Surat Terbuka kepada Bapak Chairul Tanjung terkait Teror Tenaga Penagihan/Debt Collector Bank Mega

Saya sangat mengidolakan Bapak dengan suksesnya mempunyai beberapa bisnis utama CT Corp antara lain:

• Bank Mega – Salah satu penerbit kartu kredit Visa terbesar di Indonesia;
• Carrefour dan TRANSmart – Jaringan Hypermarket terbesar di Indonesia;
• Trans TV dan Trans 7 – Dua saluran televisi terkemuka di Indonesia;
• TransVision – Penyedia layanan televisi berbayar Direct to Home terbesar kedua di Indonesia; dan
• Detik.com – Portal berita nomor satu di Indonesia.

Surat terbuka saya kepada Bapak sudah saya ajukan lewat Kompas dan Detiknews semata-mata agar Bapak segera membenahi Bank Mega, namun tidak dimuat. Semoga lewat Media Konsumen dimuat dan mendapat tanggapan langsung dari Bapak agar tidak ada lagi nasabah yang menjadi korban tenaga penagihan/debt collector Bank Mega. (Bapak dapat search lewat Google bagaimana ulah tenaga penagihan Bank Mega bertahun-tahun sampai dengan sekarang).

Saya mengajukan permohonan keringanan pelunasan kartu kredit saya sejak bulan September 2019, namun yang diperoleh bukan keringanan tetapi memberatkan ditambah teror tenaga penagihan Bank Mega kepada saya (kantor, teman kerja), istri saya (kantor, teman kerja), kakak saya, istri kakak saya (kantor rumah sakit, teman kantor, mengganggu pelayanan rumah sakit), dan anak saya masih SMP (teman, sekolah, guru) yang intinya mempermalukan saya agar saya membayar sesuai yang memberatkan.

Saya sudah berulang kali mengajukan keluhan dan komplain lewat form pengaduan pada website bankmega.com, email customercarecenter@bankmega.com, dan email corsec@bankmega.com. Namun belum mendapat solusi yang berorientasi kepada kepuasan nasabah, malah setiap pengaduan dibalas dengan teror lewat puluhan bahkan ratusan telepon (tanpa identitas diri resmi) setiap hari sampai dengan hari ini tanggal 22 Juni 2020 dari berbagai nomor telepon yang random berulang-ulang. Terkesan ada pembiaran terhadap ulah tenaga penagihan meneror nasabah. Permintaan maaf hanya basa-basi dari Bank Mega karena tidak ada tindakan tegas kepada tenaga penagihannya .

Tenaga penagihan dalam melaksanakan penagihan belum mematuhi pokok-pokok etika penagihan dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 14/17/DASP tanggal 7 Juni 2020, a.l.:

a) Menggunakan kartu identitas resmi yang dikeluarkan Penerbit Kartu Kredit, yang dilengkapi dengan foto diri yang bersangkutan;
b) Penagihan dilarang dilakukan dengan menggunakan cara ancaman, kekerasan dan/atau tindakan yang bersifat mempermalukan Pemegang Kartu Kredit;
c) Penagihan dilarang dilakukan dengan menggunakan tekanan secara fisik maupun verbal;
d) Penagihan dilarang dilakukan kepada pihak selain Pemegang Kartu Kredit;
e) Penagihan menggunakan sarana komunikasi dilarang dilakukan secara terus menerus yang bersifat mengganggu;

Lewat surat terbuka ini saya mohon Bapak membenahi sistem pengaduan agar berorientasi kepada kepuasan nasabah. Dengan adanya pembenahan dari Bapak minimal dapat meningkatkan citra saya (kantor, teman kerja), istri saya (kantor, teman kerja), kakak saya, istri kakak saya (kantor, teman kerja), anak saya (teman, sekolah, guru) serta citra Bank Mega tetap terjaga dengan baik. Saya sangat dirugikan baik secara materiil maupun non materiil, namun saya siap membantu tim investigasi yang independen berupa data pendukung yang saya alami semata-mata untuk perbaikan.

Akhir kata saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak dan mengharapkan tindakan cepat Bapak agar tidak ada korban lagi.

