Pengalaman Berhaji di Musim Panas

Menyimak berita pelaksanaan ibadah haji tahun 1438H / 2017M banyak terfokus pada sisi akomodasi di Mekah dan Armina (Arofah, Mudzdalifah dan Mina) yang berhubungan dengan keadaan cuaca puncak musim panas di wilayah Arab Saudi. Menurut prakiraan cuaca saat hari wukuf dan mabit di Mina suhu udara akan berada pada kisaran 50 s.d. 54 derajat Celcius. Pemerintah KSA sebagai pengelola dua tempat suci umat Islam berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik kepada semua jemaah haji. Perluasan Mesjid Al Haram, pembangunan pemondokan di sekitar mesjid yang dikenal dengan proyek Jabal Umar, Jamarat berlantai lima, kemah permanen yang tahan api di Mina dan kini kemah di Arofahpun diupayakan yang tampaknya lebih permanen dan tahan api serta kelengkapan pendingin udara di kemah yang lebih baik adalah bukti keseriusan Khadimul Haramain (pelayan dua Kota Suci Makkah dan Madinah, red).

Panitia Pelaksana Ibadah Haji mengingatkan jamaah untuk selalu waspada menghadapi cuaca panas dengan tidak terlalu banyak melakukan kegiatan di luar pemondokan, kalaupun perlu harus menggunakan pelindung dan banyak mengonsumsi buah segar serta minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi. Semua upaya dimaksudkan untuk keamanan dan kenyamanan para jamaah sebagai Duyufurrahman (para tamu Allah, red). Tapi sayang kalau maksud baik ini disampaikan secara berlebihan terutama oleh sebagian pelaksana di lapangan maka sedikitnya mengganggu mental terutama dari golongan tua dan yang langka bepergian jauh.

Menengok ke belakang, situasi pelaksanaan ibadah haji di musim panas pernah penulis rasakan pada tahun 1411H (1991) dan 1413H (1993). Rasanya tidak terlalu jauh dengan keadaan saat ini karena suhu udara di Madinah dan Mekah saat itu selalu pada kisaran diatas 42 derajat Celcius. Bahkan pada puncak kegiatan ibadah haji yaitu wukuf di Arofah suhu udara mencapai 54 derajat Celcius.

Jemaah haji dari Turki dibekali payung untuk menahan panas (foto tahun 1993, dok. Penulis)

Persiapan tentu saja dilaksanakan PPIH melalui informasi secara bijak sehingga jamaah tidak merasa ada beban. Dan keperluan untuk mengatasi serangan hawa panas pihak bank penerima setoran ONH dan Garuda sebagai maskapai penerbangan memberikan bekal payung, handsprayer dan handuk kecil. Kemudian ketua regu dibekali sprayer menengah dan ketua rombongan sprayer besar seperti yang sering digunakan petani menyemprot hama.

Jemaah haji dibekali hand-sprayer (foto tahun 1993, dok. Penulis)

Kewaspadaan dengan rasa nyaman di hati akan memperoleh akibat yang berbeda dengan waspada dibebani rasa takut yang berlebihan. Selamat jalan para tamu Allah SWT musim haji tahun ini, semoga haji mabrur dan mambruroh sebagai imbalan ibadah ada dalam genggaman sat pulang nanti.

Balubur Limbangan, 23 Agustus 2017

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.

 Apa Komentar Anda?

Belum ada komentar.. Jadilah yang pertama!

Pengalaman Berhaji di Musim Panas

oleh Entjep Sunardhi dibaca dalam: 2 menit
0