Ilustrasi Keluhan Surat Pembaca Penagihan Bank Mega Tanpa Etika dan Sopan Santun 30 Januari 20203 Maret 2020 vebi_ 10 Komentar Bank Mega, Debt Collector, Kartu Kredit Bank Mega, Kredit Macet, Penagihan, Penagihan Kartu Kredit, Penagihan Kartu Kredit Bank Mega Ikuti kami di Google Berita Saya ingin berbagi cerita mengenai penagihan kartu kredit Bank Mega. Tentu banyak sekali yang mengalami hal serupa, penagihan yang buruk tanpa etika dan sopan santun. Berkata-kata kasar kepada nasabah untuk menagih. Lalu bagaimana jika nasabah diperlakukan sewenang-wenang? Kartu kredit saya macet 5 bulan. Akhirnya saya minta untuk lundis (lunas diskon). Namun karena belum ada dana jadi belum dibayarkan, dan debt collector bernama Romano dari pihak Bank Mega melimpahkan berkas saya ke debt collector baru bernama Hilarius Fremi. Tentu saja debt collector barunya jauh lebih bar-bar dan tidak tahu etika dan sopan santun. Malam-malam menagih tanpa etika chat ke nomor saya. Saya tidak tahu ya bagaimana cara perekrutan dari pihak Bank Mega. Memang kewajiban untuk membayar tapi jika perilaku kalian kepada nasabah seperti ini nasabah juga malas berurusan dengan kalian. Kalau jawabannya jangan berhutang, yang menawarkan kartu kredit juga dari pihak Bank Mega. Nasabah yang macet dimaki-maki dengan kata-kata kurang sopan. Anda sopan kami segan. Siapa juga yang mau terus-terusan tidak bayar. Jika ada dana juga dibayar. Debt collector dari Bank Mega saja yang memang perilakunya seperti itu. Vebi Atika Malang, Jawa Timur Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Deden30 Januari 2020 - (12:00 WIB)Permalink Sama apa yg saya alami saat ini, DC Bank Mega ga tau aturan, tlp k kantor trs pdhal tlp dan wa saya aktif dan koperatif, saya jg sdh dtng k bank mega nya langsung tp ttp aja respon nya seperti itu, malahan mrka memaki, berbicara kasar, dan mengintimidasi rekan2 kantor saya (bukti rekaman ada). Saya masih mnunggu mediasi yg terbaik dr bank mega. Login untuk Membalas
Totok30 Januari 2020 - (20:31 WIB)Permalink Namanya aja rentenir kakap berlindung atas nama bank…bank mega emang busuk Login untuk Membalas
AutoXgaming30 Januari 2020 - (22:19 WIB)Permalink Emang baru tau boss kolektor kaya gitu semua bank emang kaya gitu boss makanya kalo ga mampu ga usah banyak gaya sok gaya pake kartu kredit giliran bayar susah kalo ga mampu ga usah kebanyakan gaya 1 Login untuk Membalas
Rahmatulloh Sukaras31 Januari 2020 - (05:41 WIB)Permalink Sudah hal yg tidak aneh utk Bank Mega. Sepertinya g punya Akhlak dalam menegur Nasabahnya. Login untuk Membalas
Nadia31 Januari 2020 - (15:48 WIB)Permalink Rata2 semua dc udah begitu bu, udah ikut2an penagihan pinjol ilegal. Maklum buat nyari sesuap nasi rela maki2 org. Doain aja semoga yg dikasi makannya berkah. Login untuk Membalas
Andy1 Februari 2020 - (01:50 WIB)Permalink Sama2 salah. Nuggak 5 bulan itu waktu yg sangat lama. Kembali lg ke kebutuhan awal, kl emg ga mampu, jngn paksa diri pake kartu kredit. 1 Login untuk Membalas