Salam hormat,

Wellem S. N.
No. Tiket pengaduan terakhir REV8249947
Surabaya, Jawa Timur

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Tanggapan Bank Mega atas Surat Bapak Wellem

Kepada Yth. Redaksi mediakonsumen.com Sehubungan dengan surat Bapak Wellem S. N. di mediakonsumen.com (25/6), “Surat Terbuka kepada Bapak Chairul Tanjung...
Baca Selengkapnya

54 komentar untuk “Surat Terbuka kepada Bapak Chairul Tanjung terkait Teror Tenaga Penagihan/Debt Collector Bank Mega

  • 25 Juni 2020 - (08:52 WIB)
    Permalink

    Semoga ajah Surat Terbuka ini sampai kepada yg bersangkutan.Karena memang sdh byk nasabah yg jadi korban kekasaran DC Bank Mega yg galbay di pasca pademi Covid 19 ini.Mereka GK punya hati sebagai manusia.Padahal kita selama ini sdh byk beri keuntungan buat dia.Giliran kita galbay Krn memang keadaan,bukan Krn disengaja,mrk sama sekali tidak peduli.Bisa dibilang bank Mega ini rentenir kelas kakap.Memberi solusi buat restrukturisasi Talun gila!Bukan meringankan tapi malah sangat memberatkan.Nauzhubillah minzalik…

      • 26 Juni 2020 - (11:24 WIB)
        Permalink

        Saya punya anak buah dg kasus yg mirip pak William alami, dan saya pun kena teror dg menelpon berkali2 ke saya dan ke kantor saya setiap hari dg bahasa kebon binatang serta ancaman
        Apakah hal ini di benarkan oleh hukum, atau memang ini sebagai alat penagihan yg efektif oleh pihak Bank Mega?

      • 26 Juni 2020 - (14:35 WIB)
        Permalink

        Ini debt collector jadi wabah menakutkan kedua setelah covid 19 sebaiknya ada ketegasan pemerintah dimana institusi terkait membuat aturan ketat atau kalau perlu Kemennaker membuat permen bahwa debt collector itu budang pekerjaan yg dilarang krn hanya mengandalkan gertakan meskipun katanya debt collector itu di bawah pantauan BI dan debt collector yg bersertifikasi tanpa melihat kondisi ekonomi saat ini di tengah pandemi…skrg mau masuk era new normal tp kenyataan msh banyak kegiatan ekonomi yg blm berjalan normal dan kalau tidak salah dalam segala hal yg berhubungan dengan perjanjian kredit itu ada pasal tentang force majure…harusnya situasi pandemi ini masuk dlm kategori force majure karena seluruh dunia efeknya dan ini juga jadi resiko bisnis jasa keuangan…jangan cuma mau tarik keuntungan dari bunga kalau tidak siap hadapi kondisi pandemi saat ini

      • 26 Juni 2020 - (21:22 WIB)
        Permalink

        teror yg bertubi2 ke kantor dan rumah. Dan waktu ketemu mrk d kantor sikap arogannya pun sama dgn yg d lapangan bahkan sdkit mengancam . Bahkan nama bpk chairul pun d sebut.
        Samasekali tdk berprikemanusiaan baik mega kota tua dan mega kuningan .

    • 24 September 2020 - (13:19 WIB)
      Permalink

      bener bnget…prog restrukture bukanny ngringanin tapi klo dikalkulasi malah kaya rentenir prosentase bunga smp 80% dari limit..aje gilee..solusi yg ga win2 solution.ibarat kita udah jatuh ketimpa tangga..saya smp bdoa itu mrka yg nagih2ny kasar semoga mengalami hal yg sm kya sya supaya tau rasany terjepit kmd dijepit

