Surat Pembaca

Penipuan Mengatasnamakan Bank BRI untuk Transaksi Rp48 Juta Menggunakan BRI Traveloka PayLater Card Saya di Tokopedia

Halo, nama saya Nur Arofah. Saya ingin bercerita mengenai penipuan yang menimpa saya di tahun 2020. Pada bulan November 2019 saya pernah sekali menggunakan fitur Traveloka PayLater untuk memesan tiket kereta. Lalu saya melunasi tagihan tersebut di bulan Desember 2019.

Pada bulan Januari 2020, Traveloka menawarkan kartu kredit yang bekerjasama dengan Bank BRI. Kemudian saya iseng apply dan tiba-tiba 1 minggu kemudian kartu kredit tersebut datang ke tempat kerja saya. Saya kaget, karena limit yang saya terima adalah sebesar Rp50 juta.

Semenjak memiliki kartu kredit BRI tsb, saya mendapatkan banyak telpon, mulai dari penawaran asuransi dan kartu kredit bank lain. Hingga suatu hari, saya tidak sadar bahwa saya menyetujui ikut polis asuransi CHUBB LIFE dan membayarnya menggunakan kartu kredit. Akhirnya terpaksa saya membayar tagihan asuransi tsb dan saya membatalkan asuransi tsb.

Kemudian pada tanggal 20 Maret 2020, sebuah nomor telepon (02122777979) menghubungi saya dan mengatasnamakan dari pihak Bank BRI, yang memberitahu saya bahwa dia ingin memutihkan nomor saya agar tidak dihubungi kembali oleh telemarketing.

Awalnya saya tidak percaya bahwa itu pihak BRI, tapi karena si penelepon yang mengaku bernama Dio tersebut mengetahui bahwa kartu kredit saya pernah digunakan untuk membayar polis asuransi di CHUBB LIFE, akhirnya saya mempercayai dia. Lalu dia meminta nomor kartu dan CVV saya, kemudian SMS OTP muncul ke handphone saya. Kemudian penelepon itu meminta kode OTP dan saya memberikannya. Lalu muncul kembali SMS OTP dan saya memberikan kembali kode tersebut.

Tidak lama setelah itu, saya mendapatkan email bahwa sudah terjadi penggunaan kartu kredit saya sebanyak 2x di Tokopedia sebesar Rp22.352.330 dan Rp25.991.105. Saya langsung menghubungi BRI untuk melakukan pembatalan. Namun BRI tidak bisa membatalkannya dan menyarankan saya untuk menghubungi Tokopedia untuk melakukan pembatalan. Kemudian saya menghubungi Tokopedia untuk membatalkan transaksi tsb tapi ternyata sudah tidak bisa karena status transaksi tsb sudah selesai.

Keesokan harinya pada tanggal 21 Maret 2020, saya mendatangi Kantor Polres Bogor untuk membuat laporan penipuan. Namun saya ditolak karena bukti saya tidak cukup, dan diminta untuk kembali lagi setelah saya mendapatkan Billing Statement dari BRI.

Billing Statement tsb baru terbit pada tanggal 20 April 2020. Kemudian pada tanggal 21 April saya kembali datang ke Kantor Polres Bogor untuk membuat laporan. Sekitar 1 bulan kemudian saya mendapatkan surat dari Polres Bogor yang berisi nama nama penyidik yang menangani kasus saya. Lalu saya menghubungi salah satu dari penyidik tsb dan terus mem-follow up perkembangan kasus saya, tetapi perkembangan kasus saya berjalan alot.

Hingga pada bulan Maret 2021 saya mendapatkan telepon dari pihak BRI yang memberitahu bahwa kasus saya sudah dilimpahkan ke bagian lapangan, jika saya tetap tidak membayar tagihan tersebut. Saya diberikan pilihan untuk datang ke kantor BRI yang berada di Gedung AD Premier untuk mendiskusikan masalah ini.

Akhirnya saya datang sendirian kesana dan saya menjelaskan bahwa bukan saya yang menggunakan tagihan tersebut. Pihak BRI menanyakan nomer pelaporan saya ke BRI, tapi saya tidak memilikinya. Karena memang selama saya berkali-kali saya menelepon, CS BRI tidak menyarankan saya membuat laporan yang memiliki nomer pelaporan.

Pihak BRI juga menanyakan apakah saya sudah membuat surat sanggah. Saya jawab tidak, karena CS BRI tidak menyarankan saya untuk membuat surat sanggah. Akhirnya hasil dari pertemuan tsb adalah saya hanya mendapatkan pengurangan dari tagihan tsb sebanyak Rp7 juta dan tetap harus membayar sebesar Rp50 juta dengan minimal pembayaran sebesar Rp1 juta setiap bulannya. Saya terpaksa menyetujuinya, karena saya tidak punya pilihan lain dan keluarga saya tidak tahu masalah ini.

