Kebocoran Data Pribadi ke Direct Sales dan Telemarketing dari Bank DBS
Selamat siang Bank DBS Indonesia,
Saya, Ezra Erlangga, menulis surat terbuka kepada Bank DBS Indonesia untuk melayangkan komplain keras terkait adanya dugaan kebocoran data nasabah DBS kepada direct sales atau telemarketing. Nasabah sangat terganggu karena dikontak berkali-kali, tidak hanya melalui telepon seluler, tetapi juga melalui pesan WhatsApp oleh direct sales atau telemarketing yang tidak melalui akun resmi DBS.
Saya sudah mencoba mengajukan komplain secara halus melalui telepon dan pesan WhatsApp untuk tidak dihubungi atau dilakukan cross selling kembali oleh DBS. Namun, telepon terus-menerus terjadi, dan pesan WhatsApp juga berulang kali muncul.
Saya yakin tidak ada lead-based management untuk whitelisting nasabah yang sudah tidak ingin dikontak, karena adanya dugaan kebocoran data dari Bank DBS. Hal ini berulang terjadi dan menyebabkan nasabah kehilangan haknya untuk meminta bank menghapus data pribadi nasabah agar tidak lagi dilakukan cross selling oleh Bank DBS Indonesia.
Harap menjadi perhatian Bank DBS Indonesia, karena hal ini berpotensi melanggar beberapa peraturan BI dan OJK, di antaranya:
POJK 01 (2013) Pasal 31 (1): Dilarang dengan cara apa pun memberikan data dan/atau informasi mengenai konsumen kepada pihak ketiga.
UU No.27 PDP (2022) Pasal 20 (1): Pengendali data pribadi wajib memiliki dasar pemrosesan data pribadi.
PBI No.3 (2023) Pasal 35 (1): Dilarang memberikan data dan/atau informasi konsumen kepada pihak lain.
PBI No.3 (2023) Pasal 35 (3): Konsumen berhak menarik kembali persetujuan.
PBI No.3 (2023) Pasal 36 (5): Memastikan konsumen memiliki hak untuk mengakhiri, menghapus, dan/atau memusnahkan data pribadi.
Demikian laporan dan berita acara dari saya. Ditunggu niat baik dan penyelesaian dari kantor pusat DBS Indonesia terkait komplain ketidaknyamanan nasabah dan dugaan kebocoran data nasabah ini.
Salam,
Ezra Erlangga Jakarta Pusat
Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Redaksi Surat Pembaca MediaKonsumen.com Yth., Pertama-tama, kami ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada MediaKonsumen.com. Melalui surat ini, kami... Baca Selengkapnya
Komentar
Bukan kebocoran data tapi memang pihak DBS memberikan akses kepada yg kita sebut telemarketing untuk menawarkan produk mereka dari kredit,KTA,asuransi kesehatan.Telemarketing mendapat upah/komisi setiap ada produk yg terjual/teraproved.Dulu telemarketing biasa menghubungi nasabah yg sekiranya banyak tabungannya,tapi sekarang random ngasal.Tidak hanya DBS,bank lain banyak yg pake sistem ini untuk menambah pendapatan.
Tlp saja call center DBS...minta masukan ke list hard contact supaya tidak ad tlp atau penawaran appun dr DBS...selesai masalah..
Pak ezra saya coba ijin menjelaskan. Kebetulan ada keponakan saya juga kerja d telemarketing bank DBS. Mereka dapet database dari supervisornya dan disuruh menghubungi nasabah secara buta, dan sudah byk yg marah karenanya.
