Penagihan DC DBS yang di Luar Nalar
Saat ini saya mengalami kendala, yang mana tidak menemukan titik terang untuk bernegosiasi dengan DC dari tim DBS. Awal mulanya,...
Baca Selengkapnya
Redaksi Surat Pembaca MediaKonsumen.com Yth.,
Pertama-tama, kami ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada MediaKonsumen.com.
Melalui surat ini, kami ingin memberikan tanggapan atas surat pembaca bertajuk “Penagihan DC DBS yang di Luar Nalar” dari Sdri. Lusiani yang dimuat secara online di MediaKonsumen.com pada 26 Oktober 2024.
Dalam surat pembaca disebutkan bahwa penulis menyampaikan keberatan atas proses penagihan yang diterimanya, serta permohonan keringanan atas kewajiban dari fasilitas pinjaman yang dimilikinya.
Bank telah menindaklanjuti hal tersebut dengan memberikan penjelasan perihal proses pengingat pembayaran yang berlaku, serta penawaran program keringanan pembayaran yang tersedia.
Kami berterima kasih kepada Sdri. Lusiani, juga kepada MediaKonsumen.com yang telah berkenan menayangkan surat tanggapan ini.
Salam,
Mona Monika
Head of Group Strategic Marketing & Communications
PT Bank DBS Indonesia
Saat ini saya mengalami kendala, yang mana tidak menemukan titik terang untuk bernegosiasi dengan DC dari tim DBS. Awal mulanya,...
Baca Selengkapnya
Komentar
Dari awal saya membuat laporan ke OJK, hanya jawaban template yang di berikan oleh DBS. Tidak ada solusi sama sekali mengenai hal ini. Ketika saya buat pengaduan ke Media Konsumen, tim DBS menelpon saya pagi jam 10 dan mengkonfirmasi apa benar saya membuat laporan tsb. Lalu saya dihubungi kembali sore hari sekitar jam 4 atau jam 5 sore tetapi saya tidak dapat mengangkat telepon tsb karena saya sedang di lapangan dan tidak membawa handphone. Hari ini saya tunggu telepon dari tim DBS tapi tidak ada yang menghubungi saya bahkan saya coba menelpon ke nomor yang menghubungi saya kemarin tapi tidak dapat tersambung. Lantas bagaimana bisa hal tsb dianggap telah selesai? Menemui kesepakatan saja tidak. Kata-kata diatas seakan-akan saya telah diberikan penawaran program keringanan padahal disurat yang telah dikirimkan hari ini, tidak ada kata-kata tersebut. Hanya mengkonfirmasi saja bahwa belum ada kata kesepakatan antara saya dan tim DBS.
Lucu juga anda naikkan ke Media komsumen tetapi bukannya standby hp, mana ada orang ke lapangan gak bawa HP ? Dimana2 org di lapangan pasti bawa karena jika ada kendala mau gimana laporkan ke kantor atau bos? Situ merasa diri kayak bos besar ya?
Lapangannya beda bos. Arti lapangan tiap orang kan beda-beda. Lapangan saya itu berarti saya harus ke daerah mesin dimana memang peraturan perusahaan tidak diperbolehkan membawa barang elektronik dan sudah ada aturan tertulisnya. Hal itu juga sudah saya sampaikan ke DC ybs kok di awal. Saya baru bisa merespon ketika saya sudah kembali ke meja kerja saya.
