Surat Pembaca

Indodana Mengancam Saya, Padahal Saya Tidak Pernah Punya Hutang di Aplikasi Tersebut

Salam untuk teman-teman dan khususnya untuk Indodana, yang menurut saya terlalu dzolim. Kronologi awalnya, staf Indodana menelepon saya dan menagih hutang yang belum dibayarkan oleh mantan suami saya (a.n. Arif B**** Seti****).

Pihak Indodana setiap hari menagih kepada saya melalui telepon dengan menginformasikan bahwa nomor saya dijadikan emergency contact oleh mantan suami saya. Padahal saya sudah pisah dengan orang tersebut sejak April 2019, resmi di Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

Sudah saya jelaskan berulang kali, bahwa saya tidak ada kaitannya lagi dengan orang tersebut. Seumpama nomor saya ini dijadikan emergency contact, harusnya sebelum Indodana melakukan pencairan uang, verifikasi terlebih dahulu. Namun hal ini tidak dilakukan oleh pihak Indodana. Saya diancam dan diteror, padahal bukan saya yang menerima uang tersebut.

Mohon sharing-nya teman-teman, langkah apa yang harus saya ambil? Saya diamkan saja atau baiknya saya lapor ke polisi dan menuntut balik Indodana ini? Karena jelas Indodana ini mengganggu ketenangan dan privacy saya.

Yunita Erliza
Jakarta Selatan

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan

Tanggapan Atas Surat Pembaca Ini

Tanggapan Indodana Atas Keluhan Ibu Yunita Erliza

Berkenaan dengan keluhan ibu Yunita yang dimuat pada surat pembaca di Media Konsumen tanggal 2 Juli 2022 dengan judul “Indodana...
Baca Selengkapnya

Komentar

  • Pinjol ngga bakalan verifikasi kontak darurat sekedar administrasi aja waktu isi aplikasi, orang apply aja gampang gitu kok, beda kalo ajuin kredit di bank bakalan ditelpon analis itu bener apa kagak ada hub sodara sbg kontak darurat tdk serumah misalnya..

  • Email saya bisa tertutup oleh aku orang lain tanpa ada verifikasi ke email saya, jadi langsung tertutup tanpa bisa di ganti email, minta kejelasan ke indodana malah adminnyaa muter muter gak jelas.

  • Yg aneh,, ada dc yg blg nmrnya dijadiin kontak darurat, tp dc yg lain blg nmr mba nya adl nmr yg dipake pas pengajuan.. Itu 2 hal yg jelas berbeda loh.. G jelas bgt indodana.. mreka g bs maksa org yg cm ditaro sbg kondar utk membayar tagihan, lah yg ngutang sapa ?? abaikan aja mba,, kl diladenin mlh makin jadi

  • Saya pernah ditelpon juga, gara2 katanya nomor saya dijadikan kontak darurat.
    Terus aku jawab, lhah siapa dia saya juga tidak kenal.
    Akhirnya mereka gak telepon lagi.

  • Bila wa atau SMS langsung hapus aja. Bila call terima aja lalu letakkan hp di meja. Biar aja bicara dengan meja. Jawaban Kita sudah diwakili sama meja. Kita kerja atau lalu kan Aktivitas lain yg lebih bermanfaat

  • Jaman skrg emang begitu. Pdhl kita dengab mudah2nya memberikan no telp, cth liat liat mbl di mall diminta mengisi nomer telp buat buku tamu saja. Eh dijadikan emergency contact oleh entah siapa.. makanya sy punya 2 nomer.. 1 nomer pribadi dan kerja.. 1 nomer khusus internetan.. klo diminta nomer sy kasih nomer internet.. ga ada WA nya dan sy pake settingan di hp (block all calls not from contact) DONE wkwkwk

  • Menurut saya laporkan ke polisi saja , dan ancam pihak indodana tersebut JK masih mnteror akan dilaporkan ke polisi ,

  • Sedikit saran bu, ada baiknya ibu buat laporan ke OJK (via email & email resmi indodana) tegas kan terkait pasal 1 angka 3 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan no 77/POJK.01/2016 Tentang layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi. Aspek hukum emergency contact "Dengan Subjek "Pemilik Data Pribadi", bukan sebatas peminjam saja. Dimana pihak penyelenggara pinjaman online terlebih dahulu harus meminta persetujuan dari pihak emergency contact. -- Pasal ini juga bisa dikenakan bila ingin dilanjutkan ke proses hukum selain unsur perbuatan tidak menyenangkan (terus menerus mengganggu walaupun sudah mengkonfirmasi) & etika-etika penagihan. Karena banyak pinjol agar proses pencairan (target bisnis) tercapai mereka melanggar pasal POJK tersebut dan biasanya di perjanjian kredit melimpahkan semua tanggung jawab ke peminjam (sepemahaman saya ini tidak boleh karena kreditur jg harus tetap memverifikasi)

  • Saran saya mending kooperatif aja. Katakan baikw kalau memang anda sudah tidak ada hubungan ga perlu marah2.. kalau ada kontak baru Arif kasihkan, kalau ada alamat baru infokan. Kalau diminta anda yg melunasi tinggal tolak toh bukan anda yg berhutang. Kalau anda emosi apa lagi pakai bahasa kasar, mereka seringnya berpikir Anda berkomplot. Saya mengalami hal serupa bahkan saudara saya sendiri. Tapi saya sampaikan baik2 kalau saya sendiri tidak bisa/sulit menghubungi saudara saya. Sempat aga mengganggu karena menghubungi di waktu jam kerja tapi saya reject aja, selesai kerja saya hubungi dan jelaskan agar tidak menghubungi diwaktu jam kerja, dan mereka paham bahkan kalau kita udah kooperatif ya mereka juga ga bisa ngapa2in karena memang bukan kita yg berhutang.

    • Iya pak, terimakasih saran nya..
      Mohon maaf memang terlihat tidak etis karena di chat saya tersebut ada bahasa kasar.

      Cuma yang saya up itu sudah puluhan chat dari nomor yang berbeda yang mana dari bahasa yang sopan hingga saya hampir hilang kendali, tidak bisa kontrol emosi dan bahasa.
      Selain chat DC ini juga terus menelpon saya dan sudah puluhan kali juga saya jelaskan.
      Karena saya hanya manusia biasa yang sama punya emosi akhirnya saya terpancing utk berkata tidak etis karena posisi nya saya juga sedang bekerja dan sangat mengganggu.