  • 25 Juni 2020 - (19:47 WIB)
    Permalink

    Bapak William, coba bapak kirim bicara@bi.go.id; humas@ojk.go.id; megacall@bankmega.com; callcenter_sdppi@postel.go.id;setbpkn@bpkn.go.id; lampirkan bukti keluhan Bapak William ke bank mega, bukti whatsapp teror, bukti rekaman suara. Saya heran dengan Bank Mega ini yang bilang banyak ruginya karena hutang para debitur (disini karena mereka harus membayar jasa agency debt collectornya). Ibu saya menunggak kartu kredit selama 4 tahun dan sebelumnya saya sebagai anaknya, tante saya, sepupu saya, kantor saya, tempat gym saya, toko supplemen fitness yg biasa saya langganan beli supplemen di teror juga dan mereka blak-blakan sampai tahu apa yang saya posting di instagram saya, dan bilang saya posting foto pamer tubuh yang ini tidak ada sangkut pautnya dengan hutang Ibu saya. Bahkan sampai tulisan komplain saya di media konsumen pun mereka bahas dan bilang saya berbohong jelas memutar balikkan fakta, dan saya punya bukti nya. Mereka benar-benar bertindak seperti preman, apalagi debt collector yang bernama Ayu dengan logat Bataknya ini benar-benar ga takut bilang bahwa keluhan saya ke Bank Indonesia tidak akan mempan. Coba Bapak kirimkan surat tersebut juga ke bank Indonesia. Biar tahu seberapa bobroknya Bank Mega ini. Bisanya menekan dan memeras, harusnya memberikan kebijakan cicilan bukan memaksa sampai Debt Collector Ayu Batak ini menyuruh ibu saya untuk jual diri. Yang saya heran adalah dia bilang saya tidak berpendidikan tapi apakah tidak kebalik siapa yang tidak berpendidikan.

      • 26 Juni 2020 - (07:25 WIB)
        Permalink

        Meski saya tidak mengalami ini, dengan saya sering membaca surat media konsumen terkait bank mega, saya bersedia bergabung dengan Bapak dan Ibu semuanya. Saya bersedia ikut mendukung dan melaporkan kasus debt kolektor Bank Mega ini ke OJK dan BI. Karena kalau tidak diberi pelajaran, Bank Mega akan semakin semena mena. Kapan pun bapak dan ibu siap, saya ikut bersama bapa dan ibu mendukung supaya BI dan OJK turun tangan menanggapi masalah ini.

          • 26 Juni 2020 - (08:29 WIB)
            Permalink

            Sebenarnya bukan bank mxxxa aja finteck / pinjol sama aja apalagi dc mereka nagihnya sadis2 …mgacem ingin menjarkan nasabah. Bunganya tinggi sekali. Di masa covid 19 ini bukan nasabah gak mau bayar. Buat biaya kehidupan aja ngepres banget
            Semua pinjol mau yg legal/ilegal sama aja.

          • 26 Juni 2020 - (15:17 WIB)
            Permalink

            Setuju sekali mbak,karena saya juga sekarang lagi diteror terus sama debt collectornya bank Mega,yg mana saya sudah menyelesaikannya di tahun 2014,lah koq tgl 15 mei 2020 telp ke kantor saya bekerja dg bilang saya harus bayar hutang2 saya ini dari bank mega kuningan Jakarta.
            Saya coba konfirmasi ke penelpon tersebut untuk bisa ketemu dan diselesaikan,tpi faktanya yg telp mengaku namanya pak Edwin dari kuningan jakarta bilang gak mungkin bisa ketemu karena dijakarta dan saya di surabaya,saya lalu di rekom untuk menemui bapak Muamar k dikembang jepun surabaya.
            Saya ikuti sarannya.setelah saya dari bank Mega kembang jepun debt collector dari kuningan jakarta trs menteror saya di kantor.
            Ini sudah sangat menganggu.
            Besar harapan saya supaya ada jalan keluarnya.
            Mbak Lias Tahan monggo di bentuk grup utk lapor ke OJK atau apalah?

          • 3 Juli 2020 - (13:56 WIB)
            Permalink

            Mas Wellem bs minta email-nya?

          • 13 Februari 2023 - (12:50 WIB)
            Permalink

            Selamat siang pak,saya juga punya masalah yang sama tapi ini istri saya yang punya tagihan cicilan

            0
            0
          • 13 Februari 2023 - (12:51 WIB)
            Permalink

            Bisa saya minta email bapak biar bisa lanjut di email pembahasan nya

      • 24 September 2020 - (11:23 WIB)
        Permalink

        Salah satu anggota keluarga saya dapat ancaman somasi dari Bank Mega karena gagal bayar Kartu Kredit, padahal sudah ada itikad baik untuk mencicil sebisa mungkin dengan membayar 10jt di akhir bulan kemarin. Karena kondisi keuangan tidak memungkinkan jika harus bayar full, Petugas Bank Mega malah meneror kesana kemari. Sudah coba menjual aset pun tapi nyatanya ditengah pandemi seperti ini tidak semudah membalikan telapak tangan. Tolong dibenahi sisi KEMANUSIAAN nya, karena gagal bayar bukan karena Niat Jahat tapi situasi dan kondisi yang belum memungkinkan untuk membayar/melunasi hutang.

