Surat Pembaca

Kejanggalan Sistem Tagihan Telepon Rumah IndiHome

Kepada Yth. PT Telkom

Pihak keluarga saya adalah pelanggan PT.Telkom Indonesia dengan nomor langganan 0271721272 atas nama Bpk. Syamsuddin (ayah saya, sekarang beliau sudah meninggal). Layanan yang keluarga saya gunakan adalah telepon rumah saja dan sudah berlangganan sejak tahun 2001 atau sekitar 20 tahun lalu.

Biaya abonemen bulanan yang keluarga saya keluarkan biasanya hanya Rp35.000-40.000 saja, karena memang telepon rumah itu hanya digunakan untuk menerima panggilan masuk saja dari pihak kolega kami. Jadi hampir tidak pernah digunakan untuk panggilan keluar.

Kasus ini dimulai dari tagihan telepon rumah yang melonjak di bulan Juli 2021 (penggunaan Juni 2021) sebesar Rp545.616. Pada tanggal 14 juli pihak keluarga saya menelepon 147 untuk mengetahui sebab tagihan telepon kami melonjak. Pihak 147 mengatakan bahwa tagihan melonjak karena adanya panggilan keluar yang dilakukan nomor telepon rumah keluarga saya ke beberapa nomor ponsel pada tanggal 28, 29 dan 30 Juni.

Padahal jelas-jelas seperti yang saya sampaikan di atas, bahwa nomor telepon rumah pihak keluarga saya hanya digunakan untuk menerima panggilan masuk saja dan posisinya rumah itu hanya dihuni oleh pihak keluarga saya yaitu ibu saya (pemilik nomor telepon rumah) dan saat tanggal yang dituduhkan itu, beliau sedang WFH, jadi posisinya tepat di samping telepon rumah.

Akhirnya pihak keluarga saya meminta pihak 147 untuk mengirimkan data panggilan keluar bulan Juli 2021 (penggunaan Juni 2021 kemarin) untuk mengecek nomor ponsel yang dihubungi oleh pihak telepon rumah keluarga saya. Setelah dikirim datanya, kemudian pihak keluarga saya melakukan laporan ke Plasa Telkom Solo dan pihak Plasa Telkom mengatakan akan menghubungi nomor ponsel-ponsel tersebut guna mengkonfirmasi apakah benar nomor telepon rumah pihak keluarga saya menghubungi pihak dia atau tidak.

Akan tetapi karena pihak keluarga saya tidak kunjung mendapat konfirmasi, akhirnya saya hubungi dua nomor ponsel tersebut secara pribadi berulang-ulang, baik melalui panggilan telepon ataupun chat WA. Akhirnya nomor ponsel tersebut mau menjawab dan mengatakan tidak pernah dihubungi nomor telepon rumah pihak keluarga saya, karena memang posisinya pemilik nomor ponsel itupun berada di luar kota, yaitu wilayah Kalimantan dan Jakarta. Padahal pihak keluarga saya tidak pernah ada kerabat ataupun kenalan yang tinggal di sana (bukti lampiranya bisa dilihat di bawah).

Bukti chat dengan nomor ponsel yang dituduhkan dihubungi oleh pihak keluarga saya

Kemudian karena takut nomor telepon rumah pihak keluarga saya digunakan untuk perbuatan yang tidak baik dan mengatasnamakan keluarga saya, maka secepatnya pihak keluarga saya melakukan pemutusan layanan telepon rumah.

Namun karena waktu itu kasus covid sedang tinggi, pihak keluarga saya terlebih menelpon 147 dulu terkait masalah pemutusan layanan yang akan kami lakukan ke Plasa Telkom Solo, sembari menanyakan perkembangan laporan pihak keluarga kami terkait tagihan melonjak. Berulang kali pihak keluarga saya membuat laporan dari segala platform yang dimiliki IndiHome, tapi tidak mendapat jawaban yang jelas. Akhirnya pihak keluarga saya pada tanggal 22 Juli 2021 telepon lagi ke 147 dan salah satu agen menginformasikan kalau laporan pemutusan layanan sudah diproses oleh Plasa Telkom Solo dan saat menanyakan berapa biayanya, agen tersebut mengatakan tidak membayar sepeser pun.

Akhirnya pada tanggal 26 Juli 2021 pihak keluarga saya datang ke Plasa Telkom Solo dengan membawa syarat-syarat berhenti berlangganan dan bukti-bukti yang keluarga saya miliki terkait kasus ini. Namun saat datang ke Plasa, informasinya lain pihak keluarga saya diminta melunasi tagihan terlebih dahulu sebagai syarat pemutusan layanan.

Tentu pihak keluarga saya tidak mau, karena terhitung ketidakberesan penggunaan layanan di akhir Juni 2021 yaitu dari tanggal 28, 29 dan 30 dalam kurun waktu 3 hari saja menghasilkan tagihan telepon yang cukup fantastis Rp545.616. Yang lebih pihak keluarga saya khawatirkan kalau membayar layanan ini, bagaimana dengan tagihan penggunaan bulan Julinya ( yang akan muncul di bulan Agustus ini, yang baru bisa diketahui sekitar tanggal 4 kemarin)?

Setelah panjang lebar pihak keluarga saya berdiskusi dengan pihak Plasa Telkom dan pihak keluarga saya menuntut pertanggungjawaban penyampaian informasi yang dilakukan oleh 147 (karena setiap panggilan yang dilakukan 147 ada enkripsi data rekamannya), maka pihak Plasa meminta waktu untuk mendiskusikan dulu dengan unit-unit terkait dan dibuatkan surat kronologi kejadian. Setelah itu saya pulang.

