Surat Pembaca

Lemahnya Usaha Pencegahan Penipuan dari Bukalapak Terhadap Pembeli

Nama saya Tri Prio Heryanto, ID Bukalapak: www.bukalapak.com/triprioheryanto. Saya bergabung di Bukalapak sebagai pembeli juga penjual, dan sempat kagum dengan cara kerja identifikasi pembayaran transaksi dengan kode unik yang cepat dan gampang. Namun kemudian saya menjadi korban penipuan oleh penjual yang melakukan “phishing” dengan berpura-pura sebagai CS Bukalapak dan menghubungi saya dengan nomer telepon seluler. Penipu membatalkan transaksi 191662271616 dan mengetahui dengan baik jika dana saya akan masuk ke BukaDompet dan dibekukan.

Jadi pada tanggal 29 Januari 2019 penipu menghubungi via telepon pada sekitar pukul 08.40 WIB dan mengaku sebagai CS BL (Bukalapak). Dia mengatakan jika sistem sedang mengalami pembaruan jadi transaksi dibatalkan dan saldo akan dikembalikan ke BukaDompet, tetapi saya tidak perlu mengulang order tetapi cukup mengirim nominal transfer berikut kode unik yang di-SMS-kan penipu.

Awalnya saya curiga, tapi penipu berhasil meyakinkan karena bisa mengetahui detil transaksi saya, jadi saya acuhkan prasangka buruk saya. Begitu sampai kantor, saya coba cairkan saldo BukaDompet ke rekening bank saya, tetapi transaksi gagal. Di website akun saya cuma ada notifikasi bahwa transaksi disetujui pembatalannya oleh penjual. Saya mulai panik dan coba cari bantuan di website Bukalapak, tetapi di situ tidak tertera nomor telepon CS Bukalapak. Maka saya menghubungi penipu tadi karena merasa dia mengatakan hal yang benar yakni ada ganggguan pada sistem Bukalapak, sehingga saya tidak bisa mencairkan dana. Hal ini juga yang membuat saya semakin yakin penipu tsb memang benar CS Bukalapak.

Lewat telepon penipu mengatakan bahwa BukaDompet saya dibekukan dan meyakinkan saya bahwa tidak ada cara lain untuk mencarikan dana saya selain melakukan MUTASI yang dimaksud dengan mengirim Nominal Uang + Kode Unik ke rekening Bukalapak supaya BukaDompet saya aktif kembali. Akhirnya saya yang sudah terlanjur percaya dan panik ingin segera mengambil uang tersebut dengan meminjam uang ke teman.

Lalu sekitar pukul 14.00 saya melakukan transfer pertama Rp6.001.090 ke rekening BNI Bukalapak. Sekitar 30 menit kemudian penipu telepon dan meminta maaf mengatakan telah salah mengirim nominal kode unik dan meyakinkan saya bahwa dana aman di rekening Bukalapak serta meminta untuk mengirim kembali. Di sini saya mulai marah tetapi karena diyakinkan cuma ini caranya dan dijanjikan akhirnya saya kirim kembali Rp6.001.701 ke rekening BNI Bukalapak.

Lalu 30 menit kemudian saya ditelepon lagi oleh nomor yang sama dan diberitahu bahwa uang saya akan dicairkan dan mengaharuskan saya ke ATM dan suara saya akan direkam serta diperdengarkan jajaran Direksi Bukalapak. Saya pun percaya dan diminta melakukan transfer kembali tapi kali ini dimulai dengan memasukan angka ‘0’ didepan yang katanya sebagai Kode untuk penggabungan dana saya. Saya yang dari awal sudah kagum dengan cara kerja kode unik dan “GAGAP” dunia perbankan langsung percaya saja dan melakukan transfer ketiga Rp5.001.271 dan keempat Rp5.001.296, tetapi saldo rekening teman yang saya pinjam tidak juga kunjung bertambah. Maka di situlah saya baru sadar telah ditipu habis-habisan.

Selang 1 menit sehabis transfer keempat saya telepon CS resmi Bukalapak dan menanyakan serta melaporkan hal tersebut dan cuma diberikan nomer pengaduan oleh CS resmi dan diminta menunggu 5×24 jam. Saya tidak sabar dan mencoba mencari informasi dan kaget melihat banyak modus penipuan mirip menggunakan rekening Bukalapak bahkan sejak tahun 2017 sejauh yang saya temui di Kaskus dan laman online lainnya.

Sesudah lapor dengan CS resmi saya dapat email dari TIM ANTIFRAUD Bukalapak yang isinya close question, saya diberikan pertanyaan untuk membuktikan bukti transfer cerita/klaim saya, tapi tidak diberikan tautan langsung kepada TIM ANTIFRAUD untuk secara cepat mengirim bukti transfer melainkan diarahkan kembali ke website BukaBantuan yang tanpa nomer telepon dan keluhan dibalas seperti email. Ini serius?

