Surat Pembaca

Salah Naik Kereta Api, Padahal Sudah Mengikuti Arahan Petugas

Pada tanggal 27 April 2023, kami (saya dan anak saya berumur 2,5 tahun) berencana pergi ke Madiun, dengan menaiki kereta api. Kami sudah membeli tiket eksekutif kereta Sancaka tambahan rute Surabaya Gubeng – Madiun, dengan nomor bangku 11D dan kode pemesanan: YSQ6I48. Kereta dijadwalkan berangkat pukul 23:10 WIB dan kami sudah berada di stasiun sekitar pukul 22.30.

Saat itu karena kami takut telat masuk ke dalam kereta dan bawaan kami banyak serta anak kami (yang qadarullah termasuk anak yang super aktif) maka kami langsung scan ke petugas boarding dan kami tanya “Ini keretanya mana pak?”. Bapak tersebut terlihat lelah dan menjawab “Masuk”. Kami bertanya ulang sambil menunjuk kereta yang sedang parkir “Yang itu ta pak keretanya?”. Beliau mengulangi lagi “Ya, masuk”. Akhirnya kami pun masuk ke dalam kereta mengikuti informasi dari petugas boarding-nya.

Setelah itu sebelum masuk ke dalam kereta, untuk memastikan saya bertanya lagi kepada petugas security yang saat itu ada berbaju putih dan menunggu di depan gerbong kereta. Kami tunjukkan tiket digital kami dan diarahkan untuk masuk ke bagian paling belakang kereta, yaitu eksekutif D, sesuai dengan tiket kereta.

Ketika masuk ke dalam kereta, kami memang merasa aneh mulai dari tempat duduk kok beda. Kami sudah mencoba menghubungi kondektur atas nama Dimas pada pukul 22.46, tapi tidak tersambung juga. Akhirnya setelah bertanya kepada orang sebelah, kami baru tahu bahwa kereta yang kami naiki adalah kereta dengan jurusan lain (ke arah Ketapang).

Oleh kondektur Dimas, saya dan anak saya tengah malam diturunkan di stasiun Sidoarjo. Sehingga kami harus balik lagi ke kontrakan kami di Surabaya. Posisi saat itu tengah malam, bawa 1 anak dan barang banyak, disuruh bolak balik. Sudah tiket hangus, masih bayar transportasi balik ke asal, tidak sampai ke tempat tujuan, hilang banyak waktu, perasaan kalut juga, tetapi solusi dari KAI hanya seperti itu.

Posisi saya waktu itu sendiri seorang ayah membawa banyak bawaan dan 1 orang anak yang berumur 2,5 tahun. Anak saya qadarullah termasuk anak yang super aktif, sehingga cukup sulit untuk mengendalikannya. Saat itu kami bingung dan sudah bertanya kepada petugas serta mengikuti semua arahan mereka. Namun sayangnya pihak KAI merasa bahwa mereka sudah menjelaskan agar kami menunggu di peron. Padahal tidak ada penjelasan sama sekali.

Kami aslinya berasal dari kota Bangkalan, tapi alhamdulillah punya kontrakan di Surabaya. Sehingga kami bisa balik menggunakan GoCar ke kos. Seandainya kami tidak memiliki kos? Kami harus bagaimana? Apa ada ayah yang tega meninggalkan anaknya yang berusia 2,5 tahun di emperan, padahal kami sudah mengikuti arahan dari petugasnya?

Setahu saya, semua yang masuk kereta itu pasti ditanya dan disortir dulu tiketnya, dan tidak sembarang orang bisa masuk. Kemudian di dalam kereta pun dicek lagi sesuai tidak tempat duduknya, dll. Kalau sebelum masuk kereta tidak dicek tiketnya, kan bisa saja ada orang curang asal masuk kereta.

Berdasarkan info dari KAI, mereka menyatakan bahwa security sudah menunjukkan informasi dan kereta yang benar. Yang berarti secara tidak langsung, menyatakan saya sengaja salah dalam hal ini. Coba pembaca berada dalam posisi saya, mana mungkin saya sengaja menyusahkan anak saya dengan cara seperti ini?

Sangat sayang sekali dengan kinerja KAI seperti ini. Petugasnya biasanya ngarahinnya benar, bahkan kadang ngarahinnya sambil bentak ke saya. Bagi saya masih lebih baik, daripada ngarahin salah, kemudian membebankan pada kami sebagai pelanggan semua kesalahan.