Pada tanggal 30 Juli 2021 pihak Plasa Telkom akhirnya menghubungi pihak keluarga saya lagi dan akhirnya menyanggupi memutus layanan telepon. Hal ini sudah terealisasi per tanggal 2 Agustus 2021, saya cek melalui email customercare@telkom.co.id, layanan sudah benar-benar tercabut by sistem dan di tanggal 16 Agustus 2021 kemarin pihak keluarga saya saat datang ke Plasa sudah mendapatkan surat berhenti berlangganan dan bukti penyerahan ONT ke Plasa Telkom.

Bukti Pengembalian ONT Ke Plasa Telkom Solo

Akan tetapi, tagihan tidak dapat dihapuskan. Padahal seperti yang saya sampaikan bahwa 147 sebelumnya sudah menginformasikan bahwa pemutusan layanan pihak keluarga saya tidak harus membayar sepeser pun. Total tagihannya pun berubah menjadi Rp872.707 (tagihan gabungan bulan Juli + Agustus).

Pihak keluarga saya juga bukan mau meminta-minta digratiskan, tetapi sebagai pelanggan yang kooperatif selama 20 tahun berlangganan sejak 2001, pihak keluarga saya meminta untuk diluruskan biaya pemakaian teleponnya yaitu sebesar 35-40 ribu rupiah per bulannya. Karena memang telepon rumah ini hanya dikhususkan untuk menerima panggilan masuk saja. Saya hitung-hitung dan disesuaikan dengan kontrak berlangganan, biaya yang harus dikeluarkan untuk pemutusan layanan ini adalah sebesar Rp150.500, yang saya bulatkan saja menjadi angka Rp200.000,00.

Pihak keluarga saya hanya mau membayar sebesar itu saja sesuai kapasitas penggunaan pihak keluarga kami, bahkan itu juga sudah dilebihkan. Ternyata kasus ini tidak hanya menimpa keluarga saya, tetapi di waktu yang bersamaan juga menimpa pelanggan lain yaitu Bapak Samuel Senoaji yang terlebih dahulu menuliskan masalahnya di surat pembaca Media Konsumen.

Saya hanya ingin menyampaikan kepada pihak manajemen pusat PT.Telkom, jika mereka membaca surat ini. Yang ingin saya sampaikan adalah, perusahaan ini termasuk sektor BUMN yang sahamnya sebagian besar dipegang oleh pemerintah, seharusnya berani mempertanggungjawabkan setiap informasi yang diberikan ke pelanggan.

Bukan hanya berbelit-belit saja dalam menyelesaikan setiap kasus bahkan informasi yang mereka berikan kepada pelanggan, tidak sinkron antara platform satu dan lainnya. Pada akhirnya pun tetap tidak berani bertanggung jawab dan ujung-ujungnya tetap meminta pelanggan membayar tagihan yang tidak mereka gunakan serta mengabaikan bukti-bukti yang ada.

Kasus ini pun juga dalam tahap pelaporan ke Ombudsman RI, karena pihak Plasa Telkom Solo kemarin menyampaikan hanya bisa membantu sampai di sini.

Terima kasih.

Achmad Nizar
Surakarta, Jawa Tengah

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan

Tanggapan Atas Surat Pembaca Ini

Tanggapan PT. Telkom atas Surat Bapak Achmad Nizar

Sebelumnya kami ucapkan terimakasih kepada mediakonsumen.com yang telah berkenan menayangkan surat dari Bapak Achmad Nizar berjudul “Kejanggalan Sistem Tagihan Telepon...
Baca Selengkapnya

Komentar

    • Sabar aja kalau berurusan sama yang namanya indihome, itu telpon rumahnya sering kendala ngak bisa panggilan masuk atau keluar tidak pak?

      • Kalau kendala kayak ngak bisa panggilan masuk atau keluar hampir ngak pernah pak. Paling selama berlangganan kendalanya ketambahan layanan sama yg terakhir kasus ini.

  • Kelanjutannya gimana pak ?, saya juga kena kedua kalinya. Pertama kali masalah tagihan naik karena ada biaya panggilan telp yg tidak pernah saya lakukan, FYI sya berlangganan indihome 2p inet + telp. Kondisi telp dari pertama kali pemasangan indihome sampai saat ini tidak pernah digunakan, diconnect ke pesawat telp, bahkan pesawat telp saja saya gak punya. Pada kasus yg pertama ini, sya komplain dan saya bayar tagihan gak jelas itu. Di kasus kedua utk tagihan bln september kembali terjadi ada biaya panggilan telp, saya komplain dan minta rekap route tujuan nomor percakapan dan sampai saat ini jawabannya masih di proses, ketika ditanya selalu berbelit mengulang dari awal

    • Kasus saya telkom belum bisa menyelsaikan pak, saya juga tidak tahu kenapa bisa ada kasus model begini. Kalau dipikir tidak masuk akal, massa nomor telepon kita bisa-bisanya dituduhkan digunakan menghubungi nomor ponsel dan kita yang tidak menggunakan massa disuruh bayar. Saya langganan telepon berpuluh-puluh tahun layanan telepon baru ada hal semacam ini.
      Saya sedang mengadukan masalah ini ke ombudsman juga tetapi kasusnya masih berjalan belum ada keputusan.
      Harus ekstra sabar pak kalau berurusan sama indihome, solusinya selalu pelanggan disuruh bayar
      Lah kalau kita tidak menggunakan layananya, massa disuruh bayar tambah tidak masuk akal saja
      Perusahaan sebesar telkom indihome harusnya bisa menyelsaikan masalah pelanggan bukan hanya menuntut haknya terus, tapi kewajibanya dikesampingkan