Ilustrasi Permohonan Surat Pembaca Mohon Keringanan Cicilan KTA DBS 28 Maret 202328 Maret 2023 Regi 29 Komentar Bank DBS Indonesia, Call Center, Cicilan Kredit, Cicilan pelunasan KTA, Customer complaint handling, Customer Service, Debt Collector, Kredit dan Leasing, Kredit Tanpa Agunan, KTA, KTA Bank DBS, Penagihan, penagihan ke rumah, Reschedule pembayaran kredit, restrukturisasi kredit Ikuti kami di Google Berita Saya debitur KTA DBS, dengan nomor: 7801561692. Jumlah pinjaman Rp65 juta dan cicilan per bulan Rp3,6 jutaan, periode pinjaman Agustus 2020 sampai Juli 2022. Hampir 1 tahun pembayaran saya lancar dan tidak pernah telat membayar. Namun karena kondisi keuangan saya yang memburuk, sehingga saya tidak sanggup lagi untuk membayar cicilan yang per bulannya sejumlah Rp3,6 jutaan. Karena saya punya tetap ingin melanjutkan pembayaran tapi sesuai kemampuan, maka saya hanya sanggup mencicil tiap bulan sebesar Rp400 ribu per bulan. Karena membayar di bawah cicilan normal, beberapa kali pihak collection DBS yang bernama Bapak Abdus menelepon saya dengan nomor 021-30432300, mengkonfirmasi hal tersebut dan diberikan solusi tiap bulan dicicil minimal Rp500 ribu. Akhirnya sekitar Oktober atau November 2022, saya menaikkan cicilan jadi Rp500 ribu per bulan. Namun pada tanggal 11 Maret 2023, debt collector lapangan DBS yang mengaku bernama Bapak Simon, datang ke rumah saya agar membayarkan semua hutang saya. Saya jelaskan tentang cicilan 500 ribu yang disarankan oleh collection DBS bernama Bapak Abdus. Namun Bapak Simon tidak mau tahu tentang hal itu dan bilang tidak ada kebijakan itu di DBS. Dengan sengaja nada agak keras, Bapak Simon berusaha membuat malu saya di depan tetangga saya, yang kebetulan ada di luar rumah. Namun saya tetap bertahan untuk bayar cicilan 500 ribu per bulan. Karena saya tidak mau mengganggu tetangga saya dengan suara-suara dari collector yang sengaja nada keras, akhirnya saya tanya apa kebijakan DBS untuk keringanannya. Bapak Simon menjelaskan bahwa bisa ikuti program diskon 1x bayar atau diskon dengan beberapa kali cicilan atau DP 10% dari sisa hutang, lalu tiap bulan cicilan Rp1 juta sampai lunas. Terus terang walaupun dijelaskan yang paling ringan itu DP 10% dari sisa hutang lalu cicilan 1 juta per bulan, tapi saya tidak sanggup untuk menjalankannya. Saya hanya sanggup mencicil Rp500 ribu per bulan sampai lunas karena kondisi keuangan saya sedang tidak memungkinkan. Tolong kebijaksanaan dari pihak manajemen Bank DBS. Regi Januar Tangerang, Banten Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
alf28 Maret 2023 - (08:58 WIB)Permalink ….Karena saya punya tetap ingin melanjutkan pembayaran tapi sesuai kemampuan, maka saya hanya sanggup mencicil tiap bulan sebesar Rp400 ribu per bulan. Karena membayar di bawah cicilan normal…”dst, dst — Jadi yg seharusnya tiap bulan cicilan 3,6jt, tanpa konfirmasi atau datang ke pihak pemberi hutang, anda sepihak membayar tiap bulan 400rb? Yah gk bisa begitu prosedurnya. Seharusnya anda mengajukan secara resmi ke pihak bank langsung, dicari Win-Win solution yg dirasa adil untuk kedua belah pihak, setelah ditemukan kesepakatan kedua belah pihak, baru anda mulai cicil lagi dengan nilai yg sudah disepakati….bukan cuma Adil versi anda Kalau semua peminjam / konsumen membayar dengan nominal yg ditentukan sendiri menggunakan tameng itikad baik saja, semua tempat usaha dijamin bangkrut dan pengangguran meledak. Segera datangi/hubungi pihak bank (jangan melalui debt collector), pasti ada solusi 15 Log masuk untuk Membalas
