Surat Pembaca

Pengalaman Sewa di Travelio: CS Tidak Punya Empati, Fitur “Extend” Cacat, dan Klaim Kerusakan yang Mengada-Ada

Halo Rekan-Rekan Media Konsumen,

Saya ingin berbagi pengalaman buruk saat menyewa apartemen di Travelio. Saya juga punya beberapa teman yang mendapat pengalaman buruk dengan Travelio, namun memilih untuk mengikhlaskan karena malas berlarut-larut berurusan dengan staff Travelio yang tidak punya empati dan hanya mementingkan keuntungan perusahaan. Dengan gaya pelayanan yang non-customer-centric, saya yakin sebenarnya banyak sekali yang kecewa dengan pelayanan Travelio namun tidak terekspos.

Pada awalnya, saya menyewa sebuah apartemen di BSD selama 3 bulan lewat Travelio (Agustus – November 2022) dikarenakan tergiur dengan promo diskon 3 bulan sewa dan lokasi yang cukup strategis, meskipun biaya deposit yang sangat tinggi sebesar harga 1 bulan sewa (jadi saya langsung bayar 4 bulan sewa di muka).

Proses check-in saya waktu itu diburu-buru oleh staff Travelio, yang beralasan ada jadwal check-in lagi setelah saya. Sehingga saya hanya memastikan bahwa peralatan masih bekerja dan dapat digunakan.

Saya memaklumi bahwa memang semua barang yang ada tidak dalam kondisi baru, sebagaimana ekspektasi seseorang ketika “Menyewa”. Kulkas yang kotor-retak dengan sisa makanan penghuni sebelumnya, selang shower yang sedikit bocor, duvet cover yang bernoda kuning, sofa bernoda kotor, alat bersih-bersih yang sudah berkarat, tempat sampah yang masih bersisa sampah, dan AC yang tidak dingin pun saya maklumi saja karena saya memang langsung menyewa jasa housekeeping apartemen untuk membersihkan semua sudut apartemen, membeli sendiri alat bersih-bersih, dan memperbaiki AC di hari kedua saya tinggal.

Kurang lebih di pertengahan masa sewa bulan kedua, saya memutuskan untuk extend 3 bulan lagi dikarenakan saya belum punya waktu untuk melakukan proses pindahan di tengah sibuknya pekerjaan.

Setelah memastikan saya mendapat voucher masa tinggal 3 bulan berikutnya di aplikasi Travelio, saya pun melanjutkan pekerjaan seperti biasa. Kebetulan di transisi masa sewa awal dan extend saya ada keperluan di Kalimantan, sehingga saya meninggalkan apartemen untuk beberapa hari.

Alangkah kagetnya saya di hari H transisi masa sewa, saya dihubungi oleh pihak Travelio lewat in-app chat yang sangat laggy dan sering crash, sebagai berikut (nama apartemen sengaja saya sensor supaya tidak merugikan pemilik asli):

Saya tidak habis pikir, bagaimana bisa perusahaan digital dengan zero inventory memiliki agen Customer Service seburuk ini: TIDAK solutif, TIDAK punya empati, dan TIDAK tahu duduk permasalahan.

Masalah utama saya adalah fitur extend yang terjeda 1 hari, sehingga sistem Travelio masih menjual jeda 1 hari tersebut untuk disewakan harian, dan (kebetulan) ada orang yang menyewa juga pada hari tersebut).

Di sini saya memaksa untuk meminta penjelasan atas kesalahan sistem ini, namun seperti yang kalian duga, tentu saja jawabannya tidak akan memuaskan sebagaimana perusahaan non-customer-centric beroperasi:

Apakah membantu? Tentu saja tidak, apalagi menyelesaikan masalah. Logikanya kalau memang sudah terbooking tamu lain, fitur extend seharusnya akan disabled. Sehingga saya sebagai pelanggan bisa mencari opsi lain yang lebih masuk akal, bukan malah disuruh check-out di hari-H dan memaksa saya untuk dikenakan penalti sebesar 1 juta rupiah.

Saya sungguh kesal tapi seiring waktu saya ikhlaskan karena toh Travelio tidak akan pernah membantu pelanggannya. Tetapi pada akhirnya saya memutuskan untuk membagikan cerita ini karena pengalaman buruk ini berlanjut saat saya check-out hari ini, dan benar saja, terjadilah seperti pengalaman di surat pembaca lain https://mediakonsumen.com/2022/12/27/surat-pembaca/travelio-membebankan-post-charge-untuk-kerusakan-furniture-bukan-oleh-saya.