Ibu Lusiani yth :
Sdh sangat bagus ibu dpt potongan sampai 55 %, terkait hutang itu, ibu di "tipu" teman ibu kan bkn urusannya DBS, itu urusannya ibu Lusiani sendiri, jd jng ibu berkelit dbalik "ibu itu korban" mungkin no tlp ibu msh aktif, tp respon ibu tdk aktif !! Jd jng salahkan tim FC Recovery utk melacak ibu sampai dapat ! Krn itu sdh SOP mrk. Saat Accnt tagihan ibu sdh di tangani bagian penagihan, apalagi external, cicilannya tdk bisa lg sesuka hati ibu, semua ada aturannya. Jd sebagai konsumen ibu jga hrs arif dan bijak. Sy membaca SS WA ibu dan DC, tdk ada kata2 yg menyimpang dan mendiskreditkan ibu, semua msh dlm batas2 kewajaran, Krn sy yakin utk Era sekarang, DC yg dipekerjakan perusahan2 jga pastinya sdh melalui tahapan2 training dan Sertifikasi sesuai aturan yg berlaku ! Saya selaku pembela hak2 konsumen, pd kesempatan ini jga meminta kesediaan ibu utk Kooperatif, dan legowo mengikuti prosedur2 yg ada di DBS, Krn nilai pokok dana yg ditransfer ke rekening ibu dulu juga adalah dana milik orang banyak. Marilah kita masyarakat Indonesia ini bersama-sama utk memajukan Bangsa dan Negara menuju Indonesia yg lebih baik, dengan berprilaku sebagai konsumen yang baik juga. SALAM KONSUMEN CERDAS !!
Vidi S. M. Simanjuntak
Ketua Komnas Lembaga Perlindungan Konsumen Bali.
Oh saya masih ada bukti chat yang lain Pak. Jika berkenan bisa saya kirimkan ke Bapak? Karena si DC ini dari awal penagihan sudah menyimpang kemana-mana. Ngakunya ke rumah saya tapi saya tanya orang rumah tidak ada tuh yang mampir kerumah bahkan mengirimkan tagihan saja tidak ada. Saya tanya emergency contact yang kebetulan adik ipar saya, tidak ada juga yang menghubungi langsung ke dia (menurut info yang saya terima). Saya juga kan tidak menegosiasikan kembali mengenai angka 46 juta. Hanya saya minta untuk dibayar sesuai kemampuan saya yaitu 1 juta rupiah per bulan. Menurut POJK no 22 tahun 2023. DC sudah melanggar beberapa point yang telah ditentukan.
Perekrutan DC di bank maupun pinjol sebenarnya sudah harus ada sertifikasi dari AFPI. Tapi kebanyakan dari mereka tidak ada. Kalo bapak memang membela hak konsumen, bapak seharusnya menelaah dulu kasusnya bukan dari penyampaian sepihak. Jika memang saya tidak responsif, saya tidak akan meladeni WA DC dari awal, buat apa? Saya diamkan saja, membiarkan dia mencak-mencak atau meneror kan? Jika saya tidak kooperatif, saya tidak akan menegosiasi juga mengenai hutang yang duitnya tidak saya gunakan sepeserpun. Karena saya tau ini kesalahan saya, saya menegosiasi sesuai kemampuan saya.
DBS maximal diskon 60%
Tapi kalau dilihat kata per kata kalimat per kalimat , anda sedang tidak membela hak konsumen
Kalau menurut saya ada baik nya memang di re schedule pembayaran pihak bank tidak punya pilihan lain selain menyetujui nya supaya bu lusiani bisa menyelesaikan pinjaman nya
Sy sedikit bekomentar yah..prihal ini.Ibu lusiana tidak usah tanya dari mana dapat no hp teman ibu segala(tpi tanyakan pada diri sendiri punya utang gak di bank DBS).Org DC itu punya trik sendiri utk melacak nasabah2 yg tidak koperatif.Krn sdh jelas dari trakhir ibu byr di tahun 2019,berarti sampe skrg tahun 2024 sdh 5 tahun ibu tidak pernah melakukan pembayaran.Kurang baik apa Bank DBS sama ibu sdh 5 tahun diam diam aja ibu.Jgn ibu buat cerita sedikit2 di bilang di teror,tidak ada untung nya teror ibu!? DC itu perlu pembayaran ibu. Dan bahasa ibu slalu ini perdata hukum nya,Jdi klw perdata kita ini gak perlu bayar apa bagaimana?Org DC tau nya ibu sdh pake uang nya di kembalikan ke Bank DBS..Jdi sebetulnya SIMPLE ini maslah.Tpi ibu buat ribet sendiri.Dan ibu selalu bilang melanggar POJK..tujukan kaliamat2 yg mana DC itu meneror ibu.Program sdh di tawarkan 12 x cicil.Wajarlah sdh 5 tahun gak pernah ada pembayaran.Dulu wkt pinjam harusnya ibu lapor jg ke media konsumen.Jgn setelah macet ibu lapor.
