Surat Pembaca

Debt Collector Bank Permata Mengintimidasi

Dear Media Konsumen dan Bank Permata,

Saat ini saya ada cicilan KTA di Bank Permata dengan nomor: 0010890501001886327, dengan status kredit macet. Nominal KTA saya yang disetujui tahun 2015 sebesar Rp27 juta, dengan cicilan selama 36 bulan. Saat itu masih menggunakan payroll, tetapi pada tahun 2017 saya berhenti bekerja, sehingga saya tidak sanggup membayar. Tahun 2020 saya kembali dapat pekerjaan yang tetap, tapi dari pihak bank tidak ada reminder apapun.

Pada awal bulan November 2021, saya dapat telepon dari debt collector Bank Permata pusat untuk segera pelunasan dengan total tagihan Rp46 juta. Saya minta keringanan untuk dicicil, karena situasi ekomoni keluarga saya sedang tidak sehat sejak 2017 akhir. Namun pihak Bank Permata bersikukuh untuk pelunasan dengan potongan diskon menjadi totalnya Rp25 juta saja.

Tentu saja itu jumlah yang sangat banyak buat saya. Pihak bank juga meminta untuk membayar DP Rp5 juta agar data bisa di-hold tidak diberikan kepada pihak ketiga. Karena saya panik akan ancaman dari pihak ketiga, apalagi pihak debt collector sudah sampai menelepon ke kantor saya yang membuat seisi kantor bertanya-tanya, akhirnya saya transfer Rp5 juta (dengan meminjam di koperasi) dan pelunasan sisanya tanggal 26 November 2021.

Akan tetapi, sampai tanggal 26 November 2021, saya belum dapat pinjaman sehingga tidak bisa saya lunasi. Saya sampai detik ini diteror terus oleh pihak ketiga, mulai dari telepon ke kantor sampai ke teman dan mengancam akan mengambil seisi rumah apabila tidak ada bayar. Itu membuat istri dan ibu saya shock.

Hal seperti ini bukan jalan keluar yang sama-sama baik. Menurut saya ini sudah keterlaluan membuat mental ibu saya shock berat mendengar berita ini. Belum lagi pihak debt collector mengancam saya bisa dipecat dari kantor. Saya Mohon kepada Pihak Bank Permata agar dapat menangani permasalahan saya ini dengan bijak.

Terima kasih,

I Gede Agus Caka Saputra
Gianyar, Bali

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan

Tanggapan Atas Surat Pembaca Ini

Tanggapan PermataBank atas Surat Bapak I Gede Agus Caka Saputra

Berkenaan dengan Surat Pembaca yang ditulis oleh Bapak I Gede Agus Caka Saputra, berjudul “Debt Collector Bank Permata Mengintimidasi” melalui...
Baca Selengkapnya

Komentar

  • Ya tujuan debt coll kan itu pak, bikin mental breakdown, biar ente panik terus bayar, begituuu..

    • Tidak Perlu Takut dgn Debt Collector...
      Pertama-tama yg perlu dipahami adalah bahwa anda memang tidak berniat "Ngemplang" Bank tsb, anda tidak dapat memenuhi kewajiban karena "keadaan", jadi Wanprestasi tsb BUKAN anda sengaja & anda berniat melunasinya "SUATU SAAT", datangi BANK sebagai wujud niat baik anda & sampaikan kondisi anda saat ini.
      Kedua, "tidak perlu" Malu, semua orang bisa saja Dipecat, bangkrut dsb, jd tidak perlu Malu dgn Cemo'ohan orang, bila ada yg mencemo'oh ingatkan saja, "bersyukurlah anda saat ini masih berpenghasilan,tidak ada orang yg sengaja tidak bekerja supaya tidak bisa bayar utang".
      Ketiga, jangan Takut menghadapi DC, kalau mereka main pukul itu kesempatan anda, segera minta "VISUM" & Tuntut pihak Bank senilai 10x HUTANG anda, akibat Terror, Perlakuan tidak baik & Penganiayaan, kalau bisa tindakan DC tsb Rekam dgn Kamera tersembunyi beserta kata²nya...
      Keempat, jangan Bunuh Diri, kalau Bunuh Diri saja berani, lebih baik Keberanian itu dilimpahkan kpd DC, tapi jangan dibunuh DC-nya, Hadapi saja, tunggu kalau ada kesempatan anda disakiti oleh DC, lakukan seperti tindakan ke-3!!!
      Akhir kata... Hidup harus terus dijalani... Jangan Takut, Jalani saja sebagai Proses kehidupan, anggap saat sekolah menghadapi Guru/Dosen Killer... ? Utang anda masih kecil...

