Bonus Voucher Citibank Tidak Sesuai Janji Marketing

Sekitar pertengahan bulan Juli tahun ini saya ditawari pinjaman dengan bunga pinjaman tertentu dengan iming-iming janji akan mendapatkan voucher “Tokopedia” dengan nilai tertentu sesuai jumlah pinjamannya. Saya tertarik karena setelah saya hitung hitung bunganya hampir nol persen setelah dikurangi nilai voucher. Pertama-tama saya ditawari pinjaman sebesar Rp20 juta dengan janji akan mendapatkan voucher “Tokopedia” senilai Rp1.2 juta. Saya pun mengambil pinjaman tersebut.

Seminggu kemudian saya ditawari lagi pinjaman yang sama tapi oleh marketing staff yang lain. Saya katakan padanya bahwa saya sudah mengambil pinjaman Rp20 juta sebelumnya. Namun dia tetap “maksa” saya pinjam lagi karena kata dia “jatah voucher Bapak masih ada 600 ribu lagi. Maksimum voucher yang disediakan Rp1.8 juta”

Lalu saya tanya, berapa banyak saya harus pinjam lagi supaya bisa mendapatkan voucher Rp600 ribu. Dia menjawab saya harus pinjam lagi diatas 10 juta rupiah. Saya meragukan penjelasannya karena “too good to be true”. Oleh karena itu saya pun minta waktu untuk menghubungi Citiphone Banking terlebih dahulu untuk mengonfirmasi kebenaran tawaran dia.

Petugas di Citiphone banking semula menjawab bahwa “itu program dari Marketing” tapi membenarkan bahwa saya memang bisa mendapatkan voucher sejumlah maksimal Rp1.8 juta. Akhirnya saya mengambil pinjaman Rp11 juta. Voucher dijanjikan akan diberikan sebulan setelah pinjaman cair.

Sambil menunggu voucher, saya sempat menelpon kembali ke Citiphone banking mengenai berapa nilai voucher yang akan saya terima. Saya kaget ketika mereka menjawab bahwa saya akan mendapatkan voucher senilai Rp1.2 juta karena nilai pinjaman saya hanya 31 juta (20 + 11). Kata mereka, kalau saya mau mendapatkan voucher Rp1.8 juta saya harus pinjam lebih dari Rp40 juta. Saya lalu berargumen bahwa saya sudah dijanjikan untuk mendapatkan voucher senilai Rp1.8 juta yaitu Rp1.2 juta dari pinjaman pertama senilai Rp20 juta dan Rp600 ribu dari pinjaman ke dua senilai Rp11 juta.

Setelah disuruh menunggu lama di telepon, mereka akhirnya menjawab bahwa itu kebijakan Marketing, dan saya dipersilakan menunggu saja sampai voucher keluar. Karena saya tidak puas dengan jawaban tersebut, akhirnya mereka menjawab bahwa kalau saya sudah dijanjikan Rp1.8 juta maka saya akan mendapatkannya. Akhirnya saya sedikit lega.

Namun ketika tiba saatnya saya menerima voucher, saya sangat kecewa, karena saya hanya menerima voucher senilai Rp1.2 juta, tidak Rp1.8 juta seperti yang telah djanjikan.

Sayapun menghubungi kembali Citiphone banking dan menanyakan hal tersebut. Mereka hanya bisa menjanjikan untuk menanyakan kasus saya ke Marketing mereka dan akan menghubungi saya kalau sudah ada keputusan dari Marketing mereka. Mereka juga mengirim surat yang isinya senada dan minta saya menunggu 2 -20 hari kerja. Saya sabarkan diri saya.

Beberapa minggu kemudian saya coba-coba menghubungi kembali Citiphone banking lagi untuk menanyakan status kasus saya. Jawabanya tetap sama, bahwa kasusnya masih dieskalasi dan belum ada keputusan dari Marketing mereka. Bahkan sampai hari ini (Oktober tanggal 20) mereka tetap belum bisa memutuskan.

Citibank yang pernah punya nama BESAR ternyata NOL BESAR dalam hal penanganan masalah nasabahnya. Hanya masalah uang Rp600 ribu saja mereka begitu lama mengambil KEPUTUSAN. Citibank tidak peduli terhadap nasabahnya yang sudah 30 tahun lebih setia menggunakan kartu kredit Citibank menjadi kecewa.

Kalau anda dihubungi Marketing Citibank, harap hati-hati agar anda tidak menjadi korban berikutnya.

Liem Khe Fung
Jakarta Utara

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.

Surat pembaca ini belum mendapatkan tanggapan dari pelaku usaha terkait. Jika Anda adalah pelaku usaha yang terkait dengan pertanyaan/permohonan/keluhan di atas, silakan berikan tanggapan resmi melalui tautan di bawah ini:

Kirimkan Tanggapan

 Apa Komentar Anda mengenai Citibank?

Belum ada komentar.. Jadilah yang pertama!

Bonus Voucher Citibank Tidak Sesuai Janji Marketing

oleh Liem Fung dibaca dalam: 2 menit
0