Inikah Cara Bank BUMN Besar Memperlakukan Rakyat Kecil?

Pada tanggal 31 Oktober 2022 pukul 10.30 pagi, saya kedatangan tamu ke rumah saya, yang mengatasnamakan Flo***, dari bagian collection Bank BTN cabang Cibubur. Setelah dibukakan pintu oleh suami, lalu beliau menjelaskan agar kami membayar angsuran bulan Oktober sebesar Rp5.404.000.

Padahal sebelumnya pada tanggal 20, saya sudah melakukan pembayaran sebesar Rp8.373.700 untuk angsuran bulan Oktober. Namun menurut chat sebelumnya dengan pria bernama Flo***, dana itu adalah dana mengendap dan tidak bisa digunakan untuk angsuran. Lalu fungsinya untuk apa??

Sedangkan pada saat akad kredit, pertama kali dari pihak BTN meminta saya menaruh 1x cicilan mengendap. Apabila tidak bisa membayar atau telat bayar, akan ditarik dari situ.

Kemudian terjadilah kejadian tidak menyenangkan, tiba-tiba rumah saya diberi stiker peringatan sangat besar sekali. Diberitahukan ke publik bahwa saya belum membayar. Di sini terjadi pelanggaran pasal 335 KUHP, atas pemaksaan pemasangan stiker peringatan, bahwa saya tidak mampu bayar/menunggak di depan rumah saya (jendela), yang mana ini membuat malu saya. Saya dan suami melarang, lalu saya disepak dan si collector tetap keukeuh mau pasang stiker tersebut. Sampai akhirnya saya teriak-teriak mau panggil polisi, baru dia berhenti.

Pertanyaan saya, sebagai warga negara Indonesia yang dilindungi hukum dan membayar kewajiban secara rutin, apakah ini adil? Mengingat pembayaran saya tidak lewat bulan atau masih tanggal 31 siang, tapi secara paksa akan disegel. Inikah cara bank BUMN besar memperlakukan rakyat kecil?

Setelah saya bilang mau lapor polisi, dia bilang ini bukan rumah saya, tapi ini masih rumah BTN. Saya kan secara sah akad di depan notaris, membayar cicilan dan tidak wanprestasi, saya dan suami dihubungi selalu membalas. Saya ada dana mengendap di rekening Rp8,3 juta, yang sebenarnya sewaktu-waktu bisa ditarik. Di mana hati nurani bank BUMN besar yang katanya mengayomi rakyat, tapi belum telat bulan sudah dibuat malu dan rumah mau tempel stiker??

Sampai detik ini saya belum menerima penerimaan maaf dari pihak collection maupun BTN Cibubur atas kejadian ini. Oleh karena itu saya meminta keadilan. Sebagai konsumen, saya dirugikan secara hati dan fisik, juga trauma berkepanjangan dengan bank BUMN besar, atas perlakuannya terhadap rakyat kecil seperti saya.

Terima kasih.

Ibu P.
Bogor, Jawa Barat

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Tanggapan Bank BTN atas Surat Sdri. Pritta

Sehubungan dengan Surat Pembaca berjudul “Inikah Cara Bank BUMN Besar Memperlakukan Rakyat Kecil?” yang dimuat di media online mediakonsumen.com pada...
Baca Selengkapnya

131 komentar untuk “Inikah Cara Bank BUMN Besar Memperlakukan Rakyat Kecil?

  • 4 November 2022 - (08:28 WIB)
    Permalink

    Disini yg di permasalahkan netizen itu dia menyebutkan bahwa rakyat kecil, yg seakan akan ekonomi kelas bawah, padahal aslinya nya ekonomi atas dengan cicilan rumah yg gede dan rumah yg bagus dan juga punya mobil apakah masih layak di katakan sebagai rakyat kecil ?

    Kpr hampir 1.5 M, angsuran 8 jtan, wah ini mah bukan kaleng2 rumahnya. Jago juga narasinya “rakyat kecil”..