    • 26 Juni 2020 - (21:09 WIB)
      Permalink

      Ga mempan mbak.. Percuma aja kita komplain. Mngk bpk tadi salah satu dr seribu orng yg kena teror dan komplain, dan ga ditanggapi. Kemana aja, ga ditanggapi.. Mgkn krn siapa yg punya bank tsb, yg super power. Jd laporan tsb dianggap bunga ditaman dan dilihat indah sm penanam nya.. ??

      • 26 Juni 2020 - (21:16 WIB)
        Permalink

        Benar banget mas, tapi lumayan sih saya udh 2 kali mengadu ke bank BI dan saya cc ke beberapa lembaga OJK, kemenkoinfo dan BPKN dan saya juga sudah tulis di surat terbuka bahwa DEBT COLLECTOR BANK MEGA sudah tidak peduli dengan teguran Bank Indonesia dan ada bukti rekaman langsung saya dapat email dari bank Indonesia akan langsung ditindak lanjutin kalau tidak mempan saya mau coba ke lembaga YLKI .

    • 20 Juni 2023 - (18:49 WIB)
      Permalink

      Saya apresiasi dengan komentar dari Saudara Klaudia.

      Saya sependapat dengan isi komentar tersebut, melihat history sebuah bank ini jelas dari tahun ke tahun citranya memburuk terutama kinerja debt collector. Perlu diketahui bahwa hampir semua bank menggunakan jasa debt collector itu dari vendor perusahaan penyedia jasa penagihan. Jadi ,kinerja mereka tidak totalitas sebagai karyawan bank mega, melainkan secara brutal. Mengingat asumsi dan mind aet debt collector ini bukan lsg dari pihak bank, maka tindakan semena mena pun terjadi dan marak sekali.

      Jangankan orang lain, saya pun heran dengan management bank mega yang notabene sebetulnya mengetahui atas keluhan keluhan masyarakat ini, namun sistem karakternya seperti ada pembiaran secara masif.

      Saya kira banyak masyarakat yg tahu akan pengaduan ke humas ojk dan pihak terkait lainnya, namun disayangkan management +62 dari bawah sampai atas tidak akan jauh dengan praktik praktik yg terjadi diluar harapan kita.

      Terakhir, intinya saya sangat apresiasi dan mendukung isi komentar dari saudara Klaudia dan rekan rekan pembaca lainnya yg ada di media konsumen ini.

      Note:
      Coba bapak/ibu dan saudara saudara perhatikan redaksi atas jawaban dari pihak bank mega yang simple, terkesan formil namun tidak menyimpan kenyamanan bagi nasabah atau masyarakat yg gagal bayar.
      Terima kasih

  • 25 Juni 2020 - (23:26 WIB)
    Permalink

    Wah ternyata keadaan kita sama. Saya di teror tiap hari pdhal saya jelaskan keadaan saya. Saya akan bayar dan minta keringanan tapi saya malah diancam. ” Terserah mau bayar atau ga , liat ja bulan depan !! ” Perasaan saya ngomong baik32 saya baru telat 2 bulan tapi kaya saya hutang bertahun2 dan ga pernah dibayar.. luar biasa .. maaf saya akan bayar tapi setelah itu saya akan tututp dan ga akan pernah lagi pakai Bank Mega bentuknya apapun

  • 25 Juni 2020 - (23:30 WIB)
    Permalink

    Kalo dibanding kan dengan bank lain tentu kalo komplen di follow back ditelp dan dapat solusi. Tapi di Bank Mega entahlah. Saat itu saya datang ke Bank Mega karena ada transaksi yg bukan saya lakukan. Dan sebelnya Bank Mega malah nyalahin saya. Anak saya yg umurnya 5 THN. Kebangetan saya ajukan komplen katanya akan ada yg nelp. Boro2 ada yg telp transaski 1.7 yg saya lapor tetap ada dan saya harus nanggung juga..