Di titik ini saya cuma bisa tertawa saja dalam hati, seperti ini kah cara Travelio mencari keuntungan? Sungguh memalukan dan menjurus ke arah penipuan.

Untuk Tim Travelio, jika kalian membaca artikel saya ini, saya TIDAK butuh kalian kembalikan penalti 1 juta rupiah kemarin. Biarkan itu menjadi harga pembelajaran atas kebodohan saya sempat percaya pada sistem cacat kalian.

Untuk rekan-rekan media konsumen, saya membagikan cerita ini supaya kalian tidak perlu terjerumus ke lubang yang sama dengan saya. Masih banyak cara lain untuk menyewa apartemen tanpa lewat Travelio. Saya menyarankan lebih baik untuk datang ke lokasi apartemen dan bernegosiasi langsung dengan pemilik atau pihak pengurus apartemen.

Perlu diingat bahwa Travelio hanyalah pihak ketiga dalam proses sewa menyewa, sehingga sebenarnya mungkin bisa dibilang wajar mereka melakukan ini semua untuk mencari keuntungan. Mencari apartemen untuk disewa itu tidak sesulit beli rumah/tanah sehingga perlu broker (pihak ketiga), jangan mempersulit hidup kalian dengan menyewa di Travelio.

Terima kasih dan salam hangat dari saya untuk rekan-rekan semua.

Raymond Hendriawan
Tangerang Selatan, Banten

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan

Belum Ada Tanggapan Atas Surat Pembaca Ini

Surat pembaca ini belum mendapatkan tanggapan dari pelaku usaha terkait. Jika Anda adalah pihak yang terkait dengan pertanyaan/permohonan/keluhan di atas, silakan berikan tanggapan resmi melalui tautan di bawah ini:

Komentar

  • Sepertinya tidak ada yg booking apartemen itu dalam selang waktu satu hari. Hanya akal2 an sistem travelio saja utk menjebak customer nya kepepet dan terpaksa bayar pinalti supaya ga diusir. Ada beberapa kasus d MK jg sama. Dikerjain sama travelio.

    Saya pribadi sih pernah pake dan sangat kecewa waktu itu. Cuma dtinggal ke Gereja saja, tau2 balik jam 10an belum jam cek out pas mau ambil barang kunci sdh dlock sistem. Jadi akhirnya nunggu petugas bukain lagi. Hadeh.

    • Saya juga ada pengalaman mirip, di apartemen yang saya sewa Travelio punya feature "smart lock" yang kodenya otomatis ter-reset setiap 30 hari. Travelio tidak memberitahukan hal tersebut kepada saya, sehingga pada suatu malam saya pulang dari luar kota, tidak bisa masuk karena kode yg saya masukkan salah dan terpaksa menunggu sekitar 1 jam hingga tim lapangan mereka datang membantu. Banyak gaya memang Travelio ini punya feature smart lock tapi lagi-lagi ya begitu, cacat..

  • Kalau saya baca whassap yg pertama, ada indikasi bohong dr karyawan travelionya untuk mendapatkan charge lebih.

    Kalau si christina suriadjaja baca banyak komplenan dari konsumen, sy yakin dia ngamuk ke manajemennya yg gak becus ngurus perusahaan.

    • Gua sih gak yakin ya bro dia ngamuk. Di Indonesia konsumen itu kalo kena tipu ya apes. Kalo mau komplain dan ditanggapi ya selamat anda dapat rejeki.

      Pemilik bisnis yg emang niat jelek, bisa keliatan dari kontraknya. Ikhlasin aja, yg penting kota udah tau dan bisa cerita ke temen2 kita yg lain kalo harus hati2 sama aplikasi 1 ini. Supaya gak kejebak.

      Masalah pemilik aplikasi tau atau gaknya kita gak usah naif lah. Semua udah tau mereka pasti ngerti hal itu, makanya isi kontraknya seperti itu, kita aja yg terlalu berekspektasi tinggi terhadap service mereka. Bisnis kalo mau cepat kayak emang kayak gitu. Konsumen sikat aja.