Saran saya bapak benerin setting hp saja, gunakan apps true caller/whos call dan sejenisnya untuk memblok nomor asing yg masuk. Begitupun utk whatsapp bisa dsetting blok utk nomer asing memghubungi baik chat maupun tlp. Atau pilihan lain jangan dtanggapi agar d laporan mereka dtulis nomor tidak aktif. Semakin bapak jawab, semakin jadi mereka mengontak. Semoga membantu.
memblok kontak yang tidak dikenal ini bisa suatu saat menjadi bumerang kepada diri sendiri
misalkan ada kerabat yg mengalami kejadian darurat trus menghubungi anda dengan nomor lain, ujung2nya akan auto reject
ini yang menjadi pertimbangan saya tidak mengaktifkan auto reject dari apk tersebut
Ini juga alasan saya lebih pilih ganti nomor HP dan tidak menggunakan layanan DBS lagi
Maaf apapun keluhan tetap di layani dan saya rasa pak ezra Dalam chat itu pemohon sudah melakukan permohanan stop tapi pihak selles banknya aja yang bego tetap aja padahal privasi adalah hak mutlak jangam seenaknya dong kalau saran banknya tutup saja kan simpel tinggal di hapus saja nama pak ezra dalam data base nya dan saya rasa simple kok kecuali pihak banknya memang selalu lalai dan saya rasa memang lalai mending banknya tutup
Cukup dimaki maki saja, mumpung tahu cara memaki tapi jarang atau tidak dipakai.
Wah saya kira saya saja yang mengalami demikian, ternyata orang lain "mungkin banyak" mendapatkan hal serupa juga.
Memang susah dengan kondisi yang ada saat ini, tugas telemarketer pun menghubungi secara autodial dan random karena sudah di supply data dari TL/Spv nya.
Bahkan saya pun pernah buat hal demikian kepada APPK OJK, di jawab menggunakan template. Ga ngerti deh sama birokrasinya gimana tentang kerahasiaan data.
Suruh tutup saja kan konsumen di lindungi undang-undang tentang pelayanan konsumen pihak banknya aja yang seenaknya
Pindah bank lain aja...
Ini memang meresahkan ya. Saya bahkan sampai ganti nomor 2-3 kali dalam 2 tahun ini karena itu. Sebenarnya bisa aja diabaikan, tapi udah seperti minum obat saya dihubungi 3x lewat telepon dan bahkan whatsapp.
Memang telemarketing dikejar target yang berat dari DBS. Solusi saya: ganti nomor HP dan DBS pakai nomor yang tidak ada whatsapp nya.
Bahkan untuk yang promosi via email saya sudah minta untuk Unsubscribe, tetap saja terus2an masuk emailnya.
Ini namanya pihak seles ngak tahu diri dan hilang urat malunya jika ada keluhan bisa juga muat media agar efeknya besar dan terus bagikan agar kena dampak kepada perusahannya
Bisa jadi pas buka hubungan dg DBS dulu, ga baca baca S/K atau misal pakai aplikasi asal centang setuju. Makanya data bisa masuk ke telemarketing.
Karena proses take out dari data leads agak tricky, jadinya data tetep masuk. Bisa jadi juga karena emang komplain ga difollow up.
Selama msh belum keluae dari data leads, ya udah sih kalau ada WA diabaikan aja. Lalu kalau ga sengaja angkat telpon telemarketing, ya udah langsung tutup aja dan blokir nomernya.
DBS emang bank menyebalkan, agak menyesal berhubungan dengan Bank Ini...
Gimana mau prioritas kalau di perlakukan kayak gini, setiap hari di call bombardir.
Mengesalkan. Bank lain saja tidak seperti ini, mau cari tambahan ga gitu juga kali.
Kenapa jadi nasabah yang repot mesti ganti nomor ??????
Mereka yang terror kok nasabah jadi kena tekanan mental dan stress.
Komentar
Bukan kebocoran data tapi memang pihak DBS memberikan akses kepada yg kita sebut telemarketing untuk menawarkan produk mereka dari kredit,KTA,asuransi kesehatan.Telemarketing mendapat upah/komisi setiap ada produk yg terjual/teraproved.Dulu telemarketing biasa menghubungi nasabah yg sekiranya banyak tabungannya,tapi sekarang random ngasal.Tidak hanya DBS,bank lain banyak yg pake sistem ini untuk menambah pendapatan.
Tlp saja call center DBS...minta masukan ke list hard contact supaya tidak ad tlp atau penawaran appun dr DBS...selesai masalah..