Mikha Arifin8 Februari 2020 - (12:24 WIB)Permalink Memang DC bank mega parah banget, apa harus kita sama2 adukan ke OJK atau Bank Indonesia? Saya juga dari kemarin dikejar2 dc bank mega yang telpon setiap menit dan wa mengancam, padahal bukan saya yang berhutang. Saya ga tau dc nya dapet nomor darimana, apa data nasabah bisa seenaknya dibocorkan seperti itu. Selain itu, jangankan telat 5 bulan, lupa bayar 1 hari aja diteror melalui telpon, sms, dan wa. Saya jg akan segera tutup kartu bank mega saya. Login untuk Membalas
Tapsir13 Februari 2020 - (08:17 WIB)Permalink Berhenti lah ber anggapan sebagai korban, Jangan selalu melihat akibat nya saja , Tapi coba renungkan juga apa sebab nya Pada dasarnya kan karna tanggung jawab anda belom di selesaikan , Kita manusia , yang mempunya akal pikiran , ego dan emosi Jadi tidak akan mungkin ada orang yang membawa nama intansi berani berbuat seperti itu, kalo tidak ada sebab yang memancing nya untuk berbuat seperti itu, Banyak kasus yang saya baca Dan saya pun ada beberapa teman yang biasa nya ketika di tagih, mereka bukan cari solusi untuk selesaikan apa yang harus mereka selesaikan , Tapi mereka malahan cari cara denagn bersusah payah, agar mreka bisa terbebas dari tanggung jawab itu tampa harus membayar nya . itu kan aneh sebetul nya Hutang itu bukan masalah clear bi cheking , Tapi hutang itu masalah tanggung jawab . karna hutang ini sampai matipun akan di tanyakan pertanggung jawaban nya , Bahkan dalam islam di jelaskan dalam hadis . Orang yang mati sahid, akan di hapus semua dosa nya , kecuali dosa hutang nya Semoga allah mudahkan kita semua dalam menyelesaikan permasalahn dalam hidup. Berhenti lah mencari cari kesalahan orang lain, Pembuat gembok menciptakan gembok lengkap dengan kunci nya , apalagi tuhan pencipta alam . Percayaila cobaan adalah cara didik tuhan terhadap hambanya, karna tuhan tidak bisa langsung ber tegus sapa dengan kita, Selesaikan masalah itu, berhentilah menyalahkan orang lain, maka hidup kita akan menjadi lebih baik dari sebelum nya. 1 Login untuk Membalas
vebi_Penulis artikel15 Februari 2020 - (10:36 WIB)Permalink Apa anda sudah membaca surat secara keseluruhan ? Ada bagian di mana saya menjelaskan bahwa tagihan adalah tanggung jawab yg harus di bayarkan. Yg saya bahas adalah tata cara penagihan, banyak cara penagihan yg jauh lebih sopan. Saya menegaskan di sini bukan berlaku sbg korban namun sbg nasabah yg memiliki hak utk di perlakukan jauh lebih baik. Penagihan tentunya memiliki aturan yg harus di patuhi dan di lakukan. Saya rasa anda perlu pahami hal tsb, jika mereka melakukan dengan kekerasan atau kata2 memaki itu sudah jelas hal yg salah. Surat ini di tulis berdasarkan peristiwa yg sebenarnya , namun jika surat ini menyakiti hati anda hingga anda menulis panjang lebar spt itu sya mohon maaf & terima kasih atas tanggapannya. 1 Login untuk Membalas
Jessica Sebayang19 Februari 2020 - (10:56 WIB)Permalink mgkin skrg anda bisa ketik hal sprti ini tp kita gak pernah tau kapan musibah dtg bisa saja saat anda berkata sperti ini, beberapa detik sesudahnya musibah akan menimpa anda jika tidak bsa memberi solusi sebaiknya jd silent reader aja, lebih bermartabat. saya lihat dibeberapa keluhan anda selalu mengirimkan jawaban sprti diatas semoga kebaikan menyertai kita semua Login untuk Membalas