Akhirnya pada bulan ini saya memberanikan diri untuk menceritakan masalah ini ke keluarga saya dan keluarga saya mendukung saya untuk menyelesaikan melalui jalur hukum dan untuk tidak lagi membayar tagihan tsb.

Hingga saat ini tidak ada lagi perkembangan dari Laporan Polisi yang saya buat. Saya tahu saya salah karena mempercayai penelepon yang mengaku dari pihak BRI dan lalai memberikan kode OTP tsb. Namun yang saya sayangkan, pihak BRI seperti tidak peduli dengan keadaan saya dengan tanpa adanya saran dari CS BRI untuk membuat laporan resmi yang bernomer dan tidak menyarankan untuk membuat surat sanggah.

Saya harap apa yang saya alami tidak akan dialami oleh para pembaca surat ini, saya lampirkan nomor telepon penipu tsb agar tidak ada lagi yang menjadi korban penipuan.

Nur Arofah
Kab. Bogor, Jawa Barat

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan

Belum Ada Tanggapan Atas Surat Pembaca Ini

Surat pembaca ini belum mendapatkan tanggapan dari pelaku usaha terkait. Jika Anda adalah pihak yang terkait dengan pertanyaan/permohonan/keluhan di atas, silakan berikan tanggapan resmi melalui tautan di bawah ini:

Komentar

  • sebenarnya p*lis* bisa mengungkap kasus ini. semua history data transaksi pasti tokopedia punya. cuma niat nya ada atau nggak. itu aja.

    • Iya saya paham mengenai 'niat' ini, tapi apalah daya saya gak mampu. Saya memberanikan diri untuk bercerita krn kondisi saya skrng ini sudah tidak sanggup untuk membayar tagihan itu

      • Pihak bank sekalipun tdk berhak mengetahui angka keramat (PIN, OTP, CVV), lah ini dgn mdhnya memberikan data2 tsb krn percaya, ydh wassalam. Dsni yg salah adalah anda yg sdh memberikan angka2 keramat tsb dan anda tdk bisa menyalahkan pihak manapun (bank atau merchant).

    • setuju banget. isilop mah pasti bisa solve kasus ginian. teknologi cybercrime mereka udah canggih. bisa melacak keberadaan org hanya dari nomor hp. tinggal mau atau tidak. itu saja

  • Kalau sanggah pun percuma. Karna sudah kasih otp. Yang bs di sanggah kalau tidak pake otp langsung transaksi berhasil. Koreksi bila salah. Dan murni kelalaian nasabah. Walaupun penipu canggih bs tau kita pake cc apa. Kalau ga ada ksh otp saya rasa masih ga bs di gunakan penipu.

    • Saya tau saya lalai dgn memberikan otp, tapi yg saya inginkan adalah penipu itu tertangkap dan bisa terungkap darimana dia mendapatkan informasi saya, apakah dari BRI atau Asuransi Chubb Life

      • Kebocoran data dari CHUBB mbak, saya hampir juga kena tipu. Itu 3-2 thn yg lalu, sama BRI dan sama pernah ikut CHUBB.

  • ya ini sih keteledoran penulis ya.
    Pertama: memberitau nomor kartu + cvv yg ada di belakang kartu yg mana dari sini aja udah fatal banget. tanpa otp pun byk transaksi yg direct bisa terjadi dari hal ini.
    Kedua: memberi OTP 2x. Sekali saja harusnya udah curiga, ini ampe 2x. Apa tidak ada pengalaman / awareness bahwa kode OTP itu tidak boleh disebar meski ke cs bank sendiri? di SMS OTP pun pasti ada keterangan JANGAN PERNAH MEMBERIKAN KODE OTP KEPADA SIAPAPUN dengan huruf besar semua.

    Semoga cepat kelar urusannya, lapor polisi sudah menjadi solusi yg paling bagus. Semoga pelaku cepat tertangkap dan bertanggungjawab atas tindakannya.

  • Menurut saya sudah bagus anda masih mendapat kan pengurangan penagihan sebesar 7 jt dari Britania.
    Karna analis cerita anda, anda secara sadar memberikan nomor cvv kartu anda dan otp. Bahkan otp anda berikan hingga 2 kali.
    Karna nomor cvv dan otp itu sifat nya pribadi, tidak satu pun yg berhak tau atau meminta nya sekalipun dia mengatas namakan bank atau lembaga nya.
    Dengan memberikan nomor cvv dan otp, secara tidak sadar anda mengijinkan orang lain menguasai kartu kredit anda.