  • 26 Juni 2020 - (07:25 WIB)
    Permalink

    Sy yg tdk punya hutang kartu kredit saja di teror habis2an via sms, Bank preman, semua disasar. Kartu sy diblokir krn sy tdk melakukan pengkinian data. Sy cuekin krn jarang pake, belakangan dikenakan iuran tahunan. Sy menutup kartu ke cabang, dibantu telp ke call center. pd proses verifikasi data. semua pertanyaan sdh sy jawab. cm sy lupa alamat kantor yg sy isi di aplikasi saat mendaftar kartu. Sebenarnya sy tdk mengisi form kartu Mega, sy isi data kartu Carrefour yg pertama sekali yaitu GE. kemudian di ambil alih BCA, kartuku diganti otomatis ke kartu BCA carrefour, terakhir diambil alih bank mega, dan kartu sy otomatis digantikan ke Bank Mega. Data yg sudah puluhan tahun mana sy ingat krn sy pindah2 kerja. krn data ga ns dibuka jd sy dikenakan denda dr hutang yg dibuatakan Bank Mega yaitu iuran itu. Stlh sy datangin kantornya di kuningan, Debt collector tidak menemukan ada hutang. cm hutang iuran tahunan itu. itu kan hutang yg mereka buat2, sy mau tutup kartu dipersulit mknya ada hutang itu. Sy sdh tidak mau lg pegang kartu kreditnya dan juga tidak mau belanja di transmart dan beli produk2 dr anak2 perusahaan Trans. Malas berurusan dgn preman.

  • 26 Juni 2020 - (12:39 WIB)
    Permalink

    Dari Sekian banyak Aduan di Media Konsumen…BANK MEGA adalah Perusahaan Perbankan yg paling bnyak di Keluhkan , Rating no 1 ,Bintang 100 , Pantesan Pak Chaerul Tanjung masuk kejajaran PENGUSAHA PALING SUKSES & KAYA ,jelas aja sukses & kaya ,gmn Gk Sukses klo Uangnya bisa BERANAK PINAK ,BERCUCU & BERCICIT ,…KAYA DARI HASIL RENTENIR….NAUDZUBILLAHIMINDZALIK….

    • 26 Juni 2020 - (14:31 WIB)
      Permalink

      Sy jg pk menerima Teror telp & WA jg ancaman nama baik. DC mega bilang Mertua sy pake CC 2008 dan tdk digunakan 2012(macet). Mertia sdh lansia tdk perlu pake CC jg,Sy konfirmasi mertua dl sdh lunas waktu DC dtg kerumah&lgsung ditutup di th tsb/dititipkan. 8th ditagih lg pake somasi dan ancaman kpd yg bukan pemegang kartu,sangat Ngawur nagihX kataX sdh mencapai 20jt,dan sy suruh bayarin 3jt saja.kan aneh bin ajaib gk tau itung”nganX. Cari keuntungan saat pandemi,doa sy Smg Sgra tutup aja deh.

  • 26 Juni 2020 - (13:48 WIB)
    Permalink

    Saya sependapat dan mengeluhkan tindakan teror via telepon, jadi harapan saya semoga bisa menjadi langkah bersama untuk mencari solusi bersama.

  • 26 Juni 2020 - (14:06 WIB)
    Permalink

    Ponakan saya baru telat 1 minggu.di tlp sama yang perempuan.dia bilang bank mega tidak butuh nasabah yg tidak mau bayar.pas ponakan gajian langsung dibayar,prioritas adalah melunasi lalu menutup kartu kredit tsb.dan sekarang kami tengah menjual aset.dan mau nutup kartu kredit bank mega.kami mau lihat kalau semua nasabah berhenti menjadi nasabah.apakah si debt colektor masih dipakai.

    • 26 Juni 2020 - (16:39 WIB)
      Permalink

      Saya juga gemes bgt sama bank Mega.Gk ada manusiawinya.Doa org terzholimi dijabah ALLAH SWT.Krn kita sedang susah dimasa pademi ini.Diteror terus,mari kita doakan semoga bank Mega segera dapat ganjaran yg setimpal dari Yang Maha Kuasa…Aamiin…

    • 26 Juni 2020 - (19:10 WIB)
      Permalink

      Iya pak.Saya jg lagi cari2 dana buat bayar.Mau jual asset blm ada yg berminat.Semua jg lagi krisis.Sulit menjual asset seperti rumah.Kita doakan saja semoga bank itu bangkrut.Krn doa kita org2 terzholimi InsyaAllah dijabah Allah SWT…Aamiin…

