemen klo saya bagian dari manajemen saya ajarkan SOP yang baik dan benar

  • https://lampung.tribunnews.com/2019/01/16/ingin-ambil-bpkb-diminta-uang-penitipan

    Yg mengenakan biaya tsb bukan hanya leasing anda, silahkan search "biaya penitipan bpkb leasing", besaran nya beragam per harinya.

    Pihak leasing menyimpan bpkb bukan sekedar di laci kantor loh, jd kebayang kan jika tidak diterapkan begitu, konsumen ngga ada urgency utk ngambil/melunasi tunggakan. Mereka simpan nya harus di SDB (safe deposit box) bank, dan itu dikenakan biaya tahunan dan uang jaminan serta sebagian menerapkan locked dana sbg persyaratan menyewa SDB. Box ukuran paling kecil yg hanya sanggup menyimpan setumpuk folder (sertifikat tanah/rumah, akte lahir, dll) itu dulu di UOB per tahun nya kena hampir 400rb, dr '96an hingga 2020 keluarga saya sewa 1 unit, kita stop saat muncul peraturan baru harus locked dana 100 juta. Beberapa kali saya ambil kredit mobil, di akhir cicilan selalu saya telp utk memastikan hari H bpkb saya sudah standby di kantor cabang.

    Anda nekad sih klo mnrt saya, menitipkan bpkb segitu lamanya. Terlebih di tahun2 pandemi... Kalo saya sih takut leasing nya tau2 lenyap (pandemi byk usaha hancur), mau ambil bpkb ke mana nanti.

    • Pendapat sdr. Iwen mungkin ada benarnya.. terlepas benar atau tidak, namun pernyataan anda perihal "nekad dan menitipkan bpkb segitu lamanya" sepertinya kurang tepat, mengingat kronologi yang saya ceritakan sudah sangat jelas sekali... silahkan baca ulang. Salam

      • Pendapat anda menyesatkan, tidak ada itu biaya penyimpanan bpkb, itu dpastikan oknum, karena leasing bukan bank, mana ada leasing jasa penyimpanan bpkb, yg benar itu seharusnya leasing bersyukur bpkb diambil, jadinya berkurang 1 beban bpkb, dan sikahkan lihat kontraknya, saran saya datangin aja minta lagi dan rekam pembicaraannya dan minta identitasnya dan laporkan ke kepolisian.....

        • Biaya penyimpanan bpkb itu muncul jika angsuran sudah lunas dan bpkb motor tidak segera diambil. Karena memang menyimpan bpkb milik konsumen itu punya beberapa resiko, kebakaran/hilang/rusak untuk menghindari hal ini biasanya lesing menitipkan bpkb di perusahaan jasa penyimpanan dokumen agar terjamin keselamatannya dan juga ada asuransi jika sampai terjadi kerusakan/kehilangan. Nah dari situ lah muncul biaya penyimpanan jika angsuran sudah lunas/tinggal denda nya aja tp tidak segera diambil.

      • Dikontrak jual beli itu ada bos bahwa kreditur dibebani biaya penitipan bpkb,itu sudah ada aturannya tahun 2019 yg lalu kalau gak salah,cz ane org dealer dan ketika teman ane kredit dsna tercantum dan ditanda tanggani sma kreditur.yg jadi masalah itu ente yg malas baca akad jual belinya.cz budaya kita budaya malas.

    • Klo mmg hrs ada biaya penitipan BPKB itu seharusnya di infokan di awal/ tertuang dalam perjanjian akad kredit bkn pada saat nasabahnya mau ambil BPKB. Klo sdh sprt ini namanya penipuan untk memeras nasabah yg sdh lunas untk mengambil BPKBnya. untk penulis saran saya baca lg alad kreditnya di awal klo mmg tidak ada yg memuat ketentuan biaya tambahan untk penitipan BPKB laporkan ke Polisi atau minta bantuan hukum dari LBH untk tuntut ke pengadilan

    • Okelah klo mmg ada aturan biaya titipan BPKB, dibuatkan perjanjian tertulis donk atw ada notif ke Nasabah via WA, Email, Sms. Jgn kesannya kyk Haji mumpung, menari2 diatas penderitaan nasabah. Rentenir/Lintah darat sj ada hitam diatas putih, masa leasing sekelas BAF lbh parah

    • Ya mas... Noh kejaksaan... Ribuan SIM dan STNK tilangan tersimpan bertahun tahun... 2 tahun baru saya tebus... Aman ga ada denda tambahan...

  • bukannya ada di surat kontrak awal mengenai perjanjian penitipan bpkb itu saya pernah gadai di adira dan mutiara finance pasti soal biaya penitipan bpkb itu selalu ada di surat perjanjian
    coba di cek deh di surat perjanjian nya

    dan biasanya masih gratis di 3 bulan awal saat angsuran terakhir dan baru akan dikenakan denda saat bpkb tidak ditebus lebih dari 3 bulan dan memang dendanya harian

  • Posisi Juni atau Juli 2021 itu masih menyisakan angsuran atau lunas cuma gak diambil BPKB nya.?

