Surat Pembaca

Penagihan Debt Collector Kartu Kredit Bank Mega

Saya merupakan nasabah KK Bank Mega. Saat ini saya mengalami keterlambatan pembayaran KK Bank Mega sejak September 2022, karena sejak Mei 2022 saya tidak bekerja lagi hingga sekarang. Pada tanggal 8 Agustus 2023, datang 4 debt collector Bank Mega ke kantor suami saya dan meminta bertemu dengan HRD suami. Mereka menitipkan surat atas nama saya sebagai debitur. Namun sejak tanggal tersebut, mereka terus menelepon kantor suami dan meminta untuk dihubungkan dengan HRD, bahkan sampai menyindir.

Kemudian, pada tanggal 15 Agustus 2023, 4 orang debt collector datang kembali ke kantor suami dan meminta bertemu suami dan HRD. Saat itu suami saya marah, karena ini bukanlah lokasi penagihan dan suami bukanlah debitur.

Saya pun langsung menghubungi Team Leader mereka terkait penagihan ini. Saya ditawari opsi diskon pelunasan atau cicilan dengan pembayaran DP terlebih dahulu. Karena kondisi keuangan sedang tidak baik, saya setuju membayar dengan cicilan. Namun saya tidak memiliki uang untuk membayar DP dengan nominal yang disebutkan.

Saya menyampaikan bahwa saya memerlukan kelonggaran untuk mencicil DP. Namun pihak Bank Mega menyatakan bahwa itu tidak mungkin dan saya harus segera memilih, antara pembayaran DP atau diskon pelunasan. Saya tetap menyampaikan kepada Bank Mega, bahwa saya tidak mampu melakukan keduanya.

Kemudian pada tanggal 22 Agustus 2023 pukul 20.10 malam, datang 2 orang perempuan sebagai Debt Collector Bank Mega ke rumah saya untuk menagih. Saya tetap menyampaikan, bahwa saya tidak memiliki dana. Jika diberikan opsi cicilan yang sesuai dengan kemampuan saya, saya bersedia. Namun saya menanyakan mengapa penagihan dilakukan malam hari, terutama setelah pukul 20.00?

Tidak lama kemudian, datang 1 orang perempuan dari tim Bank Mega yang mendatangi rumah dan berbicara dengan keras, marah, dan berteriak-teriak. Karena saya tidak tahan, saya mengajak mereka ke rumah RT, dan ternyata mereka baru saja dari rumah RT. Saat kami berjalan ke rumah RT, perempuan tersebut terus berteriak dan mengeluarkan kata-kata hinaan seperti “Makanya bayar Bu, jangan berutang!”, dengan suara yang lancang.

Karena emosi saya tersulut, saya memberikan satu pukulan kepada perempuan tersebut, yang mengakibatkan terjadinya keramaian. Warga RT keluar dan mengusir mereka, karena mereka tidak diterima di lokasi perumahan ini. Namun mereka tidak mau pergi tanpa menyelesaikan tagihan. Bahkan salah satu dari mereka berteriak-teriak, “Suruh warganya bayar hutang, Pak, jangan hanya diam. Berani membuat laporan ke OJK, tapi tidak bisa membayar.”

Setelah berdebat panjang, akhirnya saya diminta untuk melakukan pembayaran sebesar Rp2.000.000 dan membuat pernyataan bahwa saya akan melunasi hutang pada tanggal 27 Agustus 2023. Saya menyampaikan bahwa saya tidak dapat menyelesaikan dalam 1 bulan, karena gaji suami tidak mencukupi. Namun mereka memaksa untuk merevisi surat pernyataan tersebut sesuai keinginan mereka.

Semua kejadian ini tercatat dalam CCTV rumah dan juga dilihat oleh warga. Saya berharap Bank Mega dapat memperhatikan hal ini, karena banyak yang mengeluhkan cara penagihan dari Bank Mega. Semua nasabah yang terlambat membayar akan mendapatkan konsekuensi nilai SLIK yang buruk dan juga akan dikunjungi oleh debt collector. Namun saya mohon untuk diperhatikan bahwa penagihan juga harus sesuai dengan aturan.

