Surat Pembaca

Pemotongan Saldo Tabungan Hingga Minus oleh PermataBank karena Tagihan Kartu Kredit

Semoga para pembaca Media Konsumen sehat selalu dan dalam lindungan Allah SWT. Sebelumnya perkenalkan, saya adalah seorang pegawai swasta yang menggunakan fasilitas kartu kredit PermataBank dengan nomor: 4546 **** **** 4784 dan limit Rp3,5 juta. Memang saya akui saya ada keterlambatan pembayaran dan sudah didatangi pihak kolektor ke rumah.

Saya sudah bayar sesuai informasi yang diberikan kolektornya, yaitu Rp170 ribu dan saat pihak kolektor ke rumah saya sudah minta tolong untuk tagihan kartu kredit saya dibuat cicilan, karena saya belum mampu bayar sekaligus. Info pihak kolektornya akan diinformasikan kembali. Namun sampai surat ini diterbitkan belum ada konfirmasi dari pihak kolektor yang menghubungi.

Namun ada kejadian yang mengagetkan pada hari ini. Setiap tanggal 27 saya menerima gaji dari perusahaan, dan saya kaget pas mau lihat saldo saya, ternyata bukannya bertambah malah tertulis – (minus) Rp158.000. Saya langsung cek transaksi terakhir saya dan muncul keterangan ada pemotongan yang dilakukan PermataBank sekitar Rp4.012.000 sesuai gaji yang saya terima.

Saya langsung mendatangi Kantor PermataBank di Rawamangun Jakarta Timur. Info dari pihak CS, dana saya dihold karena ada tagihan kartu kredit sejumlah Rp4.200.000 sekian, yang masih belum saya bayar. Saya langsung diarahkan untuk telpon pihak kolektor via PermataTel.

Saya menjelaskan kondisi saya, bahwa saya hanya bisa membayar jika dibuat cicilan. Hanya bisa dalam sebulan dipotong Rp300 ribu, karena saya adalah tulang punggung keluarga. Orang tua saya tidak bekerja dan kami masih mengontrak, sebulannya Rp1,5 juta dan adik saya masih sekolah.

Bagian kolektor itu hanya bilang tidak bisa karena sudah sesuai sistem dan telpon saya langsung dimatikan. Padahal saya sudah jelaskan juga ATM saya ini adalah payroll gaji saya, dan perusahaan saya dengan PermataBank adalah 1 grup, sama-sama merupakan member Astra Group.

Bagaimana perasaan kalian jika kondisi kalian ada di posisi saya? Saya bekerja menunggu gaji setiap bulannya untuk menafkahi keluarga saya, tapi satu-satunya penghasilan saya malah dipotong atau sesuai perkataan kalian di-hold karena masalah kartu kredit ini. Bayangkan bagaimana saya bisa menghidupi keluarga saya nanti selama sebulan kedepan? Bagaimana saya membayar kontrak sewa rumah dimana kami tinggal semisal kami diusir oleh pemilik kontrakan?

Saya mohon dengan sangat bantuannya untuk bisa memproses keluhan saya ini, saya tidak punya uang sama sekali untuk sebulan ke depan untuk menghidupi keluarga saya. Jika memang tidak ada titik terang atas masalah ini, saya akan cari bagaimanapun caranya agar bisa terdengar kasus ini ke media manapun.

Saat pandemi seperti ini, saat zaman sulit ini kok PermataBank tega memotong semua gaji yang saya terima. Padahal hanya itu uang yang saya miliki.  Saya lampirkan kartu kredit Permata saya serta bukti pemotongan saldo tabungan saya.

Mohon segera ditindaklanjuti PermataBank, jika tidak saya akan komplain ke media manapun itu atau sekalian saya buat viral di media sosial.

Terima kasih.

Devi Anggiani
Jakarta Pusat

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan

Tanggapan Atas Surat Pembaca Ini

Tanggapan PermataBank atas Surat Ibu Devi Anggiani

Berkenaan dengan Surat Pembaca yang ditulis oleh Ibu Devi Anggiani, berjudul “Pemotongan Saldo Tabungan Hingga Minus Oleh PermataBank Karena Tagihan...
Baca Selengkapnya

Komentar

  • Semoga mba ny di berikan jalan keluar terbaik.
    Keluarga jauh maupun dekat yang bisa menolong, harap nolongin mba ny dulu
    Karena sudah lunas tagihan CC ny, tutup saja, gunting supaya tidak tergoda memakainya lagi.
    Untuk biaya hidup berjalan sampai gajian lagi, pinjam ke teman dekat atau saudara saja.
    Pas gajian nanti, langsung lunasi pinjaman itu

    Saya dlu pernah punya CC Permata, saat tutup CC tinggal lunasi tagihan terakhir dengan cicil bbrp x tanpa ada tambahan bunga

  • Sementara pinjam ke teman saja buat nyambung hidup, karna pasti tidak akan perna dipulangkan uang itu, karna saya perna mengalami hal yg sama, mau datang kemana juga ngak tau hanya tlp cs tok yg tidak memberikan solusi

  • Maap bukan untuk menggurui.
    Penggunaan cc sebaiknya menghindari untuk belanja hal² yang sifatnya konsumtif tapi memang digunakan untuk hal² yang produktif. Semisal modal usaha dll.
    Saya juga punya cc 52jt x 2 dan 40jt. Saya gunakan untuk hal² yang produktif dan alhamdulillah usaha saya bisa berkembang dengan bantuan dana tanpa agunan ini.
    Untuk mbaknya gunakan kartu kredit melebihi kemampuan bayar.
    Jerat kartu kredit berbahaya kalo kita tidak bisa mengelolanya dengan baik.
    Untuk kasus mbak ini bagus dong karena sekarang mbak nggak punya hutang cc lagi. Selanjutnya tinggal tutup kartu. Untuk makan dan lain² mbak bisa pinjem ke temen² atau saudara dengan niat sungguh² untuk mengembalikan. Pasti ada jalan.
    Semangat hidup tanpa hutang.
    Dan mudah² bulan² kedepan hidup lebih bebas dan nyaman

  • Maap bukan untuk menggurui.
    Penggunaan cc sebaiknya menghindari untuk belanja hal² yang sifatnya konsumtif tapi memang digunakan untuk hal² yang produktif. Semisal modal usaha dll.
    Saya juga punya cc 52jt x 2 dan 40jt. Saya gunakan untuk hal² yang produktif dan alhamdulillah usaha saya bisa berkembang dengan bantuan dana tanpa agunan ini.
    Untuk mbaknya menggunakan kartu kredit supaya tidak melebihi kemampuan bayar.
    Jerat kartu kredit berbahaya kalo kita tidak bisa mengelolanya dengan baik.
    Untuk kasus mbak ini bagus dong karena sekarang mbak nggak punya hutang cc lagi. Selanjutnya tinggal tutup kartu. Untuk makan dan lain² mbak bisa pinjem ke temen² atau saudara dengan niat sungguh² untuk mengembalikan. Pasti ada jalan.
    Semangat hidup tanpa hutang.
    Dan mudah² bulan² kedepan hidup lebih bebas dan nyaman