Pak ezra saya coba ijin menjelaskan. Kebetulan ada keponakan saya juga kerja d telemarketing bank DBS. Mereka dapet database dari supervisornya dan disuruh menghubungi nasabah secara buta, dan sudah byk yg marah karenanya.
Saran saya bapak benerin setting hp saja, gunakan apps true caller/whos call dan sejenisnya untuk memblok nomor asing yg masuk. Begitupun utk whatsapp bisa dsetting blok utk nomer asing memghubungi baik chat maupun tlp. Atau pilihan lain jangan dtanggapi agar d laporan mereka dtulis nomor tidak aktif. Semakin bapak jawab, semakin jadi mereka mengontak. Semoga membantu.
memblok kontak yang tidak dikenal ini bisa suatu saat menjadi bumerang kepada diri sendiri
misalkan ada kerabat yg mengalami kejadian darurat trus menghubungi anda dengan nomor lain, ujung2nya akan auto reject
ini yang menjadi pertimbangan saya tidak mengaktifkan auto reject dari apk tersebut
Ini juga alasan saya lebih pilih ganti nomor HP dan tidak menggunakan layanan DBS lagi
Maaf apapun keluhan tetap di layani dan saya rasa pak ezra Dalam chat itu pemohon sudah melakukan permohanan stop tapi pihak selles banknya aja yang bego tetap aja padahal privasi adalah hak mutlak jangam seenaknya dong kalau saran banknya tutup saja kan simpel tinggal di hapus saja nama pak ezra dalam data base nya dan saya rasa simple kok kecuali pihak banknya memang selalu lalai dan saya rasa memang lalai mending banknya tutup
Cukup dimaki maki saja, mumpung tahu cara memaki tapi jarang atau tidak dipakai.
Wah saya kira saya saja yang mengalami demikian, ternyata orang lain "mungkin banyak" mendapatkan hal serupa juga.
Memang susah dengan kondisi yang ada saat ini, tugas telemarketer pun menghubungi secara autodial dan random karena sudah di supply data dari TL/Spv nya.
Bahkan saya pun pernah buat hal demikian kepada APPK OJK, di jawab menggunakan template. Ga ngerti deh sama birokrasinya gimana tentang kerahasiaan data.
Suruh tutup saja kan konsumen di lindungi undang-undang tentang pelayanan konsumen pihak banknya aja yang seenaknya
Pindah bank lain aja...
Ini memang meresahkan ya. Saya bahkan sampai ganti nomor 2-3 kali dalam 2 tahun ini karena itu. Sebenarnya bisa aja diabaikan, tapi udah seperti minum obat saya dihubungi 3x lewat telepon dan bahkan whatsapp.
Memang telemarketing dikejar target yang berat dari DBS. Solusi saya: ganti nomor HP dan DBS pakai nomor yang tidak ada whatsapp nya.
Bahkan untuk yang promosi via email saya sudah minta untuk Unsubscribe, tetap saja terus2an masuk emailnya.
Ini namanya pihak seles ngak tahu diri dan hilang urat malunya jika ada keluhan bisa juga muat media agar efeknya besar dan terus bagikan agar kena dampak kepada perusahannya
Bisa jadi pas buka hubungan dg DBS dulu, ga baca baca S/K atau misal pakai aplikasi asal centang setuju. Makanya data bisa masuk ke telemarketing.
Karena proses take out dari data leads agak tricky, jadinya data tetep masuk. Bisa jadi juga karena emang komplain ga difollow up.
Selama msh belum keluae dari data leads, ya udah sih kalau ada WA diabaikan aja. Lalu kalau ga sengaja angkat telpon telemarketing, ya udah langsung tutup aja dan blokir nomernya.
DBS emang bank menyebalkan, agak menyesal berhubungan dengan Bank Ini...
Gimana mau prioritas kalau di perlakukan kayak gini, setiap hari di call bombardir.
Mengesalkan. Bank lain saja tidak seperti ini, mau cari tambahan ga gitu juga kali.
Kenapa jadi nasabah yang repot mesti ganti nomor ??????
Mereka yang terror kok nasabah jadi kena tekanan mental dan stress.