Ada beberapa hal yang menjadi kelemahan disini dari Pihak Bukalapak menurut saya:

  1. Pembekuan BukaDompet secara sepihak tanpa notifikasi di aplikasi/laman website. Notifikasi ada di email tapi coba pikirkan kembali berapa banyak orang yang mengecek email setiap harinya atau berapa kali dalam seminggu? Kecuali mereka memang sedang menunggu email dari seseorang/lainnya. Cek email kalian pasti isinya dari medsos dan promosi tidak jelas.
  2. Bukalapak yang sudah sering menerima laporan penipuan dengan kasus serupa tidak melakukan usaha pencegahan yang serius. Caranya banyak, misal mengirim notifikasi berupa SMS atau lainnya ke pembeli bahwa BukaDompet dibekukan, waspada terhadap penipuan dan aktifkan BukaDompet lewat email, maka saya percaya kasus penipuan seperti yang saya alami akan berkurang drastis atau bahkan hilang sama sekali. Ini artinya pihak Bukalapak tidak serius melindungi pembeli dari penipuan.

Saya menyadari kesalahan saya karena sudah percaya kepada penipu, tetapi ini juga tidak terjadi jika Poin 1 & 2 dilakuan pihak Bukalapak. Saya mudah percaya karena penipu adalah pihak pertama yang memberikan ‘notifikasi’ pembatalan karena gangguan sistem (bohongan) dan pembekuan BukaDompet (beneran) kepada saya. Ini secara psikologis akan membuat siapapun mudah untuk percaya sebelum berpikir jernih kemudian.

Sampai sekarang saya belum mengubungi BukaBantuan lagi, mungkin nanti saya akan mengubungi CS Bukalapak via telepon untuk menanyakan cara melampirkan bukti transfer.

Demikian surat ini saya tulis. Saya cuma pegawai golongan rendah yang harus mengganti rugi uang teman saya yang telah hilang sebanyak 22 juta, yang mungkin butuh setahun untuk lunas. Besar harapan saya dana saya bisa kembali atau ada solusi baik dari Bukalapak karena uang masuk rekening Bukalapak dan pihak Bukalapak yang meneruskan transaksi dengan metode kode unik tsb. Penipu tersebut menurut analisis saya bukan melakukan ini pertama kali melainkan sudah seringkali dan selalu LOLOS.

Akhir kata kejadian ini membuat saya berpikir ulang untuk belanja online dan jika harus maka saya lebih memilih belanja di e-commerce asing seperti e-Bay, jaminan uang 100% kembalinya NYATA.

Terima Kasih.

Tri Prio Heryanto
Lamandau/Kalimantan Tengah

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan

Tanggapan Atas Surat Pembaca Ini

Tanggapan Bukalapak atas Surat Bapak Tri Prio Heryanto

Dengan Hormat, Terima kasih atas hubungan yang terjalin dengan baik antara Bukalapak dan MediaKonsumen.com selama ini. Sehubungan dengan dimuatnya Surat...
Baca Selengkapnya

Komentar

  • Sayapun HAMPIR kena tipu di bukalapak. Kronologisnya :
    - Malam hari saya membeli sepeda pada lapak "Mandiri Sepeda" seharga Rp4.710.090 diskon 45% (murah bener)
    - Besoknya saya ditelepon pelapak, tentu saja dia tau nomor saya dari alamat lengkap pengiriman via WA, ini nomornya > +62 853-3463-3389
    - Pelapak menerangkan bahwa sepeda yg saya beli adalah program diskon yg diadakan bukalapak, maka itu saya harus memberikan kode diskon yang akan masuk ke HP saya untuk mendapatkan potongan tersebut.
    - SIALNYA saya percaya saja dan terlanjur memberikan kode yang masuk (ternyata kode OTP untuk login ke bukalapak)
    - 3 detik saya tertegun setelah memberikan kode tersebut, syukurlah langsung tersadar dan SEGERA mengganti PASSWORD assword bukalapak saya.
    - Saya langsung menghubungi bukalapak di bagian buka bantuan dan menjelaskan permasalahan ini. Untung saja pihak buka bantuan tanggap, setelah meminta beberapa keterangan dari saya seperti bukti transfer, keesokan harinya Transaksi dibatalkan dan dana saya kembali ke "Credits" di akun saya , lalu lapak si penipu segera di tutup, (barang dagangannya saya lihat jadi kosong)

    Sedikit saran sederhana saya :
    - Jangan mudah percaya harga miring.
    - Jangan pernah memberikan kode OTP yang masuk ke no hp kita, disitu juga sudah ada peringatan bahwa pihak bukalapak saja tidak berhak meminta kode OTP itu.
    - MARI sama-sama melaporkan pelapak yang kita curigai melakukan penipuan. Di tiap lapak ada tombol Laporkan.

    Terimakasih