Penagihan Kartu Kredit Bank Mega ke Kantor Istri Debitur

Ikuti kami di Google Berita

Saya sangat menyesalkan cara Bank Mega melakukan penagihan kepada saya.

Tanggal 2 Oktober 2018 saya dihubungi oleh Ibu Stevi dari Menara Bank Mega Kuningan perihal tunggakan kartu kredit suami saya (pengakuan dari pihak Bank Mega saya adalah emergency contact. Padahal nomor hp baru saya pakai 2 bulan). Beliau meminta nomor kontak suami saya yang bisa dihubungi. Saya sudah memberikannya dan membantu pihak Bank Mega mediasi dengan suami saya, dan saya tidak tahu bagaimana negosiasi mereka.

Sejak saat itu setiap hari saya dihubungi ke kantor saya oleh debt collector yang berbeda beda (ada yang mengaku bernama Robert, Melky, Ivone, Ulik) dengan segala macam makian dan ancaman. Kata-katanya sangat kasar (mengatakan kalau uang kartu kredit dipakai untuk ngasih makan anak, uangnya dipakai untuk beli make up, saya istri sah atau istri siri dan berbagai makian dan hinaan yang sangat tidak sopan) dan meminta saya untuk melunasi seluruh tagihan suami saya saat itu juga, hari itu juga setiap kali mereka menelepon.

Yang menjadi pertanyaan saya adalah apakah ada ketentuan secara tertulis apabila si debitur menunggak, maka tunggakannya dapat ditagihkan ke istri atau ke si pemberi referensi?

Saya sudah pernah melaporkan hal ini ke call center Bank Mega pada tanggal 02 Okt 2018. Tapi sampai saat ini belum juga ditindaklanjuti.

Saya mohon penjelasan dari pihak Bank Mega. Apabila kondisi ini terus menerus terjadi, saya akan melaporkan hal ini ke Bank Indonesia karena tidak sesuai dengan peraturan Bank Indonesia mengenai penagihan kartu kredit.

Terima kasih.

Rery Yohana
081160945**
Medan, Sumatera Utara