Histori SLIK OJK Masih Muncul KOL 2

Yth. Bank Neo Commerce,

Terima kasih atas status terbaru di SLIK OJK saya untuk bulan Januari 2023, KOL 1 (LANCAR). Namun saya masih keberatan terhadap histori KOL 2 Bulan Juli 2022 dan Desember 2022, karena masih melekat di dalam SLIK OJK saya.

Saya sangat keberatan, karena saya tidak pernah membayar dengan terlambat, tapi dicatat sebagai nasabah bermasalah. Ini sangat merugikan dan mempengaruhi penilaian bank terhadap permohonan pinjaman saya di kemudian hari.

Mohon sekiranya data saya dibersihkan dari KOL 2 dalam SLIK OJK, karena pada ringkasan fasilitas pada SLIK OJK, ada riwayat kualitas terburuk KOL 2/Desember 2022.

Demikian agar menjadi perhatian Bank Neo Commerce, agar lebih hati-hati dalam menilai setiap nasabahnya. Karena ini menyangkut kredibilitas nasabah yang berujung kepada penolakan bank atas pengajuan pembiayaan karena kesalahan pelaporan.

Azizah
Kab. Tangerang, Banten

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Surat Tanggapan Bank Neo Commerce atas Keluhan Ibu Azizah

Jakarta, 21 Februari 2023 Dengan hormat, Menindaklanjuti pengaduan dalam Suara Pembaca yang dimuat Mediakonsumen.com dengan judul Tidak Pernah Terlambat Bayar,...
Baca Selengkapnya

18 komentar untuk “Histori SLIK OJK Masih Muncul KOL 2

    • 19 Februari 2023 - (17:23 WIB)
      Permalink

      Emang salah klo ngutang? klo mampu untuk balikin uang yg dipinjam saya kira sah2 aja ngutang? toh duit yg dipake buat bayar utang duit dia sendiri, kok situ yg sewot? ??

      10
      2
    • 20 Februari 2023 - (06:26 WIB)
      Permalink

      Terimakasih mas Aziz, semoga anda dan keluarga terbebas dari hutang, perlu anda ketahui hutang adalah solusi terakhir apabila kita divonis sakit yang membutuhkah tiap bulan biaya pengobatan yang tidak ditanggung asuransi, semoga anda dan keluarga anda selalu disehatkan agar tidak kelabakan untuk mencari uang untuk beli obat, penyakit kanker itu biaya tidak murah untuk pengobatan semoga anda dan keluarga selalu sehat,

      6
      2
  • 20 Februari 2023 - (06:01 WIB)
    Permalink

    Kalau jaman dulu pada masa nenek moyang sistemnya barter jadi tidak punya hutang SI A PUNYA PISANG SI B PUNYA BERAS SALING Barter tukar,kalau sekarang apa apa di beli pake uang akhirnya banyak yang punya utang padahal negara paling kaya alamnya kan ada lagunya lentari alamku lestari desaku makmur lah untuk para orang orang kaya

    3
    4
    • 20 Februari 2023 - (12:51 WIB)
      Permalink

      ???????
      .
      opini sesat mulai bertebaran di mediakonsumen.
      .
      ini pasti oknum2 LONDO IRENG DAN VOC.
      .
      suka memberi opini negatif pada debitur saat mencari keadilan.????

  • 20 Februari 2023 - (10:08 WIB)
    Permalink

    Kol 2 maksudnya itu bukan karena lancar atau ga lancar bayarnya tapi karena hutang ibu melebihi jumlah 30% dari pendapatan bulanan jadinya dimasukin ke kol 2 status butuh pengawasan dari lembaga kredit yg Laen kalo mau kasi hutang baru ke akunmu
    Memang masih layak untuk dikasi pinjaman tapi butuh pengawasan lebih

    Kalo kol 4-5 baru dah karena status ga lancar bayarnya dan banyak tunggakan dimana mana jadi ga akan bisa pinjam lagi ke lembaga keuangan manapun mau itu pinjol,kta bank,CC,kur,atau pinjaman dengan jaminan aset

    2
    5
    • 20 Februari 2023 - (14:18 WIB)
      Permalink

      kata siapa uy. kol 2 itu udh pernah telat bayar. telat 1 hari aja langsung kol 2. ga ada hutang lebih 30% dari pendapatan jadi kol 2. kalo gitu ceritanya orang cicil motor mobil rumah sekalipun semuanya auto kol 2 :V

    • 20 Februari 2023 - (15:36 WIB)
      Permalink

      Haduh pak, opininya ngarang bebas apa gimana? Cek tata cara pembacaan SLIK OJK dulu sebelum komen. Disana sudah dijelaskan secara rinci.

