Penagihan Melalui Telepon ke Tempat Kerja dan Mengganggu Pelayanan Medis Rumah Sakit

Nama saya Petrus. Saya nasabah di Aplikasi Tunaiku Amarbank dari tahun 2020. Saat ini saya ada kredit macet di Tunaiku, karena memang kondisi keuangan saya yang sedang tidak baik. Saya sudah 2 kali pembayaran dari 12 kali angsuran.

Namun karena ada musibah yang dialami kakak saya yang mana suaminya meninggal dunia dalam kecelakaan dan akhirnya kakak saya tinggal dengan saya beserta 2 orang anak yang masih kecil. Kakak saya tidak ada penghasilan dan hanya saya tulang punggung keluarga. Saya sendiri sudah berkeluarga dan memiliki 2 orang anak.

Semenjak keterlambatan pembayaran angsuran ketiga, saat dihubungi pihak Tunaiku saya meminta agar dapat keringanan angsuran/restrukturisasi sesuai dengan kemampuan saya saat itu. Namun tidak mendapatkan jawaban yang baik dari pihak Tunaiku.

Lalu pada bulan Januari 2022 saya coba menghubungi pihak Tunaiku untuk mencari solusi terkait pelunasan di Tunaiku. Masih belum mendapatkan solusi, pihak Tunaiku menyampaikan akan dialihkan ke bagian eksternal. Bukan saya tidak mau melunasi/membayar, tetapi kemampuan saya saat itu memang masih belum bisa untuk membayar/mengangsur sesuai dengan nominal yang ditetapkan dari pihak Tunaiku.

Sejak tanggal 26 September 2022 sampai saat ini, pihak Tunaiku terus menghubungi extension tempat saya bekerja, yang mana itu bukan bagian/divisi saya bekerja. Saya diberikan kontak dan diminta menghubungi orang dari Tunaiku. Saya sudah menghubungi pihak Tunaiku, tetapi sampai saat ini belum mendapatkan solusi untuk restrukturisasi dan mereka masih menelepon ke tempat saya bekerja.

Pihak Tunaiku berusaha menyerang mental, jika tidak membayar saat ini juga sesuai dengan nominal yang ditetapkan pihak Tunaiku, maka akan lebih menyebar bahkan sampai ke HRD. Jika saya sampai ada masalah di tempat kerja karena penagihan yang dilakukan oleh pihak Tunaiku di tempat saya bekerja dan saya sampai kehilangan pekerjaan, bagaimana saya bisa menyelesaikan hutang saya kepada pihak Tunaiku?

Saya adalah pegawai rumah sakit. Jadi sangat mengganggu aktivitas pelayanan karena yang ditelepon pihak Tunaiku adalah bagian krusial seperti IGD dan front office. Terutama bagian IGD/Emergency, yang mana bagian tersebut yang menangani gawat darurat, tetapi mendapat teror telepon terus menerus. Dampak yang sangat besar bagi pelayanan pasien yang sedang membutuhkan penanganan medis segera. Saya minta tolong agar pihak Tunaiku jangan memberikan opsi yang tidak ada solusi. Bahkan berisiko dalam kelangsungan pelayanan medis di rumah sakit.

Petrus Dwi Setia Wahyuaji
Tangerang, Banten

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Tanggapan Tunaiku atas Surat Bapak Petrus

Pertama-tama, kami menyampaikan terima kasih untuk informasi yang Bapak Petrus Dwi Setia Wahyu Aji sampaikan. Menanggapi Surat Pembaca yang disampaikan...
Baca Selengkapnya

34 komentar untuk “Penagihan Melalui Telepon ke Tempat Kerja dan Mengganggu Pelayanan Medis Rumah Sakit

  • 2 Oktober 2022 - (09:00 WIB)
    Permalink

    Sangat prihatin.
    Tampaknya satu-satu jalan adalah membayar. Coba dengan menjual aset yang dimiliki.

    13
    12
    • 2 Oktober 2022 - (20:07 WIB)
      Permalink

      Nasabah udah ada itikad baik, seharusnya dapt memberikan pola restrukturisasi sesuai kemampuan membayar. Apa lagi Pinjol Legal di bawah pengawasan ojk.