    • Saran saya jauhin yg namanya utang...hidup syukurin aja.ga usah berlagak sok jadi orang kaya.ga ada utang hidup enak .ga ditagih2..lagipula minjem uang yg berhubungan dengan denda.itu adalah riba...

        • Ekonomi keluarga beda2bu,yg namanya kebutuhan juga beda2 jadi intinya hidup hrs jalan terus paham sampai disini.

      • Misal nih, ini misal loh ya. Hidup sederhana, nggak konsumtif, nggak aneh², nah tiba² nih musibah dateng, situ lahiran nggak normal atau gimana lah yang mengharuskan penanganan lebih, dan nggak di cover bpjs, otomatis keluarin duit nih, nah kebetulan biaya RS itu sampai 100juta bahkan lebih, situ pinjem sodara, teman tetap ngga bisa, terus pilihannya berhutang ke bank dengan resiko terlilit hutang, atau tetap bertahan dengan gaya hidup yang menurut anda benar sekali tapi kehilangan anak. Nah loh coba ajarin saya yang bodoh ini gimana gaya hidup yang menurut anda benar ketika terjadi hal seperti ini?

          • Salam Konsumen cerdas,
            Sesuai Surat Edaran BI 14/17/DASP/Tahun 2012
            diatur secara jelas etika-etika penagihan utang yang dilakukan debt collector sebagai berikut. 
            Pihak penagih atau debt collector wajib gunakan kartu identitas resmi yang dikeluarkan penerbit kartu kredit dan dilengkapi foto diri yang bersangkutan.
            Tidak boleh menagih dengan cara mengancam, kekerasan, atau tindakan yang mempermalukan pemegang kartu kredit.
            Tidak boleh menagih dengan memberi tekanan fisik atau verbal.
            Tidak boleh melakukan penagihan ke yang bukan pemegang kartu kredit.
            Tidak boleh menagih dengan terus-terusan menelepon tanpa kenal waktu.
            Debt collector hanya diperbolehkan menagih di alamat penagihan atau domisili debitur.
            Waktu penagihan utang cuma diperbolehkan dari pukul 08.00 hingga 20.00.
            Penagihan di luar alamat dan waktu yang ditentukan boleh dilakukan dengan adanya persetujuan atau perjanjian dengan pengguna kartu kredit.
            Dalam masalah Pak Gede Agus ini DC sdh jelas melanggar kode etik yg di keluarkan oleh BI tersebut di atas.
            Saran saya di rekam semua Pak segala bentuk Intimidasi tersebut lalu buat laporaan ke pihak berwajib.
            Pihak DC bisa di jerat UU ITE ayat 27 pasal (3) yang merujuk kepada pasal 310 KUHP

          • Semoga cepat selesai masalahnya mas.
            Ikut prihatin.
            Sebaiknya telp diangkat di jawab dengan sejujurnya.
            Jangan takut
            Dihadapi dengan baik
            Jangan panik.
            Ambil hikmahnya
            Fokuskan kerja pikiran positif, optimis, kreatif.
            Tetap semangat.

          • Kadang bingung sama org yg mau komen,tapi gak bisa prihatin Sama keadaan org,ujung" nya sombong, Alhamdulillah attuh kalau keluarga ibu berkecukupan,tapi nasib org beda" ibu,ibu ngomongin RIBA paham betul soal Agama yah Bu? Riba memang di larang oleh agama bu,tapi sombong juga bukan perbuatan yg di benarkan oleh agama, dr pada makin lama komentar ibu semakin mencerminkan ke sombongan mending stop komen deh Bu

      • Jangan cuma saran jauhin utang, Bu. Sekalian yang punya utang itu sampean bantu lunasin utangnya. Biar gak punya utang lagi. Atau cukupin semua kebutuhannya supaya jangan sampe berhutang. ?