alf28 Maret 2023 - (09:04 WIB)Permalink https://mediakonsumen.com/2022/04/12/surat-pembaca/debt-collector-standard-chartered-bank-meneror-teman-teman-kantor Walahh si om, ternyata sering bermasalah hutang ke bank tp gk pernah belajar dari pengalaman 5 Log masuk untuk Membalas
batman28 Maret 2023 - (09:36 WIB)Permalink Seperti ny Dia memanfaartkan media konsumen ini agar cicilanny jadi makin ringan..dgn alasan debt kolektor yg nagih tdk sesuai prosedur terzolimi.. Jadi bisa bayar sesuai keinginan Dia.. 2 1 Log masuk untuk Membalas
Regi JanuarPenulis artikel29 Maret 2023 - (09:53 WIB)Permalink bukan memanfaatkan MK, ane juga berhutang awalnya karena ada keperluan dan ane sdh perhitungkan sanggup cicilannya, tapi di tengah perjalanan ada “musibah” sehingga cicilan2 tersebut menjadi sangat berat bagi ane dan ane komitmen untuk mencicil sampai lunas tapi dengan minta keringanan cicilan per bulannya, tapi karena sdh jatuh ke DC jadi nya pihak bank sudah lepas tangan. 1 Log masuk untuk Membalas
Steven28 Maret 2023 - (10:31 WIB)Permalink smart… kamu team redaksi media konsumen ya…bisa aja dapat artikel yang sama… hahaha 0 2 Log masuk untuk Membalas
Muhammad28 Maret 2023 - (11:09 WIB)Permalink Puluhan juta lg hutangnya, dan alasannya sama, kondisi keuangan yg membururk. Ntah yg itu sdh lunas atau blm, di tambah yg ini. Ckckckckckck Buat apa om regi uang puluhan juta? 1 4 Log masuk untuk Membalas
Anton29 Maret 2023 - (01:04 WIB)Permalink Baru cek juga dan keduanya nominal besar. Curiga ini TS sistem gali.lobang.tutup.lobang….. udah dikasih keringanan di bank pertama, coba2 lagi di bank kedua. Nanti gak sanggup bayar masuk ke MK lagi biar gak perlu bayar. Bisa jadi ada bank bank lain lagi menyusul karena TS juga punya kartu kredit BNI. Log masuk untuk Membalas
jeka28 Maret 2023 - (21:26 WIB)Permalink Yg kaya gini kok ya ditampilin di MK, disini mah konsumen yg salah bukan pelaku usaha. MK bukannya utk para konsumen yg mengalami kerugian karena kesalahan pelaku usaha ya? Ini mah jelas2 konsumennya yg salah, kok msh ditampilin sih?! 1 Log masuk untuk Membalas
Anton28 Maret 2023 - (23:23 WIB)Permalink Memang redaksi harus filter lagi ini. Gak semua yang tentang pinjol atau utang itu wajib diterbitkan. Kecuali ada kesalahan dari pelaku usaha atau penyedia layanan. 1 Log masuk untuk Membalas
Regi JanuarPenulis artikel29 Maret 2023 - (09:54 WIB)Permalink bukan memanfaatkan MK, ane juga berhutang awalnya karena ada keperluan dan ane sdh perhitungkan sanggup cicilannya, tapi di tengah perjalanan ada “musibah” sehingga cicilan2 tersebut menjadi sangat berat bagi ane dan ane komitmen untuk mencicil sampai lunas tapi dengan minta keringanan cicilan per bulannya, tapi karena sdh jatuh ke DC jadi nya pihak bank sudah lepas tangan. Log masuk untuk Membalas
Sita25 Maret 2024 - (12:02 WIB)Permalink Baguslah, biar saja semua bank ribawi hancur. Sudah saatnya perang melawan RIBA! Log masuk untuk Membalas
franky28 Maret 2023 - (10:56 WIB)Permalink Kalo restrukturisasi jangan lewat debt kolektor. Mending langsung ke bank dbs. Aalagi kalo bayar2 jangan kasih ke debt kolektor, ada risiko uang dibawa kabur atau telat disetor. 2 Log masuk untuk Membalas
