Bukan Mereka Tidak Tertarik, Tapi Anda yang Tidak Menarik

Bagaimana Seorang “Leader” Mampu Memengaruhi Keputusan Pembelian dalam Kelompok

Oleh Ira Deviani

Lebaran baru saja berlalu, rutinitas kembali bergulir normal, para pegawai kembali bekerja, para pelajar kembali ke sekolah. Sebuah momen melelahkan sekaligus membahagiakan karena melepaskan kerinduan pada keluarga besar, sebagai akar awal kehidupan setiap insan manusia, seakan menjadi bukti bahwa ikatan batin tak mampu terpisahkan. Dan semua rindu untuk bertemu di momen yang sama yaitu hari Lebaran.

Salah satu fenomena lain yang ikut meramaikan momen Lebaran dengan fase libur yang cukup panjang adalah momen reuni. Ya, sebuah ajang temu kangen teman-teman lama di sekolah, organisasi, dll, dengan mengambil tema khas lebaran, halal bi halal. Group WA ramai dengan usulan reuni, mulai dari penentuan tempat, sharing biaya, menjadi topik hangat yang diusulkan, didiskusikan, namun banyak reuni yang kemudian gagal dan tidak terealisasi, meski tidak sedikit juga reuni yang berhasil dengan kehadiran teman-teman reuni yang maksimal, dan diadakan di tempat yang disepakati bersama.

Banyak yang tidak menyadari bahwa keberhasilan reuni, sangat erat dengan peran seorang leader yang mampu merealisakan rencana, mendorong semua peserta menyepakati tanggal, waktu, dan tempat yang sama untuk dijadikan pilihan. Pemilihan tempat tentu sangat sulit, jika banyak usulan yang masuk, sehingga seorang leader harus mampu menentukan tempat yang akan dipilih, berdasarkan referensi pilihannya. Dia begitu menarik dalam menjelaskan, mempromosikan suatu tempat seperti restoran, hotel atau cafe. Dia inilah yang disebut bintang iklan tidak resmi tapi dampaknya sangat besar, yaitu menjadi pemasar aktif bagi tempat yang dipilihnya. Begitu menariknya seorang leader menjelaskan, hingga semua peserta jadi tertarik, dan menyetujui tempat yang dituju.

Setiap produk atau jasa pada dasarnya akan mampu laku di pasaran, tidak hanya dengan mengandalkan cara-cara pemasaran konvensional saja, tetapi juga dengan cara pemasaran oleh para konsumen loyal yang menjadi leader pemengaruh opini dan keputusan pembelian dalam kelompok (group influence and opinion leadership), yang mampu mengubah suatu produk yang tidak menarik menjadi menarik bagi lingkungannya. Mereka inilah sebenarnya ujung tombak pemasaran yang tidak terlihat namun dampaknya sangat luar biasa dalam memengaruhi pengambilan keputusan pembelian dalam suatu kelompok.

Hal ini sesuai dengan teori perilaku konsumen dalam orientasi belanja. Motif dalam pola belanja hedonis terbagi dalam 5 motif sbb:

1. Pengalaman Sosial
Misalnya saat mendatangi mall yang baru dibuka, dll.

2. Berbagi Minat yang Sama
Misalnya toko peralatan futsal, salon, toko musik, dll.

3. Ketertarikan Antarpribadi
Pemengaruh dalam menentukan tempat makan, karaoke bersama, dll

4. Status Instan
Memakai pakaian atau asesoris yang menarik, merasa nyaman saat orang memperlakukannya sebagai orang penting

5. Sensari Berburu
Beberapa orang bangga dengan pengetahuan mereka tentang pasar unik yang tidak diketahui banyak orang. Misalnya “Saya tahu dimana beli tas bermerek dengan harga murah, ayo saya antar kamu ke sana.”

Dan pada acara reuni kemarin, saya sudah membuktikan “ketertarikan antarpribadi” yang saya miliki telah membuat saya menjadi leader dalam kelompok yang menjadi pemengaruh dan pembentuk opini untuk menentukan tempat reuni. Anda juga sudah pernah mengalami?

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.

 Apa Komentar Anda?

Belum ada komentar.. Jadilah yang pertama!

Bukan Mereka Tidak Tertarik, Tapi Anda yang Tidak Menarik

oleh Ira Deviani dibaca dalam: 2 menit
0