Surat Pembaca

Janji Potongan Cicilan Surveyor FIF Tidak Ditepati

Singkat cerita, karena akan terlalu panjang jika saya detailkan. Rabu, 11 Oktober 2023 Tim FIF (Bapak Si***) menghubungi saya untuk top-up angsuran saya Nomor Kontrak: 165001808922, yang sebelumnya sudah 11/17 (Sisa 6 bulan lagi). Dengan janji pinjaman Rp14.500.000, tenor 17 bulan dengan cicilan Rp1.100.000/bulan.

Setelah survei (Bapak Si*** & Ibu A**) dan saya diminta menandatangani dengan cicilan sebesar 1.304.000/bulan itu hanya formalitas info dari Bapak Si*** nanti akan diubah menjadi Rp1.100.000/bulan.

Hingga pinjaman cair dan nomor kontrak 165001658523 keluar ternyata tagihan saya hanya menjadi Rp1.250.000/bulan. Setiap saat saya selalu tanyakan perihal tersebut kepada Bapak Si***, tapi tidak mendapatkan hasil.

Sampai akhirnya Minggu, 03 November 2023, saya menghubungi rekannya Bapak Si*** saat survei yaitu Ibu A**, yang menyatakan bahwa Bapak Si*** itu ternyata sudah bukan karyawan FIF dan dia tidak mengetahui perihal perjanjian saya dengannya yang menjanjikan cicilan sebesar Rp1.100.000/bulan itu. Sedangkan saat survei yang berinteraksi dengan saya hanya Bapak Si*** tersebut.

Kok bisa yang sudah tidak bekerja di FIF survei saya, sedangkan Ibu A** yang masih bekerja di FIF hanya diam saja saat survei.

Tolong tanggapannya dari pihak FIF dan LAPS OJK.

Muhammad Nurkholis
Jakarta Barat

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan

Tanggapan Atas Surat Pembaca Ini

Tanggapan perihal “Janji Potongan Cicilan Surveyor FIF Tidak Ditepati”

Kami mengucapkan terima kasih atas masukan yang disampaikan oleh Bapak Muhammad Nurkholis melalui Surat Pembaca Mediakonsumen.com pada hari Kamis, 9...
Baca Selengkapnya

Komentar

    • Bukan karyawan FIF yang menjanjikan tetapi mantan karyawan yang bekerjasama dengan karyawan yang masih aktif.

  • Kayaknya gini bang, mungkin dia itu perantara atau Calo/ agen/ orang yang bekerja bukan dari FIF nya tapi pihak ke 3 alias outsourcing/ yayasan. Perhitungan dia berdasarkan perhitungan kasar berdasarkan Bunga, dia g tau hitungan sebenarnya dari sistemnya FIF, mungkin dia hitung skema Bank, bukan Leasing, dia juga ngga koordinasi langsung dengan admin yg megang sistemnya.

    Lebih baik bang saran nih, minta rincian skema hitungan yang jelas kenapa bisa dengan pede dapat nilai segitu, sekaligus buat ilmu juga bang.

    • Bukan demikian, tetapi mantan karyawan Bpk. Sidik (mantan karyawan FIF) bekerjasama dengan Ibu Ara (Karyawan yang masih aktif di FIF)

  • Seharusnya bapak konfirmasi juga untuk memastikan terkait angsuran ke yg survey satunya atau datang langsung ke kantor fif terdekat pak setelah ada no kontrak. Bapak terlalu percaya dengan 1 pihak tanpa konfirmasi dengan pihak ke 2 yg survey

    • Dari awal saya tidak tau bahwa Bpk. Sidik ini sudah bukan karyawan FIF, Dau rekan yang bersamanya Ibu Ara masih aktif sebagai karyawan FIF hanya diam saja, tidak sesuai SOP (harusnya yang aktif itu yang survey saya)
      Jangan sok tau, FIF tidak mau menanggapi. Bahkan saya sudah datang ke kantor cabang sesuai nomor kontak, tapi pihak cabang tidak mau menanggapi saya hanya mentor bicara dengan security.

