Bank Mandiri Lepas Tanggung Jawab

Saya mempunyai e-toll OBU Mandiri (On Board Unit), yang saya beli sekitar tahun 2017 melalui e-commerce Tokopedia. Masalah yang terjadi adalah layar tidak dapat menampilkan informasi secara jelas.

Menurut informasi dari Bank Mandiri melalui pesan di Instagram, saya harus membawa alat ini ke Bank Mandiri terdekat. Saya pun membawa alat ini pada bulan Januari 2021 ke cabang Bank Mandiri Duta Merlin.

Singkat cerita, saya diinformasikan oleh pihak kedua dari Bank Mandiri, bahwa alat tidak dapat diperbaiki karena tidak adanya invoice pembelian dari Tokopedia. Yang mana pihak Tokopedia tidak bisa mengeluarkan invoice pembelian apabila sudah melewati dua tahun dari pembelian. Alasan ini juga sudah saya sampaikan kepada pihak kedua dari Bank Mandiri.

Bahkan juga sudah saya sampaikan bahwa saya tidak meminta ganti barang baru dan bersedia mengeluarkan biaya untuk biaya reparasi. Namun respons dari pihak kedua Bank Mandiri mengatakan (selain invoice pembelian) bahwa sparepart pengganti tidak ada dan bahkan banyak sekali unit-unit yang bermasalah yang masih pending untuk dikerjakan.

Apakah (yang katanya) Bank BUMN terbaik cara kerjanya seperti ini? OBU ini tidaklah murah harganya, tetapi Bank Mandiri tidak menyediakan sparepart jika terjadi kendala. Saya bahkan beberapa kali mengirimkan email kepada customer service, yang jawabannya selalu sama “sedang diproses”.

Sampai surat ini dibuat, saya belum mendapatkan respons yang positif. Luar biasa kecewa dengan Bank Mandiri.

Iwan Sutedja
Jakarta Selatan

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.

Surat pembaca ini belum mendapatkan tanggapan dari pelaku usaha terkait. Jika Anda adalah pelaku usaha yang terkait dengan pertanyaan/permohonan/keluhan di atas, silakan berikan tanggapan resmi melalui tautan di bawah ini:

Kirimkan Tanggapan

38 komentar untuk “Bank Mandiri Lepas Tanggung Jawab

  • 5 Mei 2022 - (21:52 WIB)
    Permalink

    Dulu Abang saya juga pernah beli alat OBU ini,tapi entah kenapa gak bisa berfungsi dengan baik….akhirnya abang saya gak pernah memakai alat ini lagi

    10
    • 6 Mei 2022 - (08:24 WIB)
      Permalink

      Ganti menjadi FLO itu perkara mudah, tinggal datang ke kantor pusat Jasa Marga beres! tetapi yang menjadi masalah dan dipertanyakan disini adalah tanggung jawab pihak Bank Mandiri sebagai pihak penjual.

      17
      2
    • 6 Mei 2022 - (10:15 WIB)
      Permalink

      Selama manusia bekerja terkait yg biaya HIDUPnya dari UANG NEGARA, PEGAWAI BUMN/BUMD, PNS, PEJABATnya, DIRUTnya.
      Janganlah berharap hasil nya akan baik.
      Sejak tahun 1983 sy sering mendegar kata “mohon maaf atas ketidaknyamanannya, atas informasinya kami sampaikan terimakasih, ke depan kami akan lebih baik”

      Itulah sekelumit tentang MANUSIA yg hidupnya dibiayai oleh uang negara.

      65
      5
      • 7 Mei 2022 - (15:06 WIB)
        Permalink

        Bener. Tujuan mereka sebenarnya hanya mengejar uang pensiun yg konon hingga meninggal pun pihak keluarga masih berhak menerima. Jadi beban utang negara. Sementara masyarakat biasa diperas dengan pajak yang makin banyak, mengurus dokumen2 formal masih harus embel2 kasih uang ‘rokok/lelah’. Kerja lelet, ketika dihubungi terus malah marah2.