      • 26 Juni 2020 - (20:40 WIB)
        Permalink

        Sebaiknya cari cara untuk melunasi dan jangan pernah tergoda lagi dengan bank yg satu ini.dengan seenaknya kenakan biaya ini itu,sampai billing via email juga harus bayar,kedua perhitungan bunga seenaknya.ketiga point tdk bisa dipakai belanja di carefour.kami berkali kali berdebat sama kasir carefour.intinya jangan percaya lagi sama penawaran pihak bank.tidak tahan dengan caci maki debt colektornya.

  • 7 Juli 2020 - (23:06 WIB)
    Permalink

    Sangat disayangkan Surat Terbuka saya tidak sampai pada Bpk. Chaerul Tanjung.
    Saya hanya mendapat balasan pada tanggal 3 Juli 2020 08.15 Customer Care Center) yang belum meringankan dengan penutup sbb:
    Mohon untuk tidak membalas, karena email ini dikirimkan secara otomatis oleh system, apabila Bapak / Ibu membutuhkan informasi lebih lanjut dapat mengunjungi website Bank Mega pada kolom Hub Kami.

  • 9 Juli 2020 - (18:03 WIB)
    Permalink

    Bank Mega terornya memang keterlaluan
    saya, keluarga, teman kantor, teman sosmed, tetangga, bahkan mereka juga mengancam sampai ke anak saya yang masih 6 tahun
    teror via wa, telpon, sosmed
    sepertinya mereka memang inginnya mempermalukan kita di lingkungan sosial.
    lucunya mereka hanya berani teror lwt tlp dan wa
    tidak berani datang temui langsung.

    kak admin aku mau dong ikut gabung
    ini emailku ya jollystore21@gmail.com

    terima kasih

  • 20 Juli 2020 - (18:51 WIB)
    Permalink

    Saya juga di terror dari minggu lalu di nomor kantor yang baru yang saya heran bs mereka dapatkan entah dari mana.,tagihan saya seingat saya sudah saya bayarkan lunas di tahun 2012 namun tiba2 di tanggal 16 Juli kmrn mereka telp ke kantor saya.,sudah saya tanyakan total hutang saya berapa dan malah ngomongnya nglantur bilangnya telp ke HP saya dan tidak diangkat padahal tidak ada telp ke HP saya… Saya mau dong gabung tolong invite ke email myrillasyaura@gmail.com

  • 7 Oktober 2020 - (08:59 WIB)
    Permalink

    Pak Wellem yth, saya juga salah satu korban dari debt collector bank mega yg diteror berkali-kali bahkan ke semua teman-teman bahkan orang yg tidak saya kenal. Pada kesempatan ini saya lebih menyarankan kepada pak Wellem agar membuat surat terbuka dan mengirim surat langsung kepada Bpk Kapolri atau Bpk Presiden Jokowi agar beliau menegur dan membuat aturan hukum kepada jajarannya supaya memberantas mafia debt collector bank mega yang meresahkan masyarakat indonesia di masa sulit ini (pandemi covid-19). Saya sangat yakin percuma pak Wellem membuat surat terbuka kepada pemilik bank mega (chairul tanjung) karna beliau tidak langsung berhubungan dengan bawahan dan sia-sia berharap beliau menegur/membenahi collector bank mega. Kalau bisa secepatnya direalisasikan surat tersbut karena Bpk Presiden Jokowi dan Bpk Kapolri saat ini sangat peduli pada rakyat kecil yang tertindas. Saya juga sangat siap mendukung pak Wellem karna saya juga adalah korban dari debt collector bank mega. Terima kasih.

  • 1 April 2021 - (15:39 WIB)
    Permalink

    Saya boleg gabung,,soalny sgt meresahkan,,sy gak pny htng d bank mega tp sy d tlp trs,,sgt2 meresahkan sekali bank mega smpai pakai ancaman segala

 Apa Komentar Anda mengenai Bank Mega?

Ada 54 komentar sampai saat ini..

Surat Terbuka kepada Bapak Chairul Tanjung terkait Teror Tenaga Penagi…

oleh Wellem S.N. dibaca dalam: 2 menit
54