Surat Pembaca

Mohon Keringanan Cicilan KTA DBS

Saya debitur KTA DBS, dengan nomor: 7801561692. Jumlah pinjaman Rp65 juta dan cicilan per bulan Rp3,6 jutaan, periode pinjaman Agustus 2020 sampai Juli 2022. Hampir 1 tahun pembayaran saya lancar dan tidak pernah telat membayar. Namun karena kondisi keuangan saya yang memburuk, sehingga saya tidak sanggup lagi untuk membayar cicilan yang per bulannya sejumlah Rp3,6 jutaan.

Karena saya punya tetap ingin melanjutkan pembayaran tapi sesuai kemampuan, maka saya hanya sanggup mencicil tiap bulan sebesar Rp400 ribu per bulan. Karena membayar di bawah cicilan normal, beberapa kali pihak collection DBS yang bernama Bapak Abdus menelepon saya dengan nomor 021-30432300, mengkonfirmasi hal tersebut dan diberikan solusi tiap bulan dicicil minimal Rp500 ribu. Akhirnya sekitar Oktober atau November 2022, saya menaikkan cicilan jadi Rp500 ribu per bulan.

Namun pada tanggal 11 Maret 2023, debt collector lapangan DBS yang mengaku bernama Bapak Simon, datang ke rumah saya agar membayarkan semua hutang saya. Saya jelaskan tentang cicilan 500 ribu yang disarankan oleh collection DBS bernama Bapak Abdus. Namun Bapak Simon tidak mau tahu tentang hal itu dan bilang tidak ada kebijakan itu di DBS.

Dengan sengaja nada agak keras, Bapak Simon berusaha membuat malu saya di depan tetangga saya, yang kebetulan ada di luar rumah. Namun saya tetap bertahan untuk bayar cicilan 500 ribu per bulan. Karena saya tidak mau mengganggu tetangga saya dengan suara-suara dari collector yang sengaja nada keras, akhirnya saya tanya apa kebijakan DBS untuk keringanannya. Bapak Simon menjelaskan bahwa bisa ikuti program diskon 1x bayar atau diskon dengan beberapa kali cicilan atau DP 10% dari sisa hutang, lalu tiap bulan cicilan Rp1 juta sampai lunas.

Terus terang walaupun dijelaskan yang paling ringan itu DP 10% dari sisa hutang lalu cicilan 1 juta per bulan, tapi saya tidak sanggup untuk menjalankannya. Saya hanya sanggup mencicil Rp500 ribu per bulan sampai lunas karena kondisi keuangan saya sedang tidak memungkinkan. Tolong kebijaksanaan dari pihak manajemen Bank DBS.

Regi Januar
Tangerang, Banten

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan

Belum Ada Tanggapan Atas Surat Pembaca Ini

Surat pembaca ini belum mendapatkan tanggapan dari pelaku usaha terkait. Jika Anda adalah pihak yang terkait dengan pertanyaan/permohonan/keluhan di atas, silakan berikan tanggapan resmi melalui tautan di bawah ini:

Komentar

  • ....Karena saya punya tetap ingin melanjutkan pembayaran tapi sesuai kemampuan, maka saya hanya sanggup mencicil tiap bulan sebesar Rp400 ribu per bulan. Karena membayar di bawah cicilan normal..."dst, dst

    ---
    Jadi yg seharusnya tiap bulan cicilan 3,6jt, tanpa konfirmasi atau datang ke pihak pemberi hutang, anda sepihak membayar tiap bulan 400rb?

    Yah gk bisa begitu prosedurnya. Seharusnya anda mengajukan secara resmi ke pihak bank langsung, dicari Win-Win solution yg dirasa adil untuk kedua belah pihak, setelah ditemukan kesepakatan kedua belah pihak, baru anda mulai cicil lagi dengan nilai yg sudah disepakati....bukan cuma Adil versi anda

    Kalau semua peminjam / konsumen membayar dengan nominal yg ditentukan sendiri menggunakan tameng itikad baik saja, semua tempat usaha dijamin bangkrut dan pengangguran meledak.