      18
      3
      • 3 Oktober 2022 - (09:18 WIB)
        Permalink

        itulah tunaiku,dikantor saya juga ngalamin bgni, diteror tunaiku,Krn ada salah 1 staff nunggak juga,kl ditmpt saya malah dikerjain DC nya ??

        12
        1
      • 3 Oktober 2022 - (12:20 WIB)
        Permalink

        anda juga salah sudah tau bagai mana kalau meminjam uang lewat pinjol trs anda memasukan kontak darut no kantor

        1
        2
  • 2 Oktober 2022 - (09:39 WIB)
    Permalink

    Sudah 2 tahun macet, dan hanya sempat 2x cicilan, itu tandanya saat anda awal mengajukan sudah memang tidak akan sanggup membayar. Wajar jika dihubungi ke tempat kerja jika saat awal meminjam itu mencantumkan utk verifikasi agar disetujui. Maaf ya, tapi saya suka ga habis pikir dgn pola pikir orang seperti anda… Dari awal perencanaan nya itu seperti apa, bisa punya 2 anak tapi cicilan 1jt-an aja susah, dimana harusnya anda itu harus bisa menabung sekian juta perbulan demi kelangsungan dan masa depan anak. Selama 2 tahun harusnya putar otak bagaimana cari penghasilan tambahan, tidak bisa mengandalkan hanya 1 pemasukan saja. Apa yang bisa dijual, ya dicairkan utk membayar. Berapa lama sudah bekerja di RS tsb, apa bisa mengajukan pinjaman dgn sistem potong gaji 500rb di sana? Jangan menggali lobang yg lebih dalam dgn ambil pinjaman laen yg sudah pasti tidak sanggup dibayar, atau pinjem ke teman yg malah akan ikut diseret susah (jangan nambah dosa). Atau jika sudah tidak ada jalan akhir, ya langsung saja katakan tidak sanggup bayar, silahkan datang ke rumah saja.

    38
    18
    • 2 Oktober 2022 - (13:57 WIB)
      Permalink

      @Iwen
      Masukan anda sangat lugas, jelas, tegas, dan masuk akal. Salah satu momen terbaik di MK sejauh ini. Top markotop! ?

      Untuk TS, mungkin bisa ikuti saran @Iwen untuk menutup hutang di Tunaiku dengan pinjaman di tempat kerja dengan sistem potong gaji bulanan. Bisa juga menghubungi sanak keluarga yang bersedia membantu menutupi kekurangan.

      Saran saya, sebaiknya anda mampu menahan diri untuk tidak mengambil solusi utama dengan berhutang. Alokasikan keuangan anda untuk masa depan dengan bijaksana. Orang yang berkecukupan itu adalah yang selalu merasa cukup, bersyukur dengan yang cukup itu, dan tahu kapan untuk bertindak dan berkata “cukup”. Berdayakan istri dan kakak anda untuk penghasilan tambahan keluarga.

      Pahamilah masalah anda sebagiannya adalah hasil dari keputusan anda. Semoga masalahnya segera diangkat dari pundak anda dan semakin dilancarkan rejekinya.

      17
      2
    • 3 Oktober 2022 - (04:14 WIB)
      Permalink

      Iwen,, yg namanya orng ud kepepet butuh uang, yg ad dipikirannya cuma gmna uangnya ada, resiko belakangan, klo mikirin resiko ud pasti bisa nyelengin ga jdi minjem, dan buat yg minjemin harus terima resiko, ini lah klo minjemin tanpa jaminan, klo ada jaminan ga mungkin ribet yg jadinya mengintimidasi si peminjam, komentnya terlalu kepinggir ga diantara tengah2

      9
      6
    • 3 Oktober 2022 - (12:10 WIB)
      Permalink

      Maaf bapaknya ini DC atau bukan ya? Kan udah dijelasin diatas kalo TS abis dapet musibah.

