Kejadian bermula pada tanggal 6 Juli 2023. Suami saya sedang pulang kerja, tiba-tiba dicegat di jalan oleh pihak debt collector sebanyak 4 orang. Setelah bertanya, katanya motor saya ada sangkutan dengan pihak Kredit Plus dan mereka memaksa untuk menarik motor. Padahal saya gak pernah ada sangkutan apa pun dengan pihak Kredit Plus.
Saya membeli motor ini cash dari tangan ketiga dan gak ada masalah di motor ini, surat-suratnya lengkap, bahkan kunci satunya pun masih di saya. Namun BPKB saya hilang pada pertengahan tahun 2022. Saat itu saya sudah mau bikin surat kehilangan ke pihak kepolisian, tapi gak diterima oleh polisi karena harus melampirkan KTP asli sesuai BPKB. Sedangkan saya hanya adanya fotokopinya dan saya pun gak tahu si tangan pertama ini di mana.
Setelah berdebat sama pihak debt collector, akhirnya suami saya ikut ke kantor mereka di cabang Kedoya. Mereka ngasih saya surat untuk penarikan motor dan ternyata BPKB motor saya digadai oleh atas D** Saf**** yang sama sekali tidak saya kenal.
Keesokannya saya datang ke Kredit Plus cabang Ciledug. Di sana saya minta data pihak penggadai. Ternyata benar pihak penggadai memalsukan data plat nomor serta STNK. Bahkan yang disurvei pun motor keluaran tahun 2021. Sedangkan tertulis jelas di BPKB motor saya tahun 2019.
Yang saya bingung, kenapa bisa lolos? Sedangkan di mana pun kalau mau gadai BPKB itu harus ada motor aslinya dan ada pengecekan nomor mesin serta penggesekan nomor rangka. Di sini sudah kelihatan jelas ada pemalsuan data. Bahkan pihak penggadai mencantumkan nama asli (tangan pertama) sebagai suami. Seharusnya dicek dari KK dan surat nikah, bahkan KTP dan tanda tangan asli pemilik. Dari kantor Ciledug saya suruh datang ke cabang Parung, karena BPKB saya digadaikan di kantor sana.
Besoknya Sabtu tanggal 8 Juli 2023, saya datang ke cabang Parung ketemu sama supervisor atas nama Sap*****. Setelah saya jelaskan kronologinya, dia gak percaya dan keukeuh kantornya ini ketat dan sesuai SOP. Setelah saya kasih semua bukti, pihak SPV ini memanggil marketingnya atas nama Muh**** N** Fa*****. Setelah berdebat dengan marketing, dia mengaku dia salah karena melakukan survei di jalan. Sedangkan SOP perusahaan, survei harus di kantor. Setelah ditanya, memang dia gak bisa bedain motor keluaran tahun 2019, sedangkan yang disurvei motor tahun 2021. Dia menjawab: “Itu agency saya yang ngurusin proses semua penggadaian, saya hanya terima beres masukkan data aplikasi“.
Setelah berdebat, akhirnya kami menyelesaikan masalah dengan kekeluargaan, karena pihak marketing mau tanggung jawab dan sudah perjanjian tertulis di materai, bahwa marketing akan melunasi tagihan a.n. D** Saf**** selambatnya 3 hari dan motor saya serta BPKB-nya akan keluar.
Pada hari Senin tanggal 10 Juli 2023, pihak marketing WA saya, bilang mau ada pelunasan dan ada pihak kolektor pusat yang datang. Sesampainya saya di sana orang pusat ngomong harus ada tanda tangan pihak penggadai dan pihak marketing tersebut sedang cari orangnya serta minta lagi waktu seminggu. Menurut saya ini gak masuk akal. Kemarin pas motor ditarik, mereka keukeuh mau uang perusahaan mereka balik, kenapa sekarang mau pelunasan dipersulit gini?
Tolong pihak Kredit Plus dibantu ditindaklanjuti masalah ini biar cepat selesai. Saya di sini korban, bukan makan uang perusahaan Anda.
Rintan Nurul Khodijah
Jakarta Barat
Surat pembaca ini belum mendapatkan tanggapan dari pelaku usaha terkait. Jika Anda adalah pihak yang terkait dengan pertanyaan/permohonan/keluhan di atas, silakan berikan tanggapan resmi melalui tautan di bawah ini:
Komentar
https://www.kreditplus.com/group-structure
ini bukan ? Kok bisa di negara ini bikin lembaga pembiayaan tanpa pengwasan OJK..??