        9
        2
      • 8 Mei 2022 - (09:57 WIB)
        Permalink

        iye bener..orangnya yg kagak bener banget kalo bank nya punya pemerentah.. setubuh..
        orang2nya ntu org2 propesional katanye lulusan luar semua katenye masup mandiri trus rusak dah dalemnya ..hihihihi

        kaacian ya masyarakat

  • 6 Mei 2022 - (02:39 WIB)
    Permalink

    Tidak ada aftersales service.. rugi berat.. padahal barangnya mudah rusak.. ogahin banget berarti.. sayang uang, cari yg lain aja.

    6
    2
    • 6 Mei 2022 - (07:13 WIB)
      Permalink

      Ya mana ada aftersales service, mandiri bisnis bank bukan elektronik, kalo rusak yg ngurusin ya vendor, bank cuma fasilitator. Sama kaya merchant sewa mesin edc terus rusak ato atm mesin error itu yg ngurusin ya vendor, bukan orang bank yg benerin lah ato orang bank yg sediain mesin baru. Disini orang banyak gagal paham, taunya ya mandiri yg kudu ngurus kagak mau tau, padahal yg ngurusin rusak error itu ya si vendor. Nah vendornya ini mungkin ngehek.

      28
      13
      • 6 Mei 2022 - (18:31 WIB)
        Permalink

        Ya awalnya kan konsumen ngadu ya ke pihak bank nya..baru pihak bank mempasilitasi ke pihak vendor ,,,,pinter dikit napa

        20
        6
      • 7 Mei 2022 - (08:41 WIB)
        Permalink

        Memang bank bekerja sama dengan vendor, tapi di sini konsumen urusan hubungan dengan bank bukan vendor.
        Dan barang itu di jual atas nama bank bukan vendor kan?
        Maka bank juga bertanggung jawab.

        19
      • 7 Mei 2022 - (20:34 WIB)
        Permalink

        bang logika aja bank bandiri bukan bank kecil mana mau kerja sama sama vendor abal” yg lepas tanggung jawab tanpa menyediakan sperpart etoll kan bukan buat jangka pendek yg 1 atau 2 tahun sudah tidak di gunakan lagi
        sepertinya ada masalah kontrak kerja sama di awalnya penuh dengan drama bagi2

    • 6 Mei 2022 - (08:26 WIB)
      Permalink

      Salah satu alasan saya memposting surat ini adalah memberikan informasi untuk pembaca supaya tidak membeli OBU dari Bank Mandiri karena after-sales nya yang buruk. Lebih baik langsung ke kantor pusat Jasa Marga untuk menggunakan FLO dengan teknologi lebih baru.

      22
      6
    • 6 Mei 2022 - (08:22 WIB)
      Permalink

      Sudah dijelaskan juga oleh Arman Auty, bahwa Bank Mandiri bekerja sama dengan vendor (pihak kedua). Tetapi disini harus di ingat bahwa Bank Mandiri sebagai pihak pertama yang mengadakan penjualan (dengan segala merk yang ada di unit OBU). Jadi prosedur nya adalah, Bank Mandiri sebagai pihak pertama yang menerima komplain customer dan akan dilanjutkan proses nya ke pihak kedua.

      18
      3
      • 6 Mei 2022 - (17:59 WIB)
        Permalink

        Sependapat. Justru kalau langsung ke vendor mungkin gak dilayani.. Dan pihak penjual juga mesti ada tanggung jawab terhadap produk yang ditawarkan. Sebagai konsumen, kita juga mesti sadar bahwa SOP yang ada terkadang justru untuk membuat kita pasrah.

        8
        1
  • 6 Mei 2022 - (12:53 WIB)
    Permalink

    Kalau barang elektronik seharga Rp 600.000 sudah berumur 4 tahun, rasanya tidak ada nilai tambahnya kalau diperbaiki. Sebagai perbandingan, kalau kita punya handphone atau blender seharga Rp 600 ribu, sudah berumur 4 tahun dan tidak berfungsi, akan lebih hemat dan bermanfaat kalau menggantinya dengan yang baru atau menggunakan teknologi penggantinya yang terbaru.
    Barang elektronik rata2 umur ekonomisnya pendek, selalu ada teknologi pengganti yang lebih baru, tidak ada jaminan spareparts dan purna jual seperti kendaraan bermotor.

