Surat Pembaca

Ditagih Debt Collector untuk Transaksi yang Tidak Pernah Saya Lakukan di Akulaku

Kejadian ini terjadi pada tanggal 12 Juni 2020, dimana saya mendapat telpon dari orang yang tidak saya kenal, mengatasnamakan Edy Gunawan. Dia menginfokan ada transaksi di Shopee melalui jasa Akulaku. Penelpon tersebut meminta saya untuk melakukan pembayaran transaksi sebesar Rp4.009.000. Padahal saya tidak pernah melakukan transaksi tersebut, tidak mengetahui barang yang dibeli, dikirim ke mana, siapa penerima barang, tidak ada histori/notifikasi pembelian, tidak ada konfirmasi kode OTP, SMS ataupun share link dan informasi lainnya.

Dengan adanya informasi transaksi yang tidak pernah saya lakukan tersebut, saya dirugikan dan data pribadi saya digunakan untuk tindakan peretasan akun dan transaksi online.

Kejadian ini juga sudah pernah saya laporkan ke OJK via email dan Whatsapp dan pada tanggal 1 Juli 2020. Saya juga mengirimkan berkas laporan ke kantor OJK Semarang dan direspon balik dengan nomor surat S-102/EP.1212/2020, tanggal 11 Agustus 2020, dengan informasi yang mengecewakan. Karena saya tetap diminta membayar transaksi “bodong” yang tidak pernah saya lakukan ini.

Saya pribadi masih merasa dirugikan dan diganggu kenyamanan saya oleh Debt Collector selama 1 tahun ini. Oleh karena itu, saya melaporkan kembali kasus ini dengan besar harapan saya, OJK membersihkan nama saya dari SILK OJK dan menindak kejadian ini dengan melakukan peneguran ataupun pencabutan izin usaha Akulaku atas transaksi “bodong” ini.

Untuk mendapat perlindungan secara hukum, saya juga melaporkan kejadian ini ke Polres Kota Kudus pada tanggal 30 Juni 2020, dengan nomor laporan B/232/VII/Reskrim.

Beberapa hal janggal saya temukan dalam kasus penipuan ini. Pertama, saya tidak pernah menerima dan melakukan transaksi tsb, tapi transaksi dinyatakan sukses dan diterima oleh orang dengan inisial htyl_yv1x beralamat di Kepulauan Seribu, Jakarta (setelah saya tanyakan ke customer service Akulaku).

Jumlah transaksi dan penipuan dari akulaku yang diterima oleh htyl_yv1x di Kep. Seribu Jakarta

Kedua, saya baru mengetahui adanya aplikasi Akulaku ini sekitar bulan Mei 2020. Namun saya difitnah mengetahui aplikasi dan melakukan transaksi di Shopee menggunakan jasa Akulaku sejak 30 April 2017. Faktanya, saya pertama kali melakukan transaksi di Shoppe pada tanggal 11 Maret 2020 dan melakukan pembayaran menggunakan ShopeePay.

Notification dari Akulaku, dimana saya di fitnah melakukan pertamakali transaksi di shoppe tgl 30 April 2017
pertama kali melakukan transaksi di Shoppe tgl 11 Maret 2020

Ketiga, saya mendapat ancaman dari debt collector Akulaku dan PT. MBA Consulting rekanan Akulaku yang mengancam akan menyebarkan data pribadi, dijadikan DPO dan diposting di medsos, foto dan KTP-nya.

Ancaman dari DC Akulaku yang akan menjadikan DPO korbannya
Screenshoot WA dari MBA Consulting Rekanan Akulaku

Tolong Akulaku, segera bersihkan nama saya atas fitnah ini, bersihkan tagihan bodong yang kalian rekayasa menggunakan nama saya, bersihkan nama saya dari SILK OJK.

Teguh Imam Setyawan
Salatiga, Jawa Tengah

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan

Belum Ada Tanggapan Atas Surat Pembaca Ini

Surat pembaca ini belum mendapatkan tanggapan dari pelaku usaha terkait. Jika Anda adalah pihak yang terkait dengan pertanyaan/permohonan/keluhan di atas, silakan berikan tanggapan resmi melalui tautan di bawah ini:

Komentar

  • Oh iya, mas. Sekedar info aja kalau akulaku itu punya bank neo (dulunya bank yudha bakti) dan aplikasi asetku. Simpanan bunganya gede, tapi kok kegiatan usahanya kek begini jadi ngeri2 mau ikutan dulu.