      • Rintangan hidup itu beda beda bu
        Anda mungkin lebih beruntung tidak pernah mengalami rasanya hutang
        Sampai dikejar kejar DC
        Jadi masukan dan saran ibu tidak berguna
        Saran ibu seperti ceramah atau orang jualan jamu di pasar

      • mungkin skrng hidup ibu fatiman lg enak,, nnt klau hidup ibu sdh terpuruk.. pasti akan pinjam ke bank resmi,pinjo atau bangke (bank keliling) ingat bu kebutuhan dan tingkat ekonomi orang berbeda-beda. Orang kaya saja yg punya usaha msh kena rayuan bank untuk supaya bank memberikan pinjaman dana.. saran saya,, klau pak Gede ada barang yg bisa di jual,lbh baik di jual saja dan nnt hasil penjualan barang untuk melunaskan KTA Bank Permata.

      • Yaah semua juga tau Bu. Gw yakin sih dia hutang karena kebutuhan. Kadang bisanya cuman ngomong doank. Tapi gak mau bantuin. Itu yg sering bilang riba riba. Cobalah bantu jangan bisanya cuman bacot doank

  • OJK Sudah menetapkan debt collector tidak boleh:
    - Menggunakan ancaman, kekerasan, dan mempermalukan debitur
    - Menggunakan kekerasan fisik maupun verbal
    - Meneror
    - Menagih ke pihak yang berhutang

    Jika debt collector melakukan hal tersebut, bisa langsung dilaporkan ke OJK agar ditindak. Atau dibawa ke pengadilan untuk menuntut ganti rugi.

    • Poin ke empat nya keliru mas. Yg benar: Tidak boleh menagih ke pihak yg yidak berhutang.

        • memang bank di Indonesia produk kapitalis bisnis ya bisnis tidak ada kemanusiaan sedikitpun. mintanya untung besar sedikitpun tidak ada CSR tega sekali ngeruk keuntungan sebesar-besarnya dari rakyat. lahir di Indonesia, besar di Indonesia, berhasil usahanya dari Indonesia. tega benar tidak punya keperdulian terhdp persoalan Indonesia

      • Mohon maaf pak, jadi kalau kasus spt yg sy alami saat ini, di mana sertivikat KPR BTN bersubsidi (yg sdh berjalan 9 thn) sy di alihkan ke agen properti tanpa sepengetahuan/persetujuan sy dan saat ini agen properti tsb menagih pelunasannya dgn nilai yg sgt besar ke sy..itu bagaimana pak...?
        Mhn pencerahannya, terimakaaih.

        • Kalau kasus begitu harus dirunut lagi mas, tidak bisa langsung disimpulkan, coba konsultasi ke pihak yg lebih berkompeten dibidangnya, Notaris atau Pengacara.

        • yg mengalihkan itu yg harus bertanggung jawab karena tanpa izin pemilik / tdk ada musyawarah trlebih dahulu. pasal perdata

          • Untuk Bp.Mohamad Tedy itu bisa mengajukan gugatan ke PN pak.....pengalihan utang itu biasanya di sebut subrogasi,novasi atau cessie...
            Selain itu, harus dlihat juga perjanjian kredit Anda dengan Pihak Bank. Apakah ada klausula yang mewajibkan pihak yang mengalihkan hak dan kewajiban berdasarkan perjanjian kredit untuk memberitahukan atau meminta persetujuan dari pihak lainnya.
            Berdasarkan ketentuan UU Perlindungan Konsumen pasal 1 ayat 1 UU no 8 tahun 1999 definisi perlindungan konsumen meliputi seluruh upaya untuk memastikan kepastian hukum demi memberikan perlindungan kepada konsumen.

    • Dicoba diangkat itu kalau ditelfon pak, biar nggak dikira kabur atau gimana, kan nggak semua debt collector bringas semuanya, meskipun kebanyakan begitu.. Kalau misal bapak dihub tidak mengangkat, pasti pihak sana juga berpikiran bapak mau lari atau gimana, asal bapak kalau dihub menjawab pasti ya nggak bakal begitu pak.