Kami tahu saat itu tengah malam dan petugasnya mungkin lelah. Namun jika memberikan info yang salah, masak pelanggan yang disalahkan? Lalu ketika dikomplain, petugas KAI seenaknya bilang bahwa informasi sudah tersedia lengkap di peron, sehingga bisa dilihat. Masalahnya adalah posisi saya waktu itu membawa banyak barang, serta 1 orang anak. Saya takut sebentar saja saya lengah mengawasi anak saya, maka terjadi suatu hal yang tidak diinginkan. Jadi kami memilih opsi bertanya kepada petugasnya.

Kemudian KAI juga dengan gampangnya mengatakan, bahwa kami bertanya bukan pada petugas KAI. Masak saya tidak bisa membedakan mana petugas KAI mana yang bukan sih? Wong jelas pakaiannya kelihatan pakaian kemeja kerja dengan warna putih dan jelas ada simbol KAI di kantongnya. Masak dibilang bukan petugasnya?

Hal ini sangat merugikan saya sebagai pelanggan dan pihak KAI malah lepas tangan dengan hal ini. Jujur saja, saya merasa trauma naik kereta atas hal ini. Jika saya sebagai pelanggan diarahkan salah oleh petugasnya, artinya kan petugasnya tidak peduli kepada kita? Jika mereka tidak peduli, lalu untuk apa kita menjadi customer-nya?

Jika memang kami salah karena bertanya, tunjukkan pada kami CCTV-nya. Kami siap mengakui dan bahkan jika kami salah bertanya, tolong pertemukan kami dengan petugas yang bersangkutan. Namun jika memang KAI salah, tolong secara gentle akui kesalahan itu dan ganti kerugian kami.

Sebagai salah satu customer KAI, saya sangat merasa sangat marah, kesal dan yakin sudah tidak mau lagi percaya kepada KAI. Seharusnya mereka ada untuk membantu memudahkan kita dalam bertransportasi. Apakah kami tidak bisa meminta bantuan informasi kepada petugas yang berada di dalam peron, sehingga semuanya harus dilakukan sendiri?

Jika KAI masih menganggap kami pelanggan, tolong pertemukan kami dengan kedua petugas tadi. Sehingga jelas siapa yang salah dan siapa yang benar. Bukannya malah memojokkan customer dan tidak menerima alasan customer, bahkan balik menyalahkan.

Moch Sugiharto
Bangkalan, Jawa Timur

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan

Belum Ada Tanggapan Atas Surat Pembaca Ini

Surat pembaca ini belum mendapatkan tanggapan dari pelaku usaha terkait. Jika Anda adalah pihak yang terkait dengan pertanyaan/permohonan/keluhan di atas, silakan berikan tanggapan resmi melalui tautan di bawah ini:

Komentar

  • viralin ke twitter aja. biar petugas di lapangan disanksi. kalau perlu minta cek cctv. biar ga tuman.

    • Maaf ya mungkin karena barang bawaan anda byk dan anak aktif semua jadi ribet dan gak fokus ,saya yakin anda masuk ke kereta wijayakusuma jurusan purwokerto - banyuwangi .penangkapan anda miss dan bisa jadi anda kurang mendengarkan informasi. posisi di gubeng jam segitu tidak begitu crowded kedepan kalo barang byk anak seperti itu alangkah baiknya minta bantuan jasa porter jelas anda akan di bantu sampe naik kreta dan gak salah tujuan.bayar porter juga gak mahal
      ya tergantung masing masing org. ini jam gak sibuk coba anda naik yg jam 3 atau kreta sore pasti bisa bingung dan nyasar ke tujuan jakarta.

  • sy jg pernah nyaris salah naik kereta api jauh jkt-yogya, kalo ga salah Taksaka, naik di gambir.
    wkt itu diarahkan petugas utk masuk ke kereta. tp sy menemukan nomor kursi sy telah didudukin orang, sy tanya lah ke org itu, ternyata salah jurusan. seketika itu sy langsung keluar kereta. dan bertanya ke petugas KAI yg disana, ternyata 2 menit lg akan berangkat. sy sampe lari2an sama istri yg lg hamil muda, untungnya msh keburu. saran sy, jgn bertanya hanya pd 1 petugas, harus aktif terus bertanya ke byk petugas disana agar aman. Gapapa dianggap 'bolot' krn tanya terus, daripada tiket hangus krn salah naik kereta

  • Maaf pak. Kami sendiri sdh jarang pakai Twitter, apa iya segampang itu ya viral di Twitter.
    Semoga KAI mendengar kasus ini dan lebih menaruh perhatian karena kami tidak tahu lagi kemana harus meminta keadilan.

