Ilustrasi (via youtube.com) Wawasan Mengenal Serumen: Hati-hati Bagi yang Punya Hobi Korek Kuping 19 Februari 2018 dr. Fathul Djannah, SpPA | Universitas Mataram Beri komentar Cotton bud, Kesehatan, kotoran telinga, Pendengaran menurun, Serumen prop Ikuti kami di Google Berita Oleh dr. Fathul Djannah, Sp.PA. “Telinga adek rasanya penuh Mama dan kayaknya kurang dengar juga kalo Ustazah jelaskan pelajaran di kelas” begitu kata Annisa, anakku yang kelas 5 SD sambil memegangi telinga kanannya. Mari kita periksa ya” kata saya sambil mengambil senter dan menyorotnya pada telinga yang menjadi keluhannya. Tampak serumen yang kering memenuhi lubang telinga. “Pantas saja. Kita tetes ya nak supaya lembek dan keluar kotorannya” Serumen telinga atau ear wax atau lilin yang ada di dalam telinga kita diproduksi secara alami oleh tubuh kita. Serumen adalah cairan kental berwarna kekuningan yang berfungsi untuk membersihkan, melumasi, dan melindungi saluran telinga kita dan juga memperlambat pertumbuhan bakteri serta menjebak kotoran yang bisa merusak struktur telinga lebih dalam. Selain itu, serumen juga berguna melindungi telinga kita dari debu, mikroorganisme, partikel asing, dan iritasi ketika kemasukan air. Banyak di antara kita yang hobi korek kuping guna membersihkan serumen yang ada di dalam telinga. Kadang-kala selain menggunakan cotton bud, ada pula yang menggunakan pengorek dari besi atau baja yang agak tajam atau ujung bulatan peniti sehingga terkadang menimbulkan iritasi dan luka. Ini bisa mengakibatkan infeksi yang mengundang virus atau bakteri bahkan pecahnya gendang telinga. Padahal sesungguhnya serumen bisa keluar dengan sendirinya. Jika dibersihkan dengan cotton bud, kadang justru bisa mendorong kotoran semakin ke dalam dan makin padat. Serumen yang mengeras dalam waktu yang lama atau biasa disebut serumen prop atau serumen obturans biasanya disadari setelah menimbulkan dampak. Bisa mulai dari telinga yang terasa sakit, telinga gatal, infeksi telinga, pendengaran yang berkurang atau sampai tidak mendengar sama sekali hingga terasa adanya sensasi telinga tersumbat. Gejala-gejala bahaya pada telinga yang perlu segera mendapat pemeriksaan dan pengobatan ke dokter adalah apabila terdapat gejala seperti di atas disertai: keluar cairan dari telinga, telinga berdarah, demam, dan terdapat gangguan pendengaran berat. Serumen prop (sumber: journal-medical-info.blogspot.co.id) Kebiasaan terlalu sering membersihkan telinga ternyata cukup beresiko. Oleh karena itu, kebiasaan tersebut harus dikurangi sebisa mungkin. Apalagi jika sampai dikorek terlalu dalam. Karena sebenarnya telinga memiliki mekanisme sendiri dalam membersihkan dan mengeluarkan kotoran yang ada di dalamnya. Adanya rambut halus pada dinding dalam telinga dan gerakan saat mengunyah serta menguap dapat membuat serumen dalam telinga keluar sendiri. Serumen yang mengeras (serumen prop) sering terjadi pada anak-anak atau orang tua yang tingkat kebiasaan mengunyahnya lebih rendah. Terkadang bentuk telinga pun mempengaruhi adanya serumen yang mudah mengeras tapi dengan tindakan preventif yang dilakukan dapat mengurangi kemungkinan mengerasnya serumen. Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengeluarkan serumen yang mengeras adalah sebagai berikut: Meneteskan cairan khusus pelunak serumen ke dalam lubang telinga. Bisa yang mengandung Docusate Natrium, Gliserin atau obat tetes dengan antibiotika bila dikhawatirkan ada infeksi (misalnya 2-3 kali sehari selama 3-7 hari) agar kotoran melunak dan keluar dengan sendirinya dari telinga. Caranya miringkan kepala, teteskan obat pelunak serumen hingga menggenang di lubang telinga (3-4 tetes) kemudian anak telinga yang berada di bagian depan telinga ditekan berulang ulang (dipompa) sehingga cairan pelunak serumen yang semula menggenang di lubang telinga akan masuk ke dalam serumen yang keras. Serumen akan lembek dan mudah diambil bila keluar dari lubang telinga menggunakan kain atau tissue yang dililit sehingga ujungnya bisa menyerap serumen yang lembek. Bila masih terasa penuh sebaiknya konsultasikan kepada dokter spesialis THT untuk dilakukan terapi lebih lanjut. Pencegahan jauh lebih penting sehingga tidak terulang adanya serumen yang keras yaitu antara lain mengunyah secara teratur baik di sebelah kanan atau kiri (anak-anak yang sulit makan sering mengeluhkan adanya serumen yang keras). Bagi anak-anak atau orang tua dapat rutin diteteskan obat pelunak serumen setiap 6 bulan sekali atau lebih cepat bila diperlukan. Orang tua atau pun praktisi pendidikan harus waspada pada anak anak yang kurang konsentrasi atau menurun pendengarannya karena bisa disebabkan karena serumen yang mengeras. Pada akhirnya tentu saja tindakan preventif atau pencegahan dengan menjaga kebersihan telinga dan tidak membersihkan dengan cara dan atau alat yang salah adalah tindakan yang terbaik. Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.