Debt Collector Bank Mega yang Mengganggu Kolega Saya

Dear collector Bank Mega,

Saya mau komplain perihal penagihan kepada orang yang tidak berhubungan dengan saya. Berikut saya lampirkan histori telepon 10 kali sehari yang sangat mengganggu kolega saya. Menurut kalian, kalau ditelepon 10 kali sehari tapi orang tersebut tidak ada hubungannya gimana? Amat sangat mengganggu sekali.

Sementara penagihan sudah dilakukan ke saya lewat email dan saya memang akan membayar apabila sudah ada dana. Jadi tolong, jangan ganggu orang lain. Apa faedahnya telepon orang yang tidak bersangkutan? Apa kalian bisa dapat dananya? Apakah benar dari Bank Mega atau penipuan?

Penagihan lewat email sudah lebih dari cukup. Tagihan saya memang tidak terlalu besar, tapi kalau memang belum ada dananya gimana? Tolong dong diinfo, jangan ganggu dan telepon-telepon. Apa belum cukup laporan-laporan debt collector di TV? Ada Undang-Undangnya kok, jangan menagih ke orang lain.

Tolong diingat, semua komunikasi cukup lewat email. Bukan telepon ke nomor-nomor gak jelas. Saya tidak percaya, maaf, apalagi kalau menagihnya gak jelas. Tolong perwakilan Bank Mega email ke saya. Sekali lagi, kalau ada telepon lagi saya kumpulkan nomor-nomornya agar bisa saya laporkan.

Sekian dan terima kasih.

Rike Suryana
Jakarta Selatan

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Tanggapan Bank Mega atas Surat Ibu Rike Suryana

Kepada Yth. Redaksi mediakonsumen.com Redaksi yang terhormat, Sehubungan dengan surat Ibu Rike Suryana di mediakonsumen.com (12/10), “Debt Collector Bank Mega...
Baca Selengkapnya

31 komentar untuk “Debt Collector Bank Mega yang Mengganggu Kolega Saya

  • 12 Oktober 2021 - (17:24 WIB)
    Permalink

    Dibalik Nasabah yang terseok seok membayar hutang, disitu ada perut buncit kekenyangan makan Cashback Dompet Digital.

    1. Bank CIMB dengan produk Go Mobile by CIMB,
    2. BTPN dengan Jenius,
    3. BCA dengan Sakuku,
    4. Mega Mobile milik Bank Mega.

    Duit dari Nasabah Bank Mega ini, nantinya untuk membayar Cashback para Pengguna Mega Mobile.

    Bank Mega Kembang kempis bayarin Cashback Dompet Digitalnya sendiri. Itu penggunanya sedikit. Sudah begitu keteteran sampai sampai menagih Hutang Nasabah tanpa ampun.

    Trus bagaimana dengan Pengguna Dompet Digital Top Trend di Indo, seperti OVO, DANA, GoPay, ShopeePay, LinkAja. Di Bank mana saja mereka menyimpan duit itu.?

    @Para Pengguna Dompet DigitaL

    Perut Buncitmu mengandung Derita orang lain.

    5
    15
    • 12 Oktober 2021 - (17:47 WIB)
      Permalink

      Bodo amet cashback dari mana. Yg penting gw makan kenyang. Agama gw bukan agama lu yang kenal halal haram. Gw makan babi mau apa lu? Yg penting gw makan kenyang dari cashback.

      4
      14
      • 12 Oktober 2021 - (22:38 WIB)
        Permalink

        @Stevan

        Setiap agama ada aturannya tersendiri bray. Semua pasti menganjurkan kebaikan.

        Tulisanku hanya untuk ‘kalangan terbatas’ , yang semakin langka.

        Gue pernah ketika sedang olahraga jalan santai, secara gak sengaja mendengar orang ngobrol. Mereka berkata, kok indo ini nasibnya sama kayak india sih. Padahal kan di indo manusianya taat banget dengan agama.

        Gue dalam hati ngejawab.
        Ya jangan heran mas mas. Di HP Lu aja ada Aplikasi PinjoL, ada Aplikasi Dompet Digital, trus di lapangan olahraga itu banyak anak remaja dewasa yang goyang tiktok. Banyak pemuda pemudi yang gandengan tangan. Taat seperti apa yang mereka banggakan.?