      2
      1
      • 3 Oktober 2022 - (18:07 WIB)
        Permalink

        @blue
        DC atau bukan dr kasus diatas bs diliat kl penulis enggan membayar. Hanya 2 bulan dr kesepakatan 12 bulan, dan menghilang (tidak bayar/nunggak 2 tahun). Punya uang seberapa kl niat membayar ya bayar aja dulu, kurangnya dicari lagi. Kl hanya telpan telpon, chat²an minta dikurangin tanpa bayar ya pasti tambah menggunung itu hutangnya. Masalah hidup pasti selalu ada, namanya jg manusia, tinggal gmn jalaninnya. Hidup susah mmg hrs belajar, sementara kl kaya, semua org lgsg bisa cepat adaptasi. Org kaya pun akan selalu merasa kurang, aplg yg kurang.. ada aja yg dijadikan keluhan.

        4
        2
  • 2 Oktober 2022 - (14:51 WIB)
    Permalink

    serba salah ya, mau pro ke tunaiku dikira ga simpatik sama penulis, mau pro ke penulis tapi kasian juga sama tunaiku. Coba sih dicicil. urusan hutang memang sensitif, syukur syukur tunaiku masih baik.

    • 2 Oktober 2022 - (15:04 WIB)
      Permalink

      bank itu bukan lembaga sosial, tapi fokusnya adalah mencari keuntungan dari bunga kredit yang disalurkan.
      bank tidak akan peduli segala kesulitan hidup nasabahnya. bank sudah kasih pinjaman, maka bank menuntut kewajiban nasabahnya untuk tepat waktu membayar angsuran kreditnya.

      11
      2
      • 3 Oktober 2022 - (06:59 WIB)
        Permalink

        Bank juga gak peduli klo anda jadi kaya raya dari modal pinjaman dari dia .
        Sejatinya bank itu membuat hidup kita lebih mudah

        1
        1
  • 2 Oktober 2022 - (18:54 WIB)
    Permalink

    Ya begitulah ulah Debt collector dari PINJOL yg kadang terlalu bar bar dan tdk kenal waktu,saya sering memediasikan antara klien saya dgn pihak dari pinjol amat sangat tdk mau tau ttg keadaan debitur nya, di pikirannya hanya uang uang dan uang. Padahal sdh dijelaskan dalam UU NO 39 TAHUN 1999 PASAL 19 AYAT 2. Biasanya kalo saya mewakili klien saya ya saya tunggu aja panggilan di sidang perdata, krn pihak pinjol tdk mempunyai kekuatan hukum.

    15
    7
    • 3 Oktober 2022 - (07:11 WIB)
      Permalink

      Mereka menagih untuk kelangsungan usaha,untuk membiayai gaji karyawan .nah banyak karyawan yg hidup dari amar bank.sebaiknya sebelum pinjam di kalkulasi kemampuannya.jangan hanya terdorong keinginan sesaat lalu nekat pinjam.semoga ada solusi yg baik

      3
      2
  • 2 Oktober 2022 - (19:48 WIB)
    Permalink

    Turut bersimpati atas kondisi penulis.
    Sayangnya perusahaan biasanya tidak akan peduli, istilahnya “it’s just business.nothing personal”.
    Saya setuju dgn saran diatas. Coba pinjam dr kantor atau jual aset apapun utk bayar.
    Hindari pinjol yg bunganya harian, lebih baik jual aset dan bertahan dgn apa yg ada sampai bs dpt tambahan penghasilan lg.
    Semoga ada jalan keluar terbaik.

  • 2 Oktober 2022 - (20:58 WIB)
    Permalink

    Haduh hutang lagi hutang lagi…
    minta keringanan klu bisa kalau gak ya jual aset pribadi buat bayar seperti jual hp jika hp nya kls merk apel / android kan hrg jual bekas msh tinggi, atau jual kendaraan bahkan jual sepeda gowes pun bisa.
    Atau bisa cashbon dr kantor.
    Pengalam saya sendiri sebagai yg minjemin duit.
    kalau saya diposisi yg memberi kan hutang itu pasti org yg ditagih sulit baik teman/ sodara sendiri sulit alasan gak ada duit ntr gajian ujung2 nya lupa dan harus ikhlas…. Mungkin dah tabiatnya Manusia minjam suka bayar sulit

    4
    1
      • 3 Oktober 2022 - (07:07 WIB)
        Permalink

        Sama, kirain ilegal ?. Kalo emang pinjaman gede, coba langsung datang ke kantor tunaiku aja sih buat minta rekonstruksi cicilan. Kan tunaiku gak bakal ACC pinjaman kalo gak tercover diwilayah yg dilayani tunaiku. Jadi dari pada nunggu2, alanglah lebih baik langsung dtg ke kantor.