    • Bisa jadi bener tuh
      Kemungkinan lain: tim lapangan mereka dikenakan penalty (jadi harus mengganti kerusakan) jika owner apartemen komplain ada barang rusak, jadi mereka ketakutan dan semua bentuk kerusakan di-report dan dibebankan ke kita sebagai customer Travelio.
      Masalahnya tim lapangan untuk satu unit apartemen tertentu itu tidak sama, akibatnya mereka tidak tahu kondisi awal dari barang2 di dalam unit, tidak bisa membedakan mana yang memang rusak karena pemakaian dengan rusak karena kelalaian.

    • Wah ternyata sudah banyak komplain cs travelio tdk solutif atas penyelesaian. Sm spt kasus pengembalian deposit sy.. sy chat msh nunggu bill air listrik keluar, nah pd realnya bill sudah keluar saat sy CO tggl 5 tetapi sampai skrg jawaban hnya nanti sy sampaikan tim billing ya kak. Dlu aja saat nagih uang ipl sm air listrik tiap bulan gercep, giliran refund deposit beribu alasan.. saking keselnya sampai sy chat csnya apa deposit sy hibahkan saja ke travelio

    • Saya mau menulis komentar sy yg pernah sebagai owner dr unit yg bekerjasama dgn travelio, memang management travelio kurang profesional tamu sy yg menginap bulanan untuk rekening listrik/ air mmg owner dl yg bayar kemudian baru di tagihkan ke penyewa kemudian bln berikutnya di kredit ke rek sy, pernah tamu sy sdh keluar 2 bln yg lalu rek listrik/ air tdk di kredit2 lalu sy tanya baru di kreditkan bln berikutnya, bkn kah tamu yg menginap sdh di tarik deposit kenapa saat tamu mau check out tidak segera diselesaikan semua tagihannya dan sisa deposit dapat segera dikembalikan ke penyewa ? Dan utk masalah kerusakan jg di bebankan ke owner dgn biaya yg tidak tanggung2 mencekik leher, cth : ganti batery jam dinding kena 25 rb (pdhl hrg batery cuma brp ), ganti lampu cookhoker 100 rb ( pdhl klu sy beli sendiri lampu dan ganti plg mahal 10 rb ) dan herannya setiap ada tamu baru yg masuk di bilang lampu cookhoker mati... ini benar2 modus cari keuntungan. Padahal owner tiap bulan di kenakan biaya asuransi sebesar 60 rb , tapi tiap ada kerusakan biaya dibebankan ke owner ??? Travelio maunya uang masuk saja tanpa ada uang keluar. ... ( jangan2 ada double biaya yg di tarik dr owner dan juga dr penyewa ??? ). Untungnya kemarin saya waktu kontrak habis saya akhiri kontrak kunci dalam waktu 5 hr sudah diserahkan karena saya pernah baca disini ada yg berbulan2 belum diserahkan, jadi sebelum jatuh tempo saya sdh berkali2 ingatkan CS nya untuk segera memproses...
      Itu pengalaman saya sebagai owner semoga konsumen baik owner maupun penyewa bisa berpikir lebih bijak lagi kalau mau bergabung dgn travelio segala sesuatunya mohon dibicarakan didepan dengan jelas supaya tidak kecewa dikemudian hari.. dan semoga dari pihak travelio bisa berbenah lebih baik lagi....

  • Banyak komplenan tuh di iklannya travelio di IG misalnya sampai merekapun kadang matikan atau batasi atau difilter kolom komentarnya supaya gak ada komentar buruk wkwkwk

    • Iyalah, mana mampu CS-nya nanggepin komen buruk sebanyak itu. Kadang kasian juga ya, apa ga sakit jiwa itu jadi CS-nya Travelio.

  • Aku baru kepikiran mau pake, pas baca review dimana² begini jadi hmmm
    Kalau mau dipercaya tolong diperbaiki ya

    • Duh, mending jangan deh, malah jadi membuka pintu neraka. Besar kemungkinan jadi keluar sumpah serapah kalo berurusan sama Travelio hahaha.