    Seharusnya narasinya tidak menyebutkan RAKYAT KECIL, di hapus bagian itu kalo menurut saya anda kalangan atas bukan rakyat kecil mohon di bedakan jangan berdasarkan hanya KAMUS! tapi berdasarkan kenyataan yg seharusnya anda mampu menyewa pengacara untuk melakukan tindakan jika merasa di intimidasi bank dan ingin bank melakukan permintaan maaf

    13
  • 4 November 2022 - (08:53 WIB)
    Permalink

    Giliran merasa susah , bilangnya rakyat kecil..!!!
    Giliran lagi punya…? Merasa orang lain itu rakyat kecil.
    Gengsi buang jauh jauh … .
    Apa sih artinya uang 5juta sekian…. Hidup di cluster ada mobilnya juga. Terkecuali tinggalnya di Rumah kontrakan…10 ribu pun ada harganya

    8
    3
  • 4 November 2022 - (08:55 WIB)
    Permalink

    Mau orang kecil kek, mau orang besar, gemuk,kurus,jelek, cantik hantu blau konsumen tetap konsumen dan mempunyai hak n kebebasan utk didengar pendapat n keluhannya…

    siapapun bebas beropini dan berpendapat..

    Hak seseorang juga mau buat keluhan di media konsumen ini..toh juga tidak ada kriteria tertentu utk membuat artikel disini..

    Salah atau tidak ts, cobalah kasih saran yg membantu klo anda memang pintar bukannya di bully.. atau yg bully memang buzzer korporasi ? Yah hak para buzzer juga sih komentar
    n ngebelain, gd yg larang, toh kata2 anda mencerminkan diri anda sndiri..jd yah bodo amatlah

    Seperti yg dikatakan media konsumen :

    ” mohon bijak dalam memberikan
    komentar.Mari berdiskusi dengn saling
    menghargai ”

    Untuk TS, semoga keluhan anda bisa direspond ama Bank BTNnya ( walau kemungkinannya kecil )

    12
    3
  • 4 November 2022 - (08:57 WIB)
    Permalink

    Buk Prita… menurut saya memang BTN collection nya terlalu over, utk memastikan coba baca perjanjian kredit antara ibuk dgn BTN ada tdk kewenangan bank memasang plang atau famplet..
    Setahu saya ada sebagian bank menjadikan klausul ada yg tidak.
    Tapi umumnya bank hanya akan memasang plang apabila debitur sudah kategori macet atau bahasa bank NPL ( kol.5) atau bahasa gampang nya apabila debitur sudah menunggak lebih dari 5 bln berturut turut (dgn asumsi tanpa setor sama sekali) atau debitur sudah menunggak 5 kali angsuran.
    Tapi ada sebagian bank hanya memberi toleransi 3 bulan atau 3 x angsuran menunggak sudah masang plank.
    Tapi tetap mereka harus Surati ibu dulu..
    Tapi intinya Krn bank berada di ranah hukum perdata coba baca isi perjanjian kredit rumah ibu dulu..
    Sekian semoga membantu..

    8
    1
    • 4 November 2022 - (09:10 WIB)
      Permalink

      Nah bijak..ini salah 1 contoh orang yg saling menghargai ?

  • 4 November 2022 - (09:51 WIB)
    Permalink

    Rame banget komentarnya nggak sempet baca satu-satu. Nah terus BTN udah kasih tanggapan belom nih? Sorry ane bukan nasabah ini bank dan nggak minat jadi nasabahnya. Yang jelas semua bank BUMN ada aja boroknya.

    2
    1
  • 4 November 2022 - (10:41 WIB)
    Permalink

    Lapor OJK Bu…. bawa semua bukti² yg ada termasuk arogansi debt nya.dari mana ceritanya hrs ada dana mengedap di rek dan tdk bisa di gunakan itu akal² bank supaya dapat dana murah utk jaga likuiditas.klu memang ada dana ibu di rek dan cukup bayar tagihan itu bisa digunakan.biar ditegur itu bank

    7
    1
  • 4 November 2022 - (14:56 WIB)
    Permalink

    Mbak kan muslim? Kalo mbak muslim coba pelajari yg namanya riba. Ngak bakal ada kata bahagia bagi orang yg berurusan dengan riba. 25 tahun bayar cicilan, tapi kalo umur ngak sampe gimana?
    Jadi jangan salahkan orang lain kalo diri sendiri dengan sukarela jatuh kedalam jerata riba.
    Kalo belum mampu beli rumah mending ngontrak, kalo ngak mampu beli mobil pake motor aja. Insyallah hidup tenang kalo terbebas dari riba.

    7
    8
  • 4 November 2022 - (20:00 WIB)
    Permalink

    Kepada Yth Ibu Prita…
    Bukan maksud menggurui atau menasehati.

    KPR 1,5M
    Jangka waktu 25th
    Angsuran 8jt
    Perkiraan penghasilan 20jtan
    Mobil keren dg velg modif.
    Artinya Ibu Prita ini mampu.

