Pesawat Batik Air yang mengalami insiden tabrakan Berita Konsumen Headline Insiden Tabrakan Batik Air dengan TransNusa di Runway Bandara Halim Perdanakusuma 5 April 20165 April 2016 Redaksi 1 Komentar Batik Air, Lion Air, TransNusa Ikuti kami di Google Berita Media Konsumen, Jakarta – Pesawat Batik Air jenis Boeing 737-800 dengan nomor registrasi PK-LBS dan pesawat TransNusa dengan jenis ATR 42 seri 600, bertabrakan di landasan Bandar Udara, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (4/4/2016). “Pesawat Batik Air nomor penerbangan ID 7703 membawa 49 penumpang dan 7 kru dan dipastikan semua penumpang dan kru dalam keadaan selamat,” ujar Presiden Direktur Lion Air Group Edward Sirait di Jakarta, Senin (4/4/2016). Edward menambahkan, atas kejadian ini pihaknya menyerahkan kepada KNKT untuk menyelidikinya. Pihaknya akan menunggu hasil penyelidikan terhadap tabrakan Batik Air dan Trans Nusa tersebut. Tabrakan ini terjadi sekitar pukul 19.55 WIB. Dirjen Perhubungan Udara Suprastyo dalam konferensi pers, Selasa (5/4/2016) dini hari mengatakan, tabrakan terjadi saat pesawat ATR hendak towing menuju apron selatan Bandara Halim. Belum dijelaskan secara rinci terjadi kesalahan di mana, namun tabrakan tak dapat dihindari antar kedua pesawat. “Kerusakan yang terjadi pesawat Boeing Batik ujung sayap kiri patah dan pesawat ATR seri 600 ujung sayap kiri dan ekor yang horizontal (juga) patah,” kata Suprastyo. Pesawat Batik Air yang bertabrakan, lanjutnya, memuat total 49 penumpang dengan rincian 48 dewasa dan satu anak, ditambah tujuh orang kru termasuk dua awak kokpit. Pesawat itu awalnya akan terbang menuju Makassar. Sedangkan ATR yang terlibat tabrakan, dalam keadaan kosong. “Transnusa dalam keadaan kosong yang sedang dipindahkan menuju ke apron selatan, yang diawaki dua teknisi di dalam pesawat dan dua teknisi yang ada di towing,” ujarnya. Seluruh penumpang pesawat selamat, namun mengalami syok. Setelah kejadian pukul 20.00 WIB bandara ditutup sampai pukul 24.00 WIB. Pihaknya bersama Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sedang menyelidiki penyebab kecelakaan. Semua pihak terkait, termasuk petugas Air Traffic Control (ATC) baru akan dimintai keterangan Selasa pagi. Ketua KNTK Soerjanto, mengamininya. Saat ini, Tim KNKT sedang melakukan pengumpulan data. Pihaknya menyatakan terlalu dini untuk menyimpulkan penyebab kecelakaan dua pesawat tersebut. “Kami belum dalam analisa, kalau ditanya kami masih dalam tahap pengumpulan, kami kumpul semua black box besok kami akan download untuk keterangan data-data di kedua pesawat tersebut, dan besok kami kembali ke Halim ambil data dari tower dan petugas lainnya,” ujar Soerjanto. Pesawat TransNusa yang mengalami insiden tabrakan Presiden Direktur PT TransNusa Air Services Juvenile Jodjana mengatakan, pesawat ATR-nya sedang dalam bergerak untuk pindah ke parkir selatan bandara. “Pesawat ATR kami sudah selesai, sedang towing untuk pindah ke tempat parkir selatan,” kata Juvenile, saat konferensi pers di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (5/4/2016) dini hari. Dalam konferensi pers itu hadir Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Suprastyo, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto, Direktur Utama Angkasa Pura II Budi Karya, Presiden Direktur Lion Air Edward Sirait, otoritas bandara dan pejabat lainnya. Juvenile melanjutkan, pihaknya menunggu hasil penyelidikan KNKT mengenai kecelakaan ini. Namun, pihaknya mengklaim pemindahan pesawat telah melalui prosedur. “Kita harus tunggu investigasi dulu,” ujarnya. Instruksi Menteri Perhubungan Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan baru saja tiba di Pelabuhan Wasior, Papua Barat, saat terjadi tabrakan antara Pesawat Batik Air 7703 dan pesawat Trans Nusa di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin malam tadi. Menhub Jonan berada di Papua Barat untuk menemani Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang akan meresmikan Pelabuhan Wasior, besok pagi Selasa 5 April 2016. Menurut Staf Khusus Menhub, Hadi M Djuraid, Jonan menyampaikan empat instruksi terkait tabrakan Batik Air dan Trans Nusa ini. Pertama, Jonan meminta Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk menggelar investigasi penyebab tabrakan pesawat di runway Lanud Halim Perdanakusuma tersebut. “(Kedua) Investigasi dilakukan terhadap petugas ATC Perum LPPNPI, perusahaan ground handling, dan PT Angkasa Pura II,” ucap Hadi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (4/4/2016) malam. Selain itu, Menhub Jonan juga meminta pesawat yang terlibat tabrakan di Lanud Halim ditahan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Selanjutnya atau keempat, izin operasi perusahaan ground handling dibekukan hingga ada rekomendasi dari KNKT dan perusahaan bersangkutan menjalankan rekomendasi tersebut. “Menhub telah menegur Dirut AP II karena sudah hampir dua minggu Bandara Halim tidak memiliki kepala bandara setelah dimutasi ke Bandara Kuala Namu,” beber Hadi.
Indra Susila5 April 2016 - (19:57 WIB)Permalink Kenaikan tarif Passengers Service Charge (PSC) di berbagai bandara di Indonesia awal April ini, ternyata tidak diikuti oleh perbaikan layanan dan keamanan.. 🙁 Login untuk Membalas