Ini mah orang PAP
😅😅😅
Ini dia Pak, DC nya yang selama ini meneror saya
Trik melacak orang yg tdk bersangkutan itu namanya mencuri data pribadi pak apalagi org ini tdk terdaftar sbg emergency contact saya dan bahkan saya baru kenal 2022. Kalo dia mau melapor bisa saja tapi saya tahan. Chat bapak yang bilang tau rumah dia di Depok juga sudah saya infokan ke dia. Pertanyaan dia simple, bapak tau dari mana rumah dia dan tempat kerja dia? Bahkan dia ga pernah ada pinjaman sama sekali di DBS, mengajukan saja tdk. Berarti bapak mencuri data orang lain. Itu bisa dikenakan UU ITE. Jadi jgn sembarangan menggunakan data org lain Pak. Bapak jadi DC sudah lama, masa hal begini harus saya infokan disini.
Jadi jangan buat pernyataan seakan-akan saya telah ditawarkan program keringanan ya Bu Monika. Karena kalian hanya mengkonfirmasi pengaduan saya dan apa benar jika itu saya yang membuat. Semua percakapan telah saya rekam dan saya simpan. Jadi bisa saya buktikan sendiri tanpa fitnah.
Ibu yang berhutang tapi tdk mampu bayar dan meminta keringanan, padahal waktu trima dana kemanaen mbakk? Itu uang orang banyak yang di pinjamkan ke mbaknya harusnya mampu bayar donk kalo sampai tim tim mereka sampai segituny artinya ibu sudah telat sekali membayar bahkan bisa di bilang aa sudahlah
klo dc pinjol nagih pake kata" binatang gimana itu
Udah salah ngotot pula, AFPI itu buat pinjol bukan buat bank. Fintech sama bank itu jelas beda, dan disni jelas yg salah anda. Mau siapa yg pake duitnya bukan urusan pihak bank, yg mereka tau anda mengajukan ya berarti anda yg harus bertanggung jawab, bukan malah memposisikan diri sebagai korban. Malah bikin peraturan sendiri bayar 1jt tiap bulan, dikira itu bank punya keluarganya kali ya main bikin peraturan sendiri
Kata2 DC ini mah
Para DC dan terutama pihak DBS yg pada kumpul dsni...baca lgi UU OJK terkait penagihan, gk cuma ngatur utk fintech, ada yg berlaku utk LJK scra umum, tanya ke compliance di perusahaan masing2 kl GK ngerti,,tambah lgi kmrn bru start berlaku UU PDP dimana setiap LJK wajib mematuhi perlindungan data konsumen. Silahkan ditelaah. Intinya org GK bs bayar ya wanprestasi, silahkan pake jalur wanprestasi. Secerdik2nya DC intinya hrs tunduk,,GK tunduk y laporkan lah ke OJK atau klo pelanggaran PDP laporkan ke berwajib, kl sya GK usah bayar skalian klo udh terlanjur malu, kita dapet malu ya udh skalian aja GK usah bayar, udh terlanjur...emg klo GK bayar mau apa????bisa apa?????scra hukum y perdata, gugatan sederhana, diluar itu NO.
Kyknya yes
Jangan Bayar!!!!Buat apa dibayar Kalau kita udah diteror,dihina dll dll
Aplgi udh ada itikad baik dari Kita tpi Bank tdk mau terima!!!
Cukup bayar sesuai kemampuan kita!!!
Tdk terima... JANGAN BAYAR!!
bu saya mau pinjem nama buat pinjem leh ga bu?
enak lho jd temen ibu ini, abis minjem ngabur, wkwkwk
MK sekarang isi nya DC Semua wkwkwk
Udah gak usah di bayar aja bu
Biar kalau mereka memang membutuhkan biar pihak bank datang ke rumah kalau yang datang DC kasih minum aja tinggal masuk kamar..
DC memang *****" semua soalnya..
Sekarang ada di mana2 trmasuk di MEDIA KONSUMEN ini banyak DC nya..
Mari galbay nasional viar hancur tuh fintech,DBS dan DC nya hahaha