Bukan Nasabah Bank Mega, Tapi Ditagih Debt Collector Melalui Telepon Kantor

Ikuti kami di Google Berita

Dear Bank Mega,

Saya Melissa Susantio, bukan nasabah Bank Mega. Tanggal 10 Agustus 2018, saya dikejar penagihan kartu kredit. Ditelepon tanpa henti ke telepon kantor lebih dari 30 kali dalam 1 hari dan telepon ke atasan saya. Setiap telepon berisi makian, bentakan, dan hinaan. Kartu kredit yang ditagih adalah atas nama orang lain, info dari pihak Bank Mega saya pernah jadi emergency call dari ybs, padahal saya tidak pernah merasa dihubungi ketika Bank Mega hendak memberikan persetujuan kartu Mega tersebut ke yang bersangkutan. Pihak penagih sudah saya infokan nomor telepon ybs dan anak ybs, tapi pihak penagih menyatakan tidak bisa dihubungi. Jadi bukan salah saya kan?

Pihak penagih juga menelepon kantor, dan memaki-maki rekan kerja secara acak dan mengancam. Bayangkan, seluruh kantor tahu kalau saya dicari oleh debt collector. Padahal bukan saya yang berhutang.

Saya merasa sangat tidak nyaman, dan merugikan saya, karena pihak penagih bahkan menelepon kantor saya. Padahal saya sama sekali tidak ada hubungan dengan Bank Mega, dan saya tidak punya hutang sedikit pun kepada Bank Mega.

Pertanyaan saya, apakah Bank Mega membenarkan cara-cara seperti ini? Bukankah ada etika debt collector yang di atur oleh BI sbb:

• Debt Collector tidak diperkenankan menagih ke pihak yang bukan yang mempunyai hutang, seperti kantor atau keluarga.
• Debt Collector tidak diperkenankan menagih di atas pukul 8 malam.
• Debt Collector dilarang menggunakan ancaman dan kekerasan, tekanan fisik maupun verbal.

Saya kira sudah cukup jelas, Bank Mega selayaknya menindaklanjuti orang-orang seperti ini. Jangan karena salah satu oknum, Bank Mega hilang wibawa dan kepercayaan.

Salam,

Melissa Susantio
Medan