Mengenal Sakit Tipes

Oleh dr. Fathul Djannah, Sp.PA.

Typhoid Abdominalis (tipes, demam typhoid, enteric fever) adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dan hanya didapatkan pada manusia. Sumber penularan penyakit ini adalah melalui air dan makanan. Kuman Salmonella dapat bertahan lama dalam makanan. Penggunaan air minum secara massal yang tercemar bakteri sering menyebabkan terjadinya (KLB) kejadian luar biasa. Vektor berupa serangga juga berperan dalam sumber penularan penyakit.

Etiologi

Tipes disebabkan oleh kuman Salmonella Typhosa (S. Thypi) adalah basil gram negatif. Terdapat 3 bioserotipe S, Typhi, yaitu paratyphi A, paratyphi B, dan paratyphi C. Bakteri ini akan mati pada pemanasan 57ºC selama beberapa menit.

S. Typhi memasuki tubuh melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi. Manusia merupakan satu-satunya reservoir sejati S. Typhi di alam dan orang-orang dengan infeksi S. Typhi atau pembawa kuman kronis (karier) sebagai bertindak sebagai sumber infeksi/penularan utama.

Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat. Apabila orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti tidak mencuci tangan dan makan makanan yang tercemar kuman S. Typhi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut kemudian masuk ke lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limfoid. Di dalam jaringan limfoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial. Sel-sel retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman ke dalam sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia, kuman selanjutnya masuk limpa, usus halus dan kandung empedu yang kemudian menjadi penyakit tipes.

Gejala

Masa inkubasi gejala tipes biasanya 1-2 minggu, dan durasi penyakit adalah sekitar 3-4 minggu. Gejalanya antara lain:

1. Demam dan
2. Ruam : bintik-bintik berwarna merah terutama di leher dan perut.
3. Nafsu makan menurun
4. Sakit kepala
5. Sakit dan nyeri di seluruh tubuh
6. Demam di atas 37,5 derajat celcius
7. Lemas dan mudah lelah
8. Diare
9. Konstipasi
10. Pingsan

Komplikasi

Pada tipes, demam yang lama akan menyebabkan kelemahan yang hebat, penurunan berat badan, dan banyak kekurangan zat gizi dapat menyebabkan komplikasi antara lain :

1. Komplikasi yang terjadi di dalam usus

  1. Pendarahan usus
  2. Perforasi usus/Usus bocor : Timbul biasanya pada minggu ketiga atau setelahnya. Nyeri di kuadran kanan bawah abdomen/perut menjadi gejala awal yang tersering.
  3. Peritonitis : Biasanya menyertai perforasi tetapi dapat terjadi tanpa perforasi usus. Ditemukan gejala akut, yaitu nyeri perut yang hebat dan dinding abdomen yang menegang.

2. Komplikasi di luar usus:

  1. Kardiovaskuler: shok, sepsis, miokarditis,trombosis, dan tromboflebitis.
  2. Darah: anemia , trombositopenia dan atau koagulasi intravaskuler diseminata, dan sindrom uremia hemolitik.
  3. Paru: pneumonia, empiema, dan pleuritis.
  4. Hepar dan kandung kemih: hepatitis dan kolelitiasis.
  5. Ginjal: glomerulonefritis, pielonefritis, dan perinephritis.
  6. Tulang: osteomielitis, periostitis, spondylitis, dan artritis.
  7. Neuropsikiatrik: delirium, meningismus, meningitis, dll.

Pada anak-anak komplikasi lebih jarang terjadi. Komplikasi lebih sering terjadi pada keadaan infeksi dan kelemahan berat atau bila perawatan pasien kurang sempurna.

Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan ini untuk mencegah komplikasi dan mempercepat proses penyembuhan yaitu :

1. Istirahat

  1. Pasien harus tirah baring ( bed rest ) sampai minimal 7 hari bebas demam.
  2. Mobilisasi dilakukan bertahap, sesuai dengan kondisi kekuatan pasien.
  3. Posisi klien perlu diubah-ubah untuk mencegah dekubitus dan rasa tidak nyaman.
  4. BAB dan BAK perlu diperhatikan, karena kadang-kadang terjadi obstipasi dan gangguan BAK

2. Diet

  1. Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein.
  2. Makanan tidak boleh yang mengandung serat, tidak merangsang dan menimbulkan gas.
  3. Pada penderita yang akut, dapat diberi bubur saring. Banyak penderita tidak menyukai bubur saring, karena tidak sesuai dengan selera mereka, sehingga mereka hanya makan sedikit dan ini berakibat pada keadaan umum dan gizi penderita semakin mundur dan masa penyembuhan menjadi lama.
  4. Makanan dengan kostinsi bertahap dari lunak jika kesadaran dan nafsu makan baik serta bebas demam.

3. Pemberian Obat-obatan.
Untuk menghentikan dan memusnahkan penyebaran kuman, antibiotik yang dapat digunakan :

a. Kloramfenikol
Kloramfenikol paling efektif di tahap awal infeksi. Sayangnya, kekambuhan sering terjadi setelah pengobatan secara intensif dengan kloramfenikol, karena obat ini kurang efektif dalam mencegah infeksi yang bersifat karier. Diminum selama 10-14 hari.

b. Kotrimoksazol
Kotrimoksazol dapat digunakan untuk kasus yang resisten terhadap kloramfenikol, penyerapan di usus cukup baik, dan kemungkinan timbulnya kekambuhan. Diminum selama 10-14 hari.

c. Ampisilin / amoksisilin
Berlawanan dengan klorampenikol, Ampicillin terbukti menunjukkan hasil yang baik pada pengobatan yang bersifat karier, tetapi untuk memunculkan efek tersebut butuh pengobatan awal dalam beberapa bulan.

d. Kortikosteroid
Kortikosteroid hanya diberikan dengan indikasi yang tept karena dapat menyebabkan pendarahan usus dan relaps. Tetapi, pada kasus berat penggunaan kortikosteroid dapat menurunkan angka kematian.

Pencegahan

Pencegahan adalah kunci utama, antara lain:

1. Menjaga kebersihan lingkungan dengan cara:

  1. menyediakan sarana air minum yang memenuhi syarat,
  2. pembuatan jamban yang higienis,
  3. pemberantasan lalat dan
  4. pengawasan terhadap rumah makan dan penjual makanan
  5. Menutup makanan
  6. Mencuci tangan sebelum makan, sebelum masuk rumah, setelah bersin/batuk, keluar dari kamar mandi

2. Imunisasi agar memberikan kekebalan tubuh yang kuat

3. Memberikan informasi dan pemahaman yang jelas dan kontinu kepada masyarakat tentang bahaya penyakit ini, sehingga masyarakat akan berusaha untuk menjaga dirinya dan lingkungannya untuk selalu bersih dan sehat.

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.

3 komentar untuk “Mengenal Sakit Tipes

  • 9 Februari 2019 - (14:32 WIB)
    Permalink

    Apakah penyakit tipes juga bisa menyebabkan pasien menjadi terkena usus buntu dok?

  • 9 Februari 2019 - (18:23 WIB)
    Permalink

    Bisa juga…namun biasanya bukan karena bakteri Salmonella Thypi-nya tapi karena daya tahan tubuh yg menurun saat terjadinya tipes sehingga bakteri lain bs masuk dalam tubuh dan masuk ke usus buntu, bisa dibaca lengkap ttg usus buntu di artikel “Waspada Radang Usus Buntu Bila Nyeri Perut Kanan Bawah”di Media Konsumen ini juga??

  • 9 Februari 2019 - (18:29 WIB)
    Permalink

    Pernah dua kali kena tipes. Demam, panas tinggi tapi badan menggigil. Bed rest sampe 2 minggu..hehe.

 Apa Komentar Anda?

Ada 3 komentar sampai saat ini..

Mengenal Sakit Tipes

oleh dr. Fathul Djannah, SpPA | Universitas Mataram dibaca dalam: 3 menit
3