Waspada Serangan Jantung

Oleh dr. Fathul Djannah, Sp.PA.

Infark Miokard Akut (IMA) atau serangan jantung merupakan gangguan aliran darah ke jantung. Pembuluh darah mengalami penyumbatan sehingga aliran darah yang menuju otot jantung terhenti. Daerah otot jantung yang sama sekali tidak mendapat aliran darah atau alirannya sangat sedikit sehingga mengalami infark/kematian otot.

Faktor Risiko Pemicu

Faktor resiko yang dapat memicu terjadinya serangan jantung dibagi menjadi yang tidak dapat diubah dan dapat diubah yaitu:

A. Faktor resiko yang tidak dapat diubah yaitu antara lain adalah:

  • Usia: Resiko meningkat seiring bertambahnya usia. Penyakit yang serius jarang terjadi sebelum usia 40 tahun.
  • Jenis Kelamin: Laki-laki memiliki risiko lebih besar terkena serangan jantung dan kejadiannya lebih awal dari pada wanita . Wanita agaknya relatif kebal terhadap penyakit ini sampai menopause dan kemudian menjadi sama rentannya seperti pria. Hal diduga karena adanya efek perlindungan dari hormon estrogen.
  • Ras: Ras kulit putih lebih sering terjadi serangan jantung daripada ras African American. Kejadian kematian dini akibat penyakit jantung koroner pada orang Asia yang tinggal di Inggris lebih tinggi dibandingkan dengan populasi lokal
  • Riwayat Keluarga

B. Faktor resiko yang dapat diubah yaitu antara lain adalah:

  • Hipertensi: Peningkatan tekanan darah mempercepat aterosklerosis (kaku pembuluh darah jantung) sehingga pecah dan pembuntuan pada pembuluh darah terjadi 20 tahun lebih cepat daripada orang dengan tensi yang normal.
  • Diabetes Mellitus: Diabetes Melitus akan menyebabkan terjadi penyempitan aliran darah ke jantung. Insiden serangan jantung meningkat 2 hingga 4 kali lebih besar pada pasien yang dengan diabetes mellitus.
  • Gangguan Kadar lemak dalam darah: Terutama adalah peningkatan kadar kolesterol atau trigliserida serum di atas batas normal.
  • Overweight dan Obesitas: Overweight dan Obesitas berhubungan dengan peningkatan indeks massa tubuh (IMT). Obesitas sentral atau obesitas abdominal adalah obesitas dengan kelebihan lemak berada di perut. Biasanya keadaan ini juga berhubungan dengan kelainan metabolik seperti peninggian kadar trigliserida, penurunan HDL, peningkatan tekanan darah dan diabetes melitus tipe II.
  • Riwayat Merokok: Merokok meningkatkan resiko terkena penyakit jantung koroner sebesar 50%. Orang yang tidak merokok dan tinggal bersama perokok (perokok pasif) memiliki peningkatan risiko sebesar 20 –30% dibandingkan dengan orang yang tinggal dengan bukan perokok. Merokok sigaret menaikkan risiko serangan jantung sebanyak 2 sampai 3 kali.
  • Faktor Psikososial: Faktor psikososial seperti peningkatan stres kerja, rendahnya dukungan sosial, personalitas yang tidak simpatik, mudah cemas dan depresi secara konsisten meningkatkan resiko terkena aterosklerosis. Stres menyebabkan dilepasnya catecholamine yang meningkatkan kecepatan denyut jantung. Perilaku yang rentan terhadap terjadinya penyakit koroner antara lain sifat agresif, kompetitif, kasar, sinis, keinginan untuk dipandang,keinginan untuk mencapai sesuatu, gangguan tidur, kemarahan di jalan, dll.
  • Aktivitas Fisik: Olahraga secara teratur akan menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar katekolamin di sirkulasi, menurunkan kadar kolesterol dan lemak darah, meningkatkan kadar HDL lipoprotein, memperbaiki sirkulasi koroner dan meningkatkan percaya diri.
  • Gaya Hidup: Resiko terkena infark miokard meningkat pada pasien yang mengonsumsi diet yang rendah serat, kurang vitamin C dan E. Mengkonsumsi alkohol, sering makan makanan junk food, gorengan dapat meningkatkan resiko

Gejala

Beberapa gejala yang dapat muncul pada serangan jantung adalah :

  • Mengeluh adanya nyeri dada atau nyeri hebat di ulu hati yang bukan disebabkan oleh trauma. Nyeri yang akut ini biasanya berupa nyeri seperti tertekan benda berat, rasa tercekik, ditinju, ditikam, diremas, atau rasa seperti terbakar pada dada. Umumnya rasa nyeri dirasakan di belakang tulang dada sebelah kiri yang menyebar ke seluruh dada dan tembus ke punggung kiri belakang.
  • Sesak nafas/nafas tersengal-sengal
  • Pingsan
  • Lemas/syok
  • Hipotensi
  • Aritmia/nadi tidak teratur
  • Gelisah dan tidak bisa istirahat
  • Pucat disertai keringat dingin
  • Keluar banyak keringat tanpa aktivitas
  • Penderita lansia, diabetes maupun pasien dengan pengobatan NSAID kemungkinan menderita silent infark miokard/tanpa gejala

Diagnosa Awal merupakan Kunci dalam Pengobatan Awal dari Serangan Jantung.

Riwayat nyeri dada atau ketidaknyamanan yang berlangsung 10-20 menit yang dirasakan oleh pasien harus meningkatkan kecurigaan terhadap serangan jantung pada pasien.

Diagnosis dimulai dengan anamnesa (kriteria nyeri dada, sifat nyeri dada, adanya faktor pencetus seperti aktivitas fisik berat, stress, emosi, atau penyakit medis lain yang menyertai), pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang seperti EKG dan kimia darah.

Preventive is the Key

Pencegahan jauh lebih murah dan mudah dibandingkan pengobatan pada pasien serangan jantung. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah antara lain adalah:

  • Konsumsi makanan sehat bergizi, banyak sayur dan buah.
  • Kurangi makanan yang digoreng.
  • Batasi makan junk food.
  • Kurangi alkohol, kafein, minuman bersoda dan mengandung pemanis.
  • Istirahat cukup.
  • Hindari stress.
  • Kurangi rokok.
  • Perbanyak ibadah membuat hati lebih tenang dan sabar yang merupakan obat ampuh untuk stress
  • Menjaga berat badan optimal, dengan berat badan optimal akan terjadi penurunan resiko IMA sebanyak 25%. Penurunan berat badan dapat menurunkan tekanan darah, memperbaiki sensitivitas insulin, pembakaran glukosa dan menurunkan dislipidemia.
  • Olahraga yang teratur berkaitan dengan penurunan resiko sebesar 20–40%.
  • Kontrol kadar gula.
  • Kontrol tekanan darah. Penurunan tekanan darah diastolik pada pasien hipertensi sebesar 5 mmHg menurunkan risiko sebesar 16 %

*Artikel ini adalah wawasan populer. Jika Anda mengalami penyakit di atas, hubungi dokter untuk berkonsultasi lebih lanjut.

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.

 Apa Komentar Anda?

Belum ada komentar.. Jadilah yang pertama!

Waspada Serangan Jantung

oleh dr. Fathul Djannah, SpPA | Universitas Mataram dibaca dalam: 3 menit
0