    • jadi anda debt collector nya?

      laporkan saja dc nya klo sudah mengancam dan menggunakan kata2 yang tidak menyenangkan... palingan sudah ditangkap nangis tuh DC.... apalagi sampai mencari ketempat kerjaan itu sudah melakukan perbuatan yg tidak menyenangkan... ngak usah takut bro gede, kalo masih ngeyel dan mengancam sampai masuk ke dalam pekarangan rumah kasih putus sudah kepala sama badannya !! sengketa hutang piutang itu diselesaikan secara perdata, klo dia melakukan pengancaman itu artinya dia sudah melakukan pelanggaran pidana

      • Jika anda pinjam maka ya berurusan dengan peminjam, kalo tidak pinjam tidak mungkin dicari debt colletor (jika sudah jatuh tempo bayar), punya pemikiran ini aja simple, dan kalo jatuh tempo ya bayar, bukan banyak alasan kadang banyak alasan aduh gk bisa bayar karrna ini ini ini, lah sebagai menerima pinjaman tau diri dong kadang ya wajar di kejar oleh penagih utang (kalo lewat jatuh tempo), nih ingat kalo tidak PINJAM TIDAK DIKEJAR, anda hidup tenang.

        • apakah sop penagihan itu dengan pengancaman dan teror? atau melakukannya dengan melanggar hukum pidana?

          saya mantan DC dan saya tau SoP penagihan tidak mencatumkan sesuatu yang melanggar hukum, tapi praktek nya DC2 melakukan penagihan segala cara agar mendapatkan komisi penagihan!
          tindakan yang benar adalah melakukan tindakan hukum yang sesuai dengan perjanjian dan aturan hukum yang berlaku yaitu perdata di pengadilan bukannya pengadilan nenek moyang kau ! PAKAI OTAK, KALAU KM DITANGKAP KARENA PENGANCAMAN APAKAH PERUSAHAAN KAMU MAU MELINDUNGI KAMU?

          PALINGAN KAMU JUGA DIPECAT DENGAN TIDAK HORMAT !

          SEKELAS BANK RESMI KOK PUNYA SOP PENGANCAMAN DAN TEROR !! MIKIR KAU ! APA DISURAT JALAN ANDA DISEBUTKAN BOLEH MELAKUKAN TINDAKAN YANG MELANGGAR HUKUM PIDANA UNTUK MELAKUKAN PENAGIHAN! KLO ADA SINI UPLOAD ! SUPAYA KITA SEMUA TAU ADA PERUSAHAAN SEPERTI ITU DI INDONESIA

        • Dc begini perkarakan aja ke jalur hukum saja bro sudah meresahkan dan memalukan biar jerah dia,

    • ini contoh penagih amatiran. urusan pekerjaan dijadikan urusan pribadi, seakan akan debitur dlm hal ini punya hutang pribadi ke debt collectornya. Mungkin penagih ini memang hanya seperti itu kemampuannya, primitif, tidak bisa berkomunikasi lebih drpd mengancam. Jadi abaikan saja Pak, blokir nomornya. Terlalu sayang waktu dan perhatian kita tersita oleh hal2 yg tdk produktif spt melayani debt collector yg Caper. Tapi kl memang sdh lewat batas, segera laporkan ke kepolisian & jgn lupa simpan semua bukti2.

  • "Tahun 2020 saya kembali dapat pekerjaan yang tetap, tapi dari pihak bank tidak ada reminder apapun.Pada awal bulan November 2021, saya dapat telepon dari debt collector Bank Permata pusat untuk segera pelunasan dengan total tagihan Rp46 juta."

    dari tahun 2020 ke nov 2021 situ ga saving jaga2 kalo ditagih soalnya KTA blm lunas..??

      • Misal nih, ini kisal loh ya. Hidup sederhana, nggak konsumtif, nggak aneh², nah tiba² nih musibah dateng, situ lahiran nggak normal atau gimana lah yang mengharuskan penanganan lebih, dan nggak di cover bpjs, otomatis keluarin duit nih, nah kebetulan biaya RS itu sampai 100juta, situ pinjem sodara, teman tetap ngga bisa, terus pilihannya berhutang ke bank dengan resiko terlilit hutang, atau tetap bertahan dengan gaya hidup yang menurut anda benar sekali tapi kehilangan anak. Nah loh coba ajarin saya yang bodoh ini gimana gaya hidup yang menurut anda benar?