    12
    7
  • 6 Mei 2022 - (21:25 WIB)
    Permalink

    OBU saya model yang sama, tampilannya tidak jelas tapi fungsi masih ama. Repot sih kudu cek² etollnya masih isi brapa

    • 7 Mei 2022 - (08:11 WIB)
      Permalink

      Itu yang saya alami, yang bermasalah LCD nya tidak dapat menampilkan informasi secara normal. Jadi kl mau cek saldo agak repot harus melepas kartu dan menggunakan NFC yang ada di HP.

      1
      1
      • 7 Mei 2022 - (08:47 WIB)
        Permalink

        Wah sama kyk OBU saya nih, layar lcdnya kacau jadi harus sering2 mantengin di GT kalo abis terpakai, atau kalo gak, cek via nfc hp.

        Tp menurut sy OBU nya mandiri ini kyknya males2an, rute sy kerja berangkat lewat tol bsd (gt pondok ranji) gerbang yg support OBU kadang bisa kadang gak (kacafilm sy aman, bukan vkool yg ngeblok signal)
        Pulang lewat veteran, alat reader OBU nya ada, tp rusak dan sudah 2 bulan ga dibenerin ?, kadang kalo ada masnya, sy tempelin OBU ke reader etoll biar nyindir alus, eh ga efek wkwkwk.

        Teknologi bagus, tp kalo ga niat ya sama aja boong.

  • 7 Mei 2022 - (08:01 WIB)
    Permalink

    Invoice pembelian toped harusnya terkirim via email dan masih tersimpan di email (kalo tidak dihapus). Coba aja di search lagi ??

    • 7 Mei 2022 - (08:44 WIB)
      Permalink

      Ya itu sudah jadi pelajaran saya, sejak masalah ini seluruh pembelian elektronik selalu saya simpan invoice dalam bentuk PDF. Dan masalah email yang dikirimkan Tokopedia apabila checkout pesanan berhasil juga sudah saya coba. Untuk pembelian barang pada tahun 2016 & 2017 link invoice nya sudah tidak bisa dibuka alias “Not Found”.

  • 7 Mei 2022 - (09:21 WIB)
    Permalink

    Mandiri di Kupang lebih hancur..uangku di saldo masih 1 juta malah saat mw tarik di atm kok tampil tulisan di layar kalau saldo gak cukup… kejadian mulai sebelum lebaran…dan banxk konsumen di kupang mengalami hal yg sama… sebenarnya mandiri ini bank atw koperasi harian ya????

  • 7 Mei 2022 - (10:30 WIB)
    Permalink

    Produsennya itu PT LEN, Coba googling aja siapa tau mereka punya service center.

    Dulu saya pernah dapat info dari salah satu CS Cabang Bank Mandiri, jika mau beli barang ini di cabang Bank Mandiri sendiri sudah tidak dijual lagi karena produksi PT LEN udah kewalahan dan tidak ada stok.

    Apalagi beli di tokopedia, pasti beli dari pihak ketiga atau bukan official store.

    Mungkin next time kalo beli barang macem gini harus tau kalo ini tipe barang yang buy at your own risk…

    • 7 Mei 2022 - (16:14 WIB)
      Permalink

      Halo Haceel, terima kasih atas informasi nya. Perihal statement anda yang mengatakan jika membeli barang seperti ini, resiko ditanggung sendiri, saya agak kurang sepaham. Karena ini barang elektronik dan pengadaannya juga resmi oleh Bank Mandiri (meskipun yang menjual banyak diluar Bank Mandiri).

      Menurut saya dari sisi konsumen, segala sesuatu penjualan elektronik itu wajib memberikan garansi dalam kurun waktu tertentu (terkecuali sudah di informasikan di awal tidak ada garansi dan atau apabila lewat dari masa garansi maka alat tidak dapat diperbaiki).