    Segera datangi/hubungi pihak bank (jangan melalui debt collector), pasti ada solusi

      • Seperti ny Dia memanfaartkan media konsumen ini agar cicilanny jadi makin ringan..dgn alasan debt kolektor yg nagih tdk sesuai prosedur terzolimi..
        Jadi bisa bayar sesuai keinginan Dia..

        • bukan memanfaatkan MK, ane juga berhutang awalnya karena ada keperluan dan ane sdh perhitungkan sanggup cicilannya, tapi di tengah perjalanan ada "musibah" sehingga cicilan2 tersebut menjadi sangat berat bagi ane dan ane komitmen untuk mencicil sampai lunas tapi dengan minta keringanan cicilan per bulannya, tapi karena sdh jatuh ke DC jadi nya pihak bank sudah lepas tangan.

      • smart... kamu team redaksi media konsumen ya...bisa aja dapat artikel yang sama... hahaha

      • Puluhan juta lg hutangnya, dan alasannya sama, kondisi keuangan yg membururk. Ntah yg itu sdh lunas atau blm, di tambah yg ini. Ckckckckckck
        Buat apa om regi uang puluhan juta?

      • Baru cek juga dan keduanya nominal besar. Curiga ini TS sistem gali.lobang.tutup.lobang..... udah dikasih keringanan di bank pertama, coba2 lagi di bank kedua. Nanti gak sanggup bayar masuk ke MK lagi biar gak perlu bayar.

        Bisa jadi ada bank bank lain lagi menyusul karena TS juga punya kartu kredit BNI.

    • Yg kaya gini kok ya ditampilin di MK, disini mah konsumen yg salah bukan pelaku usaha. MK bukannya utk para konsumen yg mengalami kerugian karena kesalahan pelaku usaha ya? Ini mah jelas2 konsumennya yg salah, kok msh ditampilin sih?!

      • Memang redaksi harus filter lagi ini. Gak semua yang tentang pinjol atau utang itu wajib diterbitkan. Kecuali ada kesalahan dari pelaku usaha atau penyedia layanan.

      • bukan memanfaatkan MK, ane juga berhutang awalnya karena ada keperluan dan ane sdh perhitungkan sanggup cicilannya, tapi di tengah perjalanan ada "musibah" sehingga cicilan2 tersebut menjadi sangat berat bagi ane dan ane komitmen untuk mencicil sampai lunas tapi dengan minta keringanan cicilan per bulannya, tapi karena sdh jatuh ke DC jadi nya pihak bank sudah lepas tangan.

  • Kalo restrukturisasi jangan lewat debt kolektor. Mending langsung ke bank dbs. Aalagi kalo bayar2 jangan kasih ke debt kolektor, ada risiko uang dibawa kabur atau telat disetor.

  • Begitulah klo uang pinjaman, dapatnya mudah, giliran waktunya bayar angsuran dibikin susah.

  • Debt Collector itu pihak ketiga Pak, kalau mau keringanan jgn lewat Debt Collector atau lewat media... lebih bijaksana dan lebih cerdas kalau langsung datang ke Bank DBS atau telp call center DBS.
    Jadi perhitungannya transparan dan jelas...

  • Uang adalah raja semenjak adanya raja rakyatnya jadi loba pabelit kesana kemari tapi hampir semuanya.ga seperti jaman dulu cukup barter udah tidur nyenyak

    • Allah sudah memperingatkan betapa menjijikannya berurusan dengan RIBA, dosa RIBA paling ringan adalah seperti menyetubuhi ibu kandung sendiri. Sudahi pinjam uang dengan RIBA!

