Surat Pembaca

Hilangnya 113 Juta Rupiah Tabungan Dokter Pejuang Covid-19 di Bank BRI

Pada tanggal 13 Juni 2020, waktu saya hendak membayar BPJS keluarga, terjadi transaksi asing yang tidak dilakukan oleh saya. Ketika saya mengecek mutasi rekening, sejak 20 – 31 Mei 2020 (10 hari) saldo saya ditransfer ke rekening asing atas nama MUHAMMAD RIDHO, dan bank swasta lainnya, sampai total kerugian Rp. 113 juta.

Selama itu berlangsung, tidak ada satupun notifikasi via SMS atau email yang masuk untuk konfirmasi transaksi ke HP saya. Segera setelah itu, pada hari Senin 15 Juni 2020 saya melapor ke Bank BRI KC Sunter dan dibuatkan trouble ticket. Bank BRI mengatakan hal ini akan diinvestigasi lebih lanjut.

Sebelum kejadian ini, tanggal 10 Januari 2020 saya sudah pernah melapor untuk penghapusan nomor tersebut yang terhubung semua dengan BRI saya, tetapi tampaknya customer service Mbak W tidak teliti dan kompeten.

Saya menunjukkan kepada CS W mutasi rekening saya dari handphone (via Internet Banking) dan memberitahu bahwa rekening saya terdebit setiap bulan Rp1.000,- karena SMS notifikasi ke nomor 087888624***. Saya mengatakan nomor sudah tidak aktif dan tidak mau terhubung lagi dengan sistem apapun di BRI. CS hanya mengatakan: “Diabaikan saja, karena nomor HP di sistem yang digunakan sekarang sudah sama dengan yang teregistrasi di rekening BRI”.

Memang tidak ada rekaman percakapan antar nasabah dengan CS, dan saat saya mediasi bersama kuasa hukum saya tanggal 28 September 2020, CS tersebut mengatakan saya tidak pernah melapor pergantian nomor.

Hasil investigasi BRI Pusat diberitahukan bahwa uang saya tidak dapat digantikan karena alasan SIM recycle.

Menurut konfirmasi dari XL pusat, nomor tersebut diaktivasi kembali tanggal 20 Mei 2020 (1 hari sebelum insiden), dan nomor tersebut dibeli dengan paket Bundling Handphone + SIM card kosong dari Erafone Palembang. Pelaku request secara spesifik memasukkan nomor per digitnya dan mengaktivasi kembali nomor tersebut.

Selama 5 tahun saya menabung di BRI tidak pernah terjadi kehilangan dana, dan CS tersebut adalah orang terakhir yang mengetahui data saya, yang saya temui di Bank BRI ketika melapor pada 10 Januari 2020.

Kepala cabang BRI KC Sunter juga tidak sama sekali memberikan solusi, lepas tangan, tidak membantu mengkaji kasus ini, langsung mengoper kepada BRI Pusat.

Saya tidak pernah ditelepon pihak yang mengaku Bank BRI. Saya tidak pernah kehilangan kartu debit atau buku tabungan, dan saya berdomisili di Jakarta, praktek dan merawat pasien Covid-19 sejak Januari. Saya tidak pernah berkunjung ke Palembang.

Saya merasa ini seperti suatu bentuk kelalaian dari CS juga yang tidak benar-benar kompeten dan mengecek ke sistem, mengapa nomor HP lama saya masih bisa terdaftar ke fitur BRI lainnya, padahal saya sudah melapor.

Bagaimanakah keamanan menabung di Bank BRI jika bisa terjadi insiden seperti ini? Bagaimana seseorang yang bukan saya bisa mengetahui nomor handphone lama, nomor rekening dan nomor kartu debit di saat bersamaan?

Bukankah seharusnya bank menjaga kerahasiaan, dan keamanan data nasabah? Bagaimana tindak lanjut BRI menanggapi kelalaian CS tersebut?

Saya harap Bank BRI dapat bertanggung jawab menggantikan kehilangan uang saya dan segera menghubungi kuasa hukum saya.

Terima kasih.

dr. Corrina Giovani
Jakarta Utara

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan

Tanggapan Atas Surat Pembaca Ini

Tanggapan Bank BRI atas Surat Pembaca Ibu Corrina Giovani Sujoto

Sebelumnya kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami Ibu Corrina Giovani Sujoto. Tentang keluhan yang disampaikan, Bank BRI telah selesai...
Baca Selengkapnya

Komentar

  • Terjadinya pembobolan bukan pada sistem BRI tetapi ada pada sistem Handphone kita, makin canggih sebuah HP maka semakin canggih sistem proteksi data untuk di DELETE, pisahkan HP untuk Komunikasi & Transaksi.....karena saat komunikasi itulah penduplikasian data terjadi....contohnya seperti pola EMULATOR

  • saya beberapa bulan lalu pengalaman ganti nomor, dan memang bank BRI ini salah satu yang paling kacau. nomor data bank, nomor internet banking, nomor sms notifikasi, bahkan nomor sms otp semuanya ga nyambung harus diganti satu - satu. pertama saya ganti lewat telepon, saya sudah ganti tapi ternyata untuk log in internet bankingnya masih tidak bisa harus ke bank. di bank saya push dan suruh pastikan bahwa dibantu ganti semua data nomor saya. saya terus - terusan push dan tanya apakah sudah benar - benar terganti SEMUA, katanya sudah. tidak lama saya coba transaksi dengan debit onlinenya ternyata otp masih nyangkut nomor lama. telepon call center BRI ternyata dapat call center yang bodoh, sudah nunggu lama, dia sudah tanya supervisor ujung - ujungnya katanya ga bisa ubah data nomor otp debit online. Tidak menyerah, saya telepon ulang dan ternyata dapat cs yang hanya dengan waktu 5 menit berhasil mengubah nomor sms otp ke nomor baru saya. Intinya ini bank ga jelas sistem nomornya, tidak terkoneksi satu dengan yang lainnya. Kita yang harus benar - benar inisiatif menanyakan dan memaksa untuk mengubahnya.

  • Sungguh pilu transaksi hilangnya uang secara misterius dari tabungan ibu dokter dianggap sah, padahal sedang sibuk menjadi garda depan melawan covid 19. Dari screenshot tabungan saja sudah seperti mencurigakan dan dilakukan oleh oknum. Kebocoran data dianggap lumrah, benar-benar sudah kehilangan rasa kemanusiaan.