I Didn’t Like Being Abused :(

Hi perkenalkan saya Sibarani,

Sebelumnya saya pelanggan tetap Kimia Farma untuk urusan obat-obatan. Berhubung Kamis (7 Feb) lalu kondisi saya lagi flu berat tiba-tiba di kantor yang bersebelahan dengan Guardian, sayapun bergegas ke sana. Setelah obat yang saya perlukan sudah di tangan sayapun mengantri di kasir tsb. Well pada saat itu keadaan sepi dan kebetulan saya mengantri di urutan ketiga, sebelum saya ada dua pelanggan lain. Salah satu pelanggan yang berdiri terdepan berhadapan dengan kasir dan seorang pegawai wanita. Saya sudah melihat ketika mengantri dengan sabarnya salah satu dari pegawai wanitanya berbicara terhadap pelanggan tsb dengan body language yang ogah-ogahan menjawab pertanyaan. Seperti terkesan “menjawab sekenanya agar tamu tsb bergegas pergi”. Sempat terbersit dalam hati saya “wow wanita ini ketus banget”… Saya pun tidak peduli dengan hal itu dan tetap menunggu antrian di kasir.

Giliran saya pun tiba membayar. Jreng-jreng transaksi pun berjalan. Namun sayangnya pada saat kembalian saya diberikan, tidak ada sepatah katapun yang diucapkan oleh pegawainya.. they didn’t say thank you… uang saya mémang cuma Rp20 ribu karena saya hanya berbelanja Decolgen 2 pcs, saya lagi flu!! Kembalian saya terima Rp15 ribu saja dan dengan segala kerendahan hati dan tetap senyum saya berkata “makasih ya mbak”.. kebetulan saya bekerja di dunia hospitality; I have been trained well to mention thank you for everything.. in shortly.

Ketika saya cek seharusnya kembalian saya Rp15.800 namun pegawai kasirnya hanya memberikan Rp15 ribu saja tanpa bilang apa-apa. Saya pun dengan lembut bertanya “mbak kok dikembalikan Rp15 ribu saja ya, seharusnya Rp15.800 bukan?” sembari saya menunjukkan struk pembelian. Saya melihat pegawai kasirnya tsb gelagapan dan menatap ke arah seorang wanita yang culas tadi sebelumnya. Tertangkap oleh saya sinyal seakan mereka menyembunyikan sesuatu. Entah setan mana yang merasuki wanita tersebut, dia pun berkata (menurut saya sangat kasar) I have been offended by her words. Dia berkata kurang lebih begini “kasih, kasih kembaliannya buat apa lagi delàpan ratus perak, duit segitu..”

Dia memberikan sisanya dengan bahasa tangannya yang kasar pula, saya berusaha untuk tidak emosi mendengar. Saya perlahan menuju pintu keluar, tapi entah kenapa saya merasa tidak terima dengan sikap wanita tsb… she was so fu**ing rude !!! Saya menghampiri salah satu pegawai wanita yang berada di pojokan (lagi ngepel) saya bertanya dengan lembut “mbak siapa nama wanita yang rambut pirang yang berdiri di depan??” Dengan lembut pegawai tsb berkata “Vi*** pak namanya” baanggg akhirnya namanya saya temukan ; Vi*** !!!

Yth para pembaca mediakonsumen, tidak hanya sampai di situ saja, sayapun dihampiri oleh wanita tsb dan berkata dengan nada arogannya “Kenapa pak?? Ada yang salah???” Wellllll wanita yang bernama Vi** tsb benar-benar hebat attitude-nya sehingga tidak menyadari bahwasanya dia sudah bersikap kasar terhadap pelanggan!!!!

Poin saya di sini adalah apabila kalian (khususnya pihak Guardian) mémang benar-benar tidak memiliki uang receh untuk kembalian, katakan dengan sopan “mbak atau mas maaf ya uang receh kita tidak ada.. gak apa-apa ya masss atau mbaakk…” let me tell you this ; Siapapun di dunia ini kalau dikasih tahu dengan cara sopan sebelumnya, saya jamin pelanggan ikhlas kok uang receh itu tidak dikembalikan… ASAL DIKASIH TAHU SEBELUMNYA DENGAN SOPAN!!! Kalau kita main hitung-hitungan ekonomi, kembalian receh 1 pelanggan tidak dikembalikan, dalam sehari berapa kemungkinan uang receh pelanggan yang lain yang tidak dikembalikan bisa terkumpul?? Coba pikir logika, di sisi lain, pegawai tsb bisa saja bermain curang dengan hasil recehan semua yang terkumpul dalam sehari. Dia/mereka bisa pakai buat belanja di Guardian sendiri dengan hasil uang recehan pelanggan yang terkumpul (saya pernah melihat kejadian ini ketika saya menjadi kepala kasir dulunya di salah satu ritel terbesar, Dan saya tahu itu monkey business !!! )

Di sisi lain lagi apabila pegawainya bersikap kasar terhadap pelanggan baik berupa kata kata ataupun body language/ tatapan mata, itu sama saja kalian membuat pelanggan tersinggung dan pelanggan tsb tdk akan pernah kembali lagi kesana bahkan dia akan bercerita from mouth to mouth bagaimana dia diperlakukan. Saya yakin tidak Ada orang yang berbelanja yang ingin diperlakukan kasar… Helllowww pelanggan itu loh membawa uang buat perusahaan Anda!!!! tolong didik pegawai Anda bagaimana moral yang baik di dalam suatu bisnis usaha jika tidak bisnis anda akan hancur perlahan.

Kejadian ini saya alami di Guardian Petitenget Bali Denpasar. Yth médiakonsumen readers particularly living in Bali don’t spend your money in guardian unless you love being abused!! The woman who called as vita ruin your business to zero until you collapse slowly but sure.

Sibarani Major
Denpasar Bali

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.

Surat pembaca ini belum mendapatkan tanggapan dari pelaku usaha terkait. Jika Anda adalah pelaku usaha yang terkait dengan pertanyaan/permohonan/keluhan di atas, silakan berikan tanggapan resmi melalui tautan di bawah ini:

Kirimkan Tanggapan

 Apa Komentar Anda mengenai Guardian Petitenget Bali?

Belum ada komentar.. Jadilah yang pertama!

I Didn’t Like Being Abused :(

oleh Sibarani Sibarani dibaca dalam: 3 menit
0