    • bukan memanfaatkan MK, ane juga berhutang awalnya karena ada keperluan dan ane sdh perhitungkan sanggup cicilannya, tapi di tengah perjalanan ada "musibah" sehingga cicilan2 tersebut menjadi sangat berat bagi ane dan ane komitmen untuk mencicil sampai lunas tapi dengan minta keringanan cicilan per bulannya, tapi karena sdh jatuh ke DC jadi nya pihak bank sudah lepas tangan.

  • Kalo mau nurunin nilai cicilan ya kudu ada bukti suratnya, surat restruk kalo pihak bank setuju perubahan nilai angsuran

  • Banyak banget ya tukang ngutang di MK ini yang memanfaatkan MK sebagai wadah buat lari dari tanggung jawab. Bahkan terkesan menjadi korban atau playing victim. Padahal sewaktu mengajukan pinjaman diam-diam dan tersenyum manis. Sudah gitu entar kalau didatengin DC malah bikin drama baru lagi.

    Utang itu harus dipikirkan berkali-kali. Harus mampu prediksi apa ya risikonya, apa akibat dan efeknya buat diri sendiri dan keluarga? Terlebih jika dari awal udah paham kalau bunga yang ditawarkan cukup tinggi. Jika penghasilan setidaknya tidak cover semuanya maka lebih baik jangan coba-coba.

    Ini pelajaran buat semuanya. Karena anda berutang itu tanpa ada unsur paksaan. Yang artinya anda bersedia dan tunduk atau taat pada aturan serta hukum yang berlaku. Stop jadikan MK ini sebagai tameng. Karena ini wadah konsumen bukan wadah OJK atau jasa pelunasan utang.

    • Namanya jg kepepet bos..mana mikir efeknya sih
      Mau bener atau salah bukan hak kita buat ngejudge.

      • Kepepet kok sampe puluhan juta. Dua kali lagi. Pertama di Citi skrg DBS. Keduanya sampe dikejar DC. Bukan ngejudge. Harus paham posisi mana yang benar dan salah.

      • Koreksi: pertama di Standard Chartered. Kedua di DBS. Bisa di cek di surat yang terdahulu. Rentangnya gak terlalu jauh. Kalau kepepet bukan lolos dari satu bank pindah ke bank lain. Ini namanya gali.lobang.tutup.lobang.....

    • bukan memanfaatkan MK, ane juga berhutang awalnya karena ada keperluan dan ane sdh perhitungkan sanggup cicilannya, tapi di tengah perjalanan ada "musibah" sehingga cicilan2 tersebut menjadi sangat berat bagi ane dan ane komitmen untuk mencicil sampai lunas tapi dengan minta keringanan cicilan per bulannya, tapi karena sdh jatuh ke DC jadi nya pihak bank sudah lepas tangan.

  • Om, pinjem ke bank itu bukan seperti kita pinjem ke teman kita yang dengan gampang bisa kita bilang 'ntar-besok' atau bilang 'tenang gue pasti tanggung jawab'
    Bank punya prosedur sendiri, karna mereka juga harus bayar gaji karyawannya.. Ga bisa seenak udel kita bikin aturan bayar sendiri dengan alasan itikad baik sekalipun.. Itikad baik itu dibuktikan dengan bayar tepat waktu dan tepat nominal sesuai perjanjian awal pinjam meminjam..
    Semoga ke depannya rejeki om dilancarkan sehingga bisa bayar hutang yah..

  • Jual aset lah solusinya, entah mobil, motor atau bahkan rumah.
    Anda bayar ke DC 500, hutang anda tetap bertambah kayaknya.
    Dana 500 sampe 1jt hanya untuk biaya ga di sambangi debt collector ajah deh kekny sementara hutang anda akan terus menggunung sampe kelangit ke 7.
    Jadi segera hubungi bank, apabila memang sudah ga terima banknya, berarti emang udah masuk ke pihak DC, dan itu jauh lebih berbahaya. Bisa habis anda kena lintah darat