Para penagih ini mengklaim bahwa mereka tidak boleh memperlihatkan ID card mereka dengan alasan SOP. Mereka hanya membawa selembar kertas berisi data saya dan jumlah tagihan pada malam itu. Ini seakan-akan penagihan Bank Mega dilakukan dengan cara premanisme.

Dewi R.P.
Kab. Bogor, Jawa Barat

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan

Tanggapan Atas Surat Pembaca Ini

Tanggapan perihal “Penagihan Debt Collector Kartu Kredit di Bank Mega”

Kepada Yth. Redaksi mediakonsumen.com Sehubungan dengan surat pengaduan yang disampaikan oleh Ibu Dewi Ratih Puspita di mediakonsumen.com, dan ditulis pada...
Baca Selengkapnya

Komentar

  • Awal dari kehancuran.yg bikin hancur itu pihak pihak yang memberi pinjaman.matikan apinya dulu asap pergi sendiri.ga bakal ada nasabah kalau ga di beri.udah ga usah di bayar percuma di bayar juga di permalukan udah

      • Definisi org yg ga tau diri dan ga tau malu ya anda ini. Nunggak tagihan KK mau setahun di tagih DC lgsg playing victim. Waktu enak pake KK ga berpikir kalau suatu saat bakal kesusahan bayarnya?

  • Sis, penagihan dr bank mega memang semena mena. Cuma waktu itu saya bisa diajak ngomong baik baik sih, ada jg memang yg kasar. Dulu malah lebih parah lg, sampe bbrapa dc bank yg saya mnta rekstruk itu blg, ati2 ya mba sama dc mega. Pdahal yg ngomong itu team leadernya dc bank swasta asing. Dan sampe detik ini saya berusaha memperkecil tagihan dan mudah2n bs lunasin. Jgn keliatan takut depan dc, mau dy gmn jgn kasih respon panik, santai aja. Reaksi kita yg begitu kn diinginkan dc, besok2 lapor polisi kalo dia sudah malem dateng. Mudah2n kita bs tutup cc bank mega ya mba. Semangat ya mba ! Insya Allah ada rezeki.

  • Lagaknya pake KK tp ga kepikiran kalo bakal ngadat dgn alasan "ekonomi sulit". Waktu pake seenaknya KK ga berpkir kalo skrg ekonomi lg sulit? Mending sebulan 2 bulan, lah ini mau setahun nunggak ketika di tagih malah ga terima. Playing victim lg deh

  • Wkwkwkwkwklwkwl ngakak, kalau dibayar kan ga bakal dateng yang nagih, kasian lo nagih2 udah berbulan2 wkwkwkw

  • Wkt covid sy juga dikejar2 collector bank Mega. Mereka ke rmh pak RT krn rmh sy sllu sy tutup & mereka nungguin dpn rmh sy sampai jam 12 malam. Itu dilakukan sampai 1 mggu. Sampai sy lunasin semua utang sy termasuk bunga tanpa potongan apapun. Jd jgn pernah berharap bisa lepas dr collector bank mega, sekalipun sdh pindah rumah

  • Saya juga pernah begitu, mereka nagih ke kantor suami. Akhirnya suami kasih nomor saya, saya diminta bayar seluruhnya, tapi mereka kasih diskon sekitar 60% , saya bayar dan katanya surat pelunasan akan diberikan kurang lebih 2 minggu, tapi sampai sekarang masih belum ada bukti surat pelunasan, tiap ditanya katanya belum jadi.

    • Yg komentar itu ada beberapa Dc Bank Mega. Mereka kalau menagih 1 orang mereka tidak akan berani kasar. Berhubung mereka banyakan berani nya teriak dan tidak tau adab. Saya setuju dengan ibu yg menampar Dc perempuan. Nagih boleh saja tapi harus pakai adab tidak perlu kampungan demi mengejar target. Dan dc tidak berani visit jika yg ditagihnya punya dekingan. Salam Galbay

  • Ngakak...banyak DC di sini. Nunggak utang memang gak baik, tp di sisi lain bersyukurlah kalian para DC krn dgn banyak yg nunggak itu lah kalian masih bisa kerja, masih bisa traktir pacar, bisa kasi makan anak, istri, ortu walau itu hasil dari mencaci maki org.

    Klo semua tertib, kalian gak dibutuhkan lagi. Cari kerja susah klo cuma modal ngeba*ot doang.