    • PELAYANAN Di ST Itu memang menurut saya Kurang kak. Bisa viral ini ditwitter, kayanya seingat saya dulu2 ada juga deh komplenan terkait Pelayanan di stasiun tsb mas. Turut prihatin atas kendalanya, smga PT KAI Memberikan Kompensasi sewajarnya. Kalo sendiri mungkin its oke kita masih bisa tapi kalo bawa anak itu kasian banget anaknua..

    • @Muhammad
      Pak, sebaiknya layangkan juga keluhan anda ke lapor.go.id ditujukan ke BUMN PT KAI. Nanti sama admin disana didisposisikan ke direksi KAI dan kementrian BUMN.
      Semoga ada solusinya pak.

  • Mungkin karna banyak barang bawaan + ank pula jd pikiran ruwet duluan, padahal setiap kereta sdh ada nama ditempel setiap gerbong. Dalam hal ini sama² lalai petugas tdk sigap, penumpang juga.

    • [Petugasnya biasanya ngarahinnya benar, bahkan kadang ngarahinnya sambil bentak ke saya. Bagi saya masih lebih baik, daripada ngarahin salah, kemudian membebankan pada kami sebagai pelanggan semua kesalahan.]

      Dari kalimat ini, anda itu cukup sering naek kereta, namun selalu ngandelin petugas. Biasakan ngandelin diri sendiri ya, kecuali tidak bisa baca tulis (dalam hal ini cek nama kereta, gerbong, dll nya), karena jika ngandelin orang lain, cepat lambat pasti akan kecewa.

      Jika yg salah masuk hanya anda/kelompok anda saja, tidak bisa sepenuhnya nyalahkan pihak lain. Pada akhirnya anda bisa tanya ke penumpang sebelah... Kenapa tidak sejak awal, saat masih keburu turun dan pindah ke yg benar? Intropeksi diri ya...

      Saya tidak pernah naek kereta namun pesawat sudah sering. Di bandara memang ada petugas yg bisa ditanya, tapi tidak bisa sepenuhnya diandalkan krn seringkali gate berubah di detik2 akhir (harus jeli baca & mendengar pengumuman). Sblm covid, 4 teman saya yg wkt itu hendak liburan ke Thailand, mereka sudah check-in 2 jam sebelum nya dan duduk" santai ngobrol di ruang tunggu. Namun pd akhirnya tetap ketinggalan pesawat. Ternyata krn asik ngobrol dan terlalu pede, semua tidak ada yg inisiatif ngecek dan pasang kuping. Ternyata gate nya dipindah, jadi tidak sadar tau2 pesawat sudah berangkat. Minta ganti rugi ga? (kalau terjadi di anda, mgkn saja akan nyalahin petugas bandara... Kok ngga nyariin kita dan arahin masuk, kan sudah check-in jauh2 jam nya). Tentu tidak. Bagasi mereka diturunkan dr pesawatnya, dan terpaksa beli penerbangan selanjutnya namun tidak ada lagi yg tujuan ke Thailand dlm wkt dekat. Sudah tengah malam dan hanya ada rute ke Singapore. Akhirnya berangkatlah mereka ke Singapore, rehat di bandara sana sambil tunggu penerbangan lanjutan ke Thailand. Karena di Thailand sudah ada teman yg menunggu/janjian, yg terbang duluan dari Kuala Lumpur utk liburan bareng, batalkan liburan tidak mungkin. Tiket yg semula hangus dan harus keluar dana tidak sedikit utk tebus tiket perjalanan yg baru. Semua dijadikan pengalaman berharga saja, dan saat ngumpul, peristiwa itu sering diungkit dan dijadikan bahan ketawa.

  • Bisa share jg pengalaman mas nya di IG, dan langsung mention akun resmi KAI (kai121_) dan kalau perlu mention jg ke akun resmi Kemenhub (kemenhub15)

    Dua akun tersebut official dan centang biru

    • Yang kayak gini nih komen cuma baca judulnya doang, gak heran literasi membaca di Indonesia masih sangat rendah

    • Justru dia udah nanya bos ke petugasnya cm di iya2in doank...makanya kurangin bir,banyakin ngopi...biar ngga gagal fokus kaya petugas keretanya...

      • Sebenarnya di body rangkaian kereta sdh ada plat nama keretanya.
        Jika dia dtg lebih awal harusnya dia sdh nunggu di peron.
        Pengeras suara gak mungkin hanya 1x mengumumkan kereta ada di jalur mana.
        Dan di dalam gerbong jg sdh pasti ada nama rangkaian kereta.
        Tanpa perlu tanya harusnya sdh mengetahui kereta yg ingin dinaiki sebenarnya.
        Alasan penulis ada menyembunyikan sesuatu

  • Setahu saya artikel di MK juga terhubung ke Twitter dan Google News, semoga langsung ada perhatian dan tanggapan dari PT KAI.