  • Saya bukan sok tau pak, karna saya juga mantan karyawan fif. Setau saya sebelum terbentuk no kontrak akan ada tlp verifikasi dr fif untuk menjelaskan rincian pinjaman, angsuran dan tanggal jatuh tempo. Kalau case seperti ini jd nya case pribadi bapak dgn bpk sidik bukan dengan fif nya.

    • Iya salahnya saya terlalu percaya, karena informasi yang diberikan saat survey adalah angsuran nanti akan berubah.
      Pencairan tgl 12 Oktober 2023, dan nomer kontrak diberikan 16 Oktober 2023.
      Sedangkan Bpk. Sidik memberikan informasi angsuran akan berubah 01 November 2023.
      Berarti kan emang niat mau nipu

  • Berati case nya pribadi itu pak, ga berkaitan dgn fif nya. Ulah oknum yg tidak bertanggungjawab yg mengatasnamakan fif. Datengin aja pak kerumahnya untuk minta pertanggungjawaban minta bantuan sama yg masih kerja di fif yg ikut survey.

    • Nah itu dia, temannya yang survey saat itu Ibu Ara yang masih aktif tidak bantu apa2, hanya berdalih tidak tau (atau memang tidak mau tau) atau memang itu mereka bekerjasama, karena dari awal survei Ibu Ara yang seharusnya konfirmasi ke saya tapi hanya diam saja.

      • Kalo ibu ara kerjasama dgn bapak sidik, dia ga akan kasih tau bapak kalo bpk sidik itu sudah bukan karyawan di fif lg. Justru malah kayanya ibu ara juga korban sama kaya bapak kalo saya liat dr chat nya bapak sama ibu ara. Ibu ara juga bs dirugikan dan hilang pekerjaan nih pak karna berita ini.

  • ini masuknya case masalah pribadi antara anda dan mantan pegawai FIF dan disini juga ada kelalaian dipihak anda saat akan diberikan pinjaman pihak fif pasti akan telepon untuk verifikasi jumlah pinjaman,tenor,dan juga biaya angsuran secara jelas! dan disini anda terlalu percaya dengan janji manis omongan marketing/survey! pihak fif paling cuma bilang kami akan tindak karyawan kami dan angsuran anda tidak bisa berubah

  • Iya salah saya juga ada, karena dipesan iyakan saja saat konfirmasi nanti cicilan akan berubah setelah itu.
    Yang disayangkan dari pihak cabang tidak mau menanggapi complain saya saat saya kesana

    • Jelas ga ditanggapi pak. Kan itu urusan nya udah termasuk pribadi antara bapak dengan bapak sidik. Fif sudah sesuai prosedur tlp verifikasi.

      • kalo saya baca dari bukti chatnya bu ara kayanya benar tidak mengetahui soal angsuran bapa yang di janjikan pa sidik deh soalnya bu ara ngirim ss an chatn dia sama pa sidik, berarti ini urusan nya bapa sama pa sidik nya yg tidak bertanggung jawab. saya juga nasabah FIF udah lama pa cuma bedanya saya ga terlalu percaya omongan orang, kita harus lebih pandai pa dari surveyor nya biar ga kemakan janji manis nya. bapa dsini casenya terlalu cepat kemakan omongan org yang bapa sendiri aja belum kenal banget dan cepat ambil tindakan tanpa konfirmasi ulang, soalnya bapa hanya konfirmasi nya ke pa sidik aja yang saya baca dari bukti chat bapa di atas.

  • Jadi ini, karyawan yang masih aktif kerja sama dengan karyawan yang sudah tidak aktif ya? Parah sih..

  • Yah, karena si pelaku yang sudah tidak aktif juga punya Abang kandung (BPK. Yusuf) di cabang tersebut yang memiliki jabatan, ya jadi seperti kesempatan.