      • 20 Februari 2023 - (16:58 WIB)
        Permalink

        Ini coba baca paragraf 2 nya

        -Kol-2 atau Kolek 2 dengan tagar (DALAM PERHATIAN KHUSUS) yang populer dalam dunia perbankan disingkat DPK, merupakan status kolektibilitas yang tergolong Performing Loan (PL) dimana ditandai oleh keterlambatan membayar debitur melebihi tanggal jatuh tempo sampai dengan sekurang-kurangnya 90 hari sejak tanggal jatuh tempo atau 3 bulan lamanya (debitur menunggak pembayaran pokok dan/atau bunga antara 1-90 hari).

        -Penetapan status DPK secara manual juga diberikan apabila debitur masih dipertimbangkan memiliki aliran kas yang baik namun kurang mampu dalam membayar kewajibannya. Dalam praktik perbankan, umumnya DPK oleh pihak bank sudah dianggap buruk walaupun secara teoretis masih tergolong Performing Loan (PL).

    • 21 Februari 2023 - (01:00 WIB)
      Permalink

      Ngarang bebas ya pak? Lagipula ga ada hubungannya orang punya hutang rasio berapa % dari pendapatan bulanannya.
      Kepepet bayar hutang di bank A lalu cairkan dana pinjaman dari bank B untuk bayar bank A (gali lubang tutup lubang) selama belum lewat jatuh tempo tetap akan kolektibilitasnya (kol) 1.
      Kol-2 dimaksudkan misal terjadi terlambat bayar mulai dari 1 hari aja lewat jatuh tempo tagihannya.

      Lagipula topik yang dibahas penulis bukan tentang dia punya hutang lebih besar melebihi 30% dr pendapatan bulanan (seperti yg bapak tuduhkan), tapi secara historis dia tidak pernah telat bayar (terlepas total hutangnya lebih besar pasak dari pada tiang dari pendapatan bulanan.)

      Coba terjun secara langsung ke perkreditan terutama kartu kredit / KPR / KTA dll, pasti akan ngerti. Jangan terpatok di satu informasi tertulis tanpa praktek.

  • 20 Februari 2023 - (10:21 WIB)
    Permalink

    Saya mau tertawa dengan komen Bapak, KOL 1 ( Lancar ) bayar tepat waktu sebelum jatuh tempo, KOL 2 ( Dalam Perhatian ) apabila Kol 2/13 brti telat 13 hari sejak tanggal jatuh tempo, yang saya masalahkan krn saya tidak pernah terlambat dimasukan KOL 2, jelas iya Bapak, dan KOL 4 dan KOL 5 adalah kredit MACET………….jadi dipelajari dulu tentang SLIK OJK

  • 20 Februari 2023 - (15:26 WIB)
    Permalink

    Izin share pengalaman ya kakak mengenai Due Date ( Jatuh Tempo) setiap Bank mungkin punya kebijakan yang berbeda2, misal jatuh tempo tanggal 5, maka lebih amannya kalu bayar tagihan itu ditanggal 4, kalu bayar ditanggal 5 ada bank yang sudah menerapkan denda, karena dianggap pembayaran tgl 5 itu sudah termasuk kategori keterlambatan, makanya kolektabilitasnya langsung turun, (kemungkinan yang terjadi), maka nasabah merasa sudah membayar tepat waktu di tanggal jatuh tempo, tapi bagi Bank Tertentu pembayaran ditanggal jatuh tempo itu sudah termasuk keterlambatan,.mohn maaf kalau saya salah yaa.

 Apa Komentar Anda mengenai Bank Neo Commerce?

Ada 18 komentar sampai saat ini..

Histori SLIK OJK Masih Muncul KOL 2

oleh Acha dibaca dalam: <1 menit
18