Kecurangan Asuransi Santai Homecredit Indonesia

Selamat pagi, salam untuk semua pembaca Media Konsumen dimana pun berada.

Perkenalkan saya Nanik Rahayu asal Kabupaten Kediri. Saya nasabah asuransi Santai Homecredit dengan nomor kontrak saya 4001774363. Pada tanggal 16 Juli 2020 saya mengajukan klaim atas musibah yang saya alami, saya klaim melalui email di care@homecredit.co.id setelah itu saya kirim semua berkas saya di klaim@homecredit.co.id langsung dapat balasan hasil klaim ditunggu maksimal 7 hari kerja.

Setelah menunggu 7 hari kerja hasilnya disetujui tetapi uang kerugian atas musibah yang saya alami belum dibayarkan. Saya tunggu hampir seminggu saya chat lewat livechat Homecredit saya tanyakan kembali dan jawabannya malah pengajuan saya ditolak padahal sebelumnya disetujui. Dan alasan penolakan itu katanya dokumen saya tidak valid, padahal semua asli semua dari kantor desa dan RT RW asli.

Setelah itu seminggu kemudian team survey Malacca (PT Malacca Trust Wuwungan Insurance) datang ke rumah dan kantor desa untuk mencocokkan surat surat saya dan hasilnya valid semua. Setelah itu team survey melihat barang bukti kerusakan yang saya asuransikan dan valid. Setelah seminggu lagi hasil pengajuan saya ditolak alasan barang bukti tidak rusak. Padahal sudah jelas team survei yang ke rumah saya melihat dengan mata dan sehat sudah bilang valid dan barang bukti rusak. Tapi kenapa ditolak lagi???

Ini masalah yang saya hadapi sampai sekarang Bulan September 2020 tetap belum ada hasil. Setiap saya tanya ditolak, dan padahal semuanya asli dan valid, sampai sekarang belum jelas ini.

Nanik Rahayu
Kabupaten Kediri, Jawa Timur

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Tanggapan Home Credit atas Surat Ibu Nanik Rahayu

Yth. Redaksi Surat Pembaca MediaKonsumen.com, Sehubungan dengan keluhan dari Ibu Nanik Rahayu di MediaKonsumen.com pada 16 September 2020 di kolom...
Baca Selengkapnya

12 komentar untuk “Kecurangan Asuransi Santai Homecredit Indonesia

  • 16 September 2020 - (13:13 WIB)
    Permalink

    Ya beginilah salah 1 contoh “resiko” ikut asuransi…
    Katanya “ikut asuransi = manajemen resiko,” “meminimalkan resiko di diri sendiri,” “memindahkan resiko dari diri sendiri ke perusahaan asuransi,” & entah berapa banyak lagi jargon2 kata2 mutiara yang indah2.

    Nah sekarang yang jadi masalah ya persis seperti yang dialami penulis surat ini:
    1. Pada hari H, ketika seseorang memutuskan memilih & mempercayai suatu perusahaan asuransi, apakah jaminannya? Tidak ada, kecuali “rasa percaya.”
    Segala teoritis tentang ngecek izin resmi dll, saya kira seluruh penduduk sudah tahu bahwa hal tersebut TIDAK MENJAMIN APA2. Bukti2 & contoh2 sudah nyata.

    2. Demikian juga pada hari2 berikutnya, ketika seseorang melakukan tanggung-jawabnya dengan membayar/menyetor duit premi entah bulanan entah tahunan entah 1x saja, apakah jaminan yang diterima oleh ybs? Tidak ada.

    3. Nah, tibalah H + xxx hari/bulan/tahun, ketika musibah (yang tidak diinginkan oleh siapa pun juga, baik yang berasuransi maupun si peng-asuransi) terjadi. Maka sesuai dengan segala janji manis & teori2 indah, mulailah dilakukan proses klaim.

    Sekarang, kalau hasilnya & kejadiannya seperti yang tertulis di surat ini, siapa yang mau ikut bertanggung-jawab & membantu ketika proses klaim dipersulit semacam ini?
    Sales-nya? Promotor2nya? Orang2 yang ngasih kata2 indah sebelum hari H di zaman dulu kala? Para buzzer & influencer?

    Masih untung ada kanal seperti MK ini (yang kalau saya amati kredibilitas & reputasinya semakin meningkat saja di mata para korporasi & penyedia jasa, sehingga kelihatannya surat2 yang naik tayang sudah semakin “dianggap bukan angin lalu saja” oleh mereka) sehingga konsumen/nasabah masih ada sarana untuk menyampaikan keluhannya.