        • merubah nasib, mencegah hal2 sial dg berdoa dan berusaha. alhamdulilah tidak terjadi seperti komen di atas

  • kalau ada ancaman debt colector mau sita aset atau harta benda laporkan ke polisi sudah tindak perampasan itu

    • Tolong kalian tu ya jika sama orang yg tidak dikenal tu panggil aja pak, jangan om om kamu pikir kamu tu masik anak2,

      • Memang mengerikaannn sadis sesadis sadisnya lebih dari apapun berurusan ama bank 1 ini...sy&suami tahun lalu pernah ngalamin bahkan artikel saya dimuat di media konsumen...

      • Sependapat, yg namanya kredit macet ttep wajib bayar gk peduli kita kena phk atau resign apalagi statusnya blm lunas lah itu dlm jangka awal 2020 ke nov 2021 yg prepare nabung apa bwt jaga2 klo di tagih mlah di diemin dg berharap semoga data kredit ilang & kekurangan gk di byr,wkwk konyol sekali

    • sekelas Bank Besar seperti Permata melakukan penagihan seperti pinjol?
      ngak salah nih !!!

      @ojkindonesia sudah kasih sanksi juga Bank resmi yang menggunakan pihak DC yg terbukti melanggar pidana !! pengguna dan penyedia DC juga harus dihukum karena pelanggaran pidana yg dilakukan !

  • Nominal KTA saya yang disetujui tahun 2015 sebesar Rp27 juta,

    Saya dapat telepon dari debt collector Bank Permata pusat untuk segera pelunasan dengan total tagihan Rp46 juta.

    Namun pihak Bank Permata bersikukuh untuk pelunasan dengan potongan diskon menjadi totalnya Rp25 juta saja.

    =
    Kalau gua lihat dah win win solution disini.
    Gak tahu juga kalau di Bank lain bagaimana?

    • Bank lain sama juga, selalu dikasih Opsi seperti itu. Kalau ada dana ya dibayar, tapi masalahnya... Kalau tidak ada duit & tidak ada yg bisa dijual senilai itu bagaimana? Biasanya Bank mengajukan Opsi Reschedule Cicilan Rendah Bunga Ringan, tetapi nilainya ditentukan oleh Bank, pdhl Kreditur tidak Mampu, jadi Bukan menurut "Kemampuan" Angsur Kreditur, apalagi bila si Kreditur sudah "Zero income", bagaimana bisa ada Penyelesaian? Sedangkan menopang kehidupannya sehari² saja dari Jual² barang yg dimiliki, jelas tidak bisa melunasi ataupun mencicil. Hutang memang Wajib dibayar, tapi saat tidak mampu, apa yg mau dipakai buat bayar? Hutang sudah tidak mungkin, karena tentunya kalau tidak bekerja Utangnya makin membengkak utk biaya Hidup.

  • Tidak Perlu Takut dgn Debt Collector...
    Pertama-tama yg perlu dipahami adalah bahwa anda memang tidak berniat "Ngemplang" Bank tsb, anda tidak dapat memenuhi kewajiban karena "keadaan", jadi Wanprestasi tsb BUKAN anda sengaja & anda berniat melunasinya "SUATU SAAT", datangi BANK sebagai wujud niat baik anda & sampaikan kondisi anda saat ini.
    Kedua, "tidak perlu" Malu, semua orang bisa saja Dipecat, bangkrut dsb, jd tidak perlu Malu dgn Cemo'ohan orang, bila ada yg mencemo'oh ingatkan saja, "bersyukurlah anda saat ini masih berpenghasilan,tidak ada orang yg sengaja tidak bekerja supaya tidak bisa bayar utang".
    Ketiga, jangan Takut menghadapi DC, kalau mereka main pukul itu kesempatan anda, segera minta "VISUM" & Tuntut pihak Bank senilai 10x HUTANG anda, akibat Terror, Perlakuan tidak baik & Penganiayaan, kalau bisa tindakan DC tsb Rekam dgn Kamera tersembunyi beserta kata²nya...
    Keempat, jangan Bunuh Diri, kalau Bunuh Diri saja berani, lebih baik Keberanian itu dilimpahkan kpd DC, tapi jangan dibunuh DC-nya, Hadapi saja, tunggu kalau ada kesempatan anda disakiti oleh DC, lakukan seperti tindakan ke-3!!!
    Akhir kata... Hidup harus terus dijalani... Jangan Takut, Jalani saja sebagai Proses kehidupan, anggap saat sekolah menghadapi Guru/Dosen Killer... ?