Tanggapan Bank Mega atas Surat Bapak Candra Gunawan
Kepada Yth. Redaksi mediakonsumen.com Sehubungan dengan surat Bapak Candra Gunawan di mediakonsumen.com (29/7), “Debt Collector Bank Mega Menagih ke Kantor...
Baca Selengkapnya
Yth. Media Konsumen, terima kasih atas dimuatnya surat pembaca ini. Surat ini saya tujukan kepada Pimpinan Pusat Bank Mega Tbk Jakarta, perihal keluhan dan keberatan saya atas penagihan telepon dari Ibu He** selaku debt collector Bank Mega Bandung, Cabang Gatot Subroto / Ahmad Yani.
Yang menjadi keberatan saya adalah, saya bukan nasabah debitur ataupun kreditur yang mempunyai utang dari Bank Mega, dan saya pun tidak termasuk dalam emergency contact nasabah yang bersangkutan.
Nasabah yang bersangkutan adalah a.n. Ahdiat. Saya tidak paham mengapa pihak debt collector Bank Mega dapat mengetahui nomor kontak saya. Dulu saya memang pernah ditambahkan sebagai pemegang kartu kredit tambahan oleh Pak Ahdiat. Akan tetapi itu sudah 7 tahun yang lalu dan saya sudah beberapa kali mengganti nomor telepon.
Yang menjadi pertanyaan, mengapa pihak debt collector Bank Mega dapat mengetahui nomor handphone dan nomor telepon kantor saya? Bahkan debt collector tersebut dapat mengetahui nomor telepon kantor istri saya dan melakukan serangkaian penagihan melalui telepon yang diangkat langsung oleh pimpinan di kantor istri saya, kemudian dilanjutkan ke istri.
Pihak Bank Mega kenapa dengan mudahnya leluasa meretas dan melacak nomor telepon/handphone seseorang? Padahal dia bukan nasabahnya ataupun yang dijadikan emergency contact di dalam akad kredit seseorang. Ini jelas sangat mengganggu sekali karena nomor telepon / nomor handphone sifatnya privasi, terlebih lagi sampai menelepon ke kantor.
Di sini yang mau saya tanyakan kepada pihak Bank Mega adalah sebagai berikut:
Apabila ada unsur kesalahan, pihak Bank Mega agar memberikan punishment terhadap karyawannya, baik atasan atau bawahannya supaya kejadian seperti ini tidak terulang lagi kepada yang lain. Jika dianggap perlu, saya akan melaporkan langsung kepada pihak OJK dan kepolisian karena saya merasa terganggu sekali.
Sekian surat pembaca ini, saya mohon klarifikasinya dari pihak Bank Mega pusat.
Hormat saya,
Candra Gunawan
Bandung, Jawa Barat
Kepada Yth. Redaksi mediakonsumen.com Sehubungan dengan surat Bapak Candra Gunawan di mediakonsumen.com (29/7), “Debt Collector Bank Mega Menagih ke Kantor...
Baca Selengkapnya
Komentar
Menurut saya; nomor anda kan dimasukan ke dalam kotak darurat oleh kawan anda.. Nah biasanya ada alamat anda juga.... Berikut nomor telepon anda....
Walaupun sudah ganti nomor kan masih ada alamat anda...
Pertanyaannya, kenapa anda mau dimasukin ke kotak darurat? Skrg mendingan ANDA CARI KAWAN ANDA YG BERHUTANG! Minta PERTANGGUNG JAWABAN DIA... Untuk menyelesaikan masalah hutang ke bank Mega...
Coba lacak kawan anda itu... Melalui teman dekat dan katakan baik-baik anda skrg di teror sama debt kolektor bank Mega!
Kalau perlu datangin teman anda.. Kalau dia baik dan punya hati pasti dia langsung selesaikan ke bank Mega dengan cara dicicil ataupun bayar cash dengan pinjam kanan-kiri
nambah-nambah kerjaan aja.
Jawaban kok goblok banget. Yang ditanya apa nanggapinya apa HAHAHA. Apa yang dilakukan oleh debt collector Mega itu jelas salah. OJK jelas melarang penagihan ke orang yang tidak bersangkutan paut dengan masalah utang piutang orang lain. Laporkan aja ke OJK. Tapi yah tau sendirilah gimana model instansi negara kita
Kok ada DC GOBLOG kaya begini ya?
Wkwkwkwkwk
Jawaban terbodoh yg pernah ada di Media Konsumen. Jelas-jelas dia mengatakan sendiri bahwa dia bukan kontak darurat, kok malah ditanya kok mau?
Sebelum kasih komentar, dipakai dulu isi kepalamu @Joshua, dipikir dulu, jangan pakai dengkul.
Untuk TS saya sarankan segera lapor polisi, ini kan sudah seperti terorisme. Hidup anda diteror DC oleh karena hutang orang lain.
Keterlaluan Cerdas....baca woi baca....udah komentar panjang lebar... cerdas nya udh kelewat maksimal...
anda jadi DC?
ini kan jelas kesalahan pihak DC.
penulis gk ada hubungan sama si pemilik hutang.
dan sangat tidak wajar pihak DC nagih dan teror ke pihak lain sampai ke kantornya.