        Taat yang cuma rajin wudhu rajin puasa, itu mah memang sudah Kewajiban. Gak perlu dibanggain itu mah karena memang sudah tugas wajib.

        Taat seperti apa yang bisa dibanggakan, sebagai penciri bahwa anda muslim yang taat.

        Malah yang lebih miris itu, ada yang suka nyeletuk. “Ngomong agama itu harus pada tempatnya”, “disini bukan tempatnya ceramah”.

        Ada ya yang kayak gitu, bukan ada, malah banyak banget yang suka nyeletuk kayak gitu.

        Artinya apa, berarti saat itu dia tidak sedang beragama, agama bisa dilepas pakai. Di lepas ketika ada di tempat tertentu, dan dipakai lagi jika sudah ditempat tertentu.

        14
        9
        • 12 Oktober 2021 - (23:27 WIB)
          Permalink

          @Isdebe… woi ini Media Konsumen kenapa elo ribet ceramah agama disini… salah tempat woi… udah akun fake pake photo palsu sok ceramah dan bersabda lagi lo… kalo masih sakit berobat dulu sana sampe sembuh jangan ribet komentar di Media Konsumen ???

          9
          10
          • 13 Oktober 2021 - (18:01 WIB)
            Permalink

            Isdebest.. memang tiada duanya..lanjutkan,!!!?

  • 13 Oktober 2021 - (06:36 WIB)
    Permalink

    Debt collector yang menghubungi orang lain yang bukan kontak darurat benar-benar tidak beretika. Ini malah akan mengganggu cashflow nasabah, apalagi jika kontak itu berkaitan dengan bisnis. OJK harus menindak hal seperti ini, jika tidak akan semakin banyak konsumen yang dirugikan dengan kasus serupa.

  • 13 Oktober 2021 - (09:24 WIB)
    Permalink

    Saya juga pernah. Hutang 2015, saat ini saudara saya yg pakai. (Pinjem KTP saat perpanjangan STNK motor nya Krn pinjam nama saya) Saya taunya pas 2018 mau nyicil mobil tp nama saya blacklist. Kata nya ada col 5. Saya tanya apa ke lissing, katanya kartu kredit.
    Ok saya nunggu, biasanya kartu kredit datangi rumah.saya. tp ga kunjung datang.
    2020 saya kaget, mamah teman anak saya sekolah marah2. Katanya dia diteror oleh orang, dan suruh saya bayar hutang.
    Saya kaget sejadi2nya. Itu atas nama saya aja, saya ga pernah dapat telp. Knp ke orang lain. Ternyata mereka cair di Instagram. Tp tidak menghubungi saya. Malah meneror org2 lain.
    Sampai sekolah yg tahun depan anak saya masuk SD pun di teror.
    Benar2 mencoreng mana baik saya.
    Kalau mereka tidak berbuat seperti itu, tidak membuat malu. Pasti saya bayar, memang niat saya begitu agar nama saya juga bagus. Tp ini malah meneror org2, sedangkan saya tidak menerima TLP.
    Fyi, mereka tau no hp sayapun dari mamahnya teman anak saya sekolah. Bank Mega kalau cash flow belum baik ga usah ngadain kartu kredit deh. Dan penagihan pun seperti pinjol ilegal. Ga berkelas bgt. Berbagi pengalaman aja,,

    • 13 Oktober 2021 - (17:34 WIB)
      Permalink

      Mau bayar

      Tapi boong
      Udh atau dr 2018 bukan diberesin malah sampai 2020 ditungguin aja.

      3
      1
  • 13 Oktober 2021 - (18:29 WIB)
    Permalink

    Sistem bank M***, termasuk busuk atau jelek sih. Seharusnya jika nasabah tidak bayar 2 bulan berturut-turut, seharusnya tutup otomatis. Saya pernah di telp, “Nama saja Muhammad, tapi hutang tidak bayar / penghutang (saya agak lupa, itu debt colector bicara yang apa terakhirnya)”. Mungkin itu salah satu cara menambah pundi-pundi ownernya, salah satu orang terkaya di Indonesia.