kreasi28 Maret 2023 - (12:04 WIB)Permalink Begitulah klo uang pinjaman, dapatnya mudah, giliran waktunya bayar angsuran dibikin susah. 1 Log masuk untuk Membalas
Steven28 Maret 2023 - (12:27 WIB)Permalink Debt Collector itu pihak ketiga Pak, kalau mau keringanan jgn lewat Debt Collector atau lewat media… lebih bijaksana dan lebih cerdas kalau langsung datang ke Bank DBS atau telp call center DBS. Jadi perhitungannya transparan dan jelas… 1 Log masuk untuk Membalas
Dedi veriyaman28 Maret 2023 - (17:56 WIB)Permalink Uang adalah raja semenjak adanya raja rakyatnya jadi loba pabelit kesana kemari tapi hampir semuanya.ga seperti jaman dulu cukup barter udah tidur nyenyak 2 Log masuk untuk Membalas
Sita25 Maret 2024 - (12:04 WIB)Permalink Allah sudah memperingatkan betapa menjijikannya berurusan dengan RIBA, dosa RIBA paling ringan adalah seperti menyetubuhi ibu kandung sendiri. Sudahi pinjam uang dengan RIBA! Log masuk untuk Membalas
Dims28 Maret 2023 - (18:51 WIB)Permalink Pinjem lg lah, tanggung itu.. Nanti tulis lagi diMK.. Lanjutkan Log masuk untuk Membalas
Regi JanuarPenulis artikel29 Maret 2023 - (09:56 WIB)Permalink bukan memanfaatkan MK, ane juga berhutang awalnya karena ada keperluan dan ane sdh perhitungkan sanggup cicilannya, tapi di tengah perjalanan ada “musibah” sehingga cicilan2 tersebut menjadi sangat berat bagi ane dan ane komitmen untuk mencicil sampai lunas tapi dengan minta keringanan cicilan per bulannya, tapi karena sdh jatuh ke DC jadi nya pihak bank sudah lepas tangan. Log masuk untuk Membalas
Muhamad Yahya28 Maret 2023 - (19:02 WIB)Permalink Kalo mau nurunin nilai cicilan ya kudu ada bukti suratnya, surat restruk kalo pihak bank setuju perubahan nilai angsuran Log masuk untuk Membalas
Anton28 Maret 2023 - (23:20 WIB)Permalink Banyak banget ya tukang ngutang di MK ini yang memanfaatkan MK sebagai wadah buat lari dari tanggung jawab. Bahkan terkesan menjadi korban atau playing victim. Padahal sewaktu mengajukan pinjaman diam-diam dan tersenyum manis. Sudah gitu entar kalau didatengin DC malah bikin drama baru lagi. Utang itu harus dipikirkan berkali-kali. Harus mampu prediksi apa ya risikonya, apa akibat dan efeknya buat diri sendiri dan keluarga? Terlebih jika dari awal udah paham kalau bunga yang ditawarkan cukup tinggi. Jika penghasilan setidaknya tidak cover semuanya maka lebih baik jangan coba-coba. Ini pelajaran buat semuanya. Karena anda berutang itu tanpa ada unsur paksaan. Yang artinya anda bersedia dan tunduk atau taat pada aturan serta hukum yang berlaku. Stop jadikan MK ini sebagai tameng. Karena ini wadah konsumen bukan wadah OJK atau jasa pelunasan utang. 4 Log masuk untuk Membalas
Stars28 Maret 2023 - (23:59 WIB)Permalink Namanya jg kepepet bos..mana mikir efeknya sih Mau bener atau salah bukan hak kita buat ngejudge. 4 Log masuk untuk Membalas
Muhammad29 Maret 2023 - (00:26 WIB)Permalink Kepepet kok sampe 2x, puluhan jt lg 22nya 1 Log masuk untuk Membalas
Anton29 Maret 2023 - (00:59 WIB)Permalink Kepepet kok sampe puluhan juta. Dua kali lagi. Pertama di Citi skrg DBS. Keduanya sampe dikejar DC. Bukan ngejudge. Harus paham posisi mana yang benar dan salah. Log masuk untuk Membalas
Anton29 Maret 2023 - (01:02 WIB)Permalink Koreksi: pertama di Standard Chartered. Kedua di DBS. Bisa di cek di surat yang terdahulu. Rentangnya gak terlalu jauh. Kalau kepepet bukan lolos dari satu bank pindah ke bank lain. Ini namanya gali.lobang.tutup.lobang….. Log masuk untuk Membalas