    Saya kira *secara umum* daripada setor rutin ke asuransi, mending setor rutin ke investasi (yang benar2 investasi loh ya), silakan pilih tergantung tingkat keamanan maupun imbal hasilnya, mulai dari (yang paling aman tapi paling tidak berkembang) tabungan, kemudian naik tingkat ke deposito, terus naik, silakan di-riset sendiri.
    Sekali lagi *ini secara umum,* kadang memang ada musibah besar & luar biasa misalnya kena kanker, yang memang dalam hal ini *jika punya asuransi yang bonafid & benar2 bertanggung-jawab serta tidak mempersulit klaim* maka asuransi tersebut akan sungguh2 bisa membantu.
    Tapi secara umum & hitungan statistik kasar2an, untuk mayoritas manusia lebih simpel & gak ribet & gak beresiko untuk menyiapkan dana darurat sendiri aja, ketimbang dipasrahkan ke pihak2 lain, sementara tidak ada yang tahu (tidak ada jaminan) kelak bahwa di kemudian hari ketika dana darurat tersebtu sungguh2 dibutuhkan maka dana tersebut dapat cair dengan lancar. Bandingkan kalau dana tersebut disimpan sendiri, atas nama kita sendiri di bank misalnya.

    13
    • 22 November 2020 - (18:25 WIB)
      Permalink

      hal yang serupa terjadi… ini itu data deal sampai team survei datang pun melihat smua bukti asli dan real smua hasil sesuai dengan data.. alhasil 2 minggu kemudian menapati email bahwa barang yang di ajukan untuk klaim tidak termasuk dalam perjanjian dan polis.
      wooy jelas jelas yang d ajukan itu masuk kedalam kontrak “BARANG RUMAH TANGGA”. berbelit belit yang jawab email cuman sistem.

  • 16 September 2020 - (13:53 WIB)
    Permalink

    perusahaan as*rans* akan berusaha sekuat tenaga dan mengupayakan segala cara untuk tidak membayar klaim nasabah..

  • 16 September 2020 - (19:43 WIB)
    Permalink

    Sdh lah wahai sodaraku,tdk usah berhubungan dng HCI.krn perusahaan ini adalah lintah darat.perusahaan ini bukan membantu solusi tp justru memeras orang supaya lbh miskim lg.sy adh kapok dng HCI.dia hny janji manis dan memeras kt

    11
  • 16 September 2020 - (21:03 WIB)
    Permalink

    Betul skali Mbak, Giliran Para Nasabah Gagal Bayar Karena PANDEMI ini, Nagihnya Membabi Buta Telpon 1hari Nyampai 30x bahkan lebih, Eeee Giliran Nasabah Klaim Asuransi Ndak Berani Nongol, Memang Lintah Darat HCI, “Sak Karepmu HCI”,

    • 17 September 2020 - (07:46 WIB)
      Permalink

      Emang pada ga punya akhlak itu orang HCI pinter cuma mau buat nipu orang sekali kali kalo ada DC hci datang dan berkata kasar teriakin mal*** atau ra**** biar mam*** di masa

      • 17 September 2020 - (10:46 WIB)
        Permalink

        Waduh HCI lagi … terkadang untuk bayar premi asuransi di paksakn smp uang susu uang blnja terpakai .. tp giliran di kliam gak bisa alasan Mbulet kyk benang layangan kusut ..

  • 16 September 2020 - (22:20 WIB)
    Permalink

    Intinya manusia itu hanya bisa berserah diri saja,ga usah neko neko
    Mau investasi mau asuransi pokoknya yg berhubungan dengan uang.
    Itu hanya kebohongan.
    Jangankan barang,manusia(orang) saja di asuransikan.
    Setan itu menghalalkan dengan segala cara.
    Semua itu hanya untuk menyibukan kita dengan urusan didunia sampai kita lupa dengan yg maha Kuasa.

    • 17 September 2020 - (10:48 WIB)
      Permalink

      Alhamdulillah saya pernah klaim di bulan april mbak dan cair 10jt, giliran aku rekomendasi kan ke temen temen pas temen ku kena musibah gempa bumi di jogja jawabannya persih kaya punya mbak,dokumen tidak valid.

  • 17 September 2020 - (07:51 WIB)
    Permalink

    SAY NO TO ANY PRODUCTS OF HOME CREDIT INDONESIA!!! Ayo viralkan supaya jangan semakin banyak korban berjatuhan!!!

 Apa Komentar Anda mengenai Home Credit Indonesia?

Ada 12 komentar sampai saat ini..

Kecurangan Asuransi Santai Homecredit Indonesia

oleh Nanik Rahayu dibaca dalam: 1 menit
12