  • 13 Oktober 2021 - (19:04 WIB)
    Permalink

    OJK buta keluhan konsumen, keluhan tidak didengar sama sekali, kenapa teror.seperti ini tidak ditanggapi… sedih ada badan OJK tp tidak ada manfaatnya buat masyarakat. Laporan leasing denda dan collfee jg ga didengar… bubar saja dari pada makan gaji buta

    • 13 Oktober 2021 - (20:10 WIB)
      Permalink

      Semua hutang ya harus Bayar.. Ga ada uang tapi nekat berhutang.. Apakah kebutuhan urgent sekali kah

      2
      3
  • 13 Oktober 2021 - (20:08 WIB)
    Permalink

    Kalau boleh tau belanja apa sampai nekat berhutang gitu? Klo tau blm ada uang, kenapa nekat belanja pake hutang segala? Barang kebutuhan amat urgent sekali kah? Atau cm sekedar pengen tapi ga perlu2 amat?

    2
    4
    • 14 Oktober 2021 - (00:18 WIB)
      Permalink

      Bu Eka, setiap orang memiliki kebutuhanmya masing2 dan itu hak setiap orang. Gak usah ikut campur apapun alasannya, point of view nya bukan kenapa mereka berhutang, tetapi tindakan Bank Mega yang tidak sesuai dengan peraturan dan melanggar peraturan OJK. Anda pasti juga punya alasan sendiri kenapa memilih tidak berhutang, jadi saling menghargai saja Bu, jangan merasa paling benar.

      • 20 Desember 2021 - (01:22 WIB)
        Permalink

        @Mira Saraswati komentar & prespektif anda sungguh sangat bijaksana. Tdk spt komentar bodoh dari @Ekawati yg merupakan dc si mega yg biadab. Pokoknya kita harus menggunakan cara yg bar2 utk menghadapi org yg bar2. Kalau perlu: kita kirim dc tsb cepat menghadap sang pencipta. Agar dunia ini tdk dikotori manusia sampah semacam itu. Dan kita tuntut si mega hingga asetnya ludes (alias pailit) biar tau rasa & tdk semena2 dlm menjalankan bisnis perbankannya. Kalau gak mau rugi krn adanya kredit macet, ya mendingan buka warung nasi aza (jgn sok2an mau buka bank segala). Kita sikat segala bentuk tindakan teror/intimidasi/pelecehan yang dilakujan oleh kaum kapitalis sontoloyo spt si mega ini, kalau perlu kita boikot semua saja produk2 mereka.

        1
        1
    • 20 Desember 2021 - (01:14 WIB)
      Permalink

      KALAU GA ADA NASABAH YG NGUTANG: ANAK LO GAK MAKAN BEGO, KRN LO GA ADA PEKERJAAN…!!! GOBLOOKK KOQ DIPELIHARA…!!!

      1
      1
  • 13 Oktober 2021 - (20:34 WIB)
    Permalink

    Sekarang ini mmg banyak bgt penagihan spt bank mega. Bahkan bank mandiri pun jg seperti itu. Tagihan saya teror nya kekantor suami saya dan sy jg sdh beritikad baik mau bayar scr nyicil tp ditolak dan diharuskan bayar cash tdk ada sistem cicil dsb. Tahun kemarin sdh teror ke kantor suami sampai maki2 atasan suami. Sdh agak reda sekitar hampir 1th ini sdh mulai teror lg kekantor suami. Pernah jg lapor ojk tp percuma mrk jg bela pihak bank. Kalau bank mega mmg spt itu cm mrk msh bisa di nego kok kita mampu bayarnya sebulan brp. Memang bank mega awal nya brutal tp klo kita ada itikad baik dtg ke banknya bisa selesai dan ada solusi ga seperyi bank mandiri itu sdh ada itikad mau bayar scr cicil tp kitanya dipaksa diharuskan byr full dan cara nagihnya itu yg sdh mulai brutal dan ngawur nadanya jg nada tinggi ga ada sopan santun.

