Ilustrasi Keluhan Surat Pembaca Penagihan Bank ANZ Tidak Sesuai Etika 30 November 201712 Desember 2017 stephanie 2 Komentar Debt Collector, Kartu Kredit Bank ANZ Ikuti kami di Google Berita Saya pemegang kartu kredit ANZ dengan nomor kartu 4157-3502-4551-****. Pembayaran terakhir yang saya lakukan pada bulan Juli 2017. Karena beberapa bulan ini saya sedang kesulitan finansial, jadi saya tidak bisa membayar untuk tagihan kartu kredit. Saya selalu bertanggung jawab dalam pembayaran kartu kredit saya selama ini, tapi karena kendala dan kondisi yang ada saat ini belum memungkinkan saya untuk membayar sehingga terjadi keterlambatan dalam pembayaran. Pada bulan pertama dan kedua, cara penagihan walaupun tetap memaksa nasabah untuk membayar, cara penyampaian masih bisa saya hadapi. Dan sekarang ini kolektor yang bernama Ade, entah siapa pun nama yang dipakainya ini, juga menghubungi atasan saya yang bukan ranahnya dia untuk berbicara. Bukankah ini sudah melanggar ketentuan BI? Dan dari hasil pencarian saya, berikut adalah etika Debt Collector yang diatur oleh BI (sumber: https://mediakonsumen.com/2016/11/14/dunia-konsumen/aturan-dan-etika-penagihan-utang-kartu-kredit-debt-collector): Debt collector tidak diperkenankan menagih ke pihak yang bukan yang mempunyai hutang, seperti kantor atau keluarga. Saya juga tidak pernah menghindar dari semua telepon masuk, walaupun pihak ANZ menelepon saya dalam 1 hari lebih dari 3 kali. Kalau memang pihak Bank ANZ melegalkan cara penagihan seperti itu dan nasabah akan dirugikan dengan pemberhentian sepihak dari perusahaan, ANZ yang rugi karena otomatis nasabah tidak mungkin dapat membayar seluruh tagihan. Apakah ANZ mau bertanggung jawab? Mohon tanggapannya, saya bukan tidak mau membayar, tapi belum dapat melakukan pembayaran dalam waktu dekat ini. Terima kasih untuk mediakonsumen.com yang sudah memfasilitasi keluhan saya, dan surat ini juga akan sama sampaikan ke BI, OJK, & YLKI. Terima kasih. Stephanie Jakarta Utara Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
ade srg30 November 2017 - (09:20 WIB)Permalink Dear Ibu Stephanie, Peristiwa yang Ibu alami, saya pernah mengalami hal yang sama. Memang Surat Edaran BI menulis hal seperti yang termaksud. Tetapi kenyataannya yang kita hadapi tidak sesuai. Disaat kita lancar jaya membayar, pihak dari Bank selalu bersikap manis dan menawarkan produk-produk lainnya. Tetapi saat kita mulai tersendat membayar, muncullah telepon-telepon yang menyakitkan dan kadang membuat kita jadi malu. Begitulah kehidupan perbankan di Indonesia. Saya berharap dan berdoa semoga Ibu dapat menyelesaikan tunggakan-tunggakan tersebut. Salam Log masuk untuk Membalas
Yuli ha30 November 2017 - (19:13 WIB)Permalink Benar, bank hanya manis saat membutuhkan kita utk msk dlm jerat jaring laba2nya, setlh kita sdh tak berdaya mereka akan mengeluarkan taringnya utk membinasakan khdpan kita. Mereka tidak mau tau sama sekali dgn kesulitan yg sedang dialami nasabahnya. Para penguasa bank dan kroni2nya itu sedang mengumpulkan amal buruknya buat diakhirat kelak. Saya benar2 kapok terjerat bank yg laksana lintah darat. Log masuk untuk Membalas