    • iya mas, saya juga pernah baca ini. dan para korban yang sudah cek SILK OJK nya juga di kop suratnya atas bank neo tersebut.

      Untuk mas Ryan, Mohon dibantu untuk klick tombol tandatangan petisi di website change.org agar OJK segera menghentikan ijin usaha dan mereview kinerja akulaku..
      https://chng.it/8BWNxjYWvD

  • Menurut aku ancaman bkn yg plg parah tp yg paling parah sdh dilaporkan ke OJK yg korbannya anggap bs membantu tp ternyt nihil. Brp byk lembaga diindonesia yg berlabel atau bermotto seolah2 lembaga pelindung konsumen tp ga memberikan fungsi ataupun impact. Aku rasa kdg kita mau melakukan sebuah transaksi atau investasi awalnya ragu2 tp karena melihat bahwa perusahaan tsb sdh diberikan ijin oleh lembaga tertentu dan dimata kita itu sdh trusted. Tp seringkali aku lihat sptnya lembaga macam gtu hny spt alat marketing bagi perusahaan untuk membuat rasa trusted aja... Semoga kedepan OJK bs lebih baik jgn sampai jd alat marketing doank...

  • Jujur ya, saya memakai aplikasi AkuLaku itu sangat aman, biasanya saya pakai untuk Free Transfer antar bank dan juga untuk kredit pulsa/data. Sampai saat ini Alhamdulillah saya aman-aman aja. Dan kejadian lucunya ini saya mencoba menggunakan fitur Free Transfer di AkuLaku sekitar Rp.200.000 lalu karena sistem lagi ada Bug, masuknya dua kali menjadi Rp. 200.000 dan Rp. 200.000 lagi jadi total Rp. 400.000 wkwkwk jadi kan saya heran kok ada saldo masuk Rp. 200.000 lagi... padahal seingat saya cuma sekali doang transaksinya, setelah di cek itu Bug dari AkuLaku.

    Uang tersebut saya diamkan sekitar 2 hari, Cs AkuLaku menelpon saya pada sore harian, menanyakan uang transfer yang masuk 2x tersebut, lalu karena saya Alhamdulillah orang yang tidak suka berbohong alias jujur. Saya tidak mau mengambil yang bukan hak milik saya kecuali mereka memintanya kepada saya.

    Lalu mereka mengirimkan email terkait untuk mengembalikan uang AkuLaku tersebut sekitar Rp. 200.000. Seketika itu juga saya langsung transfer uang tersebut ke PT AkuLaku Silvrr dan konfirmasi melalui email ke Cs AkuLaku.

    Dan semoga dengan kebaikan saya, saya InshaAllah bakal aman-aman saja menggunakan AkuLaku. Dan jujur sampai saat ini masih aman menggunakan aplikasi AkuLaku. Dan mungkin akan menggunakan kedepannya jika dibutuhkan.

    Semoga kendala mas TS dapat terselesaikan dan tentunya saya ikut belasungkawa atas kejadian tersebut dimana kejadian tersebut tidak dapat dihindari dan harus dihadapi dengan apapun, saran saya sebelumnya jangan menginformasikan ktp/kk/alamat/fotoselfiektp/otp/pin kepada siapapun ketika hendak memesan online atau registrasi sim seluler sekalipun.

    Itu saja dari saya, sekian terima kasih.

  • Saya agak sulit mencerna pernyataan anda
    1. Pihak akulaku menyatakaan anda aktif dan melakukan transaksi di platform akulaku sejak tahun 2017.
    2. Anda menyangkal hal tersebut dan bilang anda baru tau aplikasi akulaku pada saat di telfon depcolloector dan anda coba instal aplikasi akulaku tahun 2020, dan pada saat itu sudah ada tagihan di aplikasi akulaku di Shopee yang terdaftar atas nama dan nomor tepfon anda.

    PERTANYAAN SAYA : ANDA TAU DARI MANA PASWORD AKUN AKULAKU YANG TERDAFTAR ATAS NAMA DAN NOMOR TELFON ANDA, BAGAI MANA CARA ANDA MASUK KE APLIKASI NYA UNTUK MELIHAT KALAU ANDA ADA TAGIHAN DI AKULAKU??? (SANGAT ANEH PERNYATAAN ANDA BAGI SAYA)