  • 13 Oktober 2021 - (22:10 WIB)
    Permalink

    Makany punya utang bayar, salahin diri sendiri yang ga mampu bayar, bukan debt collectornya

    3
    2
    • 20 Desember 2021 - (01:28 WIB)
      Permalink

      @REVIEW WOI MANUSIA SAMPAH….!!! ****** BET LO YE. DIA GA BS BAYAR PASTI ADA SEBABNYA. DULU WAKTU DIA MSH BAYAR LO DIEM2 BAE…!! GILIRAN MEMANG LG GAK BS BAYAR BARU DI NGOMONGIN KNP NGUTANG KALAU TAU GAK BS BAYAR?. SANA AZA KL GW BILANG BEGINI “KNP LO GAK BUKA WARUNG NASI AZA KL EMANG MAU BISNIS PINJAMAN TP GAK MAU AMBIL RESIKO KREDIT MACETNYA?” SEMUA MANUSIA JG MAU ENAKNYA, MANA ADA MANUSIA YG MAU GAK ENAK? KL GA ENAK KSH KUCING AZA..!! MAU UNTUNG TP TAKUT BUNTUNG. MIKIR CUYYY… MAKANYA JGN KEBANYAKAN MAKAN MICIN MELULU JADI ****** OTAK LO

  • 13 Oktober 2021 - (22:12 WIB)
    Permalink

    Hal serupa yg saya alami
    Sangat disayangkan meng atasnamakan Bank Mega, oknum ini sangat mengganggu dan membuat saya tdk nyaman. Secara saya bukan nasabah Bank Mega apalagi pemegang kartu kredit Bank Mega namun tlp untk menagih seolah2 itu hutang saya yg hrs bayar benar2 tdk profesional. Sungguh sangat mengecewakan.

  • 14 Oktober 2021 - (00:22 WIB)
    Permalink

    OJK seharusnya bertindak, walaupun terkadang debitur memang ada yang melakukan penunggakan, tapi pasti ada alasannya, terlepas alasan tersebut benar atau hanya sengaja menunda, namun hak hak sebagai konsumen tetap harus di utamakan!

  • 14 Oktober 2021 - (08:07 WIB)
    Permalink

    Ngutang emang harus di bayar sih, tp kalo nagihnya kayak bulldog sih ya gak wajar aje. Pecahin aja kepala debt collector yang doyan teror kanan kiri gtu.

  • 14 Oktober 2021 - (11:05 WIB)
    Permalink

    Kalau dari opini saya sih saya akan tanya balik ke anda. Anda maunya harus diperlakukan seperti apa supaya bayar? Kalau jawabannya “saya memang akan membayar apabila sudah ada dana” itu tidak menyelesaikan apa apa, dan simplenya gini “apakah anda tidak ada uang sama sekali?” Kalau ya, untuk keseharian anda tercukupi dari mana dong kalau ga ada uang? Saya yakin pasti ada, hanya saja utang aka kewajiban anda itu tidak anda jadikan sebagai prioritas untuk di dahulukan. Ya mau ga mau yg ngutangin pakai cara lain kalau begitu.

    3
    1
  • 14 Oktober 2021 - (11:25 WIB)
    Permalink

    Dear ibu Queen Rike,

    Sebelum ibu menuntut orang lain, beretika, sopan, dll, hendaklah ibu melihat diri ibu sendiri dulu, apa yang menyebabkan semua ini terjadi? Awal mula ini adalah karena ibu tidak melaksanakan kewajiban pembayaran utang sesuai jadwal. Kalau mau penagihan sesuai etika, sesuai prosedur, ya Anda juga harus bayar sesuai prosedur.

    Ibu bertanya, “emang kalau nagih ke orang lain, kebayar?”, Ya dibalik saja, “memangnya kalau nagih ke ibu lewat email doang, kebayar?” Paling juga ngga dibaca, langsung ibu masukkan ke folder trash alias sampah. Dan ibu bertanya kembali “Tagihan saya memang tidak besar, tapi kalau belum ada dananya gimana?”. Justru karena tagihan ibu tidak besar, kenapa tidak dilunasi? Lalu jika belum ada dananya gimana? Ya ini harus ibu jawab sendiri, kenapa ngutang kalau ngga bisa bayar? Masa ibu yang eek, Mega yang harus cebokin? Ibu yang ngutang, malah ibu yang nanya kalau belum ada dananya gimana? Ya itu bukan kewajiban bank mega utk menjawabnya. Itu adalah kewajiban ibu sendiri untuk memikirkannya.