      • 5 Oktober 2022 - (10:59 WIB)
        Permalink

        Turut prihatin atas case nya bang.
        Coba jual asset yang di punya dulu, misal kendaraan. Kalau memang butuh kendaraannya, yang ada di jual dulu lalu belikan yang murah, meski mungkin usianya gak muda yang penting bisa dipakai, sisanya buat nyicil hutangnya, syukur kalau bisa lunas.
        Selain itu coba nyari tambahan lain bang. Saya pernah ada di posisi mu soalnya, cicilan sekitar 4 jt an ke bank dan saya kena PHK waktu covid, akhirnya saya bikin bakpao dan jajanan lain aku jajakan. Selain itu aku juga nyoba jualan apapun yang bisa di perdagangkan.
        Capek banget memang, tapi puji syukur semua masih bisa tercover, dan pelan pelan ekonomi mulai membaik…

  • 3 Oktober 2022 - (07:11 WIB)
    Permalink

    Kayak saya hutang pinjol sana sini akhirnya numpuk semua dan gak bisa bayar,, yg nagih banyak berbagai ancaman ,, setelah dipikir2 daripada pusing aku abaikan semua. Siap melayani ancaman debcollector

    5
    4
  • 3 Oktober 2022 - (07:22 WIB)
    Permalink

    Yah amar bank lagi, gara² dia saya di pecat, seharusnya OJK ambil langkah untuk tutup nih bank

    3
    4
  • 3 Oktober 2022 - (11:18 WIB)
    Permalink

    saran dari saya paling:
    1. coba ngomong ke kantor nya, apakah bisa pinjam dulu nanti pakai sistem potong gaji. biasanya kalau udah kerja lama dan track record bagus, kantor masih ngasih.
    2. itu suami kakaknya yang meninggal karena kecelakaan biasanya ada uang asuransi dari jasa raharja. coba saja diurus, mana tau bisa cair. mungkin juga bisa sekalian mengurus bpjs ketenagakerjaan suami kakaknya, apakah bisa ditarik.
    3. melakukan penghematan. misalnya kurangin ngerokok atau hal2 yang kurang perlu, ngantor nya nebeng sama temen yang searah.
    4. cari penghasilan tambahan, mungkin bisa sambil jualan nasi bungkus buat sarapan temen2 nya di rs atau jualan cemilan.

    paling saran dari saya itu aja. mudah2an hutangnya cepat terselesaikan.

  • 3 Oktober 2022 - (11:52 WIB)
    Permalink

    Pertama2 turut prihatin kpd TS.
    Tapi mestinya ini masuk ke “Media Penyedia Jasa” (kalau ada :p), bukan di Media Konsumen, krn yg dirugikan justru penyedia jasanya (pinjol). Konsumennya sendiri yg melanggar kesepakatan. Dr 12x cicilan, baru bayar 2x, itupun nunggak lagi 2 tahun, terlebih msh ada potongan dr tmpt lain (sptnya kantor). Kl anda pinjam di bank, mungkin agunan anda sudah di sita. Nah kl pinjol tanpa jaminan spt ini, aplg yg diharapkan, tentu yg cara menagih spt itu.

