Surat Pembaca

Penyelesaian Utang Kredit Serbaguna Mandiri (KSM)

Saya salah satu nasabah Bank Mandiri dan sekitar 5 tahun lalu atau tahun 2017an saya melakukan pinjaman Kredit Serbaguna Mandiri (KSM),  dengan nomor: 1660100359611. Total pinjaman sekitar Rp90 jutaan, dengan cicilan Rp2,2 juta per bulan selama 5 tahun.

Saya melakukan pembayaran rutin sampai akhir tahun 2019 dengan cara auto debit. Namun sejak akhir 2019 sampai 2022, saya tidak pernah melakukan pembayaran, karena pandemi dan ekonomi juga agak sulit, buat makan saja susah saat itu.

Tahun 2022, saya membuka kembali rekening Bank Mandiri. Namun ketika gajian, uang saya langsung tertahan dan pinjaman saya muncul kembali. Tagihan utang saya menjadi Rp90 jutaan, sudah termasuk bunga dan denda. Pokok utang tersisa Rp53 jutaan, sisanya bunga dan denda.

Saya juga dihubungi kolektor yang menagih pembayaran. Namun kolektor minta langsung dilunasi atau minimal 30%, yaitu RP30 juta. Saya bingung, uang dari mana? Saya mau membayar, tapi dengan mencicil Rp 1-2 juta per bulan, tapi kolektor bilang tidak bisa.

Akhirnya saya coba datangi salah satu KCP Bank Mandiri, yaitu KCP Permata Ujung Menteng. Saat di CS sempat disetujui untuk pembayaran secara dicicil, tapi tidak lama kemudian ada konfirmasi katanya dari pusat tidak bisa dicicil karena sudah terlalu besar. KCP menyarankan kami agar ke kantor pusat atau menghubungi kolektornya. Namun kolektor tetap keukeuh tidak mau dicicil.

Saya juga pernah ke Menara Mandiri, tapi tidak ada pihak yang mau menemui saya. Saya harus bagaimana ya? Kolektor selalu chat ngasih tahu jumlah hutang saya terus bertambah karena bunga terus berjalan. Status utang saya di aplikasi Livin’ Mandiri tidak aktif, tapi jumlah utang yang diberitahukan kolektor terus bertambah setiap bulannya.

Mohon infonya Bank Mandiri, apa yang harus saya lakukan agar utang bisa saya lunasi dan bunga tidak terus bertambah? Semakin bertambah saya semakin sulit untuk melunasinya nanti. Apakah saya bisa mengajukan keringanan pengurangan bunga? Karena bunga dan denda hampir 100% dari pokok utang saya saat ini, padahal saya sudah pernah mencicil selama beberapa tahun.

Apakah ada solusi atau pengalaman dari teman-teman lain dengan kasus yang sama? Terima kasih.

Sahroni
Jakarta Timur

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan

Tanggapan Atas Surat Pembaca Ini

Tanggapan Bank Mandiri atas Pengaduan Bapak Sahroni

Menanggapi pengaduan Bapak Sahroni di mediakonsumen.com tanggal 7 November 2022 terkait penyelesaian pinjaman KSM, kami sampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan...
Baca Selengkapnya

Komentar

  • Poin 1 : pandemi itu februari 27.. saat 1 org yg suaminya org jepang terkonfirmasi covid19.. itupun ga ujug2 ekonomi buruk, org kan pasti msh megang duit/punya simpanan di masa awal.. mgkn akhir 2020 terasa berat dst.. anda galbay 2019.. jd ga jelas alesannya
    Poin 2 : anda pikir punya hutang trus ga bs bayar maka abaikan saja masalahnya akan selesai sendiri? Bunga berbunga dan denda akan bengkak
    Poin 3 : udah tau punya hutang puluhan juta, buka rekening di mandiri lagi, ya di freeze assetnya.
    Poin 4 : nego/solusi/jalan tengah dsb nya memang bisa dan ada aturannya. Tp untuk nasabah yg beritikad baik aja sulit/perlu perjuangan untuk disetujui.. apalagi anda yg abis minjem trus kabur/galbay dari 2019.. tiba tiba setelah rekening di freeze muncul itikad baik.. walah

    Poin terakhir: untuk tercipta layanan finansial yang baik dan nyaman di negara ini harus dari 3 belah pihak... 1.Bank/penyedia jasa keuangan harus paham/taat aturan, serta memiliki niat/tujuan maju bersama masyarakat(bkn rentenir) 2. Regulator/pemerintah/aparat harus tegas. 3 masyarakat yg punya kesadaran/tau diri bahwa minjam itu harus dikembalikan dengan bunga+denda+penalti dll (alasan tiba2 susah dll itu ga relevan, walau sulit dihindaei, tp disini tanggung jawab kita sebagai debitur dilihat, komitmen tinggi/mencla mencle kabur)

    Saya pikir itu, makasih

  • Maaf nih bukankah pada awal pandemi itu sedang zamannya restrukturisasi hutang atau semacamnya dari Pemerintah termasuk bunga atau denda juga dihapuskan .....klo gak salah pas pertengahan 2020 deh....apakah program pemerintah ini gak berjalan atau gmana ya????

