Surat Pembaca

Bank Mega Tak Peduli Kesulitan Nasabah?

Saya Iskandar, pemegang kartu kredit Bank Mega nomor 4201 9200 7133 **** (Silakan tampilkan utuh nomor ini – catatan redaksi: Sesuai kebijakan redaksional, kami tidak memublikasikan nomor lengkap kartu kredit), saat ini tengah kesulitan finansial. Kantor tempat saya bekerja sudah mulai goyang dan terancam kelangsungan operasinya. Akibatnya gaji dikurangi sepertiga, bahkan itu pun dicicil. Sehingga saya pun kesulitan keuangan. Selama ini saya selalu membayar cicilan dan tergolong lancar. Pada tagihan September, saya hanya bisa membayar Rp550 ribu dari tagihan minimal saya Rp 923.481. Itu pun saya paksakan membayar agar Bank Mega paham bahwa saya selalu punya itikad baik. Sedang total tagihan sebesar Rp 8,2 juta.

Sebenarnya kondisi sulit ini sudah terjadi enam bulan belakangan, namun dengan berbagai cara saya selalu berupaya membayar cicilan dengan baik, entah dengan meminjam atau menggadaikan barang. Namun kini sudah mentok. Saya angkat tangan.

Karena kondisi itu, Kamis (12/10) saya menghubungi contact center 60010, lalu disarankan menghubungi nomor collection 021 29533922. Setelah dicek, saya lalu diminta menghubungi kantor Makassar yang membawahi Samarinda. Keesokan harinya, saya menghubungi Bank Mega Makassar sesuai dengan nomor yang dianjurkan, Namun dari sini saya kembali diarahkan ke bagian lain hingga pulsa saya pun habis.

Akhirnya sebuah nomor menghubungi saya yang ternyata petugas tadi. Saya pun menjelaskan kondisi saya yang sudah tidak sanggup membayar tagihan. Saya minta keringanan atau kebijakan lain, mungkin bisa berupa cicilan tetap yang ringan hingga 2 tahun atau kebijakan lainnya yang lebih ringan. Oleh petugas tadi dijelaskan bahwa Bank Mega tidak lagi memiliki kebijakan keringanan apapun untuk pemegang kartu kredit seperti saya. Saya pun diminta tetap menyelesaikan tagihan. Sementara sejak saya bayar Rp550 ribu itu saya terus di-sms dan ditelepon soal kekurangan bayar. Bahkan ada sms yang membawa-bawa nama Bank Indonesia dan OJK.

Melalui tulisan ini saya berharap ada respon dan solusi positif yang lebih baik dari Bank Mega. Selama ini saya membayar dengan lancar. Tidak ada seorang pun yang secara sengaja mengemplang utang, karena hanya akan menjadi beban. Mengapa pihak Bank Mega seperti tidak mau tahu persoalan serius yang dihadapi nasabah? Lalu terus-menerus menagih dan memaksa. Apa yang harus saya bayarkan kalau memang uangnya memang tidak ada dan tidak cukup? Saya berharap ada solusi yang lebih baik. Prinsipnya, saya selalu berupaya menyelesaikannya.

Demikian, terima kasih kepada Media Konsumen yang telah menyediakan ruang buat keluhan saya ini.

Iskandar
Samarinda, Kaltim

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan

Tanggapan Atas Surat Pembaca Ini

Tanggapan Bank Mega atas Surat Bapak Iskandar

Yth Redaksi mediakonsumen.com, Sehubungan dengan surat Bapak Iskandar di mediakonsumen.com (13/10), “Bank Mega Tak Peduli Kesulitan Nasabah?”, berikut ini kami sampaikan...
Baca Selengkapnya

Komentar

  • Nah ini persis banget yang saya alami, Bank Mega tidak bisa membedakan mana yg ngempalng dan tertimpa musibah ekonomi, saya pernah mengalami, harus menjelaskan berulang-ulang namun yah sama saja

  • Benar, bank Mega gak akan peduli nasabah bakal mati bunuh diri sekalipun gara2 terornya, yg penting byr dan hrs byr, gak peduli mau dpt duitnya dr ngerampok sekalipun. Saya pun ditekan trs hrs byr krn tenggang waktunya sdh habis, kalo tdk akan diserahkan ke dc nya yg terkenal jagoan itu. Saya tdk ada niat tdk bertanggung jawab terhdp kewajiban hutang saya maka saya berani dtg lsg ke bank Mega Kuningan walaupun ternyata percuma. Saya sngt berterimakasih atas kebaikan tekanan bank Mega ini yg alih2 mau peduli dgn kesulitan saya tp malah sdh menjebloskan saya ke mslh hutang lain yg lbh pelik. Cepat atau lambat saya ingin melihat kejatuhan bank ini yg seburuk2nya krn bermegah diatas penderitaan nasabahnya.

Penulis
Iskandar Kurdi