    • Untuk angsuran lunas, namun ada denda senilai 600rb an (denda keterlambatan angsuran berjalan)

  • Semua lising ada biaya penyimpanan BPKB, jadi kalau sudah lunas harusnya cepat cepat diambil, kalau ini sudah terlanjur ajukan saja keringanan, biasanya ada limit-limitnya kalau 30% itu limit kepala cabangnya, minta limit area atau pusatnya bisa 50% atau 70% diskon nya.

    • Saya pun bekerja di Lembaga Pembiayaan untk biaya titip BPKB itu tidak ada dikarenakan perusahaan kami memiliki brankas di tiap area untk penyimpanan BPKB jd saya rasa tidak semua perusahaan pembiayaan/leasing membebankan biaya penitipan BPKB, klopun ada pasti sdh tertuang dalam perjanjian kreditnya. mungkin pada saat akad kredit sdh ditulis cm si penulis aja yg tidak baca ketentuan tersebut pada saat akad. yah semoga masalahnya cepat selesai.

      • Ada tertulis bos di akad kredit,malah ditandatangani,perjanjian ini adalah peraturan mulai thn 2019.jelas kok.krediturnya saja yg malas baca.
        Cz ane 7bln yg lalu ambilin temen ane motor dan dsna jelas biaya titipan sbsr 2500/hri

    • Cara nya gmna biar mendapatkan Keringanan pusat karena sy jg mengalami hal yg sma di kantor BAF..
      Tgl 1 kmarin mengajukan keringanan denda dan dari cabang di rujuk ke PlAZA BAF dan sampai sana disuruh ke BAF mampang... Sampai di BAF mampang hanya ad potongan 30% tp sy hnaya sanggup membayar 800 rb karena unit motor sdh rusah ditambah biaya penitipan sellu bertambah.
      Dikantor BAF mampang ketemu dengan Agen Chip BAF ujungnya dikembalikan ke cabang untuk negosiasi potongan keringaan... Sesmpay nya di Cabang esok hari ternyata kebijakan ada dipusat mampang untuk potongan... Sungguh luar biasa cape nya kaya bola di oper sana sini yg ada uang buat nebusin BPKB abis pke makan dan biaya ongkos lumayan perjalan dar Banten ke jakarta.. belum lag ditawrin calo yg janjiin bisa ngeluarin BPKB ujung nga mental jg...
      Mohon kepada perusahaan jangam alassan mentok di sisitem terus... Karen sisitem dibuat oleh anda

    • Sebenarnya ada diperjanjikan, mungkin kita ga pernah baca. Dulu waktu kredit di FIF diberitahukan waktu akad. Ketika lunas lebih baik langsung bayar di kantor dan langsung ambil BPKBnya, karena jika lewat 3 hari sudah dikenakan biaya titip BPKB

  • Saran saya ajukan BPKB hilang saja, mungkin bisa.
    Kalau buat BPKB baru mungkin hanya kena 1jt?
    Saya juga belum tahu pasti si, tapi patut dicoba saja.

  • OJK TIDAK BERKUTIK DENGAN ATURAN LEASING, OJK SEPERTI MANDUL DALAM MELINDUNGI KONSUMEN.KELUHAN KONSUMEN DIANGGAP ANGIN SAJA... DENDA!! BIAYA"!! COLLFEE!! BUNGA BERBUNGA!!
    BUAT APA ADA OJK BIKIN BEBAN RAKYAT MENINGKAT, KLU TDK BISA MELINDUNGI KONSUMEN SEBAIKNYA BUBAR SAJA... KELUHAN TAK PERNAH ADA RESPON... HALO OJK... MASIHKAH KAMU BERTAHAN...??

    • Ojk itu ada buat bikin regulasi biar perusahaan2 pembiayaan gak terlalu semena2 kl semena boleh tp jngn terlalu. Mereka lebih pro perusahaan pembiayaan drpd nasabah.

    • Ya mana perlindungan layanan konsumen dimana OJK masyarakat sdh menjerit pak dengan kebutuhan hidup ditambah mencari kerja susaah...apalgi mencari uang... Tolonglah bantu kami dengan niat baik kami... Kami hanya ingin memutuskan biaya penitipan Yg semkin hari semakin tinggi...dan ini bukan hanya keluhan saya sja... Tapi banyak jg masyarakat lainnya...

    • OJK matanya buta, kupingnya tuli jadi gak bisa lihat dan mendengar, 1 atau 2 masih ada yang sedikit waras tapi perlahan GILA karena HARTA. Lembaga tidak berisi. Gaji mau besar Kerja gak beres.

  • Memang sangat disayangkan, banyak lembaga keuangan di Indonesia memakai embel-embel "syariah" padahal praktiknya sangat bertentangan dengan syariat Islam, hendaknya kaum muslimin belajar lagi tentang riba, semoga Allah menjaga kita semua.