Surat Pembaca

Sakit Hati dengan Penagihan Kartu Kredit CIMB Niaga

Saya pengguna kartu kredit CIMB Niaga atas nama Chrisselly Wangsa, dengan tagihan hampir mendekati limit. Dikarenakan hanya mampu membayar minimum, saya sudah mengirim email kemarin. Saya tidak mau sebutkan nama penanggung jawabnya.

Pada tanggal 21 September 2021, melalui telepon disampaikan bahwa permohonan yang saya minta tidak bisa dikabulkan, “Tagihan ibu banyak 37 juta, enak saja minta diskon“. Saya katakan saya menderita penyakit yang didiagnosis dari 2019 dan sudah saya sertakan surat keterangan dari dokter. Ditambah pula pandemi, makin babak belur saya. Kemudian saya minta diskon, malah dibilang “Ibu kan masih hidup. Bayar aja cicilan!“.

Saya sakit hati, bank besar bicara gak ada tata krama. Saya sahutin, “Bapak sumpahi saya mati ya?“. Terus menurut, dia saya ngoceh terus. Orang CIMB bilang, “Ibu dari tadi ngoceh terus ya bagaimana saya mau jelasin?“. Lah saya tanya aja, apakah ada solusi lain? Dia bilang “Gak bisa, gak bisa“.

Saya malas sebenarnya cari sensasi, tapi karena dia menjalankan tugas malah bawa kata-kata “Masih hidup“. Mengecewakan sih, kayak gak pernah ditraining sama bank CIMB Niaga. Bank lain aja memahami saat saya lampirkan surat keterangan dokter tentang penyakit yang saya derita.

Chrisselly Wangsa
Jakarta Utara

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan

Tanggapan Atas Surat Pembaca Ini

Tanggapan CIMB Niaga atas Surat Ibu Chrisselly Wangsa

Dengan hormat, Sehubungan dengan surat Ibu Chrisselly Wangsa yang berjudul “Sakit Hati dengan Penagihan Kartu Kredit CIMB Niaga” (Mediakonsumen.com, 23...
Baca Selengkapnya

Komentar

  • Sepertinya pada bangga punya kartu kredit dgn limit besar..terlihat keren atau gmn...tapi pada saat datang tagihan malah kebingungan...mending d lunasin dulu dan segera tutup kartu kreditnya..

  • Sebelumnya semoga cepat sembuh ya Bu, tapi melihat dari kasusnya sangat tidak tepat jika di bawa ke wadah publik seperti ini, justru malah membongkar kesalahan ibu sendiri. Simple nya gini aja, kalau ibu yg di posisi bank, meminjamkan kepada orang lain sejumlah tersebut sedangkan ibu tetap harus mencukupi kebutuhan perut anak ibu yg banyak, saya yakin ibu akan berkata "makanya kalau ngutang itu mikir, jangan ngutangnya aja kenceng giliran ditagih malah kaya gini". Jadi sebaiknya karena ibu yg salah, tunjukkan itikad baik dengan datang ke bank nya diskusi langsung, bukan nyari pembelaan di media konsumen seperti ini. Intinya kalau bayar tepat waktu ga akan ada masalah. Kalau memakai dengan bijak ga akan menunggak.

  • Sehat yaa bu sabar...org sabar di sayang Tuhan nya.
    Pasti ada solusinya bl berdoa kpd Tuhan, usaha yg keras, harta paling tertinggi sehat (Mahatma Ghandi).
    Ilmu kita dijaga akan selamat dunia akhirat, kalau harta kita yg jaga malah diperbudak
    (Syaidina Ali bin Abi Tholib R.A).
    Sehat, Semangat, Selamat, ber-Sabar, Sukses (5S)...????????????
    Makanya sy sdh berhenti dari Bank tsb, walau cc sy sdh di "TiTANiUM" Pagu nya hampir 100jt.

  • Wadowh.. Kyak gk ada pembelaan nich d MK.. Emang sih kalo nagih yg sopan jgn sampai menyakiti hati yg ditagih, pointnya itu kan.. Tapi tetap hutang wajib bayar. Jgn2 ntarr bikin komplain br sakit hati tidak ada yg membela d MK..

  • 1. Penulis ini berhutang & sudah seharusnya wajib membayar/melunasi hutang tersebut (JIKA MAMPU).
    2. Hak ibu meminta keringanan/potongan untuk BUNGA HUTANG atau biasanya skema pembayaran diubah/diperpanjang.
    3. Tukang tagih tersebut berbicara tidak sopan dan tidak layak. Walaupun ibu berhutang, ibu kan termasuk konsumen. Dan mereka digaji dari pembayaran hutang konsumen.
    4. JANGAN PERNAH MENJUAL ASET UNTUK MEMBAYAR HUTANG KARNA BIASANYA AKAN MENIMBULKAN HUTANG LAIN AKIBAT ASET ANDA SUDAH HABIS. Tagihan kartu kredit kan tidak pakai jaminan(bukan pinjaman dengan agunan) , dan sudah resiko/biasa kalau ada tagihan macet. Yang penting kuat malu aja.
    Tetap semangat bu.

  • Gak perlu sakit hati atau tersinggung dengan kata-kata petugas Bank. Coba Anda ingat kembali ketika Anda membayar puluhan juta hingga batas limit dengan kartu kredit mereka, begitu indah bukan? Ketika anda membayar sebuah transaksi, paling mereka cuma menelpon konfirmasi "apakah benar Anda telah melakukan transaksi sekian juta dengan kartu kredit"?

    Sekarang, ketika Anda dalam kesulitan keuangan sehingga tidak bisa melunasi kartu kredit, cuma mampu membayar minimum payment, Anda minta diskon, tentu saja pihak bank "naik darah". Bagaimana bisa anda minta diskon sedangkan bank telah memberikan pembiayaan kepada anda sebesar 37 juta?

    Alasan Anda meminta diskon karena sakit dan kondisi pandemi Covid-19, bukan sesuatu yang harus dipertimbangkan oleh bank. Kekeliruan ada pada anda sendiri. Kenapa Anda menggunakan kartu kredit hingga batas limit? Padahal kartu kredit hanya alat bayar, digunakan jika punya sumber keuangan untuk membayar kembali pada akhir bulan, bukan membayar dengan minuman payment.

  • Menurut saya ibunya tdk usah sakit hatilah,ibu sudh pakai duit bank dengan sadar,yah ibu sadar juga itu utang harus dbayar,haknya bank unt menolak discon yg ibu minta,kalo tdk mau punya utang yah jangan berhutang apalagi dengan bank

  • Zaman sudah akhir, yang hutang merasa benar, yang dihutangi disalah-salahkan.

    Ini contoh manusia bodoh yang tak menggunakan otak saat bertindak! Jangan ditiru ya ges yah! Emang emak-emak meresahkan!! Do.., bodo!