    Ke depannya mungkin anda bisa membuat persiapan yang lebih matang jika akan melakukan perjalanan jauh cuma SENDIRIAN membawa anak dan barang bawaan yang lumayan. Jika istri tidak bisa ikut, upayakan si anak ada yang pegang sehingga anda sedikit lebih leluasa untuk fokus pada urusan yang dihadapi dan mengawasi barang bawaan.

    • Maaf apakah nanyanya seperti itu, ini keretanya mana? Atau langsung menanyakan jurusan kereta? Saya tidak membaca pernyataan bahwa TS nanyanya jurusannya kereta, mungkin ada miss komunikasi. Apalagi mungkin pakai bahasa daerah. Selain itu harusnya penumpang bisa cepat tanggap dgn nanya ke penumpang di samping kan anda tidak sendirian di satu gerbong, koq nanyanya ke kondukter via phone, seperti di rumah paling cepat itu info dari tetangga. Selain itu dari cctv ya ngak akan kedengaran suara kan cuman merekam gambar. Diluar itu mungkin pelayanan kereta api yg perlu di perbaiki.

      • Jangan merusak drama yg lagi dbangun dong ah, penggunaan kata seandainya adlh ciri org yg melebihkan sesuatu bukan base on fakta. Ada bbrp hal yg dkaburkan dlm kasus ini seperti bbrp yg anda tulis.

        1. Waktu terbatas yg tersedia utk mencari, naik kereta dan memindahkan brg sambil jaga anak balita (40 mnt ga cukup)
        2. Tidak menggunakan porter stasiun dlm membawa brg yg katanya byk sehingga bs fokus sama anak yg katanya qadarullah itu tadi
        3. Ada 3 fokus yg terpecah antara nyari kereta, bawa brg yg katanya byk, dan ngawasin anak qadarullah ini tadi. Dalam hal ini prioritasnya kemana?
        4. Betul seperti yg anda sampaikan, mengapa tdk tanggap dengan bertanya pd penumpang lain utk memastikan kereta yg benar dl bukan malah sibuk nlp kondektur yg sibuk nyiapin keberangkatan. (Pake seandainya) Kalau itu pilot pesawat emang bs dgangguin hanya utk nanya nomer kursi yg benar?
        5. Mestinya pastikan dl keretanya sebelum bawa masuk brg dan berangkat dengan resiko ninggal brg d luar kereta, krn ga mgkn ninggal anak kan.
        6. Ini kereta murah ya? Kok ga ada petugas khusus yg bs dtanya d luar gerbong?
        7. Jangan mudah percaya arahan petugas krn bs saja dia salah krn lelah, asal dsb nya. Tapi cek ke bbrp org utk memastikan

        Dikit lagi pasti gw dserang dengan kalimat kamu kan ga ikut ngerasain blablabla. Haha. Gw pernah ngerasain, tp pilihan gw ga goblok dan nyari drama. Apalagi post d media kek gini. Ngare apa? Dganti tiketnya sama KAI? Atau petugasnya dpecat? Kek gak guna gitu.

        • betul agan ini, pointnya apa?
          mau pecat petugas, to poin saja sebut nama petugasnya
          minta di ganti tiketnya, bilang saja minta di ganti

          panjang lebar mengetik, poin
          1. karena salah sendiri, sampai sampai salah naik kereta.
          2. apesnya petugas seperti anda tidak FOKUS. jadi KAMBING HITAM ANDA.

          Berlebihan

  • penumpang kebingungan nyari nama kereta masih wajar...

    tp kok bisa petugas salah nunjukin nama kereta?... gimana ini saat proses rekrutmen dan training nya .. hadeuh ...
    padahal Mereka kerja dan dibayar utk memahami jalur kereta dan membantu penumpang yg kebingungan... bukan asal tunjuk sana sini 🤦🏾‍♂️🤦🏾‍♂️🤦🏾‍♂️

  • Padahal masih 2 Jalur rata2 kereta punya papan informasi arah Jakarta, pastikan dulu kita tidak melawan arah tujuan kita, stasiun kita masih baik hati mengumumkan arah dan kedatangan dan nama kereta, tinggal dibekali saja membaca petunjuk selain tanya petugas bisa juga tanya penumpang lain