    Mau lapor OJK, sangat dipersilahkan, bu. Setahu saya OJK bukan lembaga perlindungan orang2 ngemplang utang. Let’s be realistic, OJK ngurusin BumiPutera, JiwaSraya, uang nasabah hilang di Maybank sama BNI aja ngga kelar, masa disuruh ngurusin kasus ibu yang ngemplang dengan tagihan yang kata ibu “tidak besar” itu? Utang, ga bisa bayar, ditagih, ngadu ke OJK. Lucu sekali. Malah playing victim, katanya Mega tidak profesional lah, OJK tidak profesional, makan gaji buta lah. Situ yang salah, kok nyalahin orang lain.

    Ada juga yg komen, setiap org punya kebutuhan masing2 tidak perlu ikut campur. Yang jadi fokus adalah bagaimana debt collectornya nagih. Kok enak bener, “gue mau utang lu gak usah ikut campur, yang penting gue mau ditagih dengan sopan”. Lalu “OJK harus bertindak, walaupun nunggak tapi hak konsumen tetap harus diutamakan”. Mbak, enak sekali menuntut hak nya diutamakan tanpa menjalankan kewajiban. Ingat bu, kita punya hak, tapi hak kita itu juga dibatasi oleh hak pihak lain, dalam hal ini pihak bank. Hahha.. ada juga yg bilang “mengganggu cash flow nasabah.” Ya kalau ga dibayar, justru akan mengganggu cashflow nya bank. Siapa yang duluan ganggu caahflow skrg? Peminjam yang ngemplang, atau bank yang cuma nagih haknya?

    Ini saya gak berbicara halal-haram, yah. Kalau masalah ini sudah ada pak Isdebe yang master dalam halal-haram ini.

    Oh iya, kalau mau lapor polisi, wah sangat dipersilahkan, bu. Ibu coba cari di internet tagar #PercumaLaporPolisi. Walau ibu sampai diperkosa sama debtcollector pun, saya ngga yakin kasus ibu akan diproses sama polisi, kecuali ibu bayar sekian. Lha wong ibu bayar utang aja kesulitan kok mau bayar kasus.

    Realistis aja ya, queen.
    Salam

    6
    8
    • 20 Desember 2021 - (01:39 WIB)
      Permalink

      @ANGGA Sotoy lo tongg…. trs lo anggap kl memang nasabah sdh gak mampu bayar, trs itu artiya dia bs dgn se-enaknya nagih dgn menghalalkan berbagai cara gitu maksud lo? Lo kira ini negara dgn hukum rimba? Skrg gw tanya sama lo tong: DEBITUR KARTU KREDIT INI EMANGNYA PT YG ADA LEGALITAS HUKUMNYA? LAH KALAU BANK INI KAN LEMBAGA KEUANGAN, YA JELAS DIA HARUS PATUH DGN SEGALA ATURAN YG DIKELUARKAN OLEH BANK CENTRAL NYA. Makanya kalau sebelum comment mikir dulu yg panjang jgn asal jeplak memakai sudut pandang dr sisi dc. Gw yakin bener kalau lo ini antek2 dc nya si mega ini lah. Berani taruhan tuker kepala sama gw?

      1
      1
      • 20 Desember 2021 - (20:18 WIB)
        Permalink

        Halo pak Tuyul Kebon,

        1. “@ANGGA Sotoy lo tongg…. trs lo anggap kl memang nasabah sdh gak mampu bayar, trs itu artiya dia bs dgn se-enaknya nagih dgn menghalalkan berbagai cara gitu maksud lo?” Jawabnya: iya. Seenaknya utang lalu seenaknya ga bayar, kenapa ga boleh ditagih seenaknya?