  • Kau itu smart dikit lah
    Jangn hp kau saja yg smart
    Ola olo begitu
    Macem sudh puluhan tahun tinggal
    Di hutan tak tau model penipuan begini
    Macem mana pula kau itu?

  • Terima kasih sudah share. Semoga Netizen tidak ikut menghakimi.
    @All yang membaca, tolong punya empati.

  • Pada bulan Januari 2020, Traveloka menawarkan kartu kredit yang bekerjasama dengan Bank BRI.
    ??????????
    (Kemudian saya iseng apply dan tiba-tiba 1 minggu kemudian kartu kredit tersebut datang ke tempat kerja saya. Saya kaget), karena limit yang saya terima adalah sebesar Rp50 juta.
    Hanya karena niat iseng,skrng timbulah bencana??????
    Semoga dapat selesai ya mbak

  • Ada beberapa hal yang harus dikritisi dari kasus ini. Yang pertama, pemberian limit kartu kredit yang langsung besar, 50 JUTA!! ? Padahal di awal approval kartu kredit, biasanya limit yg dikasih kecil, sekitar 3-5 juta. Apakah ini artinya bank tidak prudent (hati-hati) atau memang ada unsur lain? ?

    Yang kedua, masalah keamanan data nasabah. Setelah kartu kredit aktif, tiba-tiba banyak yang telepon. Mereka dapat data nasabah dari mana? Apalagi si penipu bisa tahu transaksi pembayaran asuransi korban.

    Dari dua hal tadi, jangan2 dari awal memang sudah ada unsur kejahatan yang terencana dalam kasus ini. ?

  • Jika anda tertipu sampai segitu besarnya (bagi saya itu jumlah yg banyak), kemungkinan besar anda punya kemampuan finansial yg melebihi itu. Introspeksi diri dan ambil hikmahnya... Semua yg terjadi pada kita, memang harus terjadi, mungkin ini ujian cobaan atau peringatan. Yg pasti Tuhan tidak akan memberikan ujian yg melebihi batas kemampuan kita. Ikhlas dan bersabarlah. Baik maupun buruk kejadian yg menimpa kita, pastinya itu semua akibat dari perbuatan kita sendiri. Langkah yg anda lakukan sudah benar, melaporkan peristiwa ini ke kepolisian. Kasus anda pasti ditangani dg profesional, bagaimanapun juga polisi juga membutuhkan kasus-kasus kejahatan untuk meningkatkan kinerja mereka dan sebagai batu loncatan untuk bisa naik jabatan. Kasus anda pasti terungkap dan para pelakunya pasti tertangkap. Tapi yg jelas tidak semudah itu... Karena pelakunya pasti komplotan penjahat yg profesional. Sekali lagi, anda sudah benar, dg menceritakan peristiwa yang anda alami di media ini, biar jadi pembelajaran bagi kita semua. Jangan takut dibully meskipun kesalahan murni dr anda sendiri. Sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga (Pepatah ini berlaku bagi penjahatnya dan juga berlaku bagi kita yg SOK PINTAR yg sukanya membully orang yang mengalami penipuan).

  • Saya juga ada KK BRI dari 2016, dan sama seperti TS pernah ikut asuransi CHUBB walau cuma beberapa bulan terus saya tutup. Pada 2018/2019 ada penelpon yang mengetahui SEMUA data saya, dia bilang ada undian dari BRI dan saya beruntung dapat voucher senilai 5juta,sudah curiga tapi saya simak saja. Trus dia suruh saya catat nomer voucher tersebut ,yang untungnya saya ingat itu sama dengan nomer KK BRI saya , langsung deh saya tutup. Saya yakin dia akan minta nomer dibelakang kartu untuk mengaktifkan "voucher" tersebut atau bisa jadi minta OTP. Kemungkinan besar OTP karena setelah beberapa minggu kemudian ada percobaan transaksi beli pulsa 25ribu, OTP masuk ke HP saya, jadi penipu sudah tahu noner CVV KK BRI.
    Jadi bisa ditarik kemungkinan penipu dapat data dari CHUBB General Insurance.
    Itu pengalaman saya dan sudah saya laporkan langsung je call center BRI.

    • sedikit koreksi aja. meski CVV diinput asal2an tetep bisa masuk kok OTP nya. namun ketika dimasukan pasti gagal. sy pernah tes kartu kredit sy begitu. semua cc seperti itu. jd baik CVV ataupun OTP sama pentingnya