Regi JanuarPenulis artikel29 Maret 2023 - (09:55 WIB)Permalink bukan memanfaatkan MK, ane juga berhutang awalnya karena ada keperluan dan ane sdh perhitungkan sanggup cicilannya, tapi di tengah perjalanan ada “musibah” sehingga cicilan2 tersebut menjadi sangat berat bagi ane dan ane komitmen untuk mencicil sampai lunas tapi dengan minta keringanan cicilan per bulannya, tapi karena sdh jatuh ke DC jadi nya pihak bank sudah lepas tangan. Log masuk untuk Membalas
Markus29 Maret 2023 - (00:11 WIB)Permalink Om, pinjem ke bank itu bukan seperti kita pinjem ke teman kita yang dengan gampang bisa kita bilang ‘ntar-besok’ atau bilang ‘tenang gue pasti tanggung jawab’ Bank punya prosedur sendiri, karna mereka juga harus bayar gaji karyawannya.. Ga bisa seenak udel kita bikin aturan bayar sendiri dengan alasan itikad baik sekalipun.. Itikad baik itu dibuktikan dengan bayar tepat waktu dan tepat nominal sesuai perjanjian awal pinjam meminjam.. Semoga ke depannya rejeki om dilancarkan sehingga bisa bayar hutang yah.. 5 Log masuk untuk Membalas
Rio29 Maret 2023 - (05:46 WIB)Permalink Jual aset lah solusinya, entah mobil, motor atau bahkan rumah. Anda bayar ke DC 500, hutang anda tetap bertambah kayaknya. Dana 500 sampe 1jt hanya untuk biaya ga di sambangi debt collector ajah deh kekny sementara hutang anda akan terus menggunung sampe kelangit ke 7. Jadi segera hubungi bank, apabila memang sudah ga terima banknya, berarti emang udah masuk ke pihak DC, dan itu jauh lebih berbahaya. Bisa habis anda kena lintah darat 2 1 Log masuk untuk Membalas
Morgan29 Maret 2023 - (08:14 WIB)Permalink biasa saya suka mojokin yang model beginian, tapi kayaknya TS satu ini bukan gali lubang tutup lubang. Sepertinya karena memang kena musibah. dari surat TS https://mediakonsumen.com/2022/04/12/surat-pembaca/debt-collector-standard-chartered-bank-meneror-teman-teman-kantor “tenor 60 bulan sejak 2017 dan cicilan lancar sampai pertengahan 2021” dan dari surat ini yang “periode pinjaman Agustus 2020 sampai Juli 2022. Hampir 1 tahun pembayaran saya lancar ” sepertinya si TS terkena musih di tengah tahun 2021 sehingga tidak sanggup membayar lagi. Untuk bank memang biasanya gak mau tau pak, karena mereka juga berharap uang mereka kembali. Saran saya sama seperti member-member lainnya, silahkan datang ke bank nya, minta keringanan, atau bisa juga pakai jasa pengacara untuk membantu menegosiasikan diskon yang bisa didapat. Kalau saya lihat angka hutang bapak cukup besar ya, mungkin bisa coba jual aset terlebih dulu. misalnya jual mobil, jadi sekarang naik motor aja. downgrade dulu, sambil memperbaiki keuangan yang ada. Tidak perlu gengsi maupun malu sama tetangga, karena tetangga gak bantuin bayar hutang. hahaha… Semoga cepat terselesaikan pak! 1 Log masuk untuk Membalas
Hj. Fadjar Solihin31 Maret 2023 - (05:14 WIB)Permalink Angka hutang cukup tinggi sementara pemasukan tidak sebanding. Sebelumnya sudah bermasalah dengan perbankan. Sebaiknya bapak sendiri yang harus turun tangan datangi kantor cabangnya buat meminta keringanan. Karena MK ini hanya wadah untuk pelaku usaha yang melakukan wanprestasi. Sementara disini pelaku usaha sudah bertindak sesuai prosedur tapi dari pihak bapak yang lalai (entah karena kondisi keuangan atau ekonomi menurun). Jadi jalan satu-satunya adalah mendatangi pihak bank langsung dan meminta keringanan secara langsung itu jauh lebih baik. 1 Log masuk untuk Membalas