    • Restrukturisasi untuk yg terdampak pandemi... Gagal bayar 2019.. pertengahan 2020 mau restrukturisasi.. pasti ditolak, karena jelas udah gagal bayar sblm pandemi

  • Wakakaka sama donk , saya pun ada pinjaman bank. Kena pandemi gaji turun jadi 2 jutaan. Cicilan 1,8 jt... Bengek sich. Tapi selama ad niat dan tetap semangat , tetap bisa bayar cicilan. Rejeki bukan hanya dari t4 kerja.
    Semangat....

  • BISA DI NEGO LAH , denda bisa hapus bunga bisa di hapus, banyar pokok nya aja kalo ada DC yg kurang ajar tidak sesuai aturan apalagi mgancam ngancam laporin aja

  • Saat Pandemi saya juga sedang ada cicilan rumah di BTN dan sayapun terdapampak. Karena saya merasa ada peluang saya akan kesulitan membayar tagihan tsb, maka saya datang ke bank untuk mendiskusikan hal tersebut.
    Karena ada restrukturisasi dari pemerintah dan catatan pembayaran hutang saya baik saat itu (tidak pernah terlambat), maka saya diberikan kelonggaran untuk tidak perlu mencicil selama setahun. Bukan gratis ya, tapi cicilan saya jd molor setahun karena ada periode tidak bayar cicilan setahun. Tapi alhamdulillah sudah cukup membantu. Tahun ini cicilan saya sudah lunas yang harusnya lunas tahun lalu.
    Harusnya dulu saat bapak merasa akan kesulitan, datangi langsung bank agar mendapat solusi secepatnya. Tidak ada bedanya menghadapi masalahnya dulu dan sekarang, yang ada malah semakin besar hutangnya.
    Kalau sudah terlanjur begini, tidak ada cara lain ya tetap mencicil. Kalau ada aset-aset pribadi spt rumah, jual. Lebih baik tenang dari hutang kan.

  • Mau nanya ini yang komen negatif kenapa ya, kaya bocah aja hhaha,
    Menurut saya si TS tuh minta saran siapa tau adayg pernah mengalami dan tau jalan keluar yang lebih baik dari yg dia punya , ya kalau semisal punya saran kasih tau, kalau engga ya jangan buly juga kali,
    Apa jangan jangan yag bully pihak yang nagih nya?
    Ya poko nya bijak lah dalam berkomentar jagan sampai attitude nya sama kaya bocah smp atau sd yang yang cara berfikirnya masih labil,
    Salam semangat buat TS mudah mudahan cepet dapat jalan keluar

    • Mungkin yg komen d atas hanya meluruskan.. Si TS itu merasa dirugikan / plying victim seolah jadi korban DC.. Padahal emang si TS yang salah, kan ada di kontrak sebelum cair uang tuh aturan nya, skian tahun, denda terlambat berapa, bunga berapa.. & si TS melanggarnya sendiri kesepakatan rsb.. Yg saya tau itu bunga gx nambah, yg nambah adlah denda selama 3 tahun & gx ada jalan lain emang, ya harus d lunasi,, karna dari awal si TS tdk ada itikad baik & tdk kooperatif..

      • Iya kalau yang meluruskan saya kasih jempol mbak,

        Saya komen buat yang ngata ngatai CS tanpa memberi solusi,

    • Bukan komen nagatif yang over si, saya melihatnya cenderung mengkritik, dan masih wajar saja setiap komen pasti ada positidlf dan ada negatif, sepanjang masih wajar.

      • Ya kang masih wajar kalau di komenan nya di kasih solusi atau penjelasan yang benar mengenai kasus yang TS tulis,
        Tapi buat yang cuma ngata ngatain saya ga respect sama sekali

  • Waktu pandemi kan ada program relaksasi bank yang dicanangkan pemerintah untuk masyarakat yang terdampak pandemi.. coba aja minta keringanan atau resrtukturisasi utang. Kalau pokok pinjaman sudah pasti ga bisa diskon tapi kalau bunga ataupun denda masih bisa minta diskon.