      Bank Mandiri wajib menyediakan service centre (pihak kedua) apabila terjadi kendala. Penambahan biaya “mungkin” akan dibebankan kepada pembeli apabila sudah melewati masa garansi. Bagaimana jika masih dalam garansi alat tersebut bermasalah? sudah saya jelaskan di surat awal bahwa pihak kedua pun menginformasikan banyaknya unit-unit yang masih pending berbulan-bulan dan terkesan menutupi informasi pada saat berbicara dengan saya.

      Jika memang cara Bank Mandiri seperti ini cara after-sales nya, maka dapat disimpulkan bahwa penjualan OBU ini menjebak konsumen. Buat sebagian orang mungkin nilai 600 ribu atau 800 ribu bukan lah hal yang besar, tinggal buang dan beli baru. Bagaimana dengan nasib konsumen yang membeli dengan terpaksa di harga diatas 1 juta dikarenakan kosong nya barang dimana-mana.

      Ini hanya sekedar sharing pemikiran saya saja tanpa bermaksud untuk menyanggah statement anda ??

      5
      1
      • 7 Mei 2022 - (21:13 WIB)
        Permalink

        Iya Pak, tidak apa. hak untuk berpendapat dilindungi undang-undang kok. hehehe

        saya sebenarnya setuju kalo memang fokus bisnis jualan elektronik harusnya ada service centernya sih, cuma sekalian menyarankan untuk cari service center nya di PT LEN.. karena memang Bank, bisnis intinya di Lending dan Funding..

        mungkin sama casenya seperti beli alat aeropress atau pernak pernik lain di starbuck, walaupun yang jual mungkin starbuck, tapi dia tidak punya service center untuk barang tsb apabila rusak. jadi kalo tetep mau beli alatnya starbuck ya gpp tapi ya buy at your own risk tadi pak. hehehe

        • 7 Mei 2022 - (21:48 WIB)
          Permalink

          Siap! terima kasih untuk penjelasannya. Hari Senin akan saya coba hubungi PT. Len, mudah-mudahan ada penyelesaian yang baik ??

        • 8 Mei 2022 - (07:54 WIB)
          Permalink

          Kenyataannya memang produk OBU bank Mandiri ini banyak masalah, mulai dari baterai yg cepet banget abis, emoney yg sering kedebet 2x, atau bahkan ga kebaca jd ujung2nya tap manual, dll.
          Saya punya 2 jenis produk lama dan yg tipe baru, sama sama ga kepake. Untung dpt dr komplimen jd ga berasa rugi beli.
          Enw.. Sptnya memang ini produk maksa dr Mandiri utk dijual ke JM, sementara kedua pihak sama2 ga support aftersalenya.

  • 7 Mei 2022 - (13:13 WIB)
    Permalink

    Kalau barang belum lebih dari 4 tahun Gugat aja ke Pengadilan dgn batuan YLKI , tentu dgn somasi dulu 2x baru gugat ke Pengadilan jika masih belum ada itikad baik dari Bank Mandiri. Walaupun ongkos nya bisa lebih mahal daripada beli baru, paling tidak pelajaran buat Bank BUMN untuk lebih baik lagi.

    • 7 Mei 2022 - (16:17 WIB)
      Permalink

      Terima kasih, saya akan coba menghubungi YLKI mudah-mudahan ada titik terang meskipun saya pesimis mengenai hal ini. Tapi ya lebih baik dicoba daripada tidak ada tindakan sama sekali.

      Saya mau lihat sampai kapan pihak Bank Mandiri merespon surat ini.

  • 7 Mei 2022 - (18:52 WIB)
    Permalink

    Ya gitu lah BUMN, aftersales NOLL.
    Kalo ada tunggakan kresit ajah nagihnya ngalahin pasangan ingetin makan. kota rakyat bisa apa ??

 Apa Komentar Anda mengenai e-Toll Pass OBU Bank Mandiri?

Ada 38 komentar sampai saat ini..

Bank Mandiri Lepas Tanggung Jawab

oleh Iwan dibaca dalam: 1 menit
38