    3. Cukup aneh bagi saya bagai mana caranya orang lain pakai data anda buat daftar karena setau saya saat daftar anda harus foto selfi atau scan wajah, selfi dengan pegang KTP, foto KTP dan fotonya ngak bisa di ambil dari galeri saat daftar awal dan harus foto atau scan dengan kamera HP lansung jika salah satu aja yang bermasalah atau tidak sesuai otomatis data anda reject dan anda tidak akan mendapatkan limit kredit,
    4. Setahu saya saat daftar awal di akulaku nomor KTP, telfon, email, serta IME HP hanya bisa di pakai hanya untuk 1 akun (semuanya ada di sarat ketentuan saat anda instal aplikasi)

    • maaf pak Heri, baru di balasa koment anda.
      kelanjutan kasus saya, case close dengan saya sering lapor ke appk ojk. pakai pengaduan itu saja dari ojk, nanti akulaku akan terus dipantau juga oleh ojk. ga usah takut di teror DC, diancam mau sebar data, semakin dia banyak kowar2 di WA kita, langsung screen shoot aja sebagai bukti tambahan untuk lapor ke polisi.

      • Pak saya sekarang sedang mengalaminya si DC datang ke rumah menagih namun saya tidak pernah meminjam sepeser pun di akulaku
        Untuk kasus bapak apakah sudah beres pak
        Apakah kalau saya lapor ke OJK bisa di bantu menyelesaikan masalah ini pak

        • Hi Mbk Ayu.
          Lapor aja terus mbak, nanti yg akan merespon pertama akulaku. Biarin aja, kalau mereka menutup laporannya. Buat laporan terus asal bener, ga usah takut!!!
          Lapor OJK via online aja
          Ga usah dateng ke kantor OJK.
          Akulaku sudah berganti nama jadi saya lupa nama perusahaannya. Tapi masih ada embel2 akulaku.
          Mau ga mau dia akan menjawab, bales terus jawabannya.

          Dan kalau bener ga melakukan transaksi, sekali lagi, ga usah takut. Saya ga pernah bayar 1 rupiahpun, dan ideb /SILK OJK saya sekarang bersih sendiri setelah 1,5 tahun. Bahkan udah collect 5 gara2 si akulaku brengsek itu. Tapi pada waktu itu saya kredit pun masih di acc di salah satu bank BUMN

        • DC kerumah, ga usah di bayar.
          Kasih pemahaman ke keluarga di rumah. Jangan ada yg bayar.
          Pengalaman temen, sudah di bayar lunas, dia masih datang dan nunjukin kalau masih ada hutang.
          Jangan pernah mau saya sarankan untuk membayar.

  • Baru saja terjadi pada suami saya, pernah install aplikasi ini gegara dapat telp dari aku laku yang katanya mau adain undian berhadiah handphone, lalu disuruh install akulaku kredit dan diminta memasukkan kode sebanyak 4 digit dan data" pribadi lainnya. Ga lama setelah itu aplikasi tsb ke hapus karena memori hp yg terlalu penuh, tidak ada riwayat transaksi sama sekali. Beberapa bulan kemudian di telp pihak akulaku suruh bayar hutang 1 juta, padahal sudah tak punya aplikasinya. Lalu bulan depannya di telp lagi dengan menanyakan "kenapa tidak mengambil pinjaman lagi, padahal angsuran kemarin lancar" ? ,bingung lah kami, diapa yang memakai data itu?
    Setelahnya 1 tahun ini ada Dc datang ke rumah dari akulaku minta buat lunasin hutang sebesar 4.6 juta, aplikasi sudah tidak punya, no hp sudah 6 bulan hangus juga, berkali" datang ke rumah seperti kena terror kami ....
    Dan kami belum lapor ke polisi, sedang dalam tahap pengumpulan bukti rekening juga...baiknya bagaimana ya?

    • laporkan ke polisi, diamin aja DC nya. Mau di teror apapun ajak DC nya ga usah di tanggepin. ga usah bayar ke DC nya, ga usah bayar tagihan yang bukan milik kita dan bukan kita yang melakukan. di dam setiap transaksi online itu ada sekian persen asuransi. jika pihak Pelaku jasa keuangan tidak menerima pembayaran dari korban, akulaku akan membayar dari premi asuransinya. karena jika hutang tidak dibayar oleh akulaku dan terlihat oleh sistem di ojk, akulaku yang akan kena sanksi. jadi saran saya, tenang saya ga usah panik, selama kita benar ga usah bayar. dan tetap lapor polisi. jika DC masih datang ke rumah, tunjukin bukti pelaporan. kalau perlu ambil data dari media konsumen Indonesia ini, sudah banyak korban dari kebiadan Akulaku