    HIDUP INI SIMPLE…
    1. Klo punya utang bayar tepat waktu (komitmen) sesuai perjanjian tertulis.
    2. Gak bisa bayar saat jatuh tempo datanglah ke bank pemberi kredit,,bilang secara baik2 jgn nggu ditagih,,minta penjelasan.
    3. Barang yg gak perlu seperti velg racing bisa dijual dulu utk bayar angsuran,,jgn utamakan gengsi.
    4. Gak mau ditagih,,maka janganlah hutang.
    5. DC punya target,,klo tidak bayar maka harus ada action utk pertanggung jawaban ke atasan.
    6. DC punya keluarga (ortu, pasangan, anak) yg perlu di beri nafkah.
    7. Hindari riba,,hidup dan punya rumah di kampung jangan di cluster,,bikin hidup utk gengsi.
    8. Yang paling penting,,malu lah klo punya hutang,,jangan di umbar krn permasalahan tunggakan yg lewat tgl jatuh tempo.
    9. Kreditur dan Debitur salah semua,,klo ini terjadi ke saya,,gak akan saya nulis di MK.
    10. Semoga ibu serta keluarga sehat dan diberikan rejeki selalu,,masih ada puluhan tahun lagi mengangsur. Semangat…

    Terimakasih…

    14
    3
  • 4 November 2022 - (23:42 WIB)
    Permalink

    sebenarnya resiko surat pembaca kita terbit di mk itu di salahkan oleh netizen meskipun benar karna netizen banyak yg bego jg. ada jg kemungkinan netizen yg menyalahkan adalah buzzer perusahaan.

  • 5 November 2022 - (00:16 WIB)
    Permalink

    Ya itu yang bikin gemes saya. Nyambi juga agen asuransi dan MLM. Politisi dan sales, pantesan punel banget kalau ngomong.

  • 5 November 2022 - (03:29 WIB)
    Permalink

    Salah Judul, bukan salah arti.

    Baiknya, menggunakan judul yang langsung ke keluhannya.
    Sebutkan saja Nama Bank nya, dan posisi konsumennya yaitu Nasabah.
    “Inikah Cara Bank BTN Memperlakukan Nasabahnya?”

    Judul Thread yang digunakan TS membuat pembaca kehilangan fokus.
    pembaca jadi kesal, gemes dan pengen nyubit…… 🙂

    Dengan menggunakan kata “Rakyat Kecil”, nuansanya terasa mirip2 kalimat yang sering digunakan oleh sebagian kelompok politikus untuk mengambil hati rakyat.

    “Inikah cara Rezim memperlakukan Rakyat Kecil bla… bla…”.
    Tema diskusi yang dibahas para “kelompok Pejuang Rakyat” sambil duduk2 minum Cocktail di dalam restoran hotel mewah.

    Arti “Rakyat kecil” nya benar (menurut KBBI) tapi nggak sinkron…
    Kalau dalam musik, nadanya benar tapi kurang harmonis… 🙂

    Buat TS, Ikut prihatin atas keluhannya dan semoga segera direspon oleh BTN.
    Salam sehat selalu dan Tetap semangat ??

  • 5 November 2022 - (06:36 WIB)
    Permalink

    Orang ngawur ini. Manfaatin media konsumen untuk cari pembenaran sendiri. Backup yg 1x cicilan mmg untuk dipakai saat kita nunggak. Cuma mmg hrs buru2 diganti. Krn ini sdh sistem. Buka se enak jidat aja buat aturan. Kl mmg ga kuat bayar jgn pinjam bank. Bisa2 kita terjerat kl perhitungan kita meleset. Menurut sy kedua belah pihak ada salah semua.

    3
    1
  • 5 November 2022 - (07:21 WIB)
    Permalink

    Kasihan orang mau menjelaskan masalah malah di bully.
    Berfikitlah positif bgmn rasanya jika Anda yg mengalami.

  • 5 November 2022 - (07:27 WIB)
    Permalink

    Maklumi saja kalo orang sedang kalut biasanya suka kepleset lidah jd yg terpilih istilah kata orang kecil.
    Yg maksudnya adalah warga negara biasa yg bukan pengusaha atau penguasa. Memang benar orang kecil jika dibandingkan dengan si pemberi kredit bank besar plat merah.
    Gitu aja kok repot.

    4
    1
    • 5 November 2022 - (08:26 WIB)
      Permalink

      cakap. di mk ini banyak buzzer perusahaan

      1
      5

Inikah Cara Bank BUMN Besar Memperlakukan Rakyat Kecil?

oleh P dibaca dalam: 1 menit
131