Ilustrasi Headline Keluhan Surat Pembaca Kecewa dengan Kentucky di Jalan Gatsu Barat, Denpasar Bali 30 Januari 2017 reko tomo 1 Komentar Kafe dan Restoran, KFC Ikuti kami di Google Berita Pada tanggal 15 Januari saya makan di Kentucky – Jalan Gatsu Barat, Denpasar Bali. Saat itu penjaga memberi tahu bahwa tidak ada paha atas crispy seperti yang saya minta di counter. Melainkan yang ada adalah paha atas yang original. Saya bertanya: Berapa lama lagi itu paha atas crispy matang? Penjaga menjawab (setelah bertanya ke dapur): dua puluh menit lagi. Karena teman sudah merasa lapar, akhirnya saya mengalah yakni mengambil paha atas original. Nah, sewaktu ayam ditaruh di nampan, spontan saya berkata: “yang original, mas” Perkataan spontan saya tsb, karena segera melihat tampilan ayam tsb – benak saya kontan berpikir: itu yang crispy. Karena walau memang tidak terlihat terigu-terigu kering (jendol jendol) – namun ayam ori itu sendiri tampilannya sudah keliatan kering, berwarna coklat tidak ubahnya dengan warna yang crispy. Dan saya tahu bahwa yang original itu tampilannya pucat (coklat muda), kulitnya kenyal dan dalam keadaan terbungkus ketika ditaruh di nampan. Penjaga menjawab : iya ini original. Karena ada banyak orang mengantri, saya merasa nggak etis untuk pencet-pencet ayam tsb di depan counter (untuk mengetahui kenyal atau tidak). Akhirnya saya terima nampannya dan meninggalkan counter setelah saya membayar pada pukul 19.50 (terlihat di attachment foto) Setibanya di meja makan, saya kecewa karena ayam original tersebut kulitnya kering (setelah saya pencet). Saya balik ke counter mengeluhkan hal ini, penjaga yang sama mengganti ayam tersebut dengan ayam lain namun kondisinya ya begitu lagi. Yakni warnanya seperti crispy dan keliatan kering. Balik ke meja makan, kulitnya ternyata kering juga dan lebih kecewa lagi setelah “mengupas” kulitnya – dagingnya juga kering (nggak juicy berminyak), berwarna kusam (seperti sudah lama) dan tidak panas. Setelah saya coba makan, rasanyapun sudah tidak seperti daging segar lagi. Kesal, saya kembali ke counter dan berkata ke penjaga bahwa saya beli yang crispy saja, tidak apa-apa saya menunggu. Eh, tau taunya ayam crispy ini langsung sudah tersedia buat saya. Saya membayar pukul 20.01 di counter (terlihat di attachment foto). Sekembalinya ke meja makan saya mengeluh ke teman saya mengenai hal ini. Teman saya respon: itu taktik dagang agar stok ayam original yang tersisa habis. Namun saya tidak menanggapi teman saya tersebut, karena poin saya adalah : 1. Kecewa dengan ayam original yang saya beli. Kenapa ayam original yang seperti demikian masih saja dijual ke pembeli ? 2. Kecewa dengan informasi 20 menit, ternyata 10 menit-an kemudian jadi. Tahu gitu kan di awal mending saya nunggu saja 10 menit untuk yang crispy. Semoga ke depannya Kentucky memperhatikan hal-hal sepele yang seperti ini, karena tidak semua customer kritis (cerewet) contohnya sendiri sudah ada, yakni diri saya sendiri 🙂 Sunar R Karjadi Denpasar – Bali Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
reko tomoPenulis artikel25 Februari 2017 - (23:52 WIB)Permalink Saya ingin update, dan mohon maaf atas keterlambatan saya meng-update. Setelah tulisan saya dimuat oleh MediaKonsumen, beberapa hari kemudian saya mendapat telepon dari pihak KFC. KFC memohon maaf atas ke tidak nyamanan yang saya alami, dan KFC akan memperhatikan kwalitas KFC lebih seksama. Terima kasih KFC yang segera menanggapi keluhan saya. Terima kasih MediaKonsumen yang telah mewadahi keluhan saya. Login untuk Membalas