    Masukan dr yg lain sdh benar, anda hrs mencari cara membayarnya krn pinjol sama spt CC mengambil tunai di ATM, bunga/dendanya dihitung harian. Anda ngotot restrukturisasi sesuai kemampuan anda, hrs lewat pengadilan, yg akan memakan waktu bahkan uang. Ikuti saja masukan tsb, anda jual semua yg anda miliki, bs kendaraan, bangunan, bahkan barang2 perabot bs anda jual ke pasar loak. Jangan berlindung dgn nama rumah sakit sbg pelayanan, krn justru anda lah yg membawa masalah tsb. Bahkan wajar anda dipecat krn anda lah penyebabnya. Cari org yg bs minjemin atau jual semuanya, juga turunkan pola hidup anda adalah jalan yg hrs anda tempuh utk melunasi hutang anda. Kl ga mau bayar (atau belum bisa), ya terima apapun resikonya dgn pasang badan. Di pinjol, seluruh kontak di HP anda akan terlibat, di bank, tetangga anda akan tau bahkan RT anda. Apakah anda kuat pasang badan? Masukan sdh baik dr komentar yg lain yaitu ceritakan masalah anda agar cari solusi bersama dgn sodara anda yg ikut numpang. Itu pilihan ada pada anda.

  • 3 Oktober 2022 - (13:02 WIB)
    Permalink

    penulis seolah play victim. padahal jelas dia yg gagal bayar. Penagihan ke tempat kerja itu resiko dalam gagal bayar. Makanya sebelum meminjam, pikirkan dulu bagaimana bisa survive membayar seluruh cicilan yg ada. bila dirasa tidak mampu, ya gausah dipaksakan meminjam. ini pure kesalahan anda, jgn limpahkan ke orang lain, jangan cari2 pembenaran di atas kesalahan anda.

    2
    1
  • 3 Oktober 2022 - (14:05 WIB)
    Permalink

    Pak, boleh minta emailnya, saya mau berdiskusi masalah ini juga

    sementara bisa cari support group yang punya masalah yang sama dengan bapak, nanti kita akan diskusi
    ditunggu buat updatenya

  • 4 Oktober 2022 - (12:44 WIB)
    Permalink

    Rentenir berkedok aplikasi pinjaman online kok bisa lolos dari OJK ya..harus ojk dan afpi turun tangan untuk memberi sanksi pada aplikasi tunaiku dan bank senyum yg notabene adalah rentenir

  • 4 Oktober 2022 - (12:46 WIB)
    Permalink

    Ada lagi pinjaman online ilegal yg cukup meresahkan yaitu easygo dan pinjaman teman.. mohon pihak polri dan ojk untuk menindak kedua aplikasi tersebut

  • 4 Oktober 2022 - (18:52 WIB)
    Permalink

    Sorry, tapi ini opini saya

    Saya sangat menyayangkan tindakan anda dalam meminjam uang lalu tidak membayarnya. Memang kepepet, tapi apakah anda tidak coba belajar tentang sistem dan hukum perhutangan sebelumnya? Sebelum musibah itu ada harusnya anda paham akan itu, termasuk konsekuensi dan triknya (ya, trik itu selagi legal ga masalah). Ibarat kata, bagi yg muslim, kita dihadapi dengan kewajiban sholat mayat. Bila kita melintas saja tetap harus ikut. Masalahnya, sebelum dilaksanakan orang yang melaksanakan harus tau apa yang harus dilakukan (berhutang dan konsekuensi berhutang) walau tidak tau bacaannya (trik berhutang sehat).

    Di sisi lain, saya juga menyayangkan debitor yang membuat mata pencaharian si TS hilang. Ya ujung2 nya ga bisa bayar.

    Pihak RS juga salah, mereka ga bisa mengerti kondisi karyawannya sendiri. Saya juga pemilik usaha tapi selagi karyawan saya gak bilang apa apa saya ga ikut campur. Bila pihak kantor tau tapi malah PHK TS, berarti mereka hanya mau menjaga reputasi mereka

    Kesimpulannya, coba belajar triknya. Kalau mau hutang, coba cek risiko seminimnya, berapa pinjaman yg akan diajukan lalu lipatgandakan (karena ada kemungkinan bunganya kecil) dan sisanya digunakan untuk mencari penghasilan tambahan (jualan online misalnya) dan cek jangka waktu yang paling optimal dengan kemampuan walau bisajadi bunganya sedikit lebih tinggi

 Apa Komentar Anda mengenai Tunaiku Amar Bank?

Ada 34 komentar sampai saat ini..

Penagihan Melalui Telepon ke Tempat Kerja dan Mengganggu Pelayanan Med…

oleh Petrus Dwi S W dibaca dalam: 1 menit
34