  • Wah Bang, saya dapet pengalaman serupa juga, deposit dipotong karena rak kulkas retak. Kebetulan saya booking apartemen bulanan untuk rekan saya, jujur dari awal tidak ada koordinasi dari pihak Travelio dan pihak BM apartemen, terbukti di sistem waktu cek in dimulai dari jam 12.00 - 24.00, tapi saat check in jam 18.00 listrik mati, alasan harus top up token di BM, tp jam operasional BM sampai jam 17.00 (tidak ada informasi dari CS saat sebelum waktu cek in perihal ini), jadi rekan saya cek in ngga bisa cek fasilitas kamar karena gelap, ngga jadi huni di hari pertama, karena listrik mati, dan saat sudah selesai sewa, deposit terpotong karena rak kulkas retak. Kena potong sampai 300K. Rekan saya bilang jarang pakai kulkas dibagian yang rak itu, dan ngga masak juga karena doi cowo, tiap hari PP kantor sampai malam karena lembur. Liat postingan ini, saya baru nyadar kalo ini bisa jadi modus staff lapangan Travelio, karena persis banget kasusnya, masalah fasilitas rusak (rak kulkas), dan ngga tau yang rusakin siapa. Saran, lebih baik dipikir-pikir lagi kalau pakai Travelio.

    • Nah ini dia! Confirmed deh memang udah modus-nya Travelio. Itu temennya kena potong 300k, gak yakin saya duitnya beneran dipake sama Travelio buat ganti rak kulkas yang di-klaim retak. Besar kemungkinan dibiarin aja, buat "menjebak" customer berikutnya.

  • Travelio itu murni penipuan

    Ngomongnya sudah general checking. Apanya. Westafel dapur buntu sampe bocor pas di check eh saya disuruh bayar alasannya sudah 2x24 jam. Pas di check gila itu box dibawah Westafel kotor banget, gak pernah dibersihkan. Pembuangan air mandi juga sama. Terus ini dispenser rusak saya di suruh perbaiki, karena sudah ada didalam kontrak katanya. 2x24 bukan tanggung jawab Travelio. Sekalian aja bawa semua barang rusak terus penyewa yg perbaiki. Kampret bener ini Travelio. Aplikasi penipuan. Yg dia incar uang deposit. Itu apartemen yg saya sewa nilainya 12 juta per bulan. Gila gak dikasih pelayanan menjebak.

    Pendirinya ini memang bahaya, awas jangan sampe kejebak. Terlalu berharap bagus dari aplikasi sampah. Maaf kata2 saya kasar tapi ini saya merasa ditipu.

    • Bener banget! Saya pernah ketemu petugas lapangan yang datang membantu check-in. Hasil ngobrol singkat dengan beliau, udah keliatan orangnya gak tau apa2 tentang kondisi apartemen, cuma tau bersih2 sama ganti sprei aja.

      Saya coba tanya: ini sistem drainase wastafelnya seperti apa, kapan terakhir dibersihkan, AC kapan terkahir di-service, water heater tank-nya pernah dibersihkan tidak, dsb. Jawabannya? "Maaf saya kurang tahu, bisa tanya ke CS saja Pak, saya cuma bantu check-in dan bersihkan saja". Hahaha, semangat deh buat temen-temen yang masih aja tergiur harga murah Travelio! Saya doain semoga dapet rezeki lebih, jadi ga perlu kalian pakai Travelio lagi.

  • Jadi gimana nih Travelio? Masalah tidak kunjung selesai juga sampai sekarang.
    Sekedar update untuk pembaca media konsumen lain, percakapan terakhir saya dengan Travelio, saya meminta bukti bahwa shower dan rak kulkas dalam keadaan baik saat saya check-in. Kemudian saya dikirimkan foto random sebuah rak kulkas yang saya yakin berbeda dengan kulkas unit yang saya sewa. Saya lantas meminta tim Travelio menjamin lewat kalimat resmi bahwa memang itu foto rak kulkas pada saat tanggal saya check-in, jika mereka mau membuatkan pernyataan tertulis kalau foto yg diberikan memang benar, saya bersedia deposit saya dipotong. Namun, lucunya, sampai sekarang tidak ada balasan.
    Sudah 2 bulan sejak saya checkout, deposit saya sebesar 4.5jt tidak kunjung dikembalikan sepeser pun (padahal SLA pengembalian deposit menurut perjanjian seharusnya 14-30 hari). Hebat sekali memang Travelio ini, dengan customer handling kelas sampah begini kok bisa masih bertahan sampai detik ini ya.

  • harus ada yang berani melaporkan ke pihak yang berwenang, dan pasti nya harus melaporkan bersama/lebih dari 1 saksi biar lebih kuat.. diperlukan juga bukti2 yang kuat..
    kalau di biarkan ga ada yang berani lapor, ga akan ada yang menindak mereka di bumi ini, hanya bisa andalkan azab/karma aja,, hehe