Kurang piknik y bang...???
Sini bosss ngopi sambil tak ajari klo gak ngerti ngerti tinngal tak tok
apa bank yg bersangkutan sudah bisa mengakses data dindukcapil? kok bisa2nya sampai tau semua data2 rumah,telpon kantor dan data istri segala?
sepertinya ini sdh pelanggaran kode etik namanya dan sudah bisa diajukan ke pihak berwajib.
Betul bu, ini yang menjadi pertanyaan saya kenapa mereka bisa dengan mudahnya melacak nomor saya dan istri sampai neror ke kantor, sungguh sangat membahayakan.
Kalau lapornya bareng spt ya lbh kuat ya ... Krn bukti bisa lbh banyak .. Dr semua korban mega
Posisinya ini masalah kredit sudah 7 tahun lalu, sekarang saya sudah pindah alamat rumah dan sudah pindah kerjaan juga, gimana caranya mereka tahu nomor hp saya padahal sudah beberapa kali ganti nomor juga, parahnya nagih ke kantor istri yang tidak ada sangkut pautnya.
Sih penulis pernah minta kartu tambahan dari yg nunggak itu. Baca dulu yg lengkap
Rugi sekali pak,jika masalah tidak selesai laporkan saja ke polsek lengkong
Betul pak, kalau tidak ada klarifikasi saya akan bawa kasus ini ke ranah hukum karena sudah sangat keterlaluan
Debt Collector secara sengaja memberi tekanan kepada orang yg kenal dengan debitur sebagai salah satu strategi penagihan yang efektif. Jadi mereka tidak usah cape cape menagih, cukup jadi kompor dan tinggal tunggu yg diteror jadi yg menagih debitur.
Kontak darurat dalam perbankan hanya sebagai pengantar pesan bila nasabah tidak dapat dihubungi. Tidak ada kewajiban ikut membantu menagih apalagi sampai bertanggung jawab atas tagihan debitur.
Betul ,, intinya dah tegas aja seperti yang nulis artikel ini
Debt colector selalu menghalalkan segala cara.. karena tugasnya hanya berorientasi pada hasil bukan proses.. Laporkan saja ke pihak berwajib biar diusut..
Semua yg terjadi krn ijin Tuhan, dan tdk akan terjadi kalau tdk ada maksudnya.. Jadikan hal yg positif saja pak, yakin bpk bisa.. Satu yg pasti, jangan berhutang, jangan berhutang.... Demi Tuhan, tdk akan mati kalau tdk berhutang... Apalagi hanya ecek2 kartu kredit...
Wkwkwk lah bapaknya ini kan gak berhutang
@abah - membaca adalah sumber ilmu.
Ini lagi, masalahnya apa, komentarnya ngalor ngidul kemana-mana.
ts nggak butuh motivasi tapi klarifikasi dari bank yang pake dc
Ini lagi...mw kasih pidato?
Mw terkesan bijak malah keliatan pintar maksimal nya tanpa batas
Baca woi baca.... budayakan membaca sampai tuntas
Baik bank maupun DC pasti tahu jika yg mereka kerjakan itu salah tapi mereka jg tahu jika pasti gak bakal kena sanksi... secara OJK dan polisi cuma buat yang berduit...lha yg berduit kan bank
Super sekali
DC bank MEGA gobbblokkkk....sok ngomong msalah agama sampe dbilang makan duit haram sampe bawa2 akhirat..
Pdhal dia aja klo punya otak bfikir, yg dia makan itu duit hasil RIBA..lbh DIHARAMKAN drpd makan bangkai..
Solusi ny buat pak candra...
Bp.Laporin aja k OJK ato pihak berwajib, krn tututan ny adl anda & pihak keluarga merasa terganggu oleh pihak DC Bank Mega dan itu pihak oknum Bank Mega bs dtuntut hukum pidana..bank mega berhak mnuntut teman/saudara anda, tp bukan ANDA...
Kt pake logika aja pa..
" Seandainya teman bpk mem b*n*h org msa bpk yg masuk penjara, kn ad hukum..mana korban dan mana tersangka..."
Betul pak, saya akan teruskan ke ranah hukum jika masih tidak ada klarifikasi karena ini jelas-jelas sangat merugikan. Terimakasih atas sarannya pak..
VIRAL kan aja pak, mlalui media sosial ato media cetak...
Saya pcaya respon pihak bank mega gak akan berani mcm2 lg dan meneror anda/kluarga anda...
Kalau saya, mending saya bayar aparat dan wartawan, lalu datang bersama aparat dan wartawan langsung ke kantor Bank Mega, diliput langsung live press di depan media, biar bank Mega malu setanah air.
Debt collector harus di bubarkan. Pemerintah tidak boleh ada PT.Preman di negeri ini. Sanksi bagi nasabah sudah jelas. BI Cheking ken Collectif 4 atau 5. Jika ada masalah lain, kenapa tidak polisi saja yg menangani. Atau karyawan bank tersebut bukan eksternal.
BUBARKAN PT.Preman.
Tidak ada tempat buat "preman" di negeri ini.