        2. DEBITUR KARTU KREDIT INI EMANGNYA PT YG ADA LEGALITAS HUKUMNYA? LAH KALAU BANK INI KAN LEMBAGA KEUANGAN, YA JELAS DIA HARUS PATUH DGN SEGALA ATURAN YG DIKELUARKAN OLEH BANK CENTRAL NYA. Jawabnya : kalau bank harus patuh dengan segala aturan yang dikeluarkan oleh bank centralnya, nasabah peminjam uang juga harus patuh terhadap perjanjian utang-piutang yang disepakati antara nasabah tersebut dengan bank. Salah satunya adalah membayar hutang dengan tepat waktu berikut bunganya.

        3. Gw yakin bener kalau lo ini antek2 dc nya si mega ini lah. Berani taruhan tuker kepala sama gw?. Jawab: berani, pak. Saya berani bersumpah kalau saya bukan DC atau antek2nya. Tapi jangan khawatir, bapak tidak perlu potong kepala bapak, karena saya tidak butuh kepala yang tidak punya otak seperti kepala bapak.

        Salam

        1
        1
    • 20 Desember 2021 - (21:59 WIB)
      Permalink

      @Angga & @Erik selamat malam saudara sebangsa, & se-tanah air… semoga anda berdua dalam keadaan sehat selalu. Mohon izin… setelah saya perhatikan berkali2 & berulang2 kali tentang korelasi antara Komentar anda berdua, dapat saya simpulkan bahwa Anda adalah orang yang sama? Karena susunan pertanyaan, tata cara bertanya & menjawabnya hampir sama persis. Apkh para pembaca sekalian memiliki pendapat yang sama dengan saya?

      • 24 Desember 2021 - (06:27 WIB)
        Permalink

        Halo @Herdian.
        Terimakasih atas analisanya. Tetapo sayang, analisa anda salah. Saya tidak mengenal siapa pam Erik itu. Ketika dua orang punya cara menjawab yang sama memang ada kemungkinan merupakan orang yang sama, tapi tdk selalu. Cara yang paling akurat, silahkan Anda ke mabes polri atau hubungi hacker yang punya skill untuk memastikan apakah kedua akun ini (akun saya dan akun pak Erik) merupakan orang yang sama. Ditunggu, ya.
        Analisis Anda tidak ngawur kok, tapi hasilnya salah.

        Salam

    • 24 Desember 2021 - (06:32 WIB)
      Permalink

      Dear pak Teror Bank Mega,

      Petisi yang cukup menarik. Izin bertanya, apakah disama kita bisa melihat siapa saja yang menandatangi, pak? Saya ingin tau nasabah2 yang ngutang, lalu ga bayar, lalu justru ngambek karena utangnya ditagih

      1
      1
  • 12 September 2024 - (11:51 WIB)
    Permalink

    DC yang ilegal dilarang dan harus di laporkan, agar ga banyak orang2 kurang ngajar cari duit dari kelemahan nasabah, membeli data nasabah dan bar2 melanggar hukum pidana, apalagi bank sudah jual data nasabah semua bisa dipidanakan bareng2 nasabah yang dirugikan bank mega. kalau di luar negeri tidak sembarangan orang bisa punya kartu kredit hanya orang yang mampu dan punya penghasilan tetap, di sini dipaksa oleh banknya semua pake kartu kreditnya dengan cara2 yang maksa dan kayak dirayu2. karena syarat awal tidak dilakukan oleh bank agar nasabah punya standar disetujui punya kartu kredit ya salah sendiri kalau banyak yang macet.
    hadapi mereka datang minta KTPnya, surat izin mereka sebagai DC resmi dari OJK dan kl mereka pihak ke 3, minta surat kerjasam Bank dengan perusahaan penagih. semua itu bisa jadi pegangan kita untuk lapor juga kalau perlu rekam semuanya. kalau mereka tidak mau memberikan hal tersebut anggap mereka telah menipu melakukan kejahatan mengganggu kenyamanan menyebarkan fitnah menyebarkan data….. yang smart ya nasabah

 Apa Komentar Anda mengenai Bank Mega?

Ada 31 komentar sampai saat ini..

Debt Collector Bank Mega yang Mengganggu Kolega Saya

oleh Rike Suryana dibaca dalam: 1 menit
31