Wisata Menjelajahi Negeri Turki – Bagian 4

Bagian 4. Tiga Serangkai Penanda Zaman

Sambungan dari bagian 3.

Hari kelima menjelajahi Turki adalah kunjungan ke dua kota tua peninggalan masa lalu dan situs hamparan batu lahar berwarna putih akibat letusan gunung yang bisa dijadikan penanda masa. Euphesus berada di bagian utara Kusadasi sementara Hierapolis dan Cotton Castle berlokasi di hamparan Pamukale kawasan tengah Turki. Dua puluh menit perjalanan dari Hotel Suhan 360 rombongan mampir di pabrik garmen berbahan dasar kulit ‘Populer Leather’ yang dijadwalkan diterima pada pukul 08.00.

Sambutan pengelola kepada kami pagi itu amat luar biasa karena mereka telah siap dengan segala acaranya. Ucapan selamat datang melalui segelas teh hangat dilanjutkan dengan paparan seluk beluk usaha garmen yang hasil produksinya sebagian besar dikirim ke pusat-pusat mode di Eropa, katanya. Kemudian untuk memamerkan karya busana saat itu ditampilkan juga peragaan busana ‘fashion show‘ oleh sekitar sepuluh orang model pria dan wanita yang cukup memesona di panggung khusus dalam ruangan yang dilengkapi sistem lampu, tata suara dan kursi penonton yang artistik. Nilai lebih yang membuat rombongan mendapat kejutan adalah ketika beberapa orang model mengajak empat anggota rombongan untuk tampil sebagai model dadakan diantaranya Pak Yasin (80 tahun) mendampingi tiga remaja yang diambil secara acak. Kemeriahan dan sorak bergema ketika para model dadakan salah langkah atau salah gerak dalam mengikuti lenggak-lenggok model aslinya di cat walk.

Selesai peragaan busana oleh para model termasuk model dadakan, pengunjung diajak memasuki show room untuk melihat-lihat aneka ragam produk, dan bila selama peragaan tadi ada produk yang diminati tinggal menyebutkan nomor yang saat itu disertakan. Hasilnya sungguh luar biasa karena banyak produk yang berpindah tangan ditukar dengan menggesek kartu kredit di kasir.

Acara berikutnya menyambangi kota tua Ephesus masih dalam kawasan Kusadasi bagian utara yang tak terlalu jauh dari lokasi belanja busana. Pukul 10.45 rombongan sudah sampai dan masuk melalui gerbang pintu utama ‘Magnesian Gate’. Cuaca terik matahari siang itu sekalipun musim gugur memaksa pengunjung berpayung ria karena di kawasan itu tak ada tempat berteduh. Puing-puing bekas reruntuhan bangunan menjadi pemandangan yang mencengangkan apalagi di awal pemandu dan tour leader telah menjelaskan sejarahnya. Dibangun ribuan tahun sebelum Masehi dan pernah dihancurkan kaum Goth pada 263 M kemudian mengalami renovasi, tapi sekali lagi datang bencana gempa bumi besar pada 614 M yang meluluhlantakan kota ini. Karya besar arsitek zaman kejayaan Romawi kuno masih tampak pada sisa-sisa kerangka bangunan Perpustakaan Celsus, Temple of Hardian, Great Theatre, Stadium dll.

Stadium di Komplek Ephesus

Penulis berkesempatan untuk sampai di Stadium yang lokasinya ada pada bagian ujung kawasan bersinggungan dengan kawasan pelabuhan kuno, merasakan ada suasana yang mirip dengan Coloseum di Roma Italia. Secara kebetulan ketika sedang asyik menikmati dari posisi atas, di pentas ada seorang wanita wisatawan (tampaknya berwajah Jepang) menyanyikan sepenggal lagu seriosa dalam hitungan detik tapi suaranya amat jelas terdengar bergema walaupun tanpa bantuan pengeras suara. Untuk lebih membawa pembaca ke suasana nyata penulis sertakan foto dan video pendeknya.

Kota tua Ephesus Turki dengan stadiumnya yang luar biasa.

A post shared by Entjep Sunardhi (@entjepsunardhi) on

Matahari masih terik ketika keluar dari area Ephesus dan haus menyergap kerongkongan akhirnya istirahat di kios minuman dengan segelas jus delima segar. Ada pula yang memilih jus jeruk atau kopi panas yang tetap nikmat membasahi kerongkongan.

Setelah semua anggota rombongan berkumpul dan naik bus kami meluncur menuju rumah makan untuk meredam “musik keroncong” di ruang perut yang terus menerus berbunyi. Ketika urusan “soliskan” selesai perjalanan ke Pamukale dilanjutkan, dan di jalur ini jalan bebas hambatan menembus gunung via terowongan yang cukup panjang. Setelah melewati kota kecil Aydin, Nazili, Sarakoy dan beberapa lainnya yang tak sempat tercatat sampailah di kota tua kedua hari itu, Hierapolis, pada pukul 17.45 saat sudah mendekat waktu kunjungan ke lokasi akan ditutup pada pukul 19.00.

Jalan menuju komplek Istana Hierapolis

Mengingat keterbatasan waktu yang tersisa segeralah rombongan masuk untuk menikmati suasana antik kota tua. Puing-puing istana Hierapolis yang ada di perbukitan yang agak jauh dilewatkan saja karena Cotton Castle hamparan batu lahar berwarna putih seperti kapas lebih mengundang perhatian dan panggilan jiwa. Apalagi suasana waktu itu saatnya matahari akan segera terbenam menyembunyikan diri di balik gunung yang jauh di ufuk barat. Aliran sungai air panas yang sebagian menggenangi lekukan batuan membuat kelakuan pengunjung seperti anak kecil bermain air saat hujan turun sambil tak lupa mengabadikan setiap momen indah dengan kamera foto dan video. Hari semakin gelap petugas keamanan datang mengingatkan untuk segera keluar dari area karena waktu kunjungan telah berakhir.

Senja di Cotton Castle

Di luar gerbang deretan konter pedagang suvenir, makanan dan minuman masih ada yang buka di bawah penerangan cahaya listrik yang temaram. Pengunjung sudah mulai sepi dan kendaraan di tempat parkirpun tinggal beberapa saja menunggu dengan sabar. Ada satu peristiwa yang menarik saat beberapa pengunjung membeli es krim karena perilaku penjualnya yang kocak dalam memberikan pelayanan kepada pembeli. Ia piawai sekali berakrobat saat menyediakan dan menyajikan es krim kepada konsumen sehingga suasana kembali menjadi meriah dan memuaskan. Petualangan berwisata menjelajahi negeri Turki hari Rabu 11 Oktober sementara kami akhiri dengan check in di Hotel Lycus River pada pukul 20.15.

Kisah selanjutnya perjalanan panjang selama sebelas jam menuju Cappadocia dengan melalui Konya dimana terdapat Museum Maulana Jalaluddin Rumi. Silakan tunggu.

Balubur Limbangan, 15 Oktober 2017.

Bersambung…

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.

 Apa Komentar Anda?

Belum ada komentar.. Jadilah yang pertama!

Wisata Menjelajahi Negeri Turki – Bagian 4

oleh